cari kata

Senin, 20 Mei 2024

Gemi-nastiti-ngati-ati




 Gemi-nastiti-ngati-ati adalah filosofi finansial jawi kuno. Artinya, gemi (hemat), nastiti (teliti), ngati-ati (berhati-hati). Terjemahannya adalah hemat, teliti, dan berhati-hati dalam atur keuangan.

Jangan sampai besar pasak dari tiang, besar pengeluaran dari penghasilan. Coba kita lihat sejarah jawi. Krisis demi krisis, kesusahan ekonomi rakyat jawa silih berganti dari jaman ke jaman. Wis ora heran yen rakyat jawa senantiasa prihatin ekonomi dari jaman ke jaman, beda dengan pendatang pedagang dari mainland. Tapi ya rakyat jawi survive, selamet finansial. Karena gemi-nastiti-ngati-ati. Prihatin bukan konotasi susah. Prihatin itu aplikasi gemi nastiti dan ngati-ati. Kata prihatin dalam bahasa jawa beda dengan bahasa melayu. Prihatin/priatin adalah pri-batin. Pribadi Batin mengalahkan nafsu keinginan. Priatin ini bukan hanya milik wong cilik jawa. Para priyayi jawa ya banyak laku priatin. Priyayi jawa tidak selalu identik dengan kaya materi. Priyayi jawa hampir selalu identik dengan kemampuan olah batin dalam menjaga hawa nafsu tetap terkekang terkendali dengan baik, dengan gemi-nastiti lan ngati-ati.

Meski kerap diremehkan kaum pendatang dari mainland karena terkesan priyayi jawa enggan berdagang, apalagi priyayi jawa anti jadi rentenir pelepas uang dari jaman ke jaman. Priyayi jawi emoh dan mending miskin daripada jadi rentenir penganak uang. Priyayi jawa jarang yang flexing. Bajunya lurik ya itu-itu saja, berbaur dengan warga banyak. Tapi laku priatin priyayi jawa tulen tetap mengolah jiwanya.

Gemi itu artinya hemat, irit, dan efisien dalam mengelola penghasilan. Gemi juga bisa diartikan gemar menabung.

Nastiti itu cermat, teliti, artinya memperhitungkan segala aspek dari apa yang akan dilakukannya atau yang sedang direncanakan, serta dampaknya apakah positif atau negatif bagi perekonomian keluarga.

Ngati-ati, sudah jelas, yaitu berhati-hati dalam pengeluaran finansial, perbelanjaan, pemilihan barang. Ngati-ati dalam memilih dan memilah.

Tiga kata itu adalah satu rangkaian yang dituangkan dalam satu pitutur jawi kuno di atas, meskipun sering juga masing-masing disampaikan secara mandiri terpisah dari yang lain.

Pitutur itu mengajari kita agar sebelum bertindak, kita menyusun perencanaan finansial yang komprehensif, agar hasilnya maksimal sesuai apa yang diharapkan serta selamet finansial. (*)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons