
Tujuh Belas Tahun PPWI, Sejarah Panjang Perjuangan Warga Biasa Menembus Media Massa

Jakarta – Pembacaan deklarasi berdirinya organisasi jurnalis warga dengan nama Persatuan Pewarta Warga Indonesia, disingkat PPW-Indonesia, dilakukan pada hari Minggu, tanggal 11 November 2007, sekitar pukul 12.00 wib, bertempat di Aula SMA Swasta Regina Pacis, Jl. Palmerah Utara, Kelurahan Palmerah, Kecamatan Palmerah, Jakarta Barat, DKI Jakarta. Nama Pewarta Warga dipilih dari beberapa nama yang muncul saat itu karena ingin menggunakan frasa yang lebih ‘ngIndonesia’ dibandingkan kata jurnalis warga atau kata lainnya. Singkatan PPWI-Indonesia hanya bertahan sebulan, dan berganti menjadi PPWI agar tidak ‘ribet’ mengucapkannya.
Deklarasi ini dihadiri sekitar 70 orang, yang terdiri dari siswa Sekolah Jurnalistik dan Penyiaran Utan Kayu Jakarta Utara, penulis atas nama Supadiyanto, S.Pd.I dari Jogyakarta, wartawan foto atas nama Deni Sitohang dari Medan, serta para penulis dari Subang dan seputaran Jabodetabek. Sekira 25 orang siswa dari Sekolah Utan Kayu dipimpin oleh pembinanya atas nama Pattar Sihotang menghadiri acara ini dalam rangka praktek liputan acara deklarasi sebuah organisasi atau lembaga. Peserta lain, umumnya adalah mereka yang aktif menulis di sebuah media online pewarta warga HOKI.
Deklarasi ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-1 media pewarta warga Koran Online Kabar Indonesia yang kemudian bernama Harian Online Kabar Indonesia (HOKI) dengan situs www.kabarindonesia.com. Media online ini berdiri pada tanggal 11 November 2006 di Belanda oleh sepasang suami-istri (Bapak Robert Nio dan Ibu Widyawati) asal Indonesia berkewarganegaraan Jerman.
Hadir juga pada acara deklarasi ini dua orang notaris, yakni Notaris Abdul Salam, S.H. dan Notaris Supriyanto, S.H. Beliau berdua hadir dalam rangka menjadi saksi pendirian organisasi PPWI atas permintaan pendiri dan pemilik media HOKI. Atas kesepakatan semua yang hadir, Bapak Supriyanto selanjutnya mengukuhkan Tim Formatur Kepengurusan PPWI, yakni Wilson Lalengke sebagai ketua dan Ruslan Andy Chandra sebagai sekretaris.
Seminggu kemudian, Akte Notaris PPWI diterbitkan oleh Notaris Abdul Salam, S.H. dengan nomor akte 17 pada tanggal 19 November 2007. Dalam akte notaris tersebut, tercantum sebagai Badan Pembina/Pendiri adalah Tuan Supriyanto, S.H. dan Tuan Wendi Razif Soetikno (guru SMA Swasta Regina Pacis yang berkenan memberikan tempat untuk deklarasi organisasi PPWI seminggu sebelumnya).
Sementara itu, untuk Badan Pengurus tercantum atas nama Wilson Lalengke sebagai Ketua Umum, Mung Pujanarko sebagai Ketua I, dan Aad Aldy Madjit sebagai Ketua II. Pengurus lainnya adalah Ruslan Andy Chandra sebagai Sekretaris Jenderal, Fredy Tewu sebagai Sekretaris I, dan Yanti Sugiyanti sebagai Sekretaris II.
Di jajaran Bendahara PPWI mula-mula, tercantum Krisna Yudha Caraka sebagai Bendahara Umum, Ernia Sari sebagai Bendahara I, dan Winarsih sebagai Bendahara II. Selain kepengurusan inti tersebut, tercantum juga dalam akte notaris nomor 17 tertanggal 19 November 2007 seorang fotografer freelance, yakni Yosef Ferdiyana sebagai anggota, plus Edy Mulyadi sebagai Badan Pengawas PPWI.
Susunan Pengurus yang tercantum dalam Akte Notaris Abdul Salam, S.H. Nomor 17 itu selanjutnya disempurnakan dengan memasukkan beberapa nama rekan penulis yang aktif di HOKI. Mereka adalah Muspani, S.H. sebagai Biro Hukum dan Advokasi, Hilda Perbatasari sebagai Biro Organisasi, Dodi Mawardi sebagai Biro Litbang dan Diklat, Deisy Wong sebagai Biro Usaha dan Keuangan, serta Rio Bembo Setiawan sebagai Biro Humas dan Publikasi. Sejalan dengan terbitnya susunan pengurus PPWI yang lebih lengkap, Yosef Ferdiyana diposisikan pada Biro Sekretariat. (*)
Pewarta Indonesia
Pengurus PPWI Nasional Periode IV (2022-2027)
Sekretariat PPWIDecember 25, 2022
Headlines, Pengurus PPWI Nasional, Warta PPWI3,802 views
KOPI, Jakarta – Perjalanan Kepengurusan PPWI Nasional di periode ketiga semakin menantang dibandingkan dengan kondisi periode-periode sebelumnya. Dinamika yang terjadi di internal PPWI yang bergerak begitu cepat menghasilkan rangkaian sejarah perjalanan organisasi yang demikian kompleks. Bahkan, pada momentum tertentu, keadaan kepengurusan PPWI dan aktivitasnya sangat menguras pikiran, tenaga, waktu, dan perasaan. Periode kepengurusan 2017-2022, meminjam ungkapan Bung Karno, ibarat masa-masa Vivere Pericoloso (hidup menyerempet-nyerempet bahaya).
Beberapa keberhasilan PPWI di bawah kepengurusan ketiga lalu dapat disebutkan antara lain pelaksanaan diklat-diklat jurnalistik yang sudah merambah ke hampir semua kelompok masyarakat, termasuk kalangan buruh. PPWI juga telah berhasil membuka jaringannya ke luar negeri. Hingga akhir kepengurusan, PPWI Representatives telah ada di 19 negara. Dalam hal publikasi dan gerakan melek media, anggota PPWI Media Group saat ini mencapai lebih dari 300 media (online, cetak, audio visual, dan streaming). Termasuk beberapa media asing tergabung dalam PPWI Media Group.
Program besar untuk kepengurusan berikutnya (periode keempat) adalah Gerakan Sejuta Media Online dan Satu Pewarta Satu Media. PPWI juga sangat antusias untuk mewujudkan kerjasama dalam menciptakan peluang kerja dan bisnis skala micro untuk memberdayakan setiap pewarta warga di manapun. Di samping tentu saja, kita akan terus melanjutkan program-program sebelumnya seperti pengembangan organisasi di dalam maupun luar negeri dan memperkuat kolaborasi kerjasama dengan berbagai elemen, institusi, dan kementerian/lembaga yang ada.
Kepengurusan Baru
Pada penghujung kepengurusan, PPWI Nasional berhasil menyelenggarakan Kongres Nasional III PPWI, yang dirangkaikan dengan selebrasi HUT ke-15 PPWI, pada tanggal 10-12 November 2022, bertempat di Hotel Sunlake Sunter, Jakarta Utara, DKI Jakarta. Tidak kurang dari 200 pengurus dan anggota PPWI, baik DPD maupun DPC dan Simpul, dari 25 provinsi di Indonesia hadir pada Kongres. Selain dari dalam negeri, hadir juga dua orang perwakilan PPWI luar negeri, yakni dari Kesultanan Oman, atas nama Dr. Talib bin Saif Al-Dhabbari dan Dr. Salim Hamed Ali Al-Jahwari.
Keterangan foto ki-ka duduk di depan: Tokoh Adat Lampung, Suttan Juragan Suttan; Wilson Lalengke, Dr. Talib bin Saif Al-Dhabbari; Dr. Salim Hamed Ali Al-Jahwari; dan Fachrul Razi
Salah satu keputusan penting Kongres Nasional III PPWI adalah penetapan Formatur Tunggal PPWI yang bertugas menyusun kepengurusan DPN PPWI Periode 2022-2027. Secara aklamasi, para peserta Kongres menyepakati Wilson Lalengke menjadi Ketua Umum dan formatur yang bertugas menyusun kepengurusan lengkap DPN PPWI.
Atas dasar Keputusan Kongres itu, selanjutnya Ketua Umum terpilih menyusun ‘kabinetnya’ yakni Susunan Personalia DPN PPWI Peroide 2022-2027, yang selengkapnya dapat disimak berikut ini.
Selamat bekerja dan berkarya PPWI untuk Indonesia dan dunia. (APL/Red)
0 komentar:
Posting Komentar