cari kata

Jumat, 12 Agustus 2016

Riak Gelombang

Bila kita ketikkan kata kunci "defunct newspapers" di mesin pencari seperti Google, maka kita akan disuguhi fakta dan data yang merincikan beberapa koran di Amerika dan Eropa yang tutup.

Mengapa koran-koran cetak ini terpaksa tutup ?

Ada beberapa alasan, yang utama adalah karena online news semakin berkembang. 

Kemudian karena teknologi pula, menimbulkan efisiensi biaya ekonomi, maka rakyat lebih memilih membaca koran online atau berita news.com.

 Di sini disebutkan beberapa koran yang telah tutup di Amerika.

Biasanya gelombang teknologi yang epicentre-nya berpusat dari negara maju seperti Amerika, akan juga menerpa Indonesia sebagai negara berkembang, dalam beberapa waktu kemudian bisa lama nanti, atau sebentar lagi.

Pertanyaan klasik : Apakah untuk mendapat informasi rakyat harus bayar, hingga semurah-murahnya Rp. 80.000,-/bulan ?

Harga koran yang bermutu di Indonesia hingga  harga berlangganan koran harus bayar Rp 80.000- rupiah bahkan lebih, jelas akan lebih murah dan efektif jika uangnya dibelikan pulsa untuk membaca secara online, secara paket kuota, yang bisa memanfaatkan kemudahan teknologi, perhitungan rakyat yang melek teknologi demikian. 

Saat, naik Bis, sering saya melihat para loper koran  menjajakan korannya. Uang sebesar Rp,4000,- hingga Rp 5000,- untuk membeli koran bermutu secara eceran, para penumpang bus saya lihat kurang berminat.

Bahkan untuk koran papan bawah yang berharga Rp.2000,- para penumpang bus juga terlihat biasa saja tidak antusias.

Saya lihat para penumpang yang menenteng smartphone sudah terbiasa dengan gaya font web online yang lebih nyaman dibaca dan laman yang mudah di- tap dan di - slide atau digeser dengan jari.

Nampaknya akan sulit jika harus kembali menyimak font kecil rapat, dengan gaya spasi rapat pula, seperti di kolom harian surat kabar cetak yang paragafnya juga indent. 

Pembaca sudah ter-edukasi dan mulai terbiasa dengan sifat berita web yang ringkas cepat juga dengan font yang lebih nyaman, juga direktori-direktori yang tinggal digeser dengan jari. 

Tidak dibalik dilipat sehingga mengganggu penumpang di sebelahnya.


Kalau dari segi sisi berita, mungkin mereka para penumpang bus ini juga sudah lihat televisi, karena sifat berita mainstream ya main alias umum dan relatif sama saja. 

Mau dibuat angle berita seperti apa pelintirannya, tetap rakyat tak ada waktu untuk mencerna angle berita yang rumit. 

Rakyat maunya, ya apa sebenarnya duduk persoalannya di negara ini. 

Tokoh ini mau omong apa sih, tokoh itu omong apa sih? dan apa yang sedang berkembang, soal politik lagi atau soal ekonomi lagi yang rakyat maunya ngerti hasil akhirnya saja bagaimana. 

Toh lihat televisi juga sudah paham.

 Bahkan baca online sebentar, dimana pulsa sudah dibeli secara paketan juga mudah dan murah. 

Kini sudah ada 80 juta lebih rakyat  Indonesia pengakses internet.

Di sisi lain para jurnalis muda energik, lebih bebas untuk memanfaatkan media online dotcom sebagai wahana penyaluran kreatifitas mereka untuk membuat media. Tentu harus berdasar fakta dan data.

Karena secara alami, media online yang memuat informasi atau berita hoax melulu ya pasti akan segera diketahui oleh rakyat pembacanya, dan akan segera ditinggalkan.

Dengan semakin murah dan canggihnya smartphone, maka nantinya rakyat akan lebih memilih mengakses informasi dan berita secara real time yang aktual, bisa streaming gratisan.

Portal streaming gratisan ini dalam ilmu jurnalistik modern akan membuka peluang bagi para muda yang kreatif untuk membuat portal berita video faktual real time.

Untuk kalangan tua, -seperti saya yang lahir di awal era orde baru-, dimana dulu jumlah koran ber-siupp ya hanya itu-itu saja, mungkin akan selalu merindukan membaca media cetak harian atau mingguan. 

Seperti nenek saya dulu yang lahirnya jaman kolonial Belanda yang selalu minta dibelikan majalah berbahasa Jawa. Majalah ini namanya macam-macam, dan dijualnya hanya di toko buku tertentu saja. 

Sayangnya  kesukaan membaca majalah berbahasa Jawa ini sulit untuk menurun ke para cucunya, termasuk saya. 

Kini ganti anak-anak saya sudah malas baca koran, meski saya berlangganan koran pula.

Dalam smartphone mereka, untuk baca berita dan mengakses aneka informasi jadi lebih murah, Apalagi kalau tersedia wifi gratis di sekolahnya.

Di negara yang sangat maju seperti Amerika saya baca situs http://newspaperdeathwatch.com/
yang selalu memonitior serta mengulas tentang koran yang telah tutup di Amerika.

Sekali lagi ini kan mirip gelombang di kolam, jika Epicentrenya di negara maju sudah seperti itu, riak gelombang itu perlahan mau tak mau akan menghampiri ke pinggirannya. (*)



Rabu, 10 Agustus 2016

Ingat pada 17-8-45, Agustusan








Setiap kali merasakan hari 17 bulan 8 di tahun tahun kehidupan ini, selalu teringat akan perjuangan para perintis dan penegak kemerdekaan Republik Indonesia

Perjuangan  panjang hampir selama 350 tahun, terhitung semenjak  kapal perang&dagang Belanda pertama kali mendarat di Banten, karena lebih unggul di bidang senjata meskipun dengan orang belanda yang sedikit, akhirnya berhasil menaklukkan banten, Disusul dengan penaklukan semua  kerajaan di Nusantara.

Karena unggul teknologi dan senjata api, maka Belanda  melalui kompeni VOC memperbudak rakyat Nusantara, hingga perjuangan perlawanan Pangeran Diponegoro tahun 1825-1830.
Kemudian semenjak 1830, perjuangan fisik tidak terhenti namun hanya mengalami 'jeda' sejenak,

Inspirasi perlawanan Pangeran Diponegoro dilanjutkan dengan perlawanan-perlawanan kedaerahan.
Hingga muncul kaum intelektual Indonesia pada tahun Sumpah pemuda 1928.

Mulailah perjuangan kemerdekaan dengan otak dan strategi politik oleh para tokoh pergerakan nasional, untuk menentang perbudakan  sistematis yang dilakukan oleh Belanda.

Jepang datang mengalahkan Belanda di tahun 1942. Momentum kebangkitan politik Nasional, yang tertegun betapa bangsa Asia bisa mengalahkan Eropa di kawasan-kawasan AsiaTimur.

Nusantara membayar dengan nyawa para Romusha, para pekerja rakyat, yang tewas juga diperbudak Jepang.

Memang tujuan kolonialis dan imperialis hanya  : memperbudak dan menguasai total.

Sampai akhirnya Ir Sukarno dan Moch. Hatta dengan didorong oleh para pemuda pejuang  untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada Hari Jumat (legi) tanggal 17 Agustus tahun 1945 di Pegangsaan Timur Jakarta, setelah kekalahan Jepang oleh bangsa Amerika.

Dan babak barupun dimulai hingga sekarang.



















Minggu, 07 Agustus 2016

Kata Kenangan

Kata kenangan di masa hidup.
Pikiran hidupkan kenangan.
Kata menerka kenangan.
Kenangan dalam narasi dan gambar.




















Web log ini ibarat jurnal yang tak utuh.
Tak benar-benar terasa berubah.
Meski berubah-ubah juga.




Rabu, 27 Juli 2016

Tempat Wisata Keluarga di Taman Bunga Nusantara



Sekitar dua minggu lalu saya bersama anak saya bernama Kayla Putri Maharani berkesempatan mengunjungi Taman Bunga Nusantara yang terletak di Kawasan Sukabumi, Jawa Barat.
 Taman Bunga Nusantara ini sangat luas sekitar 40 hektar, dalam Taman Bunga ini terdapat beberapa koleksi tanaman triopis, terutama tanaman  bunga yang kini sudah cukup langka.
Diantaranya ada Bunga Tanjung dan Bunga Bungur yang sudah tergolong jarang kita temui lagi terutama di wilayah perkotaan.
Suhu serta cuaca di taman bBunga ini sejuk dan nyaman. Sehingga para wisatawan yang membawa keluarga betah berwisata di tempat ini.
Dengan letak ketinggian sekitar 1200 meter diatas permukan laut, maka kita bisa merasakan hawa dingin pegunungan di Taman Bunga Nusantara ini.
Berwisata di Taman Bunga Nusantara ini juga menyehatkan, karena  udara  yang kaya okisigen yang menyegarkan paru-paru kita.
 Menuruit salahseorang wisatawan berama Habibah (25), dirinya memilih beriwisata di taman Bunga Nusantara ini karena selain tempatnya nyaman, juga relatif muda dijangkau dari Bogor dan Jakarta.
“ Kebetulan saya berangkat dari Jakarta ke Taman Bunga  Nusantara ini yang memakan waktu 3 jam perjalanan, namun lamanya perjalanan dapat terlupakan setelah kami melihat keindahan Taman Bunga Nusantara ini, “ ujar Habibah kepada penulis.
Semilir angin sepoi-sepoi turut saya rasakan ketika berada di taman Bunga Nusantara ini. Sinar mentari juga hangat saya rasakan. Sungguh beda dengan suasana kota besar semacam Jakarta yang sudah padat dan pengap.
Anak saya terlihat sangat senang ketika bisa berlari-lari bebas dalam taman Bunga Nusantara ini.
Dalam area taman bunga Nusantara juga terdapat pula gazebo dan saung-saung (pondok) untuk para pengunjung beristirahat.
 Fasilitas yang tersedia di dalam taman Bunga ini juga tergolong lengkap, ada fasilitas toilet, musholla, juga ada beberapa kantin dan toko yang menjual makanan dan serta minuman.
Jadi bila anda berkunjung ke taman Bunga ini, Anda tidak perlu khawatir kesulitan mencari makanan dan minuman .
Tidak ketinggalan, terdapat pula fasilitas permainan anak berupa ayunan, serta permainan ketangkasan untuk anak-anak.
Para pengunjung juga bisa bersantai menggelar tikar untuk melakukan piknik dalam Taman Bunga Nusantara ini.
“Yang penting hepi, saya bisa mengajak keluarga saya untuk menikmati kesegaran hawa pegunungan, serta bersantai dengan duduk-duduk menikmati pemandangan taman yang indah ini,” ujar Habibah yang saat itu datang dengan suami dan kedua anaknya.
Harga tanda masuk untuk taman Bunga Nusantara ini sebenar  Rp 20.000,- per-orang, serta memiliki area parkir mobil yang luas. Taman Bunga Nusantara ini buka mulai pukul 09 :00 WIB  hingga pukul 18:00 petang hari.
Jadi tunggu apa lagi, silahkan ajak keluarga untuk berwisata di taman Bunga Nusantara. (imung)

12 Orang Warga Mengikuti Pelatihan Jurnalistik di Radio Gotree



Sebanyak 12 orang warga kawasan Cijantung mengikuti pelatihan Jurnalistik di Radio Go Tree, yang berada di Jl Raya R.A Fadhillah, Cijantung, Jakarta Timur.

Pelatihan ini digelar sehari, pada hari Rabu (27/7), pukul 8:00 WIB hingga selesai pukul 15:00 WIB.

Dalam pelatihan ini hadir sebagai narasumber Mung Pujanarko seorang dosen sekaligus seorang editor pada media massa di Jakarta.

Ketika mengikuti pelatihan ini, salah seorang peserta yakni bernama Wahyu (30) menyatakan bahwa pelatihan ini amatlah penting guna menambah wawasan di bidang jurnalistik.

“Saya ingin menambah wawasan di bidang ilmu jurnalistik,” ujar Wahyu kepada media ini (27/7).

Sedangkan peserta lain yakni Safri (35) mengatakan pula bahwa dirinya ikut pelatihan karena merasa bahwa ini adalah kesempatan yang baik untuk menambah ilmu jurnalistik.

“Saya ikut pelatihan ini karena ilmu jurnalistik wajib bagi saya untuk paham dan mengerti,  terutama cara membuat  berita yang baik,” tutur Safri.

Pengajar pelatihan jurnalistik, yakni Mung Pujanarko menyatakan, sangat mebghargai antusias para peserta. Maka itu dirinya berpesan bahwa peserta harus terus semangat mempelajari ilmu jurnalistik.
Mung Pujanarko memberikan teori dan praktek langsung agar peserta paham.

“Saya ingin peserta juga paham sertta mampu membuat berita yang baik,” pungkas mung Pujanarko. (*)

Rabu, 04 Mei 2016

12 Orang Ikuti Pelatihan Quick News di Radio Go Tree


Sebanyak 12 orang mengikuti pelatihan jurnalistik khusus mengenai berita cepat atau quick news. Pelatihan ini digelar selama sehari penuh hari rabu 4/5 di radio Go tree Cijantung, jakarta timur.
Dalam pelatihan, diajarkan cara menyusun dan mempublikasikan berita secara cepat tepat dan akurat.
Salah seorang peserta yakni Anis (40) menyatakan bahwa dirinya ingin menjadi wartawan yang profesional, juga kredibel dalam membuat berita.
“Karena itu saya ingin segera bisa menjadi wartawan yang mudah untuk menulis,” ujar Anis, Rabu (5/4).
Sementara itu menurut rekan Anis yakni Nugroho (45) menyatakan bahwa ilmu jurnalistik perlu untuk dipelajarinya.”Agar saya bisa menjadi jurnalis atau wartawan yang handal” ujar Nugroho.
Dalam pelatihan ini  Mung Pujanarko selaku instruktur menjelaskan bahwa para peserta harus sudah mampu menulis secara mekanis.
” Artinya otomatis dengan memakai bahasa yang baku, sudah bisa membuat berita secara cepat” urai Mung.
Dalam pelatihan ini para peserta juga langsung membuat berita yang cepat tayang di media milik PPWI (persatuan pewarta warga Indonesia). (imung)


Senin, 02 Mei 2016

self portrait

mung pujanarko---self portrait

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons