Mung Pujanarko sebagai pembicara (kanan) bersama Nurhayati (kiri) sebagai moderator dalam acara Workshop Jurnalistik (13/11) |
Mung Pujanarko (tengah) berfoto sejenak bersama para panitia Workshop Jurnalistik pada FIS EXPO 2014, Kamis (13/11) |
Sebagai calon guru, para mahasiswa kependidikan harus mampu membuat karya tulis, baik itu ilmiah ataupun karya tulis berupa berita ataupun feature.
Kemampuan menulis para calon guru ini penting karena nantinya dapat menggugah semangat menulis anak didiknya.
Untuk itu maka sedikitnya 30 orang mahasiswa FIS (Fakultas Ilmu Sosial) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengadakan workshop jurnalistik
Workshop jurnalistik ini digelar dalam rangka acara FIS EXPO 2014, yang berlangsung di Gedung Serba Guna FIS UNJ, Kampus A, Rawamangun, Jakarta, pada hari Kamis (13/11).
Hadir sebagai pembicara adalah Mung Pujanarko. S.Sos, M.I.Kom sebagai instruktur jurnalistik dari organisasi PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia).
Menurut para peserta, workshop jurnalistik ini dirasa sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan di bidang jurnalistik. “Saya mengikuti workshop ini untuk mengetahui cara menjadi seorang jurnalis,” ujar Afda (18) seorang mahasiswi pendidikan IPS ketika ditemui di kampus UNJ, Kamis (13/11).
Sementara itu peserta yang lain yakni Rina (18), juga membenarkan, bahwa dirinya ingin pula mengetahui tentang ilmu jurnalistik.
Hal senada juga diungkapkan oleh Romi (20) seorang mahasiswa jurusan Geografi yang datang ke Ruang Serba Guna FIS UNJ dan bergabung menjadi peserta dalam workshop jurnalistik tersebut.
Mung Pujanarko, menerima plakat penghargaan dari panita FIS EXPO 2014, Universitas Negeri Jakarta (UNJ), di Kampus A, Rawamangun Jakarta, Kamis 13/11 |
Narasumber dalam workshop ini yakni Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom menyatakan bahwa sebenarnya semua orang bisa menjadi jurnalis, asal mau mempelajari ilmunya, dan tidak malas untuk menulis.
Karena dengan panduan teoritis dan praktik, maka kita sudah mampu membuat berita dan feature. “Sebenarnya tidak sulit menjadi jurnalis, hanya tinggal niat dan kemauan untuk menulis,” pungkas Mung Pujanarko. (*)
Nurhayati , Aktivis Education Watch BEM UNJ :
“Pemerintah harus Mempertimbangkan ulang Plattform Kurikulum 2013”
“Pemerintah harus Mempertimbangkan ulang Plattform Kurikulum 2013”
Nurhayati (21), Aktivis Education Watch BEM UNJ |
Hal tersebut diungkapkan oleh aktivis Education Watch BEM UNJ Nurhayati (20) di kampus Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, pada hari Kamis 13/11.
Lebih lanjut Nurhayati dan rekan-rekan sesama aktivis Education Watch- BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas Nasional Jakarta juga rutin mengadakan kajian dalam sebuah tim. Tim ini rutin mengkaji plattform pendidikan Indonesia, serta mengadakan simposium.
Sebagai calon tenaga pendidik, Nurhayati berharap agar pemerintah juga bisa hadir dalam simposium yang akan diadakan oleh Education Watch dan departemen Pendidikan BEM UNJ.
“Education Watch dan departemen pendidikan BEM UNJ ingin memaparkan pada pemerintah, tentang bagaimana pendidikan Indonesia secara ideal,” ungkap Nurhayati yang juga bertindak sebagai moderator dalam acara Workshop Jurnalistik dalam FIS EXPO 2014 ini menjelaskan aktivitasnya di lembaga Education Watch BEM UNJ.
Menurut dara manis yang juga calon guru mata pelajaran Sejarah ini, ide pembentukan Education Watch BEM UNJ adalah untuk memantau dan mengkaji perkembangan dunia pendidikan, menganalisis kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan.
“Contohnya pada kurikulum 2013atau Kurtilas ini menurut saya merupakan barang mewah, terlalu sempurna, banyak guru yang belum mengerti, karena disusun secara cepat, agak tergesa-gesa menurut saya, lebih baik kalau pemerintah menyempurnakan dulu KTSP, ” pungkas Nurhayati dengan nada serius. (*)
0 komentar:
Posting Komentar