cari kata

Sabtu, 07 Agustus 2021

Gandeng Ormas SKS, PPWI Lebak Gelar Aksi Sosial Bagi-bagi Nasi Kotak



PPWI, Lebak – Dewan Pengurus Cabang Persatuan Pewarta Warga Indonesia (DPC PPWI) Kabupaten Lebak menggelar aksi sosial membagikan makanan berupa nasi kotak kepada sejumlah pedagang asongan dan pengayuh becak di Kawasan Perkantoran Pemerintahan Kabupaten Lebak dan Alun-alun Kota Rangkasbitung, Jumat, 06 Agustus 2021. Kegiatan tersebut terselenggara melalui kerjasama PPWI Lebak dengan dengan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Sejatinya Kita Saudara (SKS).


Kegiatan bakti sosial tersebut merupakan agenda mingguan DPC PPWI Kabupaten Lebak dan SKS Lebak, yang dilaksanakan setiap hari Jumat usai melaksanakan ibadah shalat Jumat di sekitar Kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten. “Jum’at berkah ini adalah agenda mingguan kami, sesuai visi misi dan AD/ART organisasi yang salah satunya adalah melaksanakan kegiatan sosial kepada masyarakat, maka PPWI Lebak berinisiatif akan terus melaksanakan kegiatan ini sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Hari Jumat ini kami mengadakannya di depan Masjid Agung Al- A’raf Kabupaten Lebak. Semoga ke depan akan lebih banyak lagi yang bisa kami lakukan untuk masyarakat Lebak,” kata Abdul Kabir, Ketua PPWI Kabupaten Lebak saat ditemui awak media ini di sela-sela kegiatan.


Selain itu, lanjut Abdul Kabir, PPWI Kabupaten Lebak yang baru seumur jagung berharap, hadirnya organisasi PPWI bisa bermanfaat dan bisa melakukan sesuatu yang dapat dirasakan oleh masyarakat di tengah-tengah masa sulit seperti ini. Abdul Kabir juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada para pihak yang telah membantu terlaksanannya kegiatan ini.


“Meski yang kami lakukan hanya bernilai sedikit, tetapi setidaknya kami berupaya melakukan sesuatu untuk dapat membantu mereka yang terhimpit secara ekonomi di masa sulit ini. Tidak lupa saya juga selaku Ketua PPWI Kabupaten Lebak mengucapakan banyak terima kasih kepada para pihak yang sudah membantu kegiatan ini,” pungkasnya.


Hal senada dikatakan Ketua SKS, Agus Kuncir. Ia mengaku sangat mendukung kegiatan ini karena ada persamaan visi misi organisasi PPWI dengan Ormas SKS. Agus berharap, sinergitas yang sudah terjalin antara kedua organisasi ini dapat terus ditingkatkan, terutama dalam hal kegiatan sosial kemasyarakatan. 


“Saya berharap, sinergitas antara PPWI dan SKS dapat terus ditingkatkan. Semoga saja apa yang kami lakukan ini dapat bermanfaat dan membantu mereka yang membutuhkan,” pungkas Agus. (KBR/Red)

Perwakilan PPWI di Libya Resmi Terdaftar di Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Libya




PPWI , Jakarta – Kantor Perwakilan Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Internasional di Libya telah secara resmi terdaftar di Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Libya. Penerimaan pendaftaran Kantor Perwakilan PPWI Internasional di negara ini ditandai dengan pemberian surat ‘_Legal Licence for Libya PPWI Office_’, semacam Surat Keterangan Terdaftar (SKT), oleh Kementerian tersebut kepada Kepala Perwakilan PPWI Libya, Dr. Faez Mohmad Monsour Alfarjani. Legal Licence for Libya PPWI Office tertanggal 7 Juli 2021 tersebut ditandatangani oleh Kepala Departemen Media Internasional Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Libya.


Hal itu disampaikan Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, kepada media ini, Jumat, 6 Agustus 2021. “Alhamdulillah, Puji Tuhan, Sekretariat Nasional PPWI telah menerima copian Legal Licence for Libya PPWI Office, semacam SKT di Indonesia, yang diterbitkan oleh Pemerintah Libya melalui Departemen Media Internasional Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional Libya,” ungkap Lalengke yang mengaku sangat senang atas perkembangan baik ini.


Dengan terbitnya Legal Licence for Libya PPWI Office tersebut, tambah alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu, PPWI Internasional Libya secara resmi diakui keberadaannya di negara itu. “Dengan diberikannya Legal Licence for Libya PPWI Office kepada perwakilan kita di sana, hal itu menandakan bahwa PPWI Internasional telah resmi dan diakui keberadaannya di negara Libya. Dan, ini merupakan Kantor Perwakilan PPWI yang pertama mendapatkan legal licence di luar negeri. Kita berharap kantor perwakilan PPWI di negara lainnya juga akan segera mendapatkan legalitas dari otoritas setempat,” beber Lalengke.


Ditanya tentang apa manfaat pembukaan Kantor Perwakilan PPWI Internasional di berbagai negara, lulusan pasca sarjana bidang Global Ethics dari Universitas Birmingham, Inggris, itu menjawab singkat bahwa melalui pembukaan kantor di sejumlah negara PPWI memiliki peluang untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan pengembangan peradaban di tingkat global. “Minimal kita bisa membangun silahturahmi, persahabatan dan persaudaraan antar bangsa. Kita secara konseptual dan faktual mempunyai ‘saudara dekat’ di negara-negara tersebut yang tergabung dalam Keluarga Besar PPWI. Dengan terbentuknya jalinan persaudaraan itu, kita mempunyai peluang besar dalam mengembangkan banyak hal, termasuk kerjasama-kerjasama antar bangsa,” jelas alumni Program Persahabatan Indonesia – Jepang Abad-21 tahun 2000 ini penuh semangat.


Sebagaimana telah diberitakan oleh jaringan media yang tergabung dalam PPWI Media Group beberapa waktu lalu bahwa PPWI telah berhasil membuka Kantor Perwakilan PPWI Internasional di Lebanon dan Libya [1]. Hingga berita ini ditayangkan, PPWI juga sudah memiliki perwakilan di Chad, Iraq, Arab Saudi, dan Oman.


“Rekan-rekan Perwakilan PPWI kita di sana sedang mempersiapkan Kantor Perwakilan PPWI Internasional di negara masing-masing. Saya berharap Perwakilan Pemerintah Republik Indonesia di negara-negara tersebut dapat memanfaatkan jaringan PPWI Internasional ini untuk keperluan Kedubes dan Konsulat RI, misalnya untuk sosialisasi program, pengembangan kerjasama ekonomi, dan lainnya,” jelas Lalengke.


PPWI sebagai organisasi jurnalis warga yang awalnya hanya bersifat nasional Indonesia, kini telah merambah ke berbagai negara di hampir semua benua: Asia, Eropa, Afrika, Amerika, Amerika Latin, dan Australia. Perkembangan itu tidak lepas dari kerja-keras Dewan Pengurus Nasional yang dimotori oleh Koordinator PPWI Internasional, Dr. Abdul Rohman Daboussy, seorang ahli dan praktisi teknologi informasi, media, dan konsultan global marketing. Dalam waktu dekat, PPWI Internasional akan mengadakan konferensi virtual yang akan menghadirkan beberapa tokoh jurnalisme warga untuk berbagi informasi, pengetahuan, pengalaman dan wawasan tentang berbagai isu global, termasuk mengenai Covid-19 dan penanganannya di masing-masing negara peserta. (APL/Red)


Catatan:

[1] Setelah Lebanon, PPWI Buka Kantor Perwakilan di Libya; https://pewarta-indonesia.com/2021/07/setelah-lebanon-ppwi-buka-kantor-perwakilan-di-libya/

Kamis, 29 Juli 2021

Memilih Bilah

 




Memilih bilah pisau adalah pengetahuan yang diwariskan dari ayah ke puteranya.

Lebih dari itu, sejarah budaya manusia tak lepas dari bilah tajam untuk memulai kebudayaan awal.

Kegiatan di alam bebas seperti camping atau memancing memerlukan alat berupa pisau.

Pisau lipat sering disebut sebagai pocket knife. Saya adalah biker atau motorist yang tiap hari naik motor. Percaya atau tidak, sedia alat pocket knife sangat berguna untuk seorang motorist terutama untuk memotong tali pengikat barang di boncengan, bahkan rantai yang mungkin terlilit plastik atau kain di jalanan bisa dipotong dengan bantuan pocket knife. Saya pernah berkendara dan tiba-tiba rantai motor terlilit oleh ponco, maka saya potong ponco itu dengan gantungan kunci.

Di laci kendaraan roda empat juga tersedia tool atau alat folding knife.

Saat hiking pun pasti sedia pocket knife.

Pisau lipat yang baik tentu bilahnya tajam sekali, jenis-jenis baja seperti baja karbon sangat tajam, maka berhati-hatilah dalam menggunakan peralatan pisau lipat, termasuk cara membuka dan menutupnya secara aman (selalu ingat safety first).







Memilih bilah pisau yang baik menurut hemat saya, kebetulan saya suka bilah yang ringkas tapi kuat.



Kekuatan bahan baja atau steel merupakan syarat utama. Makin kuat bilah baja, maka makin baik kualitas bilah pisau.

Kemudian pegangan (handle grip) atau gagang pisau juga berperan. Saya suka gagang yang mudah digenggam, gagang yang simple dan mudah sesuai dengan genggaman tangan. Gagang dari karet lebih saya sukai karena mudah dalam genggaman.


Semua ini baik digunakan dalam kegiatan alam bebas berkemah atau memancing.


Bilah memiliki berbagai macam type bilah; ada bilah tanto, ada bilah kerambit, bilah camper, bilah point tip (ujung runcing), bilah drop point (ujung jatuh), clip point (ujung klip), bilah spey (bilah hunt),  bilah leaf (bilah daun) dan lain sebagainya. Ragam varian jenis bilah ditujukan untuk ragam kegunaan kerja.


Bilah Clip point dan Drop point


Mini twin knife : clip point with lanyard and drop point


Intinya adalah pada pemilihan kualitas bilah yang baik dan kuat.






Ada pula yang disebut bushcraft knife. Bushcraft knife memiliki bilah yang baik. Pisau bushcraft atau bushcraft knife ini bisa jadi alat yang handal saat untuk kemping.




Dengan pisau bushccraft atau bushcraft knife, kira bisa membuat aneka bentuk kayu keperluan untuk membuat pasak, tiang, menyerut kayu untuk dibuat api. Karena bilah bushcraft knife yang menjadi satu dengan gagangnya.

Penyuka kegiatan alam bebas atau outdoor adventure pasti mengoleksi banyak bilah pisau untuk alat kerja di dalam kegiatan di alam bebas. Sekian dan Salam Safety.












Untuk pisau lipat victorinox, jenisnya cukup banyak. 



Senin, 19 Juli 2021

Combinar FIKOM Jayabaya angkat tema How to Build Our Self Branding in Digital Era

 




Jakarta, Daring - Senat Mahasiswa dan BPM (Badan Perwakilan Mahasiswa) Fikom Jayabaya sukses menggelar event online combinar yang bertajuk "How to Build Our Self Branding in Digital  Era" secara virtual daring pada hari Senin (19/7/2021) jam 13:00 sampai selesai.

Acara ini menghadirkan 3 (tiga) orang narasumber yaitu Ghania Harsono, kemudian Jeniffer Rachel, dan Rania Marchella. 

Combinar Fikom Jayabaya ini dipandu oleh MC The Doyan’s yakni Aldo Fallah dan Ryan Fadjar.

Acara combinar Fikom Jayabaya ini disponsori oleh Narana Citra Kreatif, Jakarta.

Dalam sambutannya di awal acara combinar, Dekan Fikom Universitas Jayabaya Dra. Hj. Dewi Setyarini, M.S menyampaikan bahwa para mahasiswa yang telah semakin pintar teknologi agar lebih bersifat kreatif dalam membangun konten digital. Selain itu juga para mahasiswa juga diharap dapat secara bijak mengeksplor kemampuan diri dengan selalu berdasarkan etika.




“Tunjukkan bahwa mahasiswa bisa membuat konten yang mendidik dan tetap beretika, dengan memahami aturan dan perundangan-undangan yang berlaku dalam dunia IT,” demikian pesan Dekan Fikom Jayabaya Dra. Hj. Dewi Setyarini, M.S dalam sambutan combinar.

Dekan Fikom Jayabaya juga berpesan agar para mahasiswa peserta combinar, terutama mahasiswa Fikom Jayabaya bisa menimba ilmu dalam combinar ini dengan sebaik-baiknya.



“Terimakasih kepada Ketua Senat Mahasiswa Fikom Alfitri Yaumi dan Ketua BPM Fikom Jayabaya Muhammad Soleh, juga kepada segenap panitia Combinar, yang telah sukses menggelar combinar dengan peserta sebanyak 500 orang lebih,” ujar Dra. Hj. Dewi Setyarini, M.S.

Dekan Fikom Jayabaya Dra. Hj. Dewi Setyarini, M.S juga berpesan kepada semua peserta combinar agar bisa mengikuti acara combinar ini sampai selesai, serta mengucapkan terimakasih kepada para pembicara. “Kepada para pembicara dalam acara Combinar bertajuk How to Build Our Self Branding in Digital  Era ini Fikom Jayabaya mengucapkan terimakasih,” pungkas Dekan Fikom Jayabaya Dra. Hj. Dewi Setyarini, M.S.

 Pembicara pertama Ghania Harsono, yang juga public speaker dan self development kemudian memaparkan pentingnya konsep ‘ikigai’ atau reason for being dalam membangun personal branding.



“Dengan adanya personal branding kita membangun kesan seumur hidup, dan kita bisa punya punya tingkat kepercayaan diri,” paparnya.

“Prinsip membangun personal branding itu harus berdasar ketulusan dan konsistensi” tambah Ghania.

Kemudian dari pembicara selanjutnya yakni Rania Marchella yang juga seorang influencer sangat menyambut baik adanya event combinar oleh Fikom Jayabaya ini. 

Rania Marchella kemudian berbagi tentang bagaimana mengenal diri sendiri  dan mengembangkan kemampuan dan prestasi diri dimulai dari mengenal passion pribadi.



“Passion itu mendorong kreativitas, dengan passion kamu tahu goalmu apa. Pas kita melakukan aktivitas sesuai dengan passion itu adalah alasan kamu sukses” ujar Rania Marchella yang memiliki passion di bidang dance  ini.

Pembicara selanjutnya adalah Jeniffer Rachel Natasya yang mengedepankan aspek  personal branding merupakan proses penemuan jati diri.



 “Personal branding itu akan terus berkembang seiring perjalanan karir dan perkembangan diri juga,” ujar Jeniffer Rachel Natasya yang pernah tergabung dalam grup girl band JKT 48 ini.

Acara combinar Fikom Jayabaya pun usai sekitar pukul 16.00 WIB, terlaksana berkat dukungan para sponsor dan kerja keras panitia dari segenap mahasiswa Fikom Universitas Jayabaya. (mp/red)  

 

 

Selasa, 22 Juni 2021

Pesan Personal Soal Batu Akik

 







Batu stone natural terasa dingin di tangan



Amethyst natural bila disinari matahari pagi, terasa pendarnya membuat mood senang dan nyaman. Telapak tangan terasa tingling.













Stone natural warnanya ya natural dari bumi apa adanya. Ini kan natural stone yg sederhana tapi membuat mood senang alias happy 😍


Saya suka warna batu stone apa adanya. Saya hindari benar batu yang colour-nya terlalu bening RGB (red green blue) bening banget, bening plong tanpa inklusi serat, nge jreng RGB nya 🤣, too good to be true nature, kayak permen 😁. Warna RGB yang terang membuat saya tersenyum geli, 😉 mungkin belum kelas saya unt beli batu RGB yang warna RGB nya nge-jreng banget 😁
 Apalagi warna biru blue yang jreng tenan tanpa kejelasan sertifikat gem lab terpercaya, aduh rasanya pingin ngakak yaa🤣🤣


Pesan untuk Diriku Pribadi : "Jangan Pernah Beli Akik Non Precious Stone seharga lebih dari nilai harga rupiah 0,5 gram Emas."

Ingat harga jual kembali akik itu -bilau kau butuh uang- maka pasti lebih sulit dijual dan akan lebih jatuh dari harga belinya.

Artinya ini adalah wanti-wanti diri untuk diri saya pribadi, bukan untuk orang lain, hanya untuk saya pribadi : "jangan pernah keluarkan uang untuk membeli akik alias batu akik biasa non precious stone dengan harga lebih dari 0,5 gram emas."

"Jika wahai diriku engkau mau beli akik, maka carilah yang batu akik natural. Jangan sekali -kali tertipu dengan membeli batu akik masakan, belilah yang asli bukan sintetis, bukan tiruan, bukan man made glass, bukan batu jenang gulo, bukan batu tipu-tipu, bukan batu yang di mikroskop laboratorium terlihat gelembung gelas, bukan batu yang diwarnai, bukan batu akik abal-abal, serta akik-akik palsu imitasi nan beling punya. Juga wahai diriku, sadarlah jangan beli atau keluarkan uang untuk membeli batu akik yang harganya lebih dari nilai 0,5 gram emas. Boleh lah kau beli akik asli natural dari bumi nusantara yang kau suka dengan harga tak lebih dari nilai harga 0,5 gram emas."

Jika seorang anak muda milenial saya beritahukan bahwa saya habis rp 400 ribu untuk beli satu batu akik, tentu anak muda milenial itu bisa tertawa terbahak-bahak, karena jaman kekinian mudah sekali untuk mengklik aplikasi investasi keuangan dan investasi secukup rp 400 ribu untuk menaruh investasi.

Artinya dengan 400 ribu maka uang bisa berkembang di apps investasi finansial yang terpercaya.

Memang bagi para penggemar batu akik sulit sekali untuk tidak berburu akik yang dia sukai.

Juga kebalikannya jika bagi orang yang tak gemar batu akik akan sulit juga untuk memahami mengapa ada orang yang rela keluar uang rp 400 ribu bahkan lebih untuk beli akik. Rasionalnya kan ga nyambung.

Ini saya kan ada di segmen masyarakat kelas middle. Kalo di tingkat piramida atas, mungkin beda sekali, kebanyakan sudah biasa dengan price dari four precious stone. Kalangan piramida atas terbiasa dengan four precious stone di langganan piramida atas di toko-toko bereputasi internasional gem stone.

Sedangkan kalau level middle yang mampunya ya non precious stone, intrinsik nilainya /  intrinsic value hanya berdasar supply and demand. Tak ada patokan pasti per carat.

Demandnya dari hobby semata. Kalau supply nya kan bisa diatur.


Pesan ini cukup untuk diri saya sendiri,  saya patri dalam hati untuk diriku pribadi. Titik.


Note : Blog ini adalah jurnal pribadi. Tak ada sangkut pautnya dengan orang lain, dan tulisan ini bukan ditujukan untuk orang lain, melainkan sebagai pengingat untuk kesadaran diri pribadi.🙏



NB : Wahai diriku pribadi, ingatlah akan kategori keinginan (want) dan kebutuhan (need)  ingatlah soal investasi, apa saja asset yang bisa untuk jadi nilai investasi standar, juga ingatlah soal beramal / berderma untuk orang-orang yang lapar, terlantar dan lebih sangat membutuhkan. Kelola keuanganmu dengan baik lagi bijak. Miliki dana tabungan darurat  🙏



Menurut hematku akik kecubung ungu yang harganya belasan juta tidak masuk akal. Coba saja beli seharga belasan juta, kemudian jual kembali ke tokonya mau terima lagi kaga?

Pasti ga mau, dengan sejuta alasan.


Akik jelas bukan investasi.

Beda dengan 4 precious stone : Ruby, Emerald  Saphire dan Diamond. Bila beli di toko yang bersertifikasi internasional maka dapat memiliki nilai investasi. 

Adapun yang jenis-jenis semi precious stone, ini yang jadi perdebatan soal harga standar.

Dengan tidak membicarakan harga bila sy ingin tahu lebih lanjut soal mineral <> gemstone sy klik situs www.minerals.net

Memakai akik nusantara yang alami natural dari pengrajin dari segenap pulau di nusantara negeri kita yang kaya adalah wujud cinta tanah air 🇮🇩

Namun melihat orang pakai akik palsu, akik kaca, akik gelasan, akik imitasi abal-abal yang bersinar terang, inilah yang agak memprihatinkan sekali (ketipu di mana orang yg kasihan ini😁). Hidup cuma sekali saja dia pakai akik palsu yang warnanya menyala karena terbuat dari gelas-gelas kaca 😁😁























Akik-akik saya ini kebanyakan saya dapat dari orang tua saya terutama alm Ibu, ada juga dari anak saya yang gemar batu mulai dari jaman sebelum jaman demam batu ( jaman demam batu sekira tahun 2014-2015). 





Sedangkan anak saya kumpulin batu-batunya sejak tahun 2011.

Saya semaksimal mungkin menghindari ketipu akik pantol (pantat botol) dari beling belaka. Namun ada pula saat saya juga terikut demam batu dan turut membeli batu natural -sayang- terindikasi treatment GF. Terlihat di atas bagi yang jeli ya pasti dapat lihat dengan mata telanjang ada akik yang treatment GF.

Misal hasil lab di atas keluar kode GF (glass filled) yang artinya GF : Glass Filled (terisi kaca).

Indikasi adanya pengisian retakan batuan dengan glass / silica untuk meningkatkan kejernihan dan ketahanan dengan proporsi mulai dari minor hingga signifikan.

Adapun amethys saya (dulu punya alm ibuku) syukur-syukur kode labnya NTD alias non treatment detected. Ini berarti alm ibu saya lebih pintar pilih batu. Alfatihah buat alm ibuku 🤲🏽

Kerap dan banyaknya orang-orang dari sejak jaman demam batu yang ketipu akik mahal tapi beling dan sintetis masakan, pewarnaan treatment, membuat sebagian orang-orang yang termasuk saya yang kurang ilmu akik, kurang bawa loop 10X atau loop 20X, kurang jeli, jadi bahan tertawaan karena pakai akik beling warnawarni 😂😂. Terutama jadi bahan tertawaan diriku sendiri. Saya mentertawai diri sendiri yang sempat mengalami euforia jaman demam batu 2015.

Sebenarnya ini ilmu juga, kan bisa diperiksakan di lab - kok kayak orang pak diperiksakan di lab 😁.

Beli batunya rp 400 ribu periksa labnya sekurang rp 100 an ribu. 😂Aduuh duuh, saking penasarannya soal batu.

Kisah-kisah tragicomedy orang-orang korban akik palsu imitasi yang beling punya sejak jaman demam batu pun masih bisa kita saksikan di internet hingga kapanpun. 💻 😅😅😂😭🙏















Dua cincin amethysts di atas, pemberian ortu saya. Terlihat dari model ringnya yang tua (old style).  Amethystnya juga tua atau amethyst lama. Satu ring sudah saya brasso yang lain masih kusam, belum pernah di brasso.


Batu pendant hitam ✴⚫🔲nemu di halaman dekat pohon pisang




Minggu, 20 Juni 2021

Minggu Pagi (20/6/2021) di Sekolah Alam Tunas Mulia

 Hari Minggu pagi (20/6/2021) di sekolah Alam Tunas Mulia, Sumur Batu, Bantar Gebang,  Bekasi kegiatan siswa sudah dimulai.

Para siswa sedang mengerjakan tes sumatif pelajaran dasar-dasar Bahasa Jepang.



Pelajaran dasar-dasar Bahasa Jepang diberikan oleh mahasiswi jurusan Sastra Jepang bernama Kayla Putri Maharani. 



Belajar bahasa Jepang kini amat penting bagi anak muda untuk menambah keahlian berbahasa internasional, terutama para pelajar agar para siswa memperoleh pengetahuan tentang bahasa Jepang sebagai bahasa yang penting dalam pergaulan antar masyarakat bangsa-bangsa di Asia.

Sekolah Alam Tunas Mulia ini letaknya persis di samping land fill tempat pembuangan sampah akhir di Sumur Batu, Bantar Gebang.

 Siswa di Sekolah Alam Tunas Mulia semuanya belajar secara gratis. Para siswa juga tinggal di asrama dan makan 3 kali sehari selama belajar di lingkungan dalam Sekolah Alam Tunas Mulia.


Selasa, 15 Juni 2021

PPWI Ucapkan Selamat dan Sukses kepada LSP Pers Indonesia

 



Jakarta – Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) dengan tulus hati menyampaikan ucapan ‘Selamat dan Sukses’ kepada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pers Indonesia atas pencapaian hasil perjuangannya dalam memperoleh pengakuan dan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, kepada media-media se-nusantara sebagai respon atas informasi terkini tentang penyerahan Sertifikat Assessor Komptensi Khusus Wartawan kepada 24 orang peserta Pendidikan dan Latihan Assessor Kompetensi Wartawan yang tergabung dalam Team Assessor LSP Pers Indonesia.



“Atas nama PPWI, saya menyampaikan selamat dan sukses kepada rekan-rekan di LSP Pers Indonesia atas pencapaiannya saat ini. Saya mengerti bahwa untuk mendapatkan pengakuan dan lisensi sebagai assessor kompetensi khusus wartawan bukanlah sesuatu yang mudah. Semoga hasil perjuangan rekan-rekan selama tidak kurang dari 2 tahun ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi akselerasi pengembangan pers Indonesia yang profesional, positif, dan berwawasan maju di masa depan,” ungkap alumni PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu, Selasa, 15 Juni 2021.


Dengan penunjukkan para assessor, yang akan menjadi penilai dan penguji terhadap tingkat kompetensi dan/atau keahlian seorang wartawan, oleh BNSP, momentum ini dapat menjadi starting point (titik awal – red) dalam membenahi pers di tanah air. “Ini menjadi titik awal dalam mengurai persoalan pers kita yang semrawut selama ini, terutama dikaitkan dengan persoalan kemampuan dan keahlian wartawan. Selangkah demi selangkah, kawan-kawan yang berkecimpung di dunia pers dapat memulai menata kehidupan pers dengan mengacu kepada landasan hukum yang benar, yakni berdasarkan peraturan perundangan yang ada,” imbuh tokoh pers nasional yang selama ini gigih menyuarakan perlunya penataan kompetensi jurnalis mengikuti perundang-undangan yang mengatur tentang sertifikasi profesi.


Sejalan dengan itu, Lalengke mengingatkan agar para assessor dapat menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan benar, berintegritas, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran. “Logo sertifikat kompetensi yang akan dikeluarkan oleh LSP Pers Indonesia adalah lambang negara Garuda Pancasila. Hal ini berkonsekwensi kepada kehormatan negara, bangsa dan masyarakat Indonesia. Jika pemilik sertifikat komptensi wartawan berlogo Garuda Pancasila tidak menunjukkan kualifikasi sebagai wartawan profesional yang berpancasilais, maka sama halnya si wartawan pemegang sertifikat itu mempermalukan Indonesia yang berdasar negara Pancasila ini,” jelas Lalengke yang merupakan lulusan pasca sarjana bidang Global Ethics dan Applied Ethics dari tiga universitas terbaik di Eropa itu.


Kepada seluruh masyarakat, termasuk jajaran pemerintahan di pusat maupun di daerah-daerah, Lalengke menghimbau untuk berkontribusi aktif dalam membangun sinergi yang baik dan benar, mengikuti aturan perundangan yang ada, di antara seluruh komponen bangsa, termasuk dengan rekan-rekan media. “Kalangan pers sudah memulai upaya menata kehidupan pers, terutama terkait persoalan kompetensi, kemampuan, dan keahlian jurnalistik bagi setiap wartawan atau jurnalis. Seluruh elemen bangsa, terutama pemerintah, aparat keamanan, aparat hukum, tokoh masyarakat, dan lain-lain, mari bersama-sama mendukung langkah positif yang telah dilakukan teman-teman pers itu. Negara yang besar ini harus ditata sesuai dengan tata tertib, yakni peraturan perundangan yang ada, tidak diatur berdasakan prinsip semau gue saja,” beber mantan Kasubbid Program pada Pusat Kajian Hukum Sekretariat Jenderal DPD-RI ini menghimbau. (APL/Red)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons