Peserta Diklat Kepemimpinan dan Bela Negara PPWI di Grup 3 Kopassus sedang berpose
This is featured post 2 title
Sangat berkesan pelatihan bagi anggota PPWI di Markas Grup 3 Kopassus Cijantung
This is featured post 3 title
Pelatihan bagi angota PPWI ini dilakukan di Markas Grup 3 Kopassus guna membentuk karakter, disiplin, dan integritas kepribadan
This is featured post 4 title
Peserta diklat bela negara PPWI selalu kompak dalam setiap kesempatan, baik di barak, di lapangan dan arena pelatihan lainnya di dalam markas Grup 3 Sandi Yudha Kopassus
This is featured post 5 title
Pelatihan PPWI meliputi : kepemimpinan pengetahuan bela negara, wawasan nusantara dan teknik survival di Kopassus
This is featured post 5 title
Persatuan Pewarta Warga Indonesia mengirim anggota-anggotanya untuk mengikuti pelatihan bela negara, agar tumbuh rasa cinta pada NKRI, dan menghayati benar arti penting keutuhan NKRI bagi masa depan Bangsa Indonesia
Jakarta – Acara Yudisium sukses dilaksanakan oleh Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Jayabaya. Yudisium ini digelar di Ruang Auditorium C 25 FIKOM Jayabaya, Kampus Universitas Jayabaya Jl. Pulo Mas Selatan KAV 23-24 Jakarta Timur 13210, pada hari Jumat pagi tanggal 29 Agustus 2025.
Acara seremoni Yudisium FIKOM Jayabaya dimulai tepat pada jam 10.00 WIB.
Dalam sambutannya, Dekan FIKOM Jayabaya Dra. Winarni, M.Si. mengatakan bahwa para peserta Yudisium yang kini berhak menyandang gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom) agar senantiasa menjaga nama baik almamater Universitas Jayabaya. "Kalian semua sampai kapanpun adalah termasuk keluarga besar FIKOM Jayabaya," ujar Dekan FIKOM Jayabaya Dra. Winarni, M.Si.
Master Ceremony Yudisium FIKOM adalah Dosen FIKOM Jayabaya Ifdholia M. , S.I.Kom, M.I.Kom
Selanjutnya adalah pembacaan nama- nama peserta yudisium oleh Wakil Dekan II sekaligus Kaprodi FIKOM Dra.Hj.Dewi Setyarini, M.S. Pembacaan nama-nama ini sekaligus juga berarti menandai bahwa para peserta yudisium telah berhak menyandang gelar S.I.Kom sesuai Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya Nomor : 03 /SK/D-FIKOM UJ/VIII/2025 Tentang Yudisium Ujian Skripsi Semester Genap Tahun 2024/ 2025.
Berikut ini daftar Nama-Nama Mahahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya Lulusan Semester Genap TA 2024-2025 dan Berhak Menyandang Gelar S.I.Kom adalah (dalam huruf kapital ):
01. 2021371650015 KARTINI EZMERALDA, S.I. KOM
02. 2021371650016 NINGSI CAHYANI HALAWA, S.I.KOM
03. 2021371650025 BAGAS PRIYANTO, S.I.KOM
04. 2021371650013 MICHAEL CRISTON, S.I.KOM
05. 2021371650030 MUHAMMAD RANJAS ARITIO BIMO SURYA PUTRA, S.I.KOM
25. 2020371650036 ALFIAN ALESANDRO BEDA WALENG, S.I.KOM
Demikian SK Yudisium ini telah Ditetapkan di Jakarta hari Kamis Tanggal 14 Agustus 2025, oleh Dekan FIKOM Jayabaya Dra.Winarni, M.Si.
Acara Yudisium FIKOM Jayabaya secara keseluruhan rangkaian berjalan lancar serta dihadiri oleh segenap Dosen FIKOM Jayabaya dan para tenaga kependidikan (Tendik) FIKOM Jayabaya. (Red)
Foto : tengah Dosen FIKOM Jayabaya Mung Pujanarko, S.Sos., M.I.Kom, diapit kanan Bagas Priyanto, S.I.Kom, kiri Azka Septian Pratama, S.I.Kom, berdiri dari kiri ke kanan : M. Ivan Fauzi, S.I.Kom., Aritio Irhas, Michael Criston, S.I.Kom., M. Ranjas, S.I.Kom., Brendon Yesaya, S.I.Kom.
Foto sebagian para Ilmu Komunikasi Sarjana Fakultas Ilmu Komunikasi ( FIKOM) Universitas Jayabaya.
(Dikutip dari Materi Diklat ToT oleh Dr. Haryatmoko dari BPIP)
Review catatan saya Mung Pujanarko sebagai Peserta Luring Pelatihan Training of Trainer (ToT) bagi Calon Pengajar Diklat PIP Kualifikasi Madya Angkatan Tahun 2024 :
Logika abduktif, ataupenalaran abduktif,adalahproses logis untuk menarik kesimpulan terbaik dan paling masuk akal dari suatu observasi atau fenomena yang tidak lengkap, dimulai dari fakta atau kejadian yang tidak terduga.Ini sering disebut "inferensi untuk penjelasan terbaik" karena bekerja dengan membentuk hipotesis yang paling mungkin menjelaskan data yang ada, meskipun kesimpulan yang dihasilkan bersifat dugaan atau hipotesis yang belum terverifikasi sepenuhnya.
ENAM MANFAAT/KELEBIHAN LOGIKA ABDUKSI
1. Mendorong berpikir kritis dan kreatif secara bersamaan Abduksi memaksa untuk tidak sekadar mencari jawaban "pasti benar" (deduksi) atau "paling mungkin" (induksi), tetapi mencoba membangun hipotesis kreatif dari informasi yang terbatas.
Cocok untuk problem solving tertbuka, misalnya kasus etika, penelitian sosial, atau eksperimen sains.
2. Mengajarkan pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian
• Peserta belajar bahwa di dunia nyata, informasi sering tidak lengkap dan keputusan harus dibuatberdasarkan dugaan terbaik yang masuk akal.
Hal ini melatih toleransi terhadap ambiguitas kemampuan penting di abad 21.
3. Memperkuat keterampilan investigasi dan pencarian bukti
• Abduksi mendorong peserta bertanya "Mengapa ini bisa terjadi?" lalu mencari bukti yang dapat menguatkan atau melemahkan hipotesis.
• Ini selaras dengan metode ilmiah, tetapi lebih luwes karena mulai dari dugaan, bukan hanya dari data yang sudah terstruktur.
4. Membuka ruang dialog dan kolaborasi
• Karena hipotesis awal bersifat tentatif, peserta cenderung lebih terbuka untuk berdiskusi dan membandingkan penjelasan dengan teman.
• Diskusi ini membentuk learning community yang menghargai berbagai perspektif.
5. Menumbuhkan sikap ilmiah dan reflektif
Peserta belajar bahwa jawaban awal tidak final, dan perlu diuji terus-menerus.
• Membiasakan merevisi pandangan saat ada bukti baru -kebiasaan berpikir reflektif yangjarang dilatih oleh metode hafalan.
6. Cocok untuk pembelajaran berbasis kasus (case-based learning)
Misalnya di pendidikan alam hayati, peserta belajar mendiagnosis dari gejala yang tidak lengkap dengan selalu me-research.
• Di pendidikan sejarah atau Pancasila, peserta menganalisis peristiwa dengan data terbatas untuk membangun narasi kemungkinan.
Side by side materi review :
Warga Negara Kompeten :
Sikap Politik :Memiliki sikap politik yang didasarkan pada informasi yang memadai
Hak-Hak & Kewajiban => Menyadari hak-hak dan kewajiban sebagai Warganegara serta mampu merumuskan masalah secara jelas dan memperjuangkannya dengan mengorganisir
Nilai sama => Penilaian kebijakan publik koheren dengan tetap mengacu ke nilai-nilai bersama yang mendasarinya (Pancasila sebagai landasan etika berbangsa)
Mengorganisir =>Memahami kebutuhan/keprihatinan sesama warganegara: mengorganisir diri dan menentukan sarana efektif memperjuangkannya.
Empat Cara:
1.Implementasi Pancasila: 2. Kerja Pro bono; 3.Kartu Pelaporan Warganegara (KPW)
SEGITIGA KOMPETENSI PROFESIONAL DALAM PELAYANAN PUBLIK
Kompetensi Teknis
-Pengetahuan terspesialisasi
-Pengetahuan tentang hukum
-Manajemen Program & Strategis
-Manajemen Sumberdaya
Kompetensi Etika
• Akuntabilitas, Integritas, Netralitas
- Manajemen Nilai
• Penalaran Moral
-Etika Komunikasi
-Budaya Etika dalam Organisasi
Kompetensi LeadershÃp
- Penilaian & Pencapaian tujuan
• Ketrampilan manajemen hard & soft
• Gaya Manajemen
- Ketrampilan politik & negosiasi
• Evaluasi
PENGERTIAN ETIKA PUBLIK
Dasar pertimbangan/pedoman yang menentukan benar/salah, baik/jahat tindakankeputusan untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan pelayanan publik.
(Catatan ini saya catat sebagai bahan review materi Diklat ToT PIP di BPIP dari tgl 19 Agustus 2025 sampai tgl 23 Agustus 2025 selaku saya sebagai pembelajar serta peserta Diklat dimana selama Diklat saya selalu aktif mencatat dan membuat review agar saya pribadi tidak mudah lupa). ( <Mung Pujanarko>)