cari kata

Selasa, 04 Agustus 2020

Hanya alat tukar barang /jasa

Uang adalah alat tukar barang dan jasa.
Uang juga bisa jadi kapital.
Investasi bisa berupa barang.
Investasi bisa berupa skill /keahlian yang berujung jasa.


Bekerja sejatinya bukan untuk semata cari uang.

Bekerja untuk kesejahteraan batiniah. Untuk saluran kepuasan batiniah. Bekerja untuk menambah keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bekerja mengharap ridho Tuhan.
Bekerja bisa meningkatkan derajat kemanusiaan.
Bekerja untuk beribadah, bekerja adalah ibadah. 
Hasil pekerjaan akan dapat diupah dengan uang atau barang/jasa. Namun nilai uang upah relatif tergantung jenis skill/keahlian yang dinilai dengan uang.

Uang adalah hanya alat tukar semata.
Meskipun uang bisa jadi kapital.

Bekerja untuk semata membuta mencari uang bisa kepleset maknanya.
Bekerja untuk beribadah. Beribadah untuk memanfaatkan ilmu dan skill yang diberikan Tuhan, agar meningkat pemahaman kesejatian kemanusiaan.

Pintar mengelola uang berarti pintar memutar barang dan jasa agar putaran terjadi secara terus menerus. Siklusnya uang > barang > uang. Atau jasa > uang.
Uang sebagai alat tukar, tukarkan dengan barang yang meningkat nilai uangnya. Tukarkan dengan skill yang meningkat nilai uangnya.
Uang sebagai kapital lebih rumit lagi.

Yang dilarang Tuhan adalah riba berriba-berriba-berriba berturutan hingga satu uang berriba berterusan tanpa ada barang/jasa yang diputar nyata hingga uang yang dipinjam satu diribakan hingga berriba-riba jumlahnya.


Waktu Sore



Memanfaatkan waktu sore sebaik mungkin. Bagi pelajar dan mahasiswa, terutama mahasiswa yang memiliki waktu senggang atau waktu luang di saat setelah usai kuliah siang, maka manfaatkan waktu sore sebaik mungkin. Setelah kuliah usai mungkin sekitar jam 15.00 kemudian bada Ashar hingga Maghrib, manfaatkan waktu sebaik mungkin. Dengan menelaah ulang materi kuliah. Dengan membaca, buku atau mengaji. Dengan berolahraga. Juga kegiatan kesenian yang positif.

Jauhi mengisi waktu sore dengan hal negatif yang hanya memburu kenikmatan sesaat atau instan. Jauhi hal dan perbuatan yang hanya menikmati kesenangan sesaat namun membuat menyesal di belakang hari. Tahanlah hawanafsu keinginan primal untuk menikmati kesenangan negatif dengan perbuatan negatif. Kalau positif negatif saja sudah buram pemahamannya, maka hal inipun sudah pertanda hawanafsu meraja dalam diri.

Manfaatkan waktu sore dengan perbuatan-perbuatan yang akan dipetik buahnya dengan baik di masa yang akan datang.


Minggu, 02 Agustus 2020

Sejak Tahun 1999 berhenti Merokok dan Kopi




Mungkin terdengar klise tentang berhenti merokok, namun saya ingin menuliskan pengalaman ini untuk diri saya pribadi. Maaf, blog ini saya jadikan jurnal catatan pribadi saya.

Sejak di bangku SMP kelas 3 awal tahun 1989 saya sudah mulai mencoba rokok, kemudian selama masa studi di SMA tahun 1989-1992 pun juga merokok, ditambah kuliah masih setia dengan rokok. Masa awal kerja saya tidak bisa lepas dari rokok.

Semua berubah ketika setelah menikah, kemudian anak mbarep saya lahir tahun 1999. Saat kelahiran putra saya, saya berupaya kuat untuk berhenti merokok.
 Alasannya simpel, saya tak ingin bau rokok dicium oleh anak saya yang saat itu bayi. 

Awal berhenti merokok yang paling berat adalah ketika melihat merek rokok kesukaan saya. 

Jadi pengalaman saya bukanlah melihat asbak atau sembarang rokok yang memicu ketertarikan untuk kembali merokok, bukan itu.

 Melainkan ketika saya melihat reklame merek rokok favorit saya atau hanya melihat merek rokok favorit itu mejeng di warung rokok atau etalase toko. Rasanya ngiler banget. Rasanya nagih banget. Dan rasanya ngenes banget.

Namun kecintaan saya pada niat saya untuk berhenti merokok mulai terasa ketika 3 bulan pertama berhenti dengan susah payah dan segala nervous dan gelisah serta mulut yang ngeces ketika mata melihat rokok favorit.

 Masa 3 bulan awal adalah masa yang berat bagi saya karena saya merokok sudah sejak kelas 3 smp di awal tahun 1989. Sepuluh tahun merokok maka tahun 1999 saya berhenti, bukan masa yang singkat 10 tahun sebagai perokok aktif.

Masa withdrawal rokok ini berlangsung 1-3 bulan. Tapi, kembali pada niat dan tekad untuk nekad berhenti merokok. Tindakan berhenti seketika dari kecanduan rokok adalah tindakan nekad dan brutal. Tapi kalau tidak nekad berhenti seketika maka saya bakal hanya kurangi saja, tidak bakal berhenti.
Tapi saya ingin berhenti total.
Bagaimana caranya ?
Setelah niat, tekad, nekad berhenti seketika saya dari rokok.
Hasilnya brutal tapi setelah 3 bulan normal.

Kopi pun saya hentikan karena jika saya ngopi saya makin kuat untuk ingin kembali menikmati rokok.
Sebrutal itu.

Sebenarnya saya ingin menuliskan pengalaman berhenti merokok lebih panjang. Namun hal ini tidaklah mengenakkan dibaca oleh kaum perokok, yang saya sadari mayoritas banyak (sekali) jumlahnya, karena bacaan ini adalah sesuatu  pengalaman saya yang asing dan aneh bahkan bukan bacaan yang bagus terutama bagi para perokok.

Karena saya tahu dan pernah merasakan betapa tersiksanya saat awal berhenti merokok.

Saya tidak melawan rokok.
Rokok benda mati, diam, benda materi, tidak bersalah. 
Bahkan saya tahu rokok sebagai benda mati sudah ada tulisannya di bungkus rokok yang jelas berbunyi : merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin. 

Jadi ya rokok sepak jika disimpan dan didiamkan saja tidak ada salah si rokok benda mati.

Saya tidak seperti orang gila melawan dan membenci rokok atau membenci tembakau. Ya tidak, tembakau kan tanaman. Rokok juga kerajinan kreasi tangan.

Saya hanya melawan diri sendiri.
Semua pecandu tidak melawan barang yang dicandunya. Dia orang hanya harus melawan hawa nafs dirinya sendiri. 

Semua benda materi tidak bersalah. Benda-benda mati tidak bersalah, tidak untuk dibenci, tidak. 

Kartu remi, dadu, uang, rokok, pisau, semua benda mati. 

Rokok benda mati, ga ada salah si benda materi itu.

Sesungguhnya melawan diri sendiri adalah lebih berat dari melawan apapun dan siapapun juga.


Saya menulis ini kan untuk diri saya sendiri, bahkan seluruh konten di blog ini adalah jurnal pribadi saya yang ringan dan receh saja. 

Penting bagi saya pagi hari tidak merokok memenuhi paru dengan asap nikotin.

Saat menulis ini di belakang saya ada yang nyeletuk : "Merokok di pagi hari sambil minum kopi kan olahraga juga mas ? olahraga pernafasan membuat otot paru bergerak meng inhale alias menghisap asap rokok..."

Hahahaha ... wah gaswat juga ya segala dalih untuk berhenti -  merokok alias berhenti ketika sebat habis dan nyumet sebat lagi.😅

Tapi bagi saya olahraga pagi adalah menghirup udara segar dengan berlari.
 
Semua tulisan ini pun sedikit sekali pembacanya, setiap tulisan hanya dibaca oleh segelintir orang yang kesasar masuk blog ini,  jadi saya tak terlalu khawatir akan menimbulkan dampak ke warga yang luas.

Selasa, 28 Juli 2020

Enteng (Ringan)







Ringan dalam menyampaikan gagasan. Jangan terlalu berat sampaikan gagasan secara ringan saja. Pesan ini untuk saya pribadi. Karena saya kadang tak begitu pusing dengan penilaian orang terhadap pemikiran saya. 

Ringan yang saya sampaikan dalam blog ini. Tak ada yang terlalu mendewakan kutipan buku-buku, atau terlalu akademis bahasanya hingga mirip jurnal ilmiah.
Ringan saja saya ingin sampaikan. Karena saya hanyalah ringan saja, dan membuat ringan bagi pembaca.
Saya tidak bisa menjadi berat.
Ringan dan menjadi remeh-temeh receh agar bisa saya baca sendiri di waktu luang.

Minggu, 19 Juli 2020

Esensialisme




Di dunia sekarang ini, sibuk adalah norma baru. Yang penting sibuk atau terlihat sibuk. Padahal satu kerjaan tuh bisa diselesaikan 10 menit, tapi karena ingin terlihat sibuk maka pekerjaan itu diruminasi hingga lama.

Di satu sisi mungkin juga memiliki banyak proyek yang ingin dilakukan, dan setiap kali sesuatu yang baru muncul,  maka terpaksa mencoba menyesuaikannya dengan jadwal yang sudah padat. 

Ada yang percaya bahwa jika bekerja lebih banyak dan bekerja lebih keras, maka dapat melakukan semuanya. 

Namun, ada yang sibuk bukan berarti  benar-benar melakukan hal-hal yang penting, melainkan bahwa sebagian besar hal yang dilakukan kadang tidak penting sama sekali, tetapi malah sepenuhnya sepele.

Penangkal kesibukan luar biasa ini adalah esensialisme, sebuah teori filosofis yang mengaitkan realitas dengan esensi yang terkandung dalam sesuatu yang dapat dipahami secara akal sehat.

Esensi kerja bukan sibuk, tapi menyelesaikan dengan efisien dan berhasil.

Sabtu, 18 Juli 2020

Pelatihan Teknik Pengisian Konten Web Berbasis Lingkungan di Bantargebang



FIKOM  (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya Jakarta melaksanakan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PkM) secara Online/Daring Via Zoom Cloud Meeting bagi Masyarakat dan Pengelola Situs Web Yayasan Tunas Mulia Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat pada hari Sabtu, tanggal 18 Juli 2020, Pukul 10.00 – 12.00 wib.


Kegiatan PkM Online melibatkan 7 dosen Fikom sebagaì penyampai materi yakni : Dekan FIKOM  Dra.Hj.Dewi Setyarini, MS, Wakil Dekan I   Dra. Winarni, M.Si, kemudian Wakil Dekan II Dr. Ika Yuliasari, M.Si, Wakil Dekan III Mung Pujanarko, S.Sos.,M.I.Kom, kemudian Kepala Lab Fotografi Nenden Retno Wedari, S.Sos, M.I.Kom yang menyampaikan materi tentang fotografi, kemudian Mega Ayu Permatasari S.I.Kom, M.I.Kom, dan Kepala Lab Radio & TV FIKOM  yang juga sebagai moderator yakni Victor A Simanjuntak,S.Sos.,M.Si.

Adapun materi yang disampaikan terkait dengan Pelatihan Teknik Pengisian Konten Web Berbasis Lingkungan di Bantargebang, Kota Bekasi.
Para peserta nampak sangat antusias mengikuti kegiatan PKM (Pengabdian kepada Masyarakat) di Bantar Gebang ini.











Ketua  Sekolah Alam Tunas Mulia, H Nadam dan istri menyambut baik kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (PkM) Fikom Jayabaya di Sekolah Alam ini.





(*)

Selasa, 14 Juli 2020

Pelaksanaan Diklat Jurnalistik Online PPWI Angkatan II Berjalan Lancar





Pelaksanaan Diklat Jurnalistik Online PPWI Angkatan II Berjalan Lancar


KOPI, Pelalawan – Para peserta Diklat Jurnalistik Online (DJO) dari Kabupaten Pelalawan, Riau, mengikuti Diklat Jurnalistik secara Online yang diselenggarakan oleh Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Pusat, pada hari Senin (13/7/2020 sampai dengan hari Rabu (15/7/2020) yang merupakan Gelombang ke-2 DJO (Diklat Jurnalistik Online), dengan lancar.

Dalam pendidikan dan pelatihan (Diklat) ini panitia menghadirkan dua orang narasumber, yakni Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, dan Dosen Jurnalistik dari Universitas Jayabaya, Jakarta, Mung Pujanarko.

Adapun tujuan dilaksanakanya Diklat Jurnalistik Online ini adalah untuk menggali dan menambah wawasan mengenai jurnalistik. Selain itu, diklat ini diharapkan dapat menciptakan jurnalis yang berkualitas dan profesional.

Sala seorang peserta Diklat jurnalistik, Wasito sangat mengapresiasi atas terselenggaranya kegiatan jurnalistik yang dilaksanakan oleh Persatuan Pewarta Warga Indonesia dan Wasito berharap; “Dengan adanya kegiatan ini kiranya rekan-rekan bisa menjadi wartawan yabg handal, lugas, dan profesional, ” ujarnya

Lanjut Wasito, Setelah menyelesaikan keseluruhan diklat selama 3 hari nanti, para peserta akan mendapatkan Sertifikat Jurnalistik dari PPWI Nasional. Dengan metode ini diharapkan kompetensi para peserta akan meningkat, sehingga dapat menyebarluaskan informasi atau berita kepada publik secara cepat, tepat dan akurat. (Harris.S)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons