cari kata

Minggu, 25 Juni 2017

Media Online Ciri Demokrasi



Kalau orang melek demokrasi, pasti dia sadar bahwa tumbuh berkembangnya media online di tengah masyarakat sebuah wilayah negara adalah merupakan salah satu ciri demokrasi yang sehat di dalam rakyatnya.

Jika sebaliknya, maka kita bisa melihat contoh nasib warga Korea Utara yang warga rakyatnya tidak bebas menggunakan media internet, tidak bebas bersuara di media online dan bahkan tidak bebas ber-medsos, karena media online di Korea Utara dikendalikan oleh rezim negara itu.

Buktinya apa mas ? ya ketik saja kata kunci 'north korean media censorship' di google dan silahkan dibaca sendiri.

Lha wong seorang mahasiswa Amerika bernama Otto W. yang jadi turis di Korea Utara yang iseng mengambil leaflet propaganda, saja ditangkap, -ditahan lama, hingga menderita koma saat dipulangkan-, kemudian meninggal kok

Jika ada orang yang ingin agar kebebasan bermedia online kembali dikontrol mirip ketika rezim orde baru mengontrol media, maka orang itu mungkin belum pernah ke Amerika Serikat dan negara maju lainnya untuk melihat demokrasi yang berjalan baik, dan menjamin kemerdekaan hak berserikat dan mengeluarkan pendapat.

Terus ada sebagian dari diri saya yang bilang, mencerca dengan penasaran :"Tapi mas rakyat kita yang kebanyakan masih dunia ketiga --(saya tidak menyebut dengan miskin dan bodoh) ini belum siap demokrasi bebas ala Amerika apalagi ala negara maju, ingat mas kita ini dunia ketiga, ulangi : Dunia Ketiga (Third World Country), sebuah kenyataan yang harus dihayati, disadari, ditelan, dan diterima secara bersama-sama..."

"yaaa...dipikir sendiri dulu gimana baiknya toh kebebasan bersuara dan berpendapat sudah diatur dalam UU yang berlaku" jawab saya sendiri, lagi ☺

Jawaban pol yang paling mantep yang bisa saya pikirkan sekarang adalah : "Kita kembalikan saja pada Ideologi Pancasila Yang Sakti, beres kan.. jawab saya lagi dengan tenang pada diri sendiri juga, bukan pada orang lain ☺

Media Online yang saya Ibaratkan

Media online dotcom atau berbasis internet membuat masyarakat makin mudah mengakses aneka informasi di  dunia ini.

Tak heran, media online berlomba-lomba untuk meraih ranking tinggi di dunia persaingan media di dunia internet.

Ranking media online bisa dilihat melalui alexa.com, tinggal ketik nama media onlinenya dan lihat rankingnya baik secara nasional atau global.

Ibaratnya, -ini sebuah perumpamaan yang saya bayangkan- : Media online ini ibarat pohon-pohon yang menyajikan aneka buah segar yang siap disantap, sementara para pengguna media online internet ibaratnya adalah burung-burung  yang terbang di angkasa dan melihat-lihat buah ranum yang tersedia di pohon-pohon yang banyak jumlahnya.

Jumlah pengguna internet di Indonesia juga disebut-sebut di kisaran antara 63 juta jiwa menurut situs kominfo di sini  

Ø  Jumlah Pengguna Internet sebanyak itu adalah potensial orang yang bisa melihat aneka iklan dan informasi yang disajikan media online pada umumnya.

Karena itu untuk mempertahankan rankingnya yang tinggi,  maka media media online besar dan ternama ibaratnya makin memperbanyak buah ranum segar di pohonnya agar burung-burung mau ‘memakan’ buah itu.

-Saya Ibaratkan bahwa media Online yang besar adalah mirip pohon besar yang buah informasinya banyak sekali, dan berbuah lebat tiap hari.

-Saya Ibaratkan para peselancar di internet adalah burung-burung yang hendak mencari buah informasi.

-Saya ibaratkan pula bahwa burung-buring ini ada yang langsung mendatangi pohon besar yang buahnya banyak dan lebat karena dengan sebuah pohon saja dia bisa menikmati aneka  buah informasi.

-Saya ibaratkan, ada burung-burung yang mencari buah informasi ini tidak langsung menuju ke sebuah pohon inforamsi, namun terlebih dahulu dipandu atau di-guide oleh mesin pencari atau search engine.

-Saya ibaratkan mesin pencari sperti google adalah  sebuah stasiun angkasa tempat burung-burung biasa menuju terlebih dahulu untuk mencari buah tertentu yang dibutuhkannya.

Untuk itu maka pohon-pohon media online ini seringkali menggunakan teknik SEO (Search Engine Optimalization) agar 'buah informasinya' mudah dikenali oleh sebuah 'stasiun  mesin pencari' yang membantu burung-burung mencari buah yang spesifik.

Tidak Hanya Pohon Besar saja yang Dihinggapi Burung.

Hal ini tentu disambut baik dalam dunia jurnalistik, karena dengan begitu maka makin banyak jurnalis memperoleh kesempatan untuk mengasah ketrampilan jurnalistiknya dengan bekerja di media online yang  ada.

Sedangkan media online menengah dan kecil juga mungkin untuk rankingnya naik merambat ke atas, dengan syarat-syarat umum yakni kreatif dan inovatif.

Di dunia internet ini tidak hanya pohon besar yang buahnya banyak saja yang sering dihinggapi burung.

Namun juga ada pohon-pohon sedang dan kecil yang buahnya manis, serta mungkin buah infonya sangat spesifik, dan mungkin juga buah infonya tidak senada dalam menggiring opini  publik - apalagi buahnya sudah tercemar untuk kepentingan politik sang konglomerat pemilik pohon media besar itu.

Maka pohon independen yang tak besar itu juga akan 'dihinggapi’ oleh 'para burung' pengakses informasi di internet.

Hanya saja hindari berita hoax atau berita bohong yang tak didukung fakta dan data yang jelas.

Karena 'burung-burung' pun juga akan curiga dan enggan hinggap lagi jika buahnya ternyata plastik dan bohongan bukan buah beneran.

Salam jurnalistik, teruslah menulis dan menuangkan fakta, data serta opini dan pikiran kita semua, karena sebenarnya jika kita membagi pengetahuan maka, akan makin bertambah pengetahuan kita secara alamiah. 

Alangkah ruginya orang yang menyembunyikan ide pengetahuannya, kalau hanya ide pengetahuan itu dibawa masuk ke liang kubur, untuk apa?

Karena pengertahuan itu bukan milik kita sebagai manusia biasa. (*)

Selasa, 06 Juni 2017

Majalah 'Hai' Berhenti terbit Cetak

Bulan Juni 2017 adalah bulan terakhir majalah 'Hai' cetak terbit. 

Mulai 1 Juni 2017 majalah cetak ini memutuskan tidak lagi naik cetak. Namun beralih ke platform online digital dengan laman hai.grid.id.

Saya pribadi ingin nostalgia sedikit bahwa saya pernah berlangganan majalah 'hai' ini saat masa pra remaja dan remaja sejak saat masih SD saya suka baca komik yang ada di dalam majalah hai antara lain :

- Trigan dengan tokohnya :Jano, Trigo, Bragg dalam Komik lukisan Don Lawrence

-Storm dan Si Rambut Merah

-Arad dan Maya


-Roel Dijkstra

-Rahan

-Prajurit Rogue, komik strip asyik tentang Prajurit benama Rogue yang punya micro chip di tubuhnya, ada pula temannya Bagman.

Saya ingat cerita Lupus-nya Hilman Hariwijaya  juga di Hai.

Juga epik balada bersambung 'Balada Si Roy' yang  karya Gola Gong. Khusus 'Balada Si Roy' ini sangat inspiratif, membuat saya juga terdorong menulis liputan travelling saya di blog ini sebisa saya saja, bukan fiksi.

Juga cerita "kiki dan komplotannya" karya Arswendo Atmowiloto.

Kemudian cerbung 'Imung Detektif Cilik' karya Arswendo Atmowiloto... lucu juga karena nama Imung ini mirip nama panggilan saya dari kecil hingga kini he he he :-)

... dan banyak lagi, hanya saja waktu SD itu sudah agak terlupa. Namun saya ingat ada beberapa komik strip dalam Hai yang saya ingat, semuanya bagus, seperti komik strip 'Coki si Pelukis Cepat'.

Saya juga ingat banyak kisah pejuang 45 dalam bentuk komik strip yang sangat heroik di majalah 'hai'. 

Menginjak usia  SMP sekira tahun 1986-1989, kalau majalah 'hai' sudah datang diantar loper koran ke rumah, saya selalu siapkan snack buatan sendiri dulu - kentang goreng-, caranya gampang cuci kentang, kupas kentangnya, iris peresegi panjang -goreng, makan pakai sambel 'selera', sambil baca 'hai' he he he... 

....saat SMA tiba di th 1989- 1992 saya juga setia terus baca 'hai' terutama liputan musik luar negerinya yang 'leading' tanpa ada pesaing yang mengulas jagad musik baik nasional maupun musisi mancanegara.

Ulasan musik dalam Majalah 'Hai' adalah serius dan terdepan di jaman dulu itu, dan menjadi acuan untuk anak muda dalam mengembangkan bakat bermusik mereka.




Ya itulah sebatas kenangan jadul alias jaman dulu...

 Kini Hai cetak mulai  Bulan Juni 2017  majalah Hai telah memutuskan untuk tutup.

Sebenarnya beberapa majalah seperti 'kawanku' juga sudah tutup yang menandakan  makin lesunya bisnis media cetak.

Sementara bisnis media online juga tidak semudah cetak dalam menangguk iklan.

Hilangnya majalah cetak Hai yang sudah terbit sejak tahun 1977 menandakan bahwa majalah cetak tidak lagi efisien dalam segi bisnis.

Untuk membuat media cetak jelas membutuhkan modal yang sangat besar, untuk running percetakannya, beli bahan baku kertas, tinta, pra cetak dan biaya panjang untuk sirkulasi terbit dan tagih majalah.

Konten dalam media cetak juga tidak bisa menyaingi konten platform digital yang makin multi platform dari satu laman bisa memuat radio streaming, tv/ video streaming dan  lebih banyak gambar foto dan tulisan yang tak terbatas kuota halaman.

Belakangan ini memang terindikasi semakin banyak media cetak di Indonesia yang tutup tau pindah menjadi media online. Pada tahun 2016 lalu misalnya, majalah terkenal untuk pria 'FHM' memutuskan tutup.

Di negara seperti Amerika Serikat, media cetak pun sudah cukup banyak yang tutup. Ketik saja kata kunci di google : 'defunct newspaper', maka akan disajikan ratusan daftar media cetak yang sudah tutup di Amerika. (*)

Kamis, 18 Mei 2017

Fikom Days 2017 FIKOM Jayabaya

Event FIKOM Days yang didakan oleh para mahasiswa Fikom Jayabaya digelar mulai hari Kamis 17/5s.d hari Jumat 28/5.

Event tahunan mahasiswa Fikom universitas Jayabaya ini, pada tahun ini bertema " Suara Bangsaku".

Hari kamis 17/5 dihelat seminar bertempat di gedung Universitas Jayabaya.
Mung Pujanarko

Sebagai pembicara adalah Budi Dwi Haryanto (Hary), pendiri kampung batik palbatu, Jakarta

Moderator Mung Pujanarko, S.Sos, MI.Kom.

Dalam seminar ini Hary menjelaskan hal-ikhwal Batik kepada para mahasiswa.
"Agar generasi muda mencintai Batik, dan paham mengenai pakem pembuatan batik, juga bisa membedakan antara Kain Batik Tulis dan Kain Motif Batik" jelasnya.

Karena menurut Harry jika disebut Batik tulis syaratnya adalah adanya canting, malam atau cap. (*)

Rabu, 17 Mei 2017

Fiska Clarisa Berikan Materi Video Jurnalistik di Diklat Kehumasan POLRI

 
Tribratanews.polri.go.id-Polda Papua Barat, Dalamrangka meningkatkan kemampuan kehumasan bagi anggota Humas Polri jajaran se-Indonesia, Divisi Humas Polri menggelar Pelatihan Kehumasan mengenai jurnalistik media sosial yang berlangsung tanggal 15-21 Mei 2017 yang berlangsung di Hotel Falatehan Jakarta.
Dihari kedua ini (17/5) Pelatihan diisi oleh narasumber Fiska Clarisa dari Reporter Kompas TV. Pada kesempatan tersebut Fiska memberikan materi Video Jurnalistik tepatnya cara menjadi presenter yang baik dan benar. Berbagai teori jurnalistik juga diberikan oleh Fiska kepada 34 personil Humas Polri yang mengikuti pelatihan tersebut. Usai pemberian materi dilaksanakan sesi praktek yang harus diikuti oleh peserta pelatihan. Para peserta diberikan sebuah tema oleh Fiska yang nantinya harus dipraktekan oleh peserta yang akan mengikuti praktek di kegiatan pelatihan ini. Peserta yang tampil pertama dari Polda Sumatera Selatan Bripka Yulius. Bripka Yulius melaporkan peristiwa banjir dari daerah Sumatera Selatan yang terjadi baru saja berlangsung. Walaupun tidak lancar, ini merupakan sebuah proses karna bila ingin sukses tidaklah mudah dan harus dengan berbagai latihan. Setelah Yulius peserta yang tampil dilanjutklan oleh peserta lain namun tidak semuanya karena waktu yang terbatas, namun pada umumnya para peserta mengiktui kegiatan ini dengan penuh semanagat dan keceriaan karena mendapatkan pengalaman baru dari seorang Jurnalis profesional. Usai

34 Orang Anggota Humas POLRI ikuti Diklat Jurnalistik

Jakarta- Sebanyak 34 orang anggota Humas POLRI terlihat sedang tekun mengikuti diklat Jurnalistik.
Diklat ini diadakan di Hotel Faletehan, di  bilangan Blok M, Jakarta Selatan, mulai hari Senin (15/5)  sampai dengan hari Minggu (21/5).



Dalam pelatihan ini aneka ketrampilan di bidang jurnalistik diajarkan kepada para anggota Humas POLRI.

Diantaranya adalah membuat quick news.

Menurut salah seorang peserta, yakni Aiptu Ruslan (42) dari Polda Papua, menyatakan bahwa dirinya mengikuti diklat ini untuk menambah kemampuan dan pengetahuan ilmu jurnalistik.

“Saya ingin mengetahui dan menambah pengalaman di bidang ilmu jurnalistik,” ujar Ruslan di Hotel Faletehan (17/5).

Sedangkan menurut Aipda Bayu (35)  dari Polda Bengkulu menyatakan hal yang sama.
 Namun untuk peserta yang bernama Brigadir Irma (27), lain lagi, dia menyatakan bahwa dirinya ingin menambah ilmu dan wawasan jurnalistik untuk menangkal hoax (berita bohong).


Nara sumber Mung Pujanarko menyatakan bahwa mengikuti diklat ini menjelaskan bahwa penulisan quick news memang bisa ampuh melawan hoax.



“Quick news sejatinya ampuh untuk melawan hoax atau berita bohong karena ditulis dengan tepat cepat dan akurat” pungkasnya. (*)

Minggu, 30 April 2017

Ganja Bukan Rekreasi

Tulisan ini adalah hasil dari renungan dalam lintasan pemikiran saya ketika di akhir Bulan April 2017 jelang awal Mei 2017 ini seorang artis yang single lagunya berjudul 'Bebas' yang lagunya cukup saya suka, yakni artis selebritis Iwa K tertangkap tangan kedapatan membawa 3 linting ganja ketika Iwa K memasuki security check point (SCP) di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu, 29 April 2017.

Atas kasus ini maka sejarah mencatat pada hari Senin (1/5) Iwa K yang juga rapper panuta para anak muda pecinta musik sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus Narkoba Ganja.

Ironisnya berulangkali Iwa K giat berkampanye anti Narkoba, malah ketangkap bawa Ganja.

Kasus ini bermula saat Hari Sabtu 29/4 , Iwa sedianya akan terbang ke Palembang menggunakan pesawat Lion Air JT79 pukul 05.00 WIB, namun akhirnya justru tertangkap tangan kedapatan membawa tiga linting rokok yang diduga ganja.

Barang yang diduga Ganja itu disembunyikan di dalam bungkus rokok, adapun  banyaknya ganja yang kedapatan  dibawa oleh Iwa K adalah  tiga linting ganja.

Maka tak pelak Iwa K yang juga penyiar rtadio yang setiap hari bisa didengar suaranya lewat siarannya di 'radio D- FM' dengan tagline "Relax dengan lagu Enak' juga mata acara 'Radio D-FM' di "Cerita lagu Cinta bersama Iwa K" inipun kemudian digelandang oleh pihak  kepolisian  Jajaran Polresta Bandara Soekarno Hatta, Tangerang yang mengamankan penyanyi rap Iwa K, Sabtu (29/4/2017) pagi.

"Tersangka yang kami amankan Iwa K umur 46 tahun pagi tadi," ujar Kasat Narkoba Polresta Bandara Soetta, Kompol Martua Silitonga kepada WartawanSabtu (29/4/2017).

Penyanyi/ rapper  bernama lengkap Iwa Kusuma alias Iwa K, ini ketika kepergok membawa 3 lintingan yang patut diduga ganja sempat mengelak dan menolak  pemeriksaan petugas yang menangkapnya.

Namun dengan kesigapan petugas keamanan Bandara Soekarno hatta Meski Iwa K berusaha untuk menghindari pemeriksaan,  petugas Aviation Security Bandara Soekarno-Hatta, tetap menggiring Iwa K. ke pos pemeriksaan Avsec di Terminal IB.

Ketika rokok yang dibawanya positif ganja, petugas kemanan bandara langsung melaporkan hal ini ke Polres Bandara Soekarno-Hatta.

Kepala Satuan Narkoba Kepolisian Resor Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Martua Raja Silitonga mengatakan barang bukti tiga batang rokok diduga adalah ganja dengan kandungan THC (ganja).

"Nah posisinya ganja tersebut ada di dalam tiga linting rokok Dji Sám Soe," kata Martua.

Artis bernama lengkap Iwa Kusuma alias Iwa K juga sudah menjalani tes urine setelah kedapatan membawa tiga linting ganja. Dari hasil tes, urine Iwa K dinyatakan positif mengandung tetrahidrokanabinol (THC), zat narkotika aktif pada ganja.

"Sementara ini yang bersangkutan Iwa K kita sudah lakukan pengujian tes urine melalui rumah sakit, bahwa yang bersangkutan positif mengandung THC urinenya. Urinenya Iwa K positif mengandung THC," ujar Kasat Narkoba Polres Bandara Soekarno-Hatta Kompol Martua Raja Silitonga

"Yang bersangkutan positif mengonsumsi THC dari rokok yang patut diduga ganja," ujar kasat Narkoba Polres bandara Soetta ini.

Kasat Narkoba Polres Bandara Soekarno-Hatta Kompol Martua Silitonga mengatakan, sementara ini  pihaknya sedang melakukan pemeriksaan terhadap dugaan barang bukti Narkoba jenis ganja yang di bawa oleh artis Iwa K.

Barang bukti tersebut saat ini tengah dilimpahkan ke Puslabfor Mabes Polri guna mengetahui isi dari kandungan yang diduga berupa barang haram berupa ganja.

"Untuk memastikan itu kandungan positif THC  itu Puslabfor tugasnya," ujarnya saat dihubungi wartawan, Sabtu (29/4/2017).

Selain barang bukti, kepolisian juga sedang melakukan pemeriksaan secara intensif terhadap  Iwa K di Polres Bandara Soekarno Hatta.

"(Iwa) dalam proses pemeriksaan. Dia sudah mengakui, tapi secara detail belum dapat disampaikan. Kami dalam rangka pengembangan orang yang memberi ganja ke bersangkutan," tutur Martua.

"Masih dalam proses penyelidikan untuk mencari siapa yang memberikan kepada yang bersangkutan dan memulai awal untuk melakukan kegiatan penyidikan dengan melakukan kegiatan pemeriksaan dalam bentuk BAP,"pungkas kasat Narkoba Polres bandara Soetta ini.

Jika terbukti kedapatan membawa ganja maka seseorang dapat dipidana dengan ancaman hukuman berat sesuai Hukum  Pidana dan UU Narkotika.

          
                         KONSEKUENSI HUKUMAN ATAS  NARKOBA 

Atas perbuatan memiliki ganja, orang tersebut dapat dipidana sebagaimana terdapat dalam Pasal 112 UU Narkotika, yang berbunyi :

(1)  Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).

(2)  Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).”

Pembaca blog saya yang budiman, adapun yang dimaksud Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.

Narkotika golongan I memuat daftar sebanyak 114 jenis narkotika sesuai lampiran UU narkotika juga peraturan menteri kesehatan.

Adapun Tanaman Ganja termasuk dalam Golongan I narkotika yang dimaksud UU Narkotika.

Tanaman ganja, semua tanaman genus genus cannabis dan semua bagian dari tanaman termasuk biji, buah, jerami, hasil olahan tanaman ganja atau  bagian tanaman ganja termasuk damar ganja dan hasis, adalah Golongan I narkotika berbahaya.

Juga tercantum dalam Golongan I Narkoba adalah Tetrahydrocannabinol (THC), dan semua isomer serta semua bentuk stereo kimianya.

Termasuk jenis Delta 9 tetrahydrocannabinol, dan semua bentuk stereo kimianya.

Tembakau Gorilla ber-THC juga masuk Golongan 1 Narkoba.

Kasat Reserse Narkoba Polresta Bandara Soekarno Hatta, Kompol Martua Raja Silitonga menyebut sesuai ketentuan UU, maka penyidik masih punya waktu 3×24 jam untuk menetapkan status tersangka dalam kasus kepemilikan ganja atau narkoba.

 Artinya sebelum sampai pada status tersangka, maka penyidik dalam hal ini kepolisian masih punya waktu selama 3 X 24 jam sebelum menetapkan status tersangka atau status lain.

Namun demikian harap dimengerti bersama bahwasanya Ganja / gelek/ canabis adalah Narkotika Berbahaya, maka ini kita semua harus mengetahuinya.

Menghisap memakai ganja bukanlah rekreasi atau recreational drugs, bukan !

Ini jauh dari rekreasi.

Bagaimana status anda dan bagaimana kehidupan Anda kelak jika Anda terbukti memakai Narkoba apalagi jenis ganja yang selama ini dianggap remeh.

Saya prihatin, karena di dunia maya, di internet banyak orang yang berpandangan bahwa ganja adalah rekreasi dan rileksasi. Sejatinya Bukan !

Karena  ancaman hukumannya cold and real, nyata, tidak ringan, sangat serius.

JIka kelak penyanyi Iwa K telah merasakan konsekuensinya, maka  memang penjara itu nyata seramnya, nyata sakit dan mengerikannya masuk penjara karena Narkoba.

Apalagi bagi public figure sebagai panutan anak muda.

Bagi generasi muda terutama, mari kita waspadai ganja, itu tanaman berbahaya, bukan main-main, dan lantai penjara yang dingin akan menemani Anda selama bertahun-tahun jika masih iseng bermain-main dengan ganja.

(*'by Mung P)


Sabtu, 29 April 2017

Wisata ke Kamar Ratu Jin Nyi Roro Kidul, Ratu Jin Pantai Selatan


Palabuhan Ratu, Sukabumi – Wisata ke Gunung, pantai, danau atau bukit mungkin hal itu sudah biasa dan sering dilakukan. Namun kalau wisata ke kamar Ratu Jin?

Waah… ini merupakan wisata yang unik, karena yang dikunjungi bukan kamar ratu Inggris di istana Buckingham, namun yang saya kunjungi adalah kamar Ratu Jin yang bernama Ratu Pantai Selatan Kanjeng Nyi Roro Kidul.

Waktu Wisata ke Kamar Ratu Jin Nyi Roro Kidul  yang cantik jelita ini juga kebetulan waktunya pas, yakni setelah menyaksikan keindahan Pantai Cibangban dan pantai Karanghawu, serta yang tak kalah indahnya adalah pantai berpasir halus yang terletak tepat di belakang Hotel Samudera Beach ini.

Pembaca saya.com kamar yang khusus diperuntukkan untuk Ratu Jin, Nyi Roro Kidul ini terletak di lantai 3 sebuah hotel berbintang 4 bernama Samudera Beach Hotel di kawasan pantai Palabuhan Ratu, Jawa Barat.

Ketika saya masuk di kamar yang serba hijau ini memang seru dan penuh sensasi, karena sejak awal melakukan kunjungan ke kamar Ratu bangsa Jin ini saya telah membayangkan jika yang dikunjungi adalah ‘alam Jin’ alias kamar ratu Jin Ratu Roro Kidul/ Rara Kidul ☺

Suasana dalam kamar Ratu Jin Ratu Rara Kidul ini semuanya bernuansa serba hijau, dinding, tirai, sprei tempat tidur dan karpet semuanya serba hijau pupus.

Namun meski bukan diperuntukkan untuk manusia, kamar yang sengaja diperuntukkan untuk Ratu Jin, Ratu Rara Kidul ini dekorasinya sangat mewah, cukup lengkap dengan aneka perabotan seperti layaknya kamar manusia.

“Tapi tak ada seorangpun manusia yang diijinkan untuk tidur hingga berhari-hari di kamar ini, paling jika ada orang yang bermeditasi di kamar ini, namun tidak sampai berhari-hari, paling lama semalam suntuk, dengan ijin khusus pada pihak manajemen Hotel, karena kamar ini kan khusus untuk kamar Kanjeng Ratu  Kidul,“tutur Mbak Sri (50) sebagai petugas Hotel Samudera Beach yang ditugasi mengurus kamar khusus ini.

Pengunjung yang masuk untuk menegok kamar ratu Jin ini juga dibatasi oleh pihak manajemen hotel Samudera Beach, tidak boleh banyak orang. Cukup maksimal 4 (empat) orang sekali masuk, dan kunjungan hanya dibatasi waktunya 5 (lima) menit saja.

“Karena kamar ini bukan kamar sembarangan, kalau masukpun harus ketok pintu dan ucapkan salam, meski tak ada seorangpun manusia di dalam kamar ini,” tutur pegawai hotel ini.

Kamar Jin Ratu Pantai Selatan ini jika kita masuk di dalamnya akan diterpa dengan aroma wangi bunga, wangi dupa dan aneka harum minyak wangi.

Di kamar ini terdapat tiara atau mahkota, juga beberapa perangkat baju lengkap, termasuk beberapa lukisan Nyi Roro Kidul yang dilukis oleh almarhum maestro seniman Basuki Abdullah.

Lukisan karya Basuki Abdullah ini cukup besar dan ditempatkan pada dinding utama di dalam kamar ini. Bisa dibayangkan berapa harga lukisan Nyi Roro Kidul karya maestro Basuki Abdullah ini di kamar ini.

Ketenaran lukisan Nyi Roro Kidul ini menurut saya melebihi ketenaran lukisan Monalisa karya Leonardo da Vinci.



Mengapa ?

Karena biar bagaimanapun cantik dan misteriusnya Monalisa, tapi Monalisa adalah seorang manusia biasa. Sedangkan lukisan Nyi Roro Kidul jelas adalah sosok Ratu bangsa Jin yang mendiami kawasan Pantai Selatan Pulau Jawa.

Itulah sebabnya ketika saya berkesempatan untuk berwisata kali ini, maka saya memilih berwisata ke kamar Ratu Jin, sebagai destinasi yang tidak biasa atau tidak lumrah.

Untuk pengunjung kamar ini juga kini tidak diperkenankan untuk sembarangan memotret dengan kamera handphone, namun saya dan keluarga, mendapat ijin khusus dari petugas Hotel untuk memotret situasi dalam kamar yang diperuntukkan untuk ratu Jin Ratu Nyi Rara Kidul ini.

Juga sekarang tak ada tag nomor 308 di pintu kamar di lantai 3 ini, sudah diganti dengan tulisan “private” di pintu kamar untuk Ratu Jin ini.

Kalau dipikir, mungkin hanya di Indonesia saja ada kamar di hotel berbintang yang cukup mewah yang hanya diperuntukkan bukan untuk manusia namun untuk makhluk Jin.

Tidak ada kamar semacam ini dalam artian kamar untuk Jin di hotel berbintang di negara lain. Sebuah keanehan dunia yang mencengangkan.

(written by Mung Pujanarko 28/04/2017)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons