Intelligence Quotient : Kecerdasan Pikiran (kognitif) atau ketajaman berpikir, mampu memandang objek jauh ke depan, yaitu bisa memandang pola pikir dan perilakunya sendiri, mampu mengkoreksi perilaku sehari-hari berdasarkan pemikiran ego yang berkembang seimbang.
Emotional Quotient: Kecerdasan perasaan, penghayatan atau
kepekaan, kelembutan, kehalusan perasan, mampu menimbang, bertoleransi terhadap
kondisi sosial. Di dalam era medsos yang kebanyakan berkisar antara : pamer,
pamer dan pamer, mampu memilah dan memilih apa yang di unggah di-share / dibagi ke publik,
sehingga dorongan untuk pamer, pamer dan pamer menjadi seimbang dengan dorongan
atau kepekaan sosial yang mampu menimbang penderitaan sosial di sekitarnya.
Creativity Quotient : Kecerdasan berkreasi (divergensi),
artinya bahwa proses berpikir out of the box itu sebenarnya adalah mampu menjadi
divergen dengan tidak terpengaruh monotonisasi (semua yang serba monoton). Mampu
mengolah ide dan menjalankan ide dengan mengedepankan act atau tindakan
ketimbang banyak berteori.
Social Quotient : Kecakapan bergaul, mampu menempatkan diri
(ego) ke dalam kelompok sosial dengan menimbang keluwesan bergaul. Mampu
mengedepankan kepentingan sosial diatas kepentingan pribadi.
Adversity Quotient : Kecerdasan daya juang, kemampuan
menghadapi tantangan, kesabaran luar biasa dalam menghadapi kesulitan, dan tetap bersabar menghadapi kesulitan itu meski berat untuk menemukan jalan solusi untuk
mengatasinya.
Spiritual Quotient : Kecerdasan hati nurani atau
kesetiaan dan kemurnian hati nurani, artinya secara spiritual seimbang, dengan
menemukan bahwa dirinya bukan cuma menuruti dorongan material semata, namun juga
menemukan keseimbangan dengan dorongan untuk menemukan sisi spiritual dalam
hidupnya. (imung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar