Tiap legenda mengandung hikmah kebijaksanaan.
Contohnya legenda Malinkundang adalah dongeng. Ini legenda dongeng, bukan kenyataan, legenda dongeng alias fiksi, tentang seorang anak yang tak balas budi atau lupa balas budi terhadap orang tuanya.
Malinkundang tak mau
jadi sandwich generation, malinkundang pilih istrinya ketimbang ibu kandungnya.
Iya kan, ini kisah dongeng malinkundang.
Ketika malinkundang sukses, dia lupa akan balas budi dan
lupa berbakti pada ibundanya. Jelas malinkundang tak pingin jadi sandwich generation.
Maka itu sebaiknya Ibunda malinkundang tak perlu kecewa,
karena mungkin harga- harga kebutuhan rumah tangga beranjak naik. Jadi
kemungkinan jadi banyak anak yang tidak hendak bisa berbuat banyak guna membantu ekonomi
orang tuanya.
Ketika orang tua membesarkan anak, menyekolahkan hingga
universitas, orang tua kerja keras cari uang untuk sekolah anak, jika
anak lulus maka anak masih harus berjuang sendiri untuk sukses di masyarakat,
di pekerjaan, di dunia nyata.
Mungkin burung lebih beruntung ketika induk burung cukup
bahagia ketika melihat anak burung sudah bisa terbang meninggalkan sarang, dan
induk burung tak mengharapkan anaknya ganti bawa ikan untuk sang induk burung. Waktu
anak masih di sarang, sang induk burung ke laut untuk berburu ikan dan ikan
diberikan ke anak burung. Ketika anak burung belajar terbang sendiri dan
meninggalkan sarang untuk cari ikan, ya induk burung belum pernah ada yang kita
lihat dikasih ikan dari anak burung. Carilah film dokumenter anak burung kasih
ikan ke induk burung, pasti ga ada.
Anak burung pergi cari pasangannya dan kawin serta punya anak burung lagi yang harus diberi makan.
Induk burung cuek bebek, tak sedih pula.
Lha iya mas, kita kan bukan burung, harusnya ya jangan jadi
malinkundang gituloh...
Lho ingat itu patung batu malinkundang bukan malinkundang
dongeng terus jadi batu bentuk rupa bersujud gitu.
Itu pula batu patung malinkundang itu buatan manusia. Itu
bukan manusia dikutuk jadi batu, ya bukan.
Itu batu malinkundang di pantai itu buatan manusia.
Ingat, ini legenda dongeng yang diharapkan ditujukan kepada anak-anak
ketika mereka sukses maka selalulah ingat berbagi kepada orang tua yang sudah
lanjut usia yang mungkin sudah pensiun, dan kondisi ekonomi sudah menurun.
Sedangkan Nasihat untuk ortu malinkundang adalah : persiapkan hari tua
sebaik-baiknya.
Bagimana mau mempersiapkan
hari tua mas, jika penghasilan ibu malinkundang itu tak cukup pula. Alias
paycheck to pay check.
Ya kalau demikian maka bagi anak-anak muda jangan segan jadi
sandwich generation, sebab sandwich generation itu berkah.
Terus nasihat untuk ibu malinkundang apa mas?
Ya, setidaknya jangan mengutuk anak yang lupa berbakti,
doakan saja dari jauh. Doakan keselamatan dia dan pasangannya, dan cucu ibunda
malinkundang agar sekeluarga malinkundang selamat dunia-akhirat. Kirim pesan
whatssap ke anak dan menantu tanya kabar. Mengeluh dikitlah wajar.
Lha kalau dikutuk kan nanti jadi batu.. alias hatinya
membatu
Ya jangan dikutuk lah, jangan jadi orang tua yang mengutuk
anak-anaknya.
mesikpun lagi esmosi alias emosi.
Ingat, perkataan orang tua adalah doa bagi anak.
Iya kan, lagian ini lagi dongeng dibahas aja macam kejadian
benar faktual saja
Ingat, ini fiksi saja.
Pesan buatku : sbg ortu jangan kena "ibunda malinkundang complex" anak ngasih syukur, anak ngajeni syukur, lha gimana kadang ada anak udah baik2 dididik tapi ya tetep aja si anak kena "malinkundang complex", anak jadi ga ngasih ke ortu, mungkin kalok kini ya sikon ekonomi makro dan mikro tak mnentu.
wkwkwkwk