Agar menjadi fotografer yang profesional harus sering-sering mempertajam ilmu dan seringlah mengikuti workshop fotografi. Hal ini dikatakan oleh Eddy Henurjanto atau akrab dipanggil Edo seorang fotografer senior dalam kesempatan workshop fotogafi jurnalistik di kampus STIKOM (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi) Indonesia Maju di bilangan Jl Harapan lenteng Agung, Jakarta pada hari Rabu tanggal 6 November 2013.“Fotogafer kini adalah sebuah profesi yang semakin banyak diminati, baik sebagai fotografer freelance atapun full time yang bekera secara mandiri, punya studio ataupun bekerja di media massa,” tutur Edo.
Menurut Edo, fotografer harus mutlak mencintai ilmu fotografi, dan memilki keinginan untuk terus memperdalam ilmunya, “Carilah ilmu fotografi baik secara formal mapun informal, seringlah kumpul bersama fotografer yang lebih senior dan lebih matang ilmunya baik dalam kegiatan komunitas ataupun saat lomba-lomba foto digelar” papar Edo.
Maksud kegiatan workshop ini selain untuk memperdalam ilmu juga menjadi ajang uji kemampuan
event management bagi mahasiswa STIKOM yang menempuh mata kuliah manajemen event,”Kami selaku panitia mengadakan event ini secara serius, mulai dari merencanakan, merancang dan melaksanakan kegiatan workshop ini, semuanya butuh waktu, dana dan tenaga yang memakan waktu satu bulan lebih untuk melaksankan event ini” tutur Rahmat Irwansyah selaku ketua panitia dari mahasiswa STIKOM IMA.
Sementara itu Mung Pujanarko selaku dosen pada STIKOM IMA dan juga mengampu mata kuliah manajemen event menyatakan, bahwa dalam melaksanakan sebuah event mahasiswa memperoleh dua keuntungan sekaligus, “Yang pertama adalah memperoleh ilmu dari kegiatan event itu sendiri misalnya seperti workshop fotografi ini, dan kedua; mahasiswa juga belajar membuat event dan melaksanakan event acara semacam ini hingga sukses dan bahkan memperoleh keuntungan finansial dari peserta,sponsor dan donasi,” papar Mung Pujanarko yang akrab dipanggil Imung ini.
Nasehat untuk Mahasiswa
Menurut Pak Mung
Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom yang merupakan Magister Kekhususan Ilmu
Jurnalistik alumnus IISIP Jakarta ini berpesan pada para mahasiswanya di
berbagai kampus bahwa era informasi kini menjadikan dunia fotografi
makin mudah dan diminati. Adanya fenomena foto selfie, foto pre-wedding
dan wedding dan aneka moment dalam media sosial makin menggoda siapa
saja yang mampu untuk tejun mendalami fotografi. Yang paling penting
harus diingat adalah :
1. Fotografi adalah hobby yang
cukup mahal, fotografi dengan kamera DSLR kini setidaknya membuat
peminatnya harus membelanjakan sedikitnya empat juta rupiah hingga
kisaran enam juta rupiah untuk sebuah kamera kelas pemula atau entry
level DSLR. "Mulai era SLR sebelum adanya DSLR, fotografi adalah bukan
barang murah, alatnya cukup mahal, ini merupakan hobby yang cukup mahal
bagi sebagian besar orang, ada sih yang menganggap murah tapi secara
statistik demografi dihitung dari tingkat pendapatan rakyat banyak, ini
hobby yang cukup mahal," papar Mung Pujanarko. Dirinya memberi gambaran
bahwa seiring laju inflasi per tahun, harga barang import kamera DSLR
(Digital Single Lens Reflect) ini cenderung terus mengalami kenaikan,
"Dari tahun ke tahun harga DSLR baru selalu naik, karena dihitung US
dollar, ini harus dipahami bagi peminat fotografi," lanjutnya. Paling
tidak menurutnya anak muda harus bisa menabung dulu.
2.
Manfaatkan mata kuliah Fotografi dan Fotografi Jurnalistik. Di berbagai
kampus kini telah ada mata kuliah Fotografi dan Fotografi Jurnalistik
terutama untuk jurusan Ilmu Komunikasi, bahkan ada S1 Fotografi namun
masih sepi peminat karena S1 Fotografi sifatnya yang terlalu
niche.
Untuk
mahasiswa yang ikut mata kuliah fotografi maka manfaatkan praktek
dengan kamera DSLR milik kampus. "Dengan praktek dan memahami seluk
beluk DSLR dalam fotografi menggunakan kamera praktikum milik fakultas,
maka mahasiswa dapat menguasai alat DSLR terlebih dahulu sebelum nanti
dapat membelinya," papar Mung Pujanarko. Dengan demikian maka mahasiswa
sudah terlebih dahulu kenyang praktek DSLR sebelum memilikinya.
3.
Waspadalah saat membeli DSLR di toko-toko. Kini banyak toko menjual
DSLR, maka anak muda atau siapa saja peminat pemula, wajib mengetahui
terlebih dahulu DSLR apa yang perlu dibelinya ?, harga pasarannya
berapa?, dan ingat DSLR dijual terpisah dengan aneka asesories tambahan
seperti UV filter, dll, terkadang ada toko yang tega menjual terpisah
dengan memory card. Cek semua asesories keperluan anda, dan pastikan
harganya. Jangan sungkan bertanya kepada para koh penjualnya di
toko-toko, meski seringkali penjualnya menggertak pembeli agar terpana
secara psikologis, menawarkan asesories tambahan seperti lens converter,
pembersih, tas, lens hood, dan aneka asesories yang semua harganya
kelewat mahal dari harga pasaran, dan ada toko DSLR yang menganggapnya
'seperti perang' saat menjual, kalau ada yang beli berarti dia menang
kalau tak jadi beli berarti kalah, hati hati-dengan ideologi toko macam
ini. Ada pula toko sok menolong, pura-pura ramah padahal menjebak, namun
ada pula penjual yang baik.
Karena itu lebih baik ajak teman yang
berpengalaman membeli DSLR, hati-hati memilih toko, cek dahulu di
google mana toko DSLR yang curang, dan di kawasan mana saja toko-toko
DSLR yang menjebak pembeli bak mafia ini beroperasi, bak jaringan yang
rapi yang siap memperdaya 'lalat pemula' yang awam soal DSLR, punya uang
tapi awam, hati-hatilah, cek di google semua sebelum membeli, ketik
saja kata kunci "tertipu kamera DSLR", "toko curang penjual DSLR" dan
lain-lain kata kunci yang berkaitan dengan kecurangan penjual DSLR.
Be careful, be creative dont get scam by anybody.
4.
Sesuaikan anggaran kemampuan anda dengan kebutuhan akan alat DSLR type
apa, jangan mudah terpancing dengan pendapat yang meremehkan anggaran
yang anda punyai, karena fotografi adalah hak bagi siapa saja.
5.
Jika anda sudah memiliki kamera DSLR, ingatlah bahwa DSLR adalah barang
elektronik, bukan seperti SLR jadul yang menggunakan rol film. Sebagai
barang elektronik, DSLR memilki
delicate parts yang cukup
fragile,
jatuh bisa rusak, kena debu bisa rusak, kena air bisa rusak. Belum lagi
keausan barang elektronik lebih tinggi dibanding non elektronik,
mengapa ? Ya karena saat kontak dengan listrik maka komponen elektronik
mengeluarkan panas, jadi cepat aus. Jika anda memilki SLR sisa jaman
dulu (jadul), maka perhatikanlah perbedaan mendasarnya pada sistem
elektrik yang rumit. Jadi jagalah, rawatlah baik-baik DSLR anda yang
sejatinya
fragile tersebut.
6. Menurut Mung
Pujanarko S.Sos, M.I.Kom, ada rumus yang paling penting bagi seseorang
untuk sukses dalam dunia fotografi, "Prinsipnya adalah anda memiliki apa
yang dinamakan AMOL atau Ability yakni kemampuan finansial dan skill
fotografi, Motivation atau motivasi untuk tekun dalam dunia fotografi,
Opportunity atau anda memilki kesempatan untuk membuktikan skill dan
motivasi anda, dan yang terakhir Luck atau anda mendapat cukup
keberuntungan dalam upaya anda di dunia fotografi" papar Mung Pujanarko.
Jadi menurutnya yang mebedakan satu fotografer dapat lebih suskes
dibanding fotografer yang lain, padahal alatnya sama, skillnya sama,
maka jawabnya ada dalam prinsip AMOL tersebut.
Ability
Motivation
Opportunity
Luck
Good Luck !(*)