cari kata

Sabtu, 27 Juli 2013

Definisi Korupsi yang Patut Diketahui Bersama

Inspirasi  tulisan saya adalah, ketika saya suatu malam sedang di depan personal computer, dan sekilas tatapan mata saya tertumbuk pada satu kartu NPWP saya atau nomor pokok waib pajak yang bernomor : 98.264.210.0-403.000 yang tergeletak di meja. Saya sadar bahwa saya adalah salah satu pembayar pajak, kemudian juga membayar pajak PBB (bumi dan bangunan) dan juga membayar PPN (pajak pertambahan nilai) setiap kali berbelanja, belum lagi membayar pajak STNK kendaraan bermotor dan pajak yang include atas segala transportasi umum. Saya sama seperti para pembaca semua : Kita semua adalah pembayar pajak (tax payer). Kita semua membayar pajak untuk negara tercinta.
Kemudian saya berpikir soal korupsi, pekerjaan saya sebagai dosen, membuat saya harus banyak bekerja otak, berpikir dan membaca (iqra). Kebetulan saya bekerja sebagai pengajar, dan istri juga mengajar.
Dalam kesempatan perkuliahan, saya juga sempatkan berpesan pada para mahasiswa bahwa korupsi itu ada 2 jenis :
1.Karena butuh.
2.Karena serakah.
 Dua-duanya melanggar hukum. Korupsi karena butuh untuk menambal gaji/ pendapatan adalah melanggar hukum, dan korupsi karena hobby dan sudah habit (kelakuan mendarah daging) sebagai akibat keserakahan, maka itu juga melanggar hukum. KPK menangani kasus korupsi diatas 1 milyar, sementara kepolisian dan kejaksaan menangani kasus korupsi yang lebih umum, jumlah bukan patokan. Saya mengatakan pada para mahasiswa bahwa korupsi adalah melanggar hukum.  
Hanya itu yang saya katakan, karena biarlah nanti kehidupan saat mereka sudah bekerja yang mengajari para mahasiswa itu tentang kehidupan di masyarakat yang sebenarnya. Korupsi adalah pilihan masing-masing individu, jika dia menyeberang garis pelanggaran hukum (cross the line) menuju perbuatan kriminal korupsi, maka dia telah crossing the line. Ini adalah detik ketika kita sebagai orang waras menentukan apakah kita akan menyeberang garis pelanggaran hukum atau tidak (cross the line or keep the faith).

Selama ini orang sering kali membicarakan tentang korupsi dan menyaksikan di berita maraknya kasus korupsi. Hal ini tidak mengherankan, karena menurut data Transparency International melalui penerbitan Coruption Perception Index (CPI) tahun 2012.  Indonesia menempati peringkat 118 bersama empat negara lain di dunia dalam urusan korupsi. 
 Rangking 118 dunia ini tentu saja merupakan 'prestasi' Indonesia yang bila diketahui jumlah total negara di dunia yang diakui PBB adalah 192 negara. Kita bisa saja dengan enteng berkelit kan masih ada negara yang lebih korup ?. Yeah... tentu saja, maka mungkin ini bisa sedikit menghibur kita, bahwa ternyata semua negara  di dunia tentu ada korupsinya, hanya saja yang membedakan adalah tingkat keparahannya. Angka 118 dunia berarti masih ada 74 negara lain yang peringkat korupsinya lebih parah dari kita. Entah kita akan bersyukur atau tertegun dengan kenyataan ini.

Data CPI itu menunjukkan Indonesia mendapat skor yang sama dengan negara Madagaskar, Mesir, Ekuador, dan Republik Dominika. Rangking 118 dunia itu berarti kita naik peringkat menuju negara dengan tingkat korupsi yang lebih parah, karena  itu pada 2011 lalu, posisi Indonesia masih berada di peringkat 100 dunia bersama dengan Tanzania, Suriname, Sao Tome & Principe, Mexico, Malawi, Madagascar, Gabon, Djibouti, Burkina Faso, Benin, dan Argentina. 
Ini berarti Indonesia masih termasuk negara terkorup papan atas Dunia.  Bila tidak percaya, "ah masak sih kita sudah separah itu?" Maka cek saja data peringkat atau ranking Korupsi Indonesia pada tingkat dunia di berbagai sumber valid. Bila diibaratkan dunia adalah kelas dan negara adalah muridnya, maka dari 192 murid, kita ada di ranking 118. Ranking 1 adalah lebih sedikit tingkat korupsinya dan seterusnya. Mungkin kita malah heran, kok bisa ya ada negara yang korupsinya sedikit ? Orangnya seperti apa ? Apa emoh duit ? Keterangan itu bisa pembaca cari sendiri.
Contohnya data dari   http://www.worldaudit.org/corruption.html, dimana Indonesia juga ada dalam peringkat bawah soal korupsi.


Country
Corruption Rank 2012
Democracy Rank 2012
1
6
1
2
1
1
4
2
5
71
6
5
7
4
7
9
9
7
9
8
11
11
12
9
13
13
13
29
15
12
16
17
16
20
18
16
19
15
19
13
21
75
22
20
22
38
24
17
25
17
25
72
27
30
27
22
29
31
30
24
31
32
32
33
33
34
34
23
34
25
36
101
37
73
38
26
38
81
38
55
38
39
42
82
42
41
42
121
45
93
46
27
46
36
48
35
48
54
50
80
50
117
50
48
53
44
53
58
53
50
56
28
56
77
58
78
58
46
58
84
61
124
61
47
61
107
61
42
65
53
65
55
65
36
65
40
65
75
70
89
70
103
70
89
70
89
74
45
74
84
74
50
74
49
74
63
74
66
74
50
81
61
81
111
81
60
84
125
84
69
84
98
84
59
84
43
84
103
84
57
91
63
91
97
91
126
91
83
95
62
95
103
95
94
95
68
95
67
100
129
100
79
100
63
100
138
100
87
105
115
105
87
107
86
107
98
107
118
110
129
110
110
110
142
110
128
114
112
114
89
114
129
114
98
114
94
119
96
119
140
119
120
119
109
119
112
119
101
125
145
125
70
125
74
125
107
129
122
129
114
131
136
132
134
132
118
132
122
135
140
135
138
135
115
138
136
139
133
139
134
139
129
139
103
143
127
144
149
144
148
146
146
147
144
148
142
148
147
148
150
 





































































































































































































Sebenarnya apa definisi yang jelas mengenai tindak korupsi ? Berdasarkan Undang-undang Nomor : 31 Tahun 1999, yang dimaksud dengan tindak pidana korupsi adalah:
1) pasal 2 ayat (1) : “Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.”

2) pasal 3 : “Setiap orang yang dengan sengaja menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.”

Mengacu kepada definisi dari masing-masing pasal maka dapat diuraikan unsur-unsur dari Tindak Pidana Korupsi, yaitu:      
-Setiap orang termasuk pegawai negeri, orang yang menerima gaji atau upah dari keuangan negara atau daerah; orang yang menerima gaji atau upah dari suatu korporasi yang menerima bantuan dari keuangan negara atau daerah, orang yang menerima gaji atau upah dari korporasi lain yang mempergunakan modal atau fasilitas dari negara atau masyarakat. Selain pengertian sebagaimana tersebut di atas termasuk setiap orang adalah orang perorangan atau termasuk korporasi.
- Secara melawan hukum adalah melawan hukum atau tidak, sesuai dengan ketentuan-ketentuan baik secara formal maupun material, meskipun perbuatan tersebut tidak diatur dalam peraturan-peraturan maupun perundang-undangan. Selain dari itu juga termasuk tindakan-tindakan yang melawan prosedur dan ketentuan dalam sebuah instansi, perusahaan yang telah ditetapkan oleh yang berkompeten dalam organisasi tersebut.
-Melakukan perbuatan adalah sebagaimana yang diatur dalam pasal 15 Undang-undang No. 31 tahun 1999, yaitu berupa upaya percobaan, pembantuan, atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana korupsi. Jadi walaupun belum terbukti telah melakukan suatu tindakan pidana korupsi, namun jika dapat dibuktikan telah ada upaya percobaan, maka juga telah memenuhi unsur dari melakukan perbuatan.
-Memperkaya diri, atau orang lain atau suatu korporasi adalah memberikan manfaat kepada pelaku tindak pidana korupsi, baik berupa pribadi, atau orang lain atau suatu korporasi. Bentuk manfaat yang diperoleh karena meperkaya diri adalah, terutama berupa uang atau bentuk-bentuk harta lainnya seperti surat-surat berharga atau bentuk-bentuk asset berharga lainnya, termasuk di dalamnya memberikan keuntungan kepada suatu korporasi yang diperoleh dengan cara melawan hukum. Dalam hal yang berkaitan dengan korporasi, juga termasuk memperkaya diri dari pengurus-pengurus atau orang-orang yang memiliki hubungan kerja atau hubungan-hubungan lainnya.
-Dapat merugikan keuangan negara adalah sesuai dengan peletakan kata dapat sebelum kata-kata merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, menunjukkan bahwa tindak pidana korupsi merupakan merupakan delik formil, yaitu adanya tindak pidana korupsi adalah cukup dengan adanya unsur-unsur perbuatan yang telah dirumuskan bukan dengan timbulnya akibat dari sebuah perbuatan, dalam hal ini adalah kerugian negara.

Kerugian Negara yang dihitung oleh auditor investigasi yang berwenang adalah kerugian yang didasarkan kepada perhitungan dengan menggunakan prinsip-prinsip akuntansi. Berdasarkan berbagai putusan hakim terhadap ada atau tidaknya suatu kerugian negara dapat secara sederhana dirumuskan pengertian kerugian negara, yaitu:
a.   Berkurangnya asset dari suatu entitas Pemerintahan.
b.  Bertambahnya pengeluaran Keuangan Negara atas prestasi yang tidak diperoleh suatu entitas Pemerintah.
Maka dari itu tindakan pemeriksaan terhadap sebuah lembaga dan kedudukan atau audit investigasi hendaknya memfokuskan pada : kejanggalan, ketidakberesan akuntansi, dan pola tindakan bukan hanya pada kesalahan biasa dan kelalaian biasa. Sedangkan dorongan dan motivasi koruptor melakukan korupsi meliputi :
a.      Indikasi korupsi cenderung mengarah pada struktur teori sekitar motivasi, kesempatan dan keuntungan. Sehingga sering kali korupsi dilakukan untuk alasan ekonomi, yakni keserakahan dan penumpukan harta untuk diri sendiri sebagai kompensasi jaminan bila sudah tidak menduduki jabatan ’basah’.
b.   Dorongan berikutnya adalah mental egoisme yang tumbuh subur di dalam kalangan individu dan kelompok pelaku.
c.     Dan dorongan yang ketiga selain pengaruh lingkungan, juga adanya  dorongan penyakit kejiwaan yang membuat seseorang merasa senantiasa kekurangan harta benda, tak pernah merasa cukup akan jumlah uang yang dimilikinya dari hasil ’sabetan’ jabatan. Serta ada dorongan untuk melakukan korupsi mirip perilaku maniak. Perilaku maniak adalah sebuah perilaku yang dilakukan secara terus menerus tanpa menemukan kepuasan yang cukup. Sebagaimana misal perilaku maniak seks, maka perilaku maniak korupsi juga akan melakukan tindakan korupsinya sesering mungkin seperti ”kapal keruk”, dan sulit untuk berhenti. Maka jika sudah demikian kadang kala pelaku korupsi mengajukan pembelaan di persidangan bahwa dirinya mengalami gangguan kejiwaan, yakni ; maniak korupsi. Yang biasanya pembelaan semacam ini akan disusul oleh derai tawa hadirin di persidangan dan cemohan hakim.
d.   Karena koruptor juga melengkapi ketrampilannya memanipulasi angka dan data dengan penguasaan teknologi, maka indikasi korupsi dalam lingkungan yang menggunakan komputer dapat terjadi pada setiap tahap sistem, yaikni : masukan, pengolahan dan keluaran.
Tragisnya lagi persoalan korupsi di Indonesia agaknya sudah mengarah pada problem psikotik sosial. Korupsi yang melibatkan uang dalam jumlah milyaran rupiah biasanya sudah bukan lagi atas dorongan untuk memenuhi kebutuhan perut. Melainkan sudah ada sinyal ketidak beresan dalam kebutuhan jiwa spiritual seseorang. Pelaku korupsi bisa dibilang tidak lagi percaya adanya Tuhan Yang Menguasai Hidup. 
Kalau Tuhan bilang : Jangan kau korup, maka koruptor tak percaya, "ah masak sih ?, Tuhan kan maha pengampun gitu looh ? Lagian konsep korupsi juga tidak dijelaskan oleh Tuhan secara jelas", mungkin begitu batin si Koruptor, maka justifikasi ini membuat perilaku korupsi senantiasa berulang. 
Disamping itu, karena pelaku itu juga merasa bahwa dengan uang sekarung yang telah dikorupnya maka dia akan hidup enak bergelimang syahwat, dan percaya bahwa hanya harta dan uangnyalah yang akan menyelamatkan jiwanya. Gejala psikotik bahwa hanya harta akan membuat hidup (money make life) ini agaknya mirip dengan apa yang dialami oleh Qarun seorang hartawan kaum Nabi Musa yang memiliki kekayaan besar di jamannya. Qarun percaya yang membuatnya hidup adalah harta yang berlimpah. Kepercayaan ini, mendapat komentar dari orang-orang pada jamannya, "ah seandainya aku seperti Qarun, lalu kawannya berkata, hai celakalah kamu, karena kamu tak tahu kehidupan ini". 
Adalah sebuah kenyataan pahit bahwa negara - negara Dunia Ketiga yang korup biasanya mempunyai ciri :

-    Banyak menerima hutang Luar Negeri namun hampir-hampir tak mampu mencicil bunganya saja. Akibatnya terkenal sebagai negara miskin dengan jumlah besar penduduk miskin yang pendapatannya kurang dari 1 USD per-hari.
 -   Demokrasi yang lemah dan sistem pemerintahan dikuasai oleh elite politik dan elite partai politik, elite birokrasi, dan elite militer.
  -  Terkenal sebagai negara perusak lingkungan hidup terparah di Dunia. Akibatnya negara itu sendiri seringkali dilanda bencana alam seperti banjir, terutama banjir di Ibu Kotanya bahkan sudah tepat sampai di hidung Istana Kepresidenan, kemudian ada tanah longsor akibat kerusakan lingkungan dan penyakit penyertanya.
 - Memiliki kekayaan alam yang melimpah - ruah namun lebih dimonopoli eksploitasinya oleh korporasi multinasional, serta korporasi transnasional.
-   Diatur dan bergantung sepenuhnya terhadap hutang luar negeri dan arahan negara donor yang lebih maju. Di mana negara donor yang lebih maju itu banyak membutuhkan bahan mentah untuk kemajuan ekonomi mereka sendiri.

  Maka yang patut kita sebagai masyarakat luas menggaris bawahi dan waspada terhadap bahaya latent korupsi adalah ; Korupsi lebih disebabkan ketiadaan pengendalian dan pengendalian yang lemah. Dengan demikian pencegahan indikasi korupsi adalah masalah pengendalian yang memadai dan suatu lingkungan kerja yang menetapkan penghargaan yang tinggi atas kejujuran pribadi dan perlakuan yang adil. Kalau kita masih menganggap ini adalah sebuah omongan muluk, karena gak bisa korup,  "Ah itu yang omong anti korupsi adalah orang-orang yang tak bisa korup, maka ngelantur, sakit ati, dengki, coba kalau mereka dikasih jabatan, pasti ya korup juga," begitu biasanya orang bilang.

Maaf, jika kita tetap yakin bahwa semua kita adalah koruptor potensial, seperti skeptis diatas, maka dalam hati kita kecil kita seolah meyakini bahwa siapa saja jika ada kesempatan akan korup, karena saking sekeptiknya menduga-duga apakah korupsi adalah gerak refleks dan dambaan bawah sadar kita.

Oke, kalau itu dead wish kita bersama dan keyakinan kita bersama ya.. kita akan segera mencapai angka 120 dunia, kemudian 130 dunia, karena kita abai dan tetap mendamba bisa lebih korup lagi dan bukan tak mungkin akhirnya kita ada di kisaran ranking 170 negara terkorup dunia, dimana hanya ada sisa 20 negara lagi yang korupsinya diatas kita. he he he.. asik bukan ? (*)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons