cari kata

Sabtu, 30 April 2022

Wilson Lalengke Sampaikan Selamat Hari Raya Idul Fitri dari Penjara

 **



Bandar Lampung - Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (Ketum) PPWI Wilson Lalengke, S.Pd., M.Sc., M.A., menyampaikan ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1443 H kepada seluruh warga masyarakat, khususnya kaum muslimin dan muslimat di tanah air dan dimanapun berada. Hal itu disampaikannya kepada media ini dari balik jeruji besi Ruang Tahanan Polda Lampung, Jumat (29/4/2022).


“Atas nama pribadi dan keluarga, serta atas nama Keluarga Besar PPWI, saya Wilson Lalengke dengan tulus hati menyampaikan Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1443 H, kepada seluruh warga masyarakat muslim tanah air dan manca negara, _minal aidin wal faizin,_ mohon maaf lahir dan batin,” ucap tokoh pers nasional itu dalam _press releasenya._ 


Alumni PPRA-48 Lemhanas RI Tahun 2012 tersebut mengatakan bahwa bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri kali ini merupakan momentum yang langka dan spesial. “Ramadan dan Idul Fitri tahun 2022 ini adalah momentum yang langka dalam hidup saya, karena harus melewatinya di balik terali penjara. Oleh sebab itu, saya tidak ingin melewatkan momentum spesial ini untuk menyampaikan Selamat Idul Fitri bagi semua sahabat dan setiap warga yang merayakan hari istimewa ini dari balik tembok penjara,” tambahnya.


Selama di dalam tahanan, kata Wilson, dia cukup menikmati seluruh waktu yang ada dengan berbagai hal. “Walaupun kasus hukum saya bersama dua rekan saya (Edi Suryadi dan Sunarso-red) terkesan sangat dipaksakan, namun saya cukup menikmati waktu-waktu saya selama di dalam penjara dengan suka cita tanpa perlu bersusah hati,” jelasnya.


Saat ditahan di Polres Lampung Timur, aku Wilson, dia sempat mengajar tiga orang anak yang satu sel tahanan dengan dirinya. Dengan alat seadanya, Wilson mengajari 'muridnya', bernama Ali Mashudi (15 tahun) yang hanya tamat kelas satu Sekolah Dasar, belajar membaca. 


“Sayang sekali tidak boleh bawa alat tulis-menulis ke dalam tahanan Polres Lampung Timur, sehingga saya mengajari Ali membaca dengan menggunakan tangkai sikat gigi untuk menuliskan huruf dan kata-kata di dinding penjara,” ujar lulusan Sarjana Pendidikan dari FKIP Universitas Riau Pekanbaru.


Selain belajar membaca, Wilson Lalengke juga melatih Ali dan dua rekannya, Muhammad Sadek (27 tahun) dan Khairul Anwar (25 tahun) menghapal dan mengucapkan teks Pancasila. Mereka bertiga juga diajari menyanyikan lagu kebangsaan Garuda Pancasila dan Padamu Negeri.


Untuk dirinya sendiri, tambah Wilson Lalengke, dia belajar membaca tulisan berbahasa Arab. “Kebetulan ada buku belajar Bahasa Arab berjudul _Iqra’_ karangan almarhum KH. As’Ad Humam. Buku itu bagus sekali. Saya belajar _Iqra’_ dan menghapal tulisan Arabnya dari huruf-huruf _Alif-Ba-Ta-Tsa_ hingga membaca kata dan kalimat berbahasa Arab yang cukup rumit. Saya tamatkan belajar menghapal dan membacanya dari jilid 1 sampai jilid 6. Itu tambahan ilmu dan pengalaman bagi saya pribadi dari sel tahanan Polres Lampung Timur,” ungkap lulusan Pasca Sarjana _Global Ethics_ dari _Birmingham University, England,_ itu.


Di akhir _releasenya,_ Wilson Lalengke mengharapkan agar melalui momentum Hari Raya Idul Fitri tahun ini, seluruh warga masyarakat dapat saling memaafkan serta memperbaiki dan mempererat silaturahmi antar semua anak bangsa. (Tim /Red)

Senin, 11 April 2022

Restorative Justice Gagal, Tim Kuasa Hukum Wilson Lalengke Ajukan Permohonan Percepatan Sidang

 


 

Foto: Para peserta Restorative Justice dari pihak Wilson Lalengke dkk (kiri) dengan pihak Masyarakat Adat (kanan), difasilitasi Kejaksaan Negeri Lampung Timur


JAKARTA,

Pasca gagalnya upaya Restorative Justice (RJ) yang difasilitasi Kejaksaan Negeri Lampung Timur (Lamtim), Lampung, Jum’at (08/04/2022), Tim Kuasa Wilson Lalengke dan kawan-kawan (Edi Suryadi dan Sunarso) akan mengajukan permohonan Percepatan Sidang, pada hari Senin (11/04/2022).


Hal ini diungkapkan Koordinator Tim Kuasa Hukum Wilson Lalengke, dkk, Ujang Kosasih, SH & Partner, karena pihaknya menilai bahwa kasus ini sebenarnya tergolong tindak pidana ringan (tipiring).


“Dengan adanya upaya Restorative Justice yang kemarin difasilitasi Kejaksaan Negeri Lampung Timur, ini pertanda bahwa sesungguhnya kasus ini tergolong tindak pidana ringan atau tipiring,” ungkapnya menjawab pertanyaan media via selluler, Minggu malam (10/04/2022).  


Menurut Ujang Kosasih, dengan gagalnya RJ pada Jum’at lalu, maka pihaknya akan mengajukan permohonan Percepatan Persidangan. 


“Oleh sebab itu, dengan gagalnya RJ pada Jum’at kemarin, maka kami dari Kuasa Hukum Wilson Lalengke dan kawan-kawan, akan mengajukan permohonan Percepatan Persidangan ke Kepala Kejaksaan Agung R.I Cq Kepala Kejaksaan Tinggi lampung Cq Kepala Kejaksaan Negeri Lampung Timur,” lanjutnya.


Dikatakan Ujang, terhadap pasal 170 dan 406 KUHP yang disangkakan kepada kliennya Wilson Lalengke dkk, tidak terpenuhi unsur, dikarenakan fakta yang ada karangan bunga tersebut hanya dirobohkan.


“Akan tetapi, karangan bunga itu tidak rusak dan masih dapat dipergunakan kembali. Harusnya pihak kepolisian mencari nilai kerugian objek pengrusakan tersebut. Sehingga secara proporsional dapat menetapkan, apakah memenuhi unsur pasal yang disangkakan atau tidak,” tandasnya.


Lebih jauh, Ujang menegaskan, perihal tipiring harus menjalankan Surat Edaran dan Nota Kesepakatan Bersama dari Ketua Mahkamah Agung R.I, Menteri Hukum dan HAM, Jaksa Agung R.I dan Kepolisian R.I, tentang pelaksanaan penerapan penyesuaian batasan tindak pidana ringan, dan jumlah denda, acara pemeriksaan cepat, serta penerapan keadilan Restorative Justice disingkat RJ. 


“Hal itu didasari adanya Peraturan Mahkamah Agung atau Perma No. 2 tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak Pidana Ringan dan Jumlah Denda Dalam KUHP. Disisi lain, Nota Kesepakatan juga bertujuan untuk mengurangi persoalan beban kelebihan kapasitas di Lapas atau Rutan,” imbuhnya.


Sedangkan terkait tindak pidana ringan dimaksud adalah tindak pidana yang diatur dalam pasal 364,373,379,384,407, dan pasal 482 KUHP yang diancam dengan pidana penjara 3 bulan atau denda Rp.2.500.000.- dan tidak dapat ditahan.


“Dalam Perma Nomor 2 Tahun 2012 Pasal 1, dijelaskan bahwa kata-kata "dua ratus lima puluh rupiah" dalam Pasal 364, 373, 379, 384, 407 dan 482 KUHP dibaca menjadi Rp 2.500.000,00 atau dua juta lima ratus ribu rupiah. Kemudian, pada Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) dijelaskan, apabila nilai barang atau uang tersebut bernilai tidak lebih dari Rp 2,5 Juta, Ketua Pengadilan segera menetapkan Hakim Tunggal untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara tersebut dengan Acara Pemeriksaan Cepat yang diatur dalam Pasal 205-210 KUHAP dan Ketua Pengadilan tidak menetapkan penahanan ataupun perpanjangan penahanan,” bebernya.


Menjawab pertanyaan media, apakah masih ada kemungkinan celah aparat penegak hukum untuk mempermainkan hukum, mengingat RJ yang gagal, Ujang mengatakan pihaknya sangat yakin hukum sudah sangat jelas menegaskan.


“Kami sangat yakin, bahwa pasal-pasal dalam hukum sendiri sudah sangat jelas menegaskan semuanya. Terkait kemungkinan ada celah hukum yang masih ingin dipermainkan, kita lihat saja nanti, apakah masih ada penegak hukum yang berani melanggar hukum?,” jawabnya diplomatis.   


Sebagaimana pemberitaan sebelumnya, kasus Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Wilson Lalengke, S.Pd., M.Sc., MA dan kawan-kawannya, Edi Suryadi dan Sunarso, berawal dari peristiwa merebahkan atau menjatuhkan karangan bunga atau papan bunga di pekarangan luar Polres Lampung Timur, pada tanggal 11 Maret 2022.


Atas perbuatan tersebut, keesokan harinya, mereka ditangkap di halaman Polda Lampung tanggal 12 Maret 2022, dan ditahan Polres Lampung Timur, sejak 12 Maret 2022 hingga 1 April 2022. Proses hukum berlanjut ke Kejaksaan Negeri Lampung Timur dengan tambahan masa penahanan 20 hari, dan Kejaksaan melakukan RJ namun tidak membuahkan hasil. DANS/Red

Jumat, 08 April 2022

RJ jumat 8 April 2022

 RJ jumat 8 April 2022















 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons