Pages

Sabtu, 23 Agustus 2025

Enam Manfaat Logika Abduksi





Enam Manfaat Logika Abduksi

(Dikutip dari Materi Diklat ToT oleh Dr. Haryatmoko dari BPIP)

 Review catatan saya Mung Pujanarko sebagai Peserta Luring Pelatihan Training of Trainer (ToT) bagi Calon Pengajar Diklat PIP Kualifikasi Madya Angkatan Tahun 2024 :

Logika abduktif, atau penalaran abduktif, adalah proses logis untuk menarik kesimpulan terbaik dan paling masuk akal dari suatu observasi atau fenomena yang tidak lengkap, dimulai dari fakta atau kejadian yang tidak terduga. Ini sering disebut "inferensi untuk penjelasan terbaik" karena bekerja dengan membentuk hipotesis yang paling mungkin menjelaskan data yang ada, meskipun kesimpulan yang dihasilkan bersifat dugaan atau hipotesis yang belum terverifikasi sepenuhnya. 

ENAM MANFAAT/KELEBIHAN LOGIKA ABDUKSI

1. Mendorong berpikir kritis dan kreatif secara bersamaan Abduksi memaksa untuk tidak sekadar mencari jawaban "pasti benar" (deduksi) atau "paling mungkin" (induksi), tetapi mencoba membangun hipotesis kreatif dari informasi yang terbatas.

Cocok untuk problem solving tertbuka, misalnya kasus etika, penelitian sosial, atau eksperimen sains.

2. Mengajarkan pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian

• Peserta belajar bahwa di dunia nyata, informasi sering tidak lengkap dan keputusan harus dibuatberdasarkan dugaan terbaik yang masuk akal.

Hal ini melatih toleransi terhadap ambiguitas kemampuan penting di abad 21.

3. Memperkuat keterampilan investigasi dan pencarian bukti

• Abduksi mendorong peserta bertanya "Mengapa ini bisa terjadi?" lalu mencari bukti yang dapat menguatkan atau melemahkan hipotesis.

• Ini selaras dengan metode ilmiah, tetapi lebih luwes karena mulai dari dugaan, bukan hanya dari data yang sudah terstruktur.

4. Membuka ruang dialog dan kolaborasi
• Karena hipotesis awal bersifat tentatif, peserta cenderung lebih terbuka untuk berdiskusi dan membandingkan penjelasan dengan teman.
• Diskusi ini membentuk learning community yang menghargai berbagai perspektif.
5. Menumbuhkan sikap ilmiah dan reflektif
Peserta belajar bahwa jawaban awal tidak final, dan perlu diuji terus-menerus.
• Membiasakan merevisi pandangan saat ada bukti baru -kebiasaan berpikir reflektif yangjarang dilatih oleh metode hafalan.
6. Cocok untuk pembelajaran berbasis kasus (case-based learning)
Misalnya di pendidikan alam hayati, peserta belajar mendiagnosis dari gejala yang tidak lengkap dengan selalu me-research.
• Di pendidikan sejarah atau Pancasila, peserta menganalisis peristiwa dengan data terbatas untuk membangun narasi kemungkinan.








Side by side materi review :
Warga Negara Kompeten : 

Sikap Politik :Memiliki sikap politik yang didasarkan pada informasi yang memadai

Hak-Hak & Kewajiban =>  Menyadari hak-hak dan kewajiban sebagai Warganegara serta mampu merumuskan masalah secara jelas dan memperjuangkannya dengan mengorganisir

Nilai sama => Penilaian kebijakan publik koheren dengan tetap mengacu ke nilai-nilai bersama  yang mendasarinya (Pancasila sebagai landasan etika berbangsa)

Mengorganisir =>Memahami kebutuhan/keprihatinan sesama warganegara: mengorganisir diri dan menentukan sarana efektif memperjuangkannya.

Empat Cara:

1.Implementasi Pancasila: 2. Kerja Pro bono; 3.Kartu Pelaporan Warganegara (KPW)

SEGITIGA KOMPETENSI PROFESIONAL DALAM PELAYANAN PUBLIK

Kompetensi Teknis

-Pengetahuan terspesialisasi

-Pengetahuan tentang hukum

-Manajemen Program & Strategis

-Manajemen Sumberdaya

Kompetensi Etika

• Akuntabilitas, Integritas, Netralitas

- Manajemen Nilai

• Penalaran Moral

-Etika Komunikasi

-Budaya Etika dalam Organisasi

Kompetensi Leadershíp

- Penilaian & Pencapaian tujuan

• Ketrampilan manajemen hard & soft

• Gaya Manajemen

- Ketrampilan politik & negosiasi

• Evaluasi

PENGERTIAN ETIKA PUBLIK

Dasar pertimbangan/pedoman yang menentukan benar/salah, baik/jahat tindakankeputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan pelayanan publik.

(Catatan ini saya catat sebagai bahan review materi Diklat ToT PIP di BPIP dari tgl 19 Agustus 2025 sampai tgl 23 Agustus 2025 selaku saya sebagai pembelajar serta peserta Diklat dimana selama Diklat saya selalu aktif mencatat dan membuat review agar saya pribadi tidak mudah lupa). ( <Mung Pujanarko>)













Tidak ada komentar:

Posting Komentar