Pages

Selasa, 22 Oktober 2019

Baru Merasakan Bogor 36°Celcius







Perubahan Iklim menjadi topik yang menarik. Perubahan iklim ini nyata dan bukanlah isapan jempol belaka.

Hari ini Selasa (22/10/2019) akan saya kenang pertama kalinya sejak saya tinggal di Desa Pabuaran, Kemang, Kab Bogor sejak tahun 2006, merasakan hawa cuaca panas mencapai 36° celcius.

Saya pindah ke Kab. Bogor dari kota asal saya Surabaya pada tahun 2006.

Surabaya asal saya memang terkenal panas, bahkan ada lirik nyanyiannya: dengan penggalan lirik " berjalan di lorong pertokoan/ di surabaya yang panas// debu- debu ramai beterbangan / digilas oleh bus kota// bus kota sudah miring ke kiri/ oleh sesaknya penumpang...." dst, sebuah lagu yang dipopulerkan oleh Franky Sahilatua.

Namun hari ini saya rasakan panasnya sama dengan Bogor 😃

Saya jadi ingat nyanyian viral anak pengamen jalanan yang juga telah lebih dahulu merasakan panasnya bogor

Berikut lirik lagu pengamen jalanan yang menjadi viral di media sosial:

Kami kami dari Bogor Raya 
Ingin bernyanyi mewakilkan suara 
Punya kebun di tengah-tengah kota 
Sejuk nyaman disebut Bogor Beriman
Talas Bogor yang sudah kesohor 
Harganya lebih dari buah import 
Panas Bogor sudah mirip panas kompor 
jangan-jangan biar kotor asal kesohor
Deru mesin kini semakin bising 
Angkot pelerot bikin kepala pusing 
PKL-nya kini merajarela 
Sudah begini tanggung jawab siapa?
Oh… siapa?
Oh… mengapa?
Oh… dimana?
Oh… bunder
Di jalanan anak–anak berkeliaran 
Cari recehan sambil nebeng angkutan 
Tak kenal lelah lupa tugas sekolah 
Sudah begini tanggung jawab siapa?
Oh… siapa?
Oh… mengapa?
Oh… dimana?
Oh… bunder
Talas Bogor yang sudah kesohor 
Tersisih oleh buah import 
Panas Bogor sudah mirip panas kompor 
jangan-jangan biar kotor asal kesohor
Banyak sudah pepohonan yang tumbang 
Oleh manusia yang penuh kerakusan 
Tidak peduli banyak yang menjadi korban 
Kalang kabut musim hujan kebanjiran
Oh… siapa?
Oh… mengapa?
Oh… dimana?
Oh… bunder
Oh… bunder
Oh… bunder
Oh… bunder


Begitulah cuaca panas mencapai 36° celcius di Bogor ini bukanlah isapan jempol. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar