This is featured post 2 title
Sangat berkesan pelatihan bagi anggota PPWI di Markas Grup 3 Kopassus Cijantung
This is featured post 3 title
Pelatihan bagi angota PPWI ini dilakukan di Markas Grup 3 Kopassus guna membentuk karakter, disiplin, dan integritas kepribadan
This is featured post 4 title
Peserta diklat bela negara PPWI selalu kompak dalam setiap kesempatan, baik di barak, di lapangan dan arena pelatihan lainnya di dalam markas Grup 3 Sandi Yudha Kopassus
Sabtu, 21 Maret 2020
Tugas Foto Bertema Social Distancing karya Mahasiswa STIAMI kampus Depok B
5:07 PM
mung pujanarko
No comments
Berikut karya Tugas Foto Bertema Social Distancing karya Mahasiswa STIAMI kampus Depok B
Nama : aqshal fattah
Kampus : stiami depok b
Lokasi : stasiun mrt istora mandiri jalan jendral sudirman
Tanggal : 22 maret 2020
Semenjak adanya himbauan untuk bekerja dari rumah,maka saya ssudah hampir 15 hari ini saya berja
dari rumah saya di perumahan Cipayung Depok.
Untuk mendukung mengehentikan penyebaran virus covid 19 atau di sebut virus korona,saya juga
melakukan beberapa kegiatan antara lain saya setiap jam 10 pagi untuk olahraga bersama anak2 sambil
berjemur,ini juga salah satu upaya untuk menaikan daya tahan tubuh.
Kenapa harus berolahraga dan makan yang sehat?karena dengan salah satu kegiatan itu sudah
mencegah dari mudahnya penyebaran virus masuk pada tubuh kita.
Oleh karena itu saya menghimbau untuk masyarakat untuk mentaati himbauan dari pemerintah.
1.Cuci tangan sehabis dari luar rumah
2. Jangan berkumpul2 dengan orang banyak
3. Jaga jarak supaya untuk lebih waspada
4. Jangan keluar rumah jika tidak mendesak.
Alhamdulilah anak2 juga tetap belajar dirumah dengan orang tua dan belajar mengenal teknologi salah
satu media social yaitu pake aplikasi zoom meeting,dengan apalikasi ini anak belajar setoran hapalah
melalui aplikasi ini .semoga ujian ini segera berlalu aamiin.
Jumat, 20 Maret 2020
Tugas Foto bertema : Social Distancing karya Mahasiswa Fikom Jayabaya
1:17 PM
mung pujanarko
No comments
Mulai pertengahan Maret 2020 hingga akhir Maret 2020 , Fikom Jayabaya memberlakukan kuliah dari rumah, atau kuliah online, guna mengikuti anjuran social distancing.
Untuk itu mahasiswa belajar fikom jayabaya belajar secara online, dan mengirim tugas kuliah secara online.
Dalam mata kuliah fotografi berikut deretan hasil karya jepretan foto bertema "social distancing" oleh para mahasiswa fikom jayabaya :
Foto ini diambil di lokasi di jalan Sodong raya RT 12 RW 11 Kelurahan cipinang Kecamatan pulogadung Jakarta timur, tgl 20/3 saat social distancing.
Dari jendela apartemen kawasan rasuna
said
Pengambilan foto di atas di : kos kosan bali, cempaka putih timur, Jakarta pusat.
Jam : 22.30 malm tgl 22 maret 2020.
Menunjukkan social distancing saat ngobrol dengan teman2 sekosan
Karya mahasiswa Fikom jayabaya, memotret situasi
Bandara kualanamu Medan
Tanggal 23/03/2020.
20/3/2020 | Tindakan preventif terhadap covid-19 oleh pihak Transjakarta di halte Balai Kota, Jakarta Pusat.
bersore di tengah covid-19 foto ini diambil tepatnya di pgc jkt saat social distancing.
Senin 16 maret 2020, st jatinegara, saat tergolong awal diterapkan social Distancing
23/03/2020 salah satu rumah makan di Jl. RA. Fadillah yang melaksanakan himbauan pemerintah untuk social distancing.
Foto ini dijepret di sebuah mall di wilayah jabodetabek saat pemberlakuan social distancing
Gambar warga jakarta di tengah Sosial Distancing. Jl Cililitan Kecil I, Jakarta timur. 23 Maret 2020
Suasana Jl. Cempaka Putih Raya pada sore hari. (24/03/2020)
Kamis, 19 Maret 2020
Dukung Sikap Pemerintah Terkait Corona, PPWI Tunda Pelaksanaan Rakernas
7:27 AM
mung pujanarko
No comments
*JAKARTA* -- Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) secara resmi menunda agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) tahun 2020. Acara yang sedianya digelar pada 4-5 April mendatang itu diputuskan untuk ditunda dan akan dijadwalkan kembali setelahnya.
Penundaan tersebut sehubungan dengan situasi terkini bangsa yang sedang menghadapi bencana nasional wabah Virus Corona (Covid-19).
"Atas persetujuan semua pihak, termasuk arahan dari Sekretariat Wakil Presiden RI, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PPWI yang direncanakan berlangsung dan dibuka secara resmi oleh Bapak Wakil Presiden RI pada tanggal 4-5 April 2020 mendatang, dengan ini kita tunda pelaksaannya," kata Wilson Lalengke, melalui rilis resmi yang diterima pewarta, Rabu (18/3/2020).
Menurut Wilson, penjadwalan kembali Rakernas PPWI akan diinformasikan segera setelah kondisi bangsa Indonesia dinyatakan normal kembali oleh Pemerintah.
Disampaikan Wilson, bahwa proses persiapan Rakernas PPWI tetap berjalan seperti rencana, dengan penyesuaian waktu antara lain, pendaftaran peserta diperpanjang waktunya hingga situasi dinyatakan normal kembali, dan panitia tetap melakukan tugasnya seperti hasil rapat pada 11 Maret 2020 lalu.
"Persyaratan kepesertaan Rakernas dan keterangan lainnya, tetap berpedoman kepada Surat Undangan Rakernas bersama lembaran lampirannya yang dikirimkan terdahulu," terang Wilson.
Untuk komunikasi dan permintaan informasi lebih lanjut, sambung Wilson, dapat dilakukan melalui nomor-nomor kontak: 085772004248 (Wina), 081371549165 (Shony), 085777990005 (Marsono); dan/atau melalui email: panitia.rakernas.ppwi@gmail.com, dan/atau melalui WA Grup internal PPWI. (JML/Red)
Kamis, 12 Maret 2020
PPWI Bakal Gelar Rakernas 2020
12:25 AM
mung pujanarko
No comments
Mantapkan Persiapan Rakernas, PPWI Gelar Rapat Khusus
Jakarta - Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) mengagendakan bakal menggelar acara nasional Rakernas PPWI tahun 2020.
Kegiatan yang akan menghadirkan 300 orang pengurus dan anggota PPWI se-Indonesia ini akan digelar di Gedung Nusantara V komplek Parlemen DPR/MPR, pada 4-5 April 2020 mendatang.
Untuk memantapkan persiapan pelaksanaan Rakernas dimaksud. Pengurus Nasional PPWI mengundang segenap panitia pelaksana dalam sebuah rapat khusus bertempat di Gora Cafe Sarinah, Jakarta, Rabu (11/3/2020). Pada rapat ini dibahas secara serius terkait persiapan teknis untuk kelancaran pelaksanaan acara Rakernas PPWI tahun 2020.
Wilson Lalengke selaku Ketua Umum PPWI menyatakan bahwa Rakernas PPWI yang akan dilaksanakan nanti diagendakan membahas dan mencari solusi tentang 3 (tiga) masalah pokok Bangsa Indonesia yakni: Pembudayaan Ideologi, Ketahanan Pangan, dan Bahaya Narkoba.
"Penting kiranya kita sebagai anak bangsa untuk ikut dapat bekerja sama dan melakukan karya nyata untuk bersama sama mencari solusi agar bangsa Indonesia bisa membudayakan ideologi Pancasila dalam keseharian, ikut bekerja sama dalam membangun ketahanan pangan, dan aktif dalam peran kita sebagai pewarta warga untuk meningkatkan kewaspadaan bersama akan bahaya narkoba" ujar Ketum PPWI Wilson Lalengke.
Pada rapat yang sama, Sekjen PPWI yang juga merupakan Senator DPD asal Aceh, H. Fachrul Razi menyatakan bahwa Rakernas nanti akan menghadirkan pembicara para Tokoh Nasional. Juga Rakernas ini akan dihadiri oleh para pengurus dan perwakilan anggota PPWI dari seluruh daerah di Indonesia.
"Penting untuk PPWI menunjukkan kiprah kita sebagai organisasi pewarta warga, rakernas nanti akan menghadirkan sejumlah tokoh Nasional untuk menyampaikan gagasannya," ujar Fachrul Razi.
Para pejabat tingkat nasional yang akan diundang memberikan arahannya antara lain Ketua MPR RI, Ketua DPR RI, Ketua DPD RI, dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja. Selain itu, panitia juga akan menghadirkan para pembicara ahli di bidang media dan publikasi, manajemen organisasi, dan entrepreneurship.
Selain Ketua Umum dan Sekjen PPWI, tampak hadir juga dalam rapat kali ini beberapa pimpinan PPWI Nasional, Mung Pujanarko, Danny Siagian, dan Winarsih; Penasehat Hukum PPWI Dolfie Rompas, Wakil Ketua Panitia Pelaksana, Yusron Fuadi dan belasan aktivis PPWI di seputaran Jabodetabek. (MUNG/Red)
Rabu, 04 Maret 2020
Catatan Evaluasi Diri selama Nge-blog
1:35 PM
mung pujanarko
No comments
Mulai tahun 2011 saya aktif menulis sekadar diary, catatan, atau opini dan pikiran serta apapun yang terlintas dalam benak ini di blog saya ini.
Motivasinya adalah bukan agar tulisan di blog ini dibaca banyak orang sehingga saya jadi terkenal. Tidak mungkin lah itu terlintas jadi motivasi saya nge blog.
Karena blog kan pembacanya sedikit.
Nge blog atau menulis catatan di web log waktu jaman awal saya nge blog tahun 2011 tidaklah populer dilakukan. "Ngapain sih nge blog kurang kerjaan banget, lebih baik main medsos, main fb, insta dll bisa kenal orang2 terkenal dan lain-lain."
Begitu mungkin komentar kawan saya yang melihat saya sering ngeblog dan karena sayapun tak punya akun medsos FB dan bukan penggiat media sosial (medsos).
"Untuk apa kurang kerjaan menulis di blog. Toh ga banyak yang baca, toh membuang waktu dan tak ada point nya sama sekali, lucu kalik, " begitu mungkin pikir orang-orang yang suka main medsos yang lebih wow, medsos memang ada faktor "wow" nya, lagipula medsos bisa panjat sosial, biasanya kalau sudah asyik medsos ya tak suka nulis di blog.
Namun dalam perkembangannya kini lambat laun dari tahun ke tahun, blogger milenial ada saja, dan makin ada saja orang yang menggemari menulis di blog.
Motivasi nya jelas bukan menjadi selebgram, selebbook (emang ada seleb book😄😄 dan selebblog 🤣🤣)
Karena kan sifat komunikasi massa di blog ini komunikasinya tidak seketika real time saling menanggapi interaktif seperti halnya di media sosial.
Bahkan menulis di blog ini relatif lebih sulit, karena konten blog ini rata-rata infonya tulisan dan gambar mirip media berita.
Juga blog tidak bisa interaktif yang intens seperti di medsos.
Blog pun masih dianggap tak se -wow medsos.
Jadi blogger yang rutin nulis di blog ya relatif tidak banyak. (*)
Motivasinya adalah bukan agar tulisan di blog ini dibaca banyak orang sehingga saya jadi terkenal. Tidak mungkin lah itu terlintas jadi motivasi saya nge blog.
Karena blog kan pembacanya sedikit.
Nge blog atau menulis catatan di web log waktu jaman awal saya nge blog tahun 2011 tidaklah populer dilakukan. "Ngapain sih nge blog kurang kerjaan banget, lebih baik main medsos, main fb, insta dll bisa kenal orang2 terkenal dan lain-lain."
Begitu mungkin komentar kawan saya yang melihat saya sering ngeblog dan karena sayapun tak punya akun medsos FB dan bukan penggiat media sosial (medsos).
"Untuk apa kurang kerjaan menulis di blog. Toh ga banyak yang baca, toh membuang waktu dan tak ada point nya sama sekali, lucu kalik, " begitu mungkin pikir orang-orang yang suka main medsos yang lebih wow, medsos memang ada faktor "wow" nya, lagipula medsos bisa panjat sosial, biasanya kalau sudah asyik medsos ya tak suka nulis di blog.
Namun dalam perkembangannya kini lambat laun dari tahun ke tahun, blogger milenial ada saja, dan makin ada saja orang yang menggemari menulis di blog.
Motivasi nya jelas bukan menjadi selebgram, selebbook (emang ada seleb book😄😄 dan selebblog 🤣🤣)
Karena kan sifat komunikasi massa di blog ini komunikasinya tidak seketika real time saling menanggapi interaktif seperti halnya di media sosial.
Bahkan menulis di blog ini relatif lebih sulit, karena konten blog ini rata-rata infonya tulisan dan gambar mirip media berita.
Juga blog tidak bisa interaktif yang intens seperti di medsos.
Blog pun masih dianggap tak se -wow medsos.
Jadi blogger yang rutin nulis di blog ya relatif tidak banyak. (*)
Selasa, 03 Maret 2020
EDC Ku
8:59 PM
mung pujanarko
No comments
EDC adalah every day carry. Atau barang-barang personal yang dibawa setiap hari.
EDC adalah perlengkapan alat personal atau pribadi.
Perlengkapan alat EDC setiap orang tidak lah sama.
Saya bawa EDC adalah : dompet, jam tangan, sepatu all terain, jaket raincoat serba guna, payung kecil, dan bekal makansiang dalam wadah kecil anti air, botol air compact isi ulang kecil.
Juga tak lupa ada smartphone samsung galaxy (tidak kefoto karena dipakai memfoto😀), kemudian kunci motor honda supra x saya dengan gantungan pemotong kuku.
Semuanya saya muat di saku raincoat, karena saya tak bawa tas setiap berangkat kerja.
Setiap berangkat kerja, terkadang saya bawa ransel komplet isi laptop, namun ada kalanya saya tidak bawa tas atau laptop, karena tas dan laptop, juga baju cadangan, sepatu kulit, kaos kaki baru, buku-buku, catatan, notes, atk, semua ada kalanya saya simpan di lemari ruangan kantor saya.
Saat saya menulis ini, sekarang tanggal 3 Maret 2020, dimana akan dikenang sebagai saat-saat awal (2/3/2020) diumumkan ada dua pengidap virus corona pertama yang diketahui di indonesia.
Hal ini setelah saya baca di media, orang jadi panik dan memborong masker. Bukan hanya masker yang naik harganya melonjak karena diburu warga panik korona, bahkan sembako pun diborong warga yang panik korona. Seakan orang-orang telah menjadi "doomsday preppers".
Saya tak pernah ingin memasukkan masker ke dalam edc saya, karena tak biasa sejak dulu tak biasa pakai masker.
Namun kini saya pakai masker untuk edc sehari-hari pasca pandemi covid-19.
Saya berangkat naik motor dari rumah menuju terminal, disambung kendaraan umum setiap harus menuju tempat kerja di Jakarta dari rumah di Bogor.
Kehujanan hampir setiap hari pada musim hujan membuat saya harus siap bahwa EDC seperti raincoat, payung kecil, dan sepatu allterrain sangat berguna. Jam tangan saya khusus suka seiko automatic sport 5, karena sangat dapat diandalkan tanpa harus ada baterei.
Terkait EDC yang saya andalkan, harus bisa mengatasi situasi hujan deras yang saya hadapi. Jadi perkembangan item EDC saya berkembang dari cara saya menghadapi situasi setiap hari.
EDC Setiap orang tak harus sama. Saya kerap mengevaluasi keperluan edc saya berdasarkan situasi setiap hari berangkat ke luar rumah.
Saya jarang (amat sangat jarang) beli maksi (lunch: makan siang). Saya bawa bekal untuk saya makan siang. Karena itu mungkin body mass index saya ideal dengan tb 163cm & bb 60kg. Saya jarang jajan makan di tempat kerja.
Sayapun tak merokok, no alcohol sama sekali, ga pernah konsumsi cofee, jarang sekali nongkrong di cafe, juga plus no sugar (gula) untuk minum teh.
Pisau Lipat
EDC tak lengkap tanpa pisau lipat. Untuk pisau lipat saya senang memilikinya. EDC pisau lipat tidak hanya saya bawa saat outdoor saja, namun ada tersimpan juga di dompet kain di dalam ransel.
Saya mengandalkan dua pisau merk victorynox dan beberapa pisau lipat khusus (pocket knife) dengan beragam jenis bilah.
Kemudian ada pisau beragam merk, seperti Boker yang handal dan pisau Buck milik saya untuk outdoor, ada juga merek Dhaulagiri.
Ini ada koin pisau yg praktis.
Hanyasaja bilahnya harus sering diasah agar tajam.
Memiliki pisau lipat yang baik adalah hal yang menyenangkan, terutama bagi penggemar kegiatan alam bebas, karena pisau lipat multitools banyak gunanya.
Sebenarnya untuk EDC saya sudah saya tambah seperti powerbank dan senter taktikal untuk EDC😀
Senter merupakan edc yang vital. Sy pakai jenis senter tactical agar praktis.
Saya lebih suka senter mini kecil namun kompak untuk melengkapi gantungan kunci. Silahkan disimak di https://mung-pujanarko.blogspot.com/2020/06/edc-di-masa-pandemi.html?m=1
Di ransel saya, selain payung, selalu ada saya bawa dompet kecil ringkas berisi : pisau lipat Dhaulagiri, power bank, dan kabel charge type c, kabel konverter laptop - lcd proyektor hdmi (untuk lcd proyektor presentasi), usb flash disk, juga tak lupa uang koin receh untuk pengamen di bus, karena saya termasuk juga pecinta moda transportasi umum 😁
Ini asli pouch serba guna |
Ada pepatah soal edc : "lebih baik punya alat tapi tak dipakai, daripada saat butuh tapi tak punya alat"
Every day carry : payung, charge hp, pisau lipat dhaulagiri |
Payung simpel, luarbiasa gunanya untuk commuter seperti saya.
Salam komuter.