cari kata

Sabtu, 26 November 2022

Selamat Jalan Bung Danny PH Siagian

 


Keluarga Besar PPWI Nasional bersama segenap anggotanya di seluruh Indonesia dan luar negeri menyampaikan amat berduka-cita dan berbelasungkawa atas wafatnya Bung Danny PH Siagian, S.E., M.M. (59 tahun), karena sakit di RS. Karyadi, Semarang, Jawa Tengah, pada hari Sabtu, 26 November 2022, pukul 00.39 wib. Dalam duka-cita yang amat mendalam, mari kita doakan sesuai agama dan kepercayaan masing-masing, kiranya almarhum Bung Danny yang kita sayangi dan telah bersama kita selama belasan tahun di PPWI, ditempatkan di tempat yang terbaik di sisi-Nya. Keluarga yang tinggalkan diberikan kekuatan, ketabahan, dan keikhlasan, serta penghiburan dalam menghadapi suasana duka-cita ini.

Untuk Bung Danny, beristrahatlah dalam damai dan suka-cita, tugasmu di dunia ini sudah ditunaikan, sudah digenapkan dengan baik dan tuntas. Kami yang tinggal akan melanjutkan yang masih tersisa. PPWI secara khusus akan terus mengenang dan mencatatkan namamu dalam sejarah perjalanan belasan tahun organisasi ini. Dalam suka dan duka, dalam tawa dan kesedihan, dalam kemudahan dan kesulitan, semuanya telah dilewati bersama dalam kebersamaan dan kekompakan yang teguh.

lmu, pengetahuan, dan ketrampilan jurnalistik yang telah diajarkan dan dilatihkan kepada PPWI selama ini tentu akan menjadi bagian dari ingatan dan pedoman yang sangat penting untuk kami yang masih harus melanjutkan perjalanan hidup di dunia ini. Segala budi baik yang pernah diberikan kepada masing-masing PPWI, dan kepada setiap orang selama hidup, kiranya jadi bekal dalam perjalanan ke keabadian Bang Danny. Amin… RIP, Selamat jalan Sahabat, Senior, Mentor, dan Pelopor Jurnalisme Warga di Tanah Air.Bb
odata Singkat:

Biodata Singkat:

Nama: Danny PH Siagian, S.E., M.M.
Tempat/Tgl. Lahir: Pematang Siantar, 19-02-1963
Tempat/Tgl. Wafat: Semarang, 26-11-2022
Dikebumikan: Temanggung, Jawa Tengah
Karir di PPWI: Anggota PPWI sejak 2010, Ketua II DPN PPWI periode 2017-2022, Wakil Sekjen DPN PPWI periode 2022-2027.

Kamis, 24 November 2022

Logo FIKOM JAYABAYA

 Logo Fikom Jayabaya

Logo Fikom Jayabaya

Logo FIKOM JAYABAYA


Logo Fikom Jayabaya
Logo fikom jayabaya

Logo FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya

Logo Fikom Universitas Jayabaya


Selasa, 22 November 2022

Susunan DPN PPWI 2022 -

 





Jumat, 11 November 2022

XL 7 Alpha Manual

 









XL 7 : 7777 km jam 17:17



Memilih mobil pasti mempertimbangkan bujet atau anggaran. Preferensi setiap orang tidaklah sama persis. Wajar karena, pertimbangan orang dalam memilih kendaraan pasti berbeda- beda.



Saya tidak membuat video review mobil atau vlog, saya hanya membuat jurnal tulisan ini untuk menuangkan apa yang ingin saya tuangkan dalam tulisan.






Dalam jurnal ini saya menuangkan preferensi saya untuk Suzuki XL 7 transmisi manual warna orange hitam two tone, khusus varian alpha.








Suzuki XL7 manual alpha. 

Saya merasakan cukup handal suzuki XL7. Kami sekeluarga pakai road trip dari Bogor menuju Solo, saya merasakan kehandalan mobil ini. 
Sepanjang perjalanan, XL7 nyaman dikendarai, saat itu saya bersama istri dan anak berkendara.
Perjalanan jauh tidak masalah untuk XL7 ini.
Tidak ada keluhan rembes, tidak ada karat apapun. Mesin ok, servis gratis sampai 50.000 km.
Mesin suzuki terkenal badak, bandel, kuat dan irit. Luar kota via tol bisa 1:15,5 km bensin.
Mesin Suzuki dari dulu type apapun terkenal kuat, tidak rewel, handal, bandel dan irit. 







Inilah sebabnya kaum gengsian mungkin tidak mau pakai. Karena Suzuki terkenal mobil yang ramah warga, ramah rakyat, mobil merakyat. Angkot pakai suzuki, losbak pakai carry suzuki. Suzuki ramah warga rakyat banyak. Tidak menyusahkan, justru menolong warga banyak.Inilah sebabnya kaum gengsian dianggap tidak mau pakai karena gengsi dong sama dengan rakyat banyak 😁.
Namun saya pakai suzuki xl7 karena spare part ramah tamah mudah & ekonomis, servis minimalis, dan mesin irit tak buat saya meringis😊 saya juga belum merasa gengsian, karena lebih baik saya sejahtera dan tidak sengsara karena maksain gengsi
😁



Benar-benar muat 7 orang dewasa di kabin xl7 yang extra large ini. 

Suatu waktu kami ber -7 orang yakni bersama 4 orang tetangga, kemudian saya, istri dan anak, kami ber-7 menjenguk tetangga yang sedang sakit. Tujuh orang muat dengan pengaturan duduk :  saya di bangku pengemudi, istri di samping. Di ruas kedua ada 2 orang tetangga dan anak saya, jadi tiga orang penumpang di ruas kedua. Kemudian di ruas ketiga ada 2 orang tetangga saya yang duduk lega di ruas bangku paling belakang. Pas ber-7 dalam satu kabin xl7😁


Saya sering melihat vlogger memberikan ulasan tentang berbagai jenis mobil di youtube. Channel-channel vlog otomotif di youtube yang kerap mengulas kendaraan itu memberikan wawasan dan pengetahuan.

Namun preferensi setiap orang tentu berbeda. Bagi saya vlog-vlog otomotif itu hanyalah tayangan yang menghibur semata.

Apalagi jika vlog-vlog di youtube itu gencar membandingkan kelas-kelas dan type-type mobil.

Sehingga masyarakat percaya bahwa mobil ada kelasnya, ada levelnya, bahkan mobil ada kastanya.

Harga beda iya, tapi penilaian harga tak pelak dijadikan tolok ukur kekuatan ekonomi pemakainya.

Ini masalah gengsi kan begitu.

Sehingga dengan memberikan status sosial terhadap mobil maka muncul fenomena adanya status sosial berdasarkan jenis kendaraan yang dipilih.

Fungsi yang dulunya dipilih oleh orang dalam memilih jenis kendaraan kini bergeser menjadi memilih kasta mobil.

Fungsi mobil bergeser menjadi kasta mobil.
Maka mungkin orang pun tak pandang lagi fungsinya yang penting kasta mobil.

Jargon "pilih mobil kaum mendang-mending" menjadi jargon dalam simbol gengsi dan status sosial sebuah mobil.

Adagium "kaum mendang-mending" membuat orang lebih mempertimbangkan kasta mobil daripada fungsinya. 🤣

 Padahal, mungkin mobil itu hanya dipakai dari rumah ke kantor, atau hanya dipakai dari rumah ke tempat parkir. Itupun melalui jalanan yang macet parah. Demi pertimbangan kasta mobil maka tak peduli  kehidupan akan lebih lama di dalam mobil daripada di rumah.
😁🤣

Kasta mobil menjadi preferensi orang di era media sosial.
Fungsi beralih ke kasta sosial mobil.



Saya sendiri tak ambil pusing apakah mobil XL7 ini tergolong dibilang sebagai mpv, van, minibus, atau dibilang sebagai lsuv.  Buat saya sebutan dan golongan tidak saya gagas blas 😁

Saya tak debat untuk penggolongannya. Ada yang bilang : "oh itu kategori mpv, oh itu kategori msuv atau lsuv". 

Ora penting sebutan-sebutan kuwi bagiku.
Sing penting enak dan nyaman dipakai. 🛣

Wis, bagiku ndak jadi masalah sebutan-sebutan tersebut. 
Sebenarnya saya juga memakai mobil lain yang harganya di atas xl7.


Tapi Saya pun tak mau terjebak perasaan sombong ketika pakai mobil tersebut. 
Perasaan sombong di jalan raya itu jika tidak diwaspadai dapat menyelinap ke dalam hati.
Perasaan pakai mobil yang di atas rata2 terkadang membuat pemakainya merasa superior. Merasa mobilnya wah, di atas rata-rata populasi mobil.
Namun pun, di sisi daily, saya kebanyakan suka juga pakai motor bebek untuk menembus keruwetan traffic jam.
Saat pakai xl7 saya bersyukur karena mobil xl7 anteng dan ganteng.

Saat pakai yang di atas xl7 sy pun saya biasa saja. Saat ke kampus pakai kendaraan umum bus ya saya tidur di bus dari bogor ke jakarta  tahu2 sampai kampus. 😊 

Saya hanya tak habis pikir dengan orang-orang yang kadang suka : bandingkan mobil (piye jal dibanding2ke😁), bahkan menganggap sebuah mobil adalah simbol status sosial. Bahkan mobil ada kasta-nya. Bagaimana bisa mobil benda mati bisa diberi kasta sosial ?  Ini tidak masuk akal.🤣🤣 Kasta sosial disematkan pada mobil sebagai benda mati, kan tidak masuk akal. Bagaimana jika yang tadinya mobil yang disebut kasta mahal kemudian bila 10-20 tahun kemudian rusak, tua, aus, onderdil sudah susah dan mahal, dan sudah tidak ada nilai gunanya lagi bisa disematkan kasta sosial ?🤣🤣🤣

Bagi saya sebutan mobil apa juga tidak soal, contohnya adalah performa suzuki XL7 ini yang cukup handal dipakai di beragam kondisi jalan. Dipakai melewati jalan rusak tidak masalah, dipakai di jalan semulus tol juga tidak masalah. Hanya saja sebagai pemakai jalan, saat melintasi tol cipali dan melintas tol-tol menuju jateng dan jatim, saya merasakan jalanan yang tidak semulus dulu di beberapa titik.


Penutup saya kembali ke awal tulisan : "Memilih mobil pasti mempertimbangkan bujet atau anggaran"

Mbok...😂😂😂 saya pasti diketawain banyak orang : "Mas Mung koen gendheng tah ?, uwong milih mobil itu jaman now bukan pertimbangkan anggaran tapi supoyo gengsi, mobil dipilih sing SUV gedhe ben ketok sugih, pokoke babah anggaran cekak, sing penting nang dalan (opomaneh dalan tol) ketok mobil kasta tinggi, mobil kasta sugih, isok macak arogan nang ndalan 😂😂 mbok..mbok....mas peduli amat ambek anggaran cekak, yo dikreditno mobil sing paling keren lah supoyo ketok sugih lan keren, mas mung ae sing pertimbangane anggaran, uwong-uwong liyane umume ya pertimbangane piye carane duwe SUV sing guedhe (babah boros rongewu luih cc) sing penting SUV guedhe sing iso macak arogan," 
Ngaaahaahahaha 🤣🤣🤣🤣

Adagium  : "Di jalan apalagi di jalan tol konoha mohon dahulukan ambulan. Kemudian kita juga dahulukan rombongan orang lain yang arogan di jalan. Arogan silahkan jalan duluan, yang lain ngalah"😄

Ingan satu Quote di Jalan Raya : " Kita manusia tidak buas di jalan raya seperti hewan. Arogan silahkan jalan duluan"


Ban bawaan XL 7 sangat kuat (Dunlop)





Lha iya demikianlah kiranya🤣🤣🤣

Setia, eling lan waspada di jalan.
Hindari :
1. Micro sleep
2. Emosi bikin tensi tinggi.
3. Distraksi

Utamakan :
1. Ngalah
2. Sabar
3. Defensive driving not agressive driving.
4. Konsentrasi bukan distraksi.

Selamat Berkendara dengan Damai. 🙏

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons