cari kata

Kamis, 11 Juni 2015

Panitia Pelaksanaan Pemilihan Organisasi Kemahasiswaan (P3OK) FIKOM - Jayabaya


Pembukaan P3OK oleh Pudek III FIKOM Jayabaya, Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom

FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya, Jakarta sukses membentuk dan menyelenggarakan P3OK (Panitia Pelaksanaan Pemilihan Organisasi Kemahasiswaan) untuk memilih Ketua BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) dan Ketua Senat Mahasiswa FIKOM periode 2015-2016.

Pelaksanaan Pemilihan Umum Mahasiswa dihadiri oleh Dekan FIKOM, Dra.Hj. Dewi Setyarini, MS dan Pembantu Dekan III FIKOM Jayabaya Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom.

Tria (MC)

Rizki Mustikawati ketua pelaksana P3OK

Jajaran senat dan BPM FIKOM Jayabaya


Dalam kegiatan ini, ketua pelaksana P3OK Rizki Mustikawati mahasiswa FIKOM angkatan 2012 menyatakan pemilihan ini adalah untuk regenerasi kepemimpinan senat dan BPM mahasiswa FIKOM Jayabaya.

"Kami dari panitia P3OK mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas suksesnya acara ini dan mengucapkan selamat kepada Ketua Senat Baru yakni Dwi Naufal Anggoro dan Ketua BPM baru yakni Meli Denadya, selamat memimpin mahasiswa FIKOM Jayabaya dalam setahun ke depan," ujar Rizki Mustikawati di lobby Universitas Jayabaya (10/6).


Suasana Pemilu Mahasiswa FIKOM




Dari kiri: M.Raffi Suryadi ketua BPM lama, Mung Pujanarko Pudek III FIKOM Jayabaya, Annisa Nidaurrochmah ketua Senat lama. Rizki Mustikawati ketua P3OK, Meli ketua BPM baru, Dekan FIKOM Dra. Dewi Setyarini, MS, Dwi Wakil ketua BPM dan paling kanan Nouval Ketua Senat baru terpilih
Pelantikan Jajaran Senat dan BPM

Kemudian pada hari Rabu tanggal 17 Juni 2015, FIKOM Jayabaya secara resmi melantik  Dwi Naufal Anggoro Anggoro sebagai ketua Senat dan Meli Denadya sebagai ketua BPM periode 2015-2016.


Dra Hj Dewi Setyarini, MS selaku Dekan melantik Meli Denadya sebagai ketua BPM 2015-2016

Dra. Hj. Dewi Setyarini, MS selaku Dekan melantik Naufal sebagai ketua Senat 2015-2016

Dra. Hj. Dewi Setyarini, MS selaku Dekan FIKOM Jayabaya memberikan sambutan











Annisa ketua Senat periode lama dan Raffi ketua BPM periode lama

Dekan FIKOM Jayabaya Dra. Hj. Dewi Setyarini MS memberikan amanat agar jajaran senat dan BPM FIKOM Jayabaya dapat melaksanakan kegiatan mahasiswa yang juga meliputi pengabdian kepada masyarakat.


Sementara itu ketua senat Mahasiswa periode 2015-2016 yakni Dwi Naufal Anggoro dan Ketua BPM  periode 2015-2016 yakni Meli Denadya menyatakan siap untuk memimpin dan melaksanakan program kerja senat mahasiswa dalam lingkup kegiatan kemahasiswaan FIKOM Jayabaya. (*)


Senin, 01 Juni 2015

Misteri Situs Gunung Padang

Saya-Mung Pujanarko dan kawan saya Bambang Agung Prasetyo di Gunung Padang (1/6/2015)


Pada tanggal 1 Juni 2015 saya dan kawan saya Bambang, berkesempatan untuk mengunjungi situs megalithikum Gunung Padang di Desa KaryaMukti, Kecamatan Cempaka, Cianjur, Jawa Barat. Dalam kunjungan ini, saya merasa bahagia dan bersyukur karena dapat melihat sendiri peninggalan karya nenek moyang Bangsa Indonesia yang menurut penelitian laboratorium penguji umur carbon di Florida, AS, ternyata umur batu di situs Gunung padang sudah mencapai 14.000 tahun.

Dari bacaan di berbagai jurnal online, para ahli berbeda-beda dalam memperkirakan kapan situs megalithikum ini dibangun, ada yang mengatakan pada abad ke-5 masehi dan ke-6 masehi ada yang menyatakan sudah ada sejak 10.000 tahun sebelum masehi.

Sementara bagi saya selaku pengunjung melihat adanya misteri yang tidak jelas artinya bagi saya. Yang pertama adalah mengapa batu-batu ini dibentuk balok seperti batu menhir?
Kedua, untuk apa sebenarnya situs ini, apakah benar kata ahli bahwa situs ini adalah untuk pengurbanan? Apa yang dikurbankan oleh manusia jaman dahulu?

Ketiga, kalau sebagai situs pemujaan, maka agama atau kepercayaan apa yang digunakan? Apakah animisme atau dinamisme ?

Keempat, situs megalithikum ini mengapa didirikan di lokasi ini ? Menyimpan benda berharga apakah untuk menusia di sekitarnya?
  Kelima kalau benar situs ini dihancurkan maka dihancurkan oleh siapa dan mengapa?

Itulah serangkaian misteri yang tak terpecahkan selama ini. Saya hanya menyaksikan bahwa struktur batu ini berupa balok-balok batu persegi empat andesit yang disusun, namun bentuknya tidak jelas lagi kecuali hanya tersisa bentuk punden berundak dan mirip piramida.





Batu Gamelan


Di situs Gunung padang ini terlihat batu-batu jenis andesit yang dibentuk/dipahat manusia, berserakan, namun masih terlihat tatanan formasi yang runut dalam tata kenegaraan. Misalnya ada batu singgasana, ada batu aula dan ada batu-batu formasi pemujaan  punden berundak. Juga ada batu gamelan yang unik.




Sungguh menarik bagi saya karena situs Gunung Padang ini masih menyimpan misteri panjang mengenai apa maksud sesungguhnya dari pembuatan situs ini oleh nenek moyang kita Bangsa Indonesia, kemudian raja siapakah yang membangunnya dan mengapa memilih lokasi di tempat ini. Namun kita sebagai pengunjung pasti melihat adanya bukti-bukti dari buah pikiran kecerdasan manusia, karena susunan batu-batu balok persegi ini disusun sedemikian rupa sehingga struktur dan terasnya sesuai dengan keseimbangan alam sekitarnya.

Saya sempat merasakan ketika Batu Gamelan yang ada di Gunung Padang ini ditabuh, maka bunyinya memantul dan diresonansikan oleh batu-batu andesit di sekitarnya. Saya merasakan bunyi ini seperti terdengar dari jauh, namun memantul balik dari batu-batu balok andesit ini, sempat saya terdiam sejenak untuk meresapi bunyi ini, yah... cukup terasa menenangkan meski pertama kali terdengar aneh.

Mungkin ada kaitannya antara frekuensi (hertz) batu gamelan ini ketika ditabuh, dengan sarana meditasi orang jaman dahulu di situs Gunung Padang ini. Karena secara akustik, bunyi batu gamelan ini beresonansi atau bergetar dan memantul di sekitar areal situs menimbulkan sensasi sedikit tidak biasa namun menarik untuk diresapi.

Saya bukan ahli spiritual tidak pula ahli metafisika, namun secara fisika biasa, resonansi bisa menggetarkan bahkan secara dashyat dapat pula sebagai energi untuk menghancurkan, kalau tidak percaya ya silahkan baca di pelajaran fisika SMU tentang resonansi.

Untuk sisi metafisikanya, mungkin orang lain yang lebih ahli bisa merasakan kelebihan situs megalithikum ini pada tujuan transendental spiritual yang lebih tinggi yang ingin dicapai nenek moyang kita pada jaman situs ini dibangun.

Mung Pujanarko di dekat 'Batu Gamelan', situs megalithikum Gunung Padang- Jawa Barat (1/6)

Batu Gamelan yang berada di situs Gunung Padang ini sangat spesial, suara yang dihasilkan cukup nyaring. Dan jika pembaca berkunjung ke situs Gunung Padang ini, bisa minta tolong pada juru kunci setempat untuk membunyikan batu gamelan ini.



Dinding batu (stone wall) di sisi situs Gunung padang





Sedangkan dari keterangan penduduk asli yang menjadi 'humas' di Gunung Padang ini memang masih kebanyakan adalah hikayat yang berbalut cerita mistis dan misteri. Namun bagi saya mengunjungi situs Gunung Padang ini, berarti saya menghargai karya pikir dan sains nenek moyang Bangsa Indonesia.

Luar biasanya lagi, dapat saya tambahkan bahwa para ahli di Amerika sudah menggolongkan situs Gunung Padang sebagai kebudayaan megalithikum tertua di dunia, untuk membuktikannya silahkan ketik di google dengan kata kunci : Gunung Padang as oldest megalithic sites in the world.  (*)


Baca Juga :

berita Gunung Padang

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons