Jakarta – Pelatihan Jurnalistik di
Pushansiber, Jakarta berlangsung dengan serius, juga menghadirkan narasumber
yang memiliki kompetensi teknik quick news yakni Mung Pujanarko.
Istimewanya, dalam pelatihan ini turut mengobservasi atau meninjau yaitu Mayor TNI Joko Dwi
dari Pushansiber.
“Saya ingin
agar karyawan Pushansiber yang mengikuti pelatihan jurnalistik ini mampu membuat
tulisan berita secara akurat, “ ujar Mayor Joko Dwi ketika ditemui media ini di kantor Pushansiber, bilangan RS Fatmawati, Jakarta Selatan, Jumat (1/3/2019).
Dalam
pelatihan ini juga diharapkan agar peserta mampu untuk membuat konten yang
multiplatform, dalam arti satu konten berisi auvi, dan teks.
Menurut
narasumber Mung Pujanarko, teori yang dipergunakan adalah teori Laswell atau 5W
dan 1 H juga teori framing.
“Saya ingin
agar peserta secara cepat selama time line yang diberikan mampu membuat satu
produk berita yang komprehensif,” ujar Mung Pujanarko.
Masing-masing peserta pada hari Jumat (1/3) itu diharapkan langsung bisa mempublished
atau menerbitkan karya yang akurat yang dapat dinikmati oleh semua netizen.
Zaky (30)
selaku peserta mengatakan bahwa meski dirinya selama ini belum pernah membuat
konten yang multiplatform, apalagi dengan teori 'laswwell dan kosicki,' namun hari
ini, Jumat (1/3) dirinya bertekad untuk mampu membuat 150 kata, dan 300 kata news secara
komprehensif dalam time line.
Pada pelatihan ini peserta langsung maju satu persatu di depan kelas dan seketika membuat
quick news.
Mayor Joko
selaku koordinator mengatakan bahwa target pelatihan ini adalah pegawai bisa membuat
berita secara cepat maksimal 1 X 24 jam setelah kegiatan
“Dari sebuah
peristiwa kegiatan diharapkan para peserta mampu membuat produk beritanya
secara langsung” ujar Mayor Joko Dwi.
Juga
diharapkan 1 jam dari adanya sebuah kegiatan, maka sudah muncul sebuah berita yang dibuat oleh peserta pelatihan dari tim
multimedia.
Nara sumber Mung Pujanarko menyatakan bahwa tidak ada halangan bagi peserta pelatihan untuk
membuat satu konten produk jurnalistik yang baik.
“Karena
segala kemampuan peserta dan fasilitas dari pelatihan sudah mumpuni untuk
langsung digunakan membuat konten multiplatform,” ujar Mung Pujanarko. (Red/imung)