Sangat berkesan pelatihan bagi anggota PPWI di Markas Grup 3 Kopassus Cijantung
Pelatihan bagi angota PPWI ini dilakukan di Markas Grup 3 Kopassus guna membentuk karakter, disiplin, dan integritas kepribadan
Peserta diklat bela negara PPWI selalu kompak dalam setiap kesempatan, baik di barak, di lapangan dan arena pelatihan lainnya di dalam markas Grup 3 Sandi Yudha Kopassus
Pembimbing dan penguji Pkl : Mung Pujanarko, S.Sos, M.I. Kom |
Sesi foto Dosen FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya di Studio FIKOM Jayabaya, hari Selasa (4/6/3024).
Umur : 50 tahun, bb 56 kg, tb 163 cm, bmi 21.
Gerak badan biar sehat.
Hirup udara segar biar sehat.
Jalan sehat. Lintas alam.
Mens sana in corpore sano, adalah sebuah kalimat dalam bahasa Latin yang artinya adalah "Jiwa yang sehat dalam tubuh yang sehat." Maksudnya jika jiwa seseorang sehat, maka tubuhnya diharapkan akan sehat juga.
Karena jika ada pertanyaan apakah jika jiwa odgj kan banyak juga fisik odgj yang sehat, tapi jiwanya odgj ?
Pedot ini antara jiwa dan fisik.🤪
Mental illnes tidak bisa sembarangan dibahas ya karena njlimet. Setahu saya saja sehat jiwa diupayakan bersamaan dengan sehat fisik paling tidak dengan upaya olahraga diharapkan mampu mengusir kepenatan dan banyak pikiran🤪
Karena dari sumber-sumber yang saya baca konon kesehatan fisik dan jiwa saling memengaruhi satu sama lain.
Fisik yang kurang sehat mengakibatkan kondisi emosional dan perilaku (kejiwaan) bisa menurun, sebaliknya, kondisi emosional yang menurun atau tertekan mengakibatkan gangguan kondisi fisik, baik secara akut (dalam bentuk psikosomatis), kronis (dalam bentuk somatisasi), ataupun dapat memperparah kondisi fisik atau organ yang lemah (jantung, gula darah, darah tinggi, dan lain-lain).
Untuk meningkatkan kesehatan jiwa seseorang, hal yang sederhana sedapat mungkin bisa lakukan adalah:
✨️Mengurangi stres, kecemasan, kesedihan dengan bersikap terbuka jika mengalami masalah. Berbagi perasaan dengan orang terdekat atau orang yang dipercaya mampu membuat pikiran menjadi lega.
🎉Senantiasa berpikir positif terhadap segala sesuatu yang menimpa diri kita sehingga kita terhindar dari perasaan benci dan dendam. Maafkan meski mungkin sulit melupakan, tapi yah lupa juga nantinya😄
🎆Relaksasi, dapat membantu kita menenangkan pikiran dari hal-hal yang menekan.
⚽️Olahraga atau melakukan kegiatan yang disukai merupakan cara membebaskan diri kita dari kepenatan. (*/)
Event Lesehan Amal digelar oleh USV (unit seni dan vokal) Universitas Jayabaya pada hari Jumat (31/5/2024) di lobby Gedung B Universitas Jayabaya.
Dengan rasa syukur dan semangat yang membara, Unit Seni dan Vokal (USV) Universitas Jayabaya dengan bangga mempersembahkan sebuah acara “Lesehan Amal” yang menggabungkan keindahan seni dan kekuatan musik demi sebuah tujuan yang luhur.
Acara ini bukan hanya sekadar penggelaran seni dan musik biasa, tetapi juga sebuah bentuk pengabdian USV kepada masyarakat, di mana hasil dari acara ini akan disalurkan kepada panti asuhan dengan harapan dapat memberikan sedikit kebahagiaan dan dukungan bagi mereka yang membutuhkan.
Sebagai bagian dari komunitas universitas yang berdedikasi, USV Jayabaya merasa bahwa tanggung jawab sosial merupakan bagian tak terpisahkan dari peran sebagai mahasiswa dan anggota Unit Seni dan Vokal.
Dengan memadukan bakat seni dan musik kami, kami berharap dapat menciptakan pengalaman yang tak terlupakan bagi seluruh peserta acara, sambil menyebarkan pesan kebaikan dan empati kepada mereka yang berjuang dalam kesendirian. Melalui kekuatan seni, USV bermaksud untuk merangkul dan memberikan suara kepada mereka yang seringkali terlupakan oleh masyarakat.
-Festival BATEVOTAFO (Band, Teater, Vokal, Tari, dan Foto).
-Penampilan Beberapa Guest star (Band Indie Lokal).
-Bazaar untuk mendukung umkm.
WAKTU TEMPAT
Hari/Tanggal : Jumat, 31 Mei 2024
Waktu : 14:00 WIB – 21:00 WIB
Tempat : Lobi Tengah Gedung B
SASARAN KEGIATAN
SMA
Mahasiswa
Masyarakat Umum
SUSUNAN KEPANITIAAN
Penanggung Jawab : Dionisius Nathaniel H. P.
Project Officer : Dylan Nirvananda
Sekertaris : Muhammad Naufal Kifayah
Bendahara : 1. Laura Malta
2. Nurul Dwi Latifah
Acara : 1. Fanni Indri Septiana
2. Wina Hasna Vania
3. Ferry Nugroho
4. Faris Abyan Hanif
Perlengkapan : 1. Farhan Anggarakhsa
2. Susilo Reyfasha Surya
3. Ridho Mu, Izzudin
4. Naufal Kamal Muzaki
5. Johan Josua Andika Simatupang
6. Muhammad Rafli Ekaputra
Konsumsi : 1. Ersa Satya Meitra
2. Jani Nurul Zahny Mony
3. Nava widya Rahmawati
4. Pinki Intan Saputri
Humas : 1. Nissa Oktaviani
2. Grace Dorty Manik
3. Muhamad Falih
4. Steve Nathan Ponto
Dokumentasi: 1. Ariesta Thierry Henri Pulumbara
2. Adam Alif Hafizh
3. Cintia Laura Sihombing
Keamanan : 1. Yusuf Ya Muhaimin
2. Susilo Reyfasha Surya
3. Rafi Arian Gading Pasha
Pendanaan : 1. Alivia Hardiyanti
2. Merliand Sabilla
3. Jovanka Agnesia
4. Rio Amarullah
Demikian kegiatan USV Jayabaya pada Jumat (31/5/2024).
Gemi-nastiti-ngati-ati adalah filosofi finansial jawi kuno. Artinya, gemi (hemat), nastiti (teliti), ngati-ati (berhati-hati). Terjemahannya adalah hemat, teliti, dan berhati-hati dalam atur keuangan.
Jangan sampai besar pasak dari tiang, besar pengeluaran dari penghasilan. Coba kita lihat sejarah jawi. Krisis demi krisis, kesusahan ekonomi rakyat jawa silih berganti dari jaman ke jaman. Wis ora heran yen rakyat jawa senantiasa prihatin ekonomi dari jaman ke jaman, beda dengan pendatang pedagang dari mainland. Tapi ya rakyat jawi survive, selamet finansial. Karena gemi-nastiti-ngati-ati. Prihatin bukan konotasi susah. Prihatin itu aplikasi gemi nastiti dan ngati-ati. Kata prihatin dalam bahasa jawa beda dengan bahasa melayu. Prihatin/priatin adalah pri-batin. Pribadi Batin mengalahkan nafsu keinginan. Priatin ini bukan hanya milik wong cilik jawa. Para priyayi jawa ya banyak laku priatin. Priyayi jawa tidak selalu identik dengan kaya materi. Priyayi jawa hampir selalu identik dengan kemampuan olah batin dalam menjaga hawa nafsu tetap terkekang terkendali dengan baik, dengan gemi-nastiti lan ngati-ati.
Meski kerap diremehkan kaum pendatang dari mainland karena terkesan priyayi jawa enggan berdagang, apalagi priyayi jawa anti jadi rentenir pelepas uang dari jaman ke jaman. Priyayi jawi emoh dan mending miskin daripada jadi rentenir penganak uang. Priyayi jawa jarang yang flexing. Bajunya lurik ya itu-itu saja, berbaur dengan warga banyak. Tapi laku priatin priyayi jawa tulen tetap mengolah jiwanya.
Gemi itu artinya hemat, irit, dan efisien dalam mengelola penghasilan. Gemi juga bisa diartikan gemar menabung.
Nastiti itu cermat, teliti, artinya memperhitungkan segala aspek dari apa yang akan dilakukannya atau yang sedang direncanakan, serta dampaknya apakah positif atau negatif bagi perekonomian keluarga.
Ngati-ati, sudah jelas, yaitu berhati-hati dalam pengeluaran finansial, perbelanjaan, pemilihan barang. Ngati-ati dalam memilih dan memilah.
Tiga kata itu adalah satu rangkaian yang dituangkan dalam satu pitutur jawi kuno di atas, meskipun sering juga masing-masing disampaikan secara mandiri terpisah dari yang lain.
Pitutur itu mengajari kita agar sebelum bertindak, kita menyusun perencanaan finansial yang komprehensif, agar hasilnya maksimal sesuai apa yang diharapkan serta selamet finansial. (*)