cari kata

Kamis, 23 Januari 2014

Januari, Hujan tak kunjung Berhenti, Jam Kuliah Terpaksa diganti


Hujan sepanjang hari di bulan Januari ini menjadi kondisi yang relatif sulit bagi sebagian masyarakat, terutama masyarakat Ibu Kota DKI. Di Jakarta akibat banjir, jumlah pengungsi juga telah mencapai kisaran angka 10 ribu jiwa pengungsi akibat tempat tinggal mereka kebanjiran. Terutama di kawasan Jakarta Timur, Kampung Melayu, Kampung Pulo dan kawasan Priok.
Bagi para mahasiswa hujan di Januari ini juga sedikit banyak berimbas pada kegiatan perkuliahan. Seperti yang dialami oleh mahasiswa semester 1 di Kampus IBM-ASMI Jakarta. Meski mayoritas mahasiswa yang ditanya menjawab bahwa mereka bukanlah korban banjir, namun berakibat pada jadwal perkuliahan yang harus diganti, akibat beberapa dosen yang tidak dapat datang ke kampus karena terhalang banjir, atau terhalang kemacetan parah di saat hujan lebat, bahkan ada rumah dosen yang juga terendam banjir.
“Saya tinggal di kawasan Tanjung Priok, Jl Deli, dekat pelabuhan, di sekitar kawasan Rumah Sakit Koja, sementara kampus saya di IBM-ASMI yang terletak di kawasan Pulo Mas,  jadi setiap kuliah saya pasti terhambat, karena ada  genangan banjir di kawasan ITC Cempaka Mas, ternyata bukan hanya saya saja melainkan dosen juga ada yang mengalami kesulitan pergi ke kampus akibat banjir dan curah hujan yang tinggi” tutur Farah (19) mahasiswi Fakultas Ekonomi di Kampus IBM ASMI Jakarta (23/1).
Banjir memang tidak memilih korban, ketika rumah dosen kebanjiran atau dosen yang kesulitan mobilitas untuk datang mengajar, terpaksa mengganti hari akibat cuaca yang buruk.  Salah satu Dosen bernama Pak Imung (40) mengaku cukup kesulitan untuk mengatur jadwal mengajarnya, karena mobiltasnya yang terhambat banjir di Jakarta. “Saya tinggal di Bogor, di kawasan Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, untuk cuaca di Bogor sendiri setiap hari dari malam hingga siang hari terus diguyur hujan, seringkali sepanjang hari hujan tidak putus dengan intensitas cukup deras selama Januari ini, karena saya menggunakan sarana transportasi umum, jadi pasti terjebak macet di Tol dengan waktu tempuh 3 jam bahkan 4 jam dari Bogor ke Jakarta, belum lagi di Bogor sendiri yang kemacetan juga cukup parah, akibat hujan deras, jadi terkadang saya tidak dapat memberi perkuliahan,” ujar Imung. Dirinya menjelaskan solusinya adalah memberikan pengganti perkuliahan atau memberikan tugas pada mahasiswa.  (*)

Selasa, 10 Desember 2013

Pelatihan Jurnalisme Warga digelar oleh Makin Grup dan Mabes Polri di Palangkaraya

para peserta pelatihan berpose bersama


Guna memperdalam  ilmu jurnalistik, maka sebanyak 31 orang peserta yang terdiri dari anggota Polri dan karyawan Makin Grup melaksanakan pelatihan jurnalistik di  Hotel Luwansa, Jl. G.Obos, Palangkaraya, Kalimantan Tengah mulai dari tanggal 10- 14 Desember 2013.
Pelatihan ini difasilitasi oleh pihak Makin Grup dan dengan narasumber dari PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia). Menurut ketua Umum PPWI yakni Wilson Lalengke, menjelaskan bahwa pelatihan ini adalah untuk mengenalkan keahlian pewarta warga yang berguna bagi anggota Polisi juga bagi karyawan Makin Grup.
Menurut Wilson, dalam ranah citizen jurnalisme, semua orang bisa jadi wartawan, “Asal dibekali dengan pelatihan yang cukup mengenai ilmu jurnalisitik, setiap orang bisa menjadi pewarta,” tutur Wilson.
Sementara itu menurut seorang peserta yakni Briptu Talenta yang diberi kesempatan maju ke depan untuk praktek wawancara, menyatakan bahwa ternyata untuk praktek lebih sulit daripada sekedar mendengarkan teori saja, ”Praktek jika sudah biasa, tentu tidak grogi dan tidak gugup," ujar Briptu Talenta selaku salah satu peserta.

Teknik Quick News
Para peserta secara interaktif dan aktif maju ke depan untuk paktek menulis Quic News sebagai dasar penyusunan laporan cepat (Rabu, 11/12/2103)
Para peserta secara interaktif dan aktif maju ke depan untuk paktek menulis Quic News sebagai dasar penyusunan laporan cepat (Rabu, 11/12/2103)
Imam Suwandi (kiri) dan Mung Pujanarko (kanan)

Para peserta secara interaktif dan aktif maju ke depan untuk paktek menulis Quic News sebagai dasar penyusunan laporan cepat (Rabu, 11/12/2103)






Memasuki hari kedua (11/12/13), pembicara yang tampil adalah Mung Pujanarko, M.I.Kom, yang sehari-hari mengajar Ilmu Jurnalistik di FIKOM-Jayabaya, FISIP Univ.Bung Karno-Cikini, Fakultas Ekonomi IBM-ASMI-Pulo Mas, dan STIKOM-Indonesia Maju (IMA), Lenteng Agung untuk melatih teknik khusus "Quick News 150 Kata". Teknik ini sangat berguna utuk menyusun laporan yang cepat dan akurat. Para peserta diajak untuk bersama-sama mempraktekkan teknik khusus ini.  (*)

Selasa, 19 November 2013

Taman Nasional Kerinci Sebelat Kebanggan Dunia dan Nasional



Keberadaan hutan di zaman yang modern sekarang ini sudah menjadi  tempat yang cukup langka untuk hewan-hewan yang dilindungi oleh negara, di suatu daerah di Jambi terdapat suatu hutan lindung yang bernama hutan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), wilayah ini sebenarnya membentang antara wilayah Kerinci di Propinsi Jambi hingga wilayah Sebelat di Propinsi Bengkulu, di mana hutan tersebut sayangnya wilayahnya sudah banyak yang hilang akibat penebangan liar dan pemburuan hewan liar.  Aneka hewan liar seperti kerbau adalah salah satu jenis hewan liar yang sudah mulai punah akibat perburuan liar, di mana akibat ulah dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan hutan untuk keuntungan pribadinya.

 Taman hutan nasional  Kerinci Sebelat berada di 3 (tiga) Kabupaten di Propinsi Jambi yaitu berada antara Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Bungo. Hutan di wilayah itu sampai saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat, karena dengan hutan kita bisa menjaga daerah wilayah kita dari ancaman bencana seperti banjir dan tanah longsor. Keberadaan Polisi Kehutanan (polhut) juga sampai saat ini sangat tidak berbanding  antara luas taman nasional dengan personilnya.

Maklumlah, karena Taman Nasional Kerinci Sebelat merupakan taman Nasional dengan wilayah Hutan yang terbesar di Pulau Sumatera, yang membentang di empat propinsi yaitu : Propinsi Jambi, Propinsi Sumatera Barat, Propinsi Sumatera Selatan, dan Propinsi Bengkulu.



Banyaknya Flora dan Fauna

Taman Nasional Kerinci Sebelat terbentang dengan, luas wilayah mencapai 1.486.000 Ha di dalamnya terdapat banyak sekali tempat wisata dan bermacam-macam Flora dan Fauna. Beberapa jenis tempat wisata alami yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Sebelat,  terdiri dari beberapa Danau, Gunung, juga Bukit Barisan yang Indah dan juga terdapat Gua-Gua peninggalan Zaman Prasejarah.
Sementara jenis flora di wilayah  TNKS  (Taman Nasional Kerinci Sebelat) yang sangat terkenal adalah Bunga Bangkai dengan Istilah Latin nya adalah Rafflesia Arnoldi, sp.

Sedangkan Faunadi Wilayah TNKS yang namanya sangat mendunia adalah Harimau Sumatera yang sampai saat ini keberadaaannya sudah mulai punah, dan saat ini ada beberapa peneliti dari Belanda yang meneliti keberadaan “Orang Pendek” yang kakinya terbalik yang berada di wilayah Gunung Kerinci menurut pengakuan peneliti dari Belanda sangat susah menemukan Orang Pendek tersebut karena dianggap Makhluk Gaib bagi Warga Kerinci yang pernah melihatnya.

Tantangan yang dihadapi saat ini oleh Pemerintah Daerah maupun pusat adalah dalam menjaga kelestarian alamnya baik itu Flora maupun Faunanya, termasuk yang saat ini juga sedang marak – maraknya Ilegal logging yang masih banyak terjadi di tTaman Nasional Kerinci Sebelat.
Termasuk juga perburuan Hewan Liar yang dilindungi, di mana salah satunya adalah Badak Bercula satu yang saat ini telah berkurang.
Karena itu diharapkan  kepada pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk menindak tegas pada pelaku pemburuan fauna illegal tersebut.

Ketinggian hutan lindung Kerinci Sebelat adalah antara 800 dpl sampai dengan 1500 dpl (diatas permukaan laut). Dan memilki lebih dari 4000 jenis tanaman antara lain didominasi jenis Shorea Sp, atau Kayu Meranti. Juga terdapat jenis kayu unik yakni Kayu Pacat yang sering dibuat oleh kerajinan dan cendera mata terutama seringkali  dijadikan bahan tongkat komando karena corak dan warna kayunya yang indah dan khas.

Potensi Wisata

Hutan lindung Kerinci Sebelat sangat potensial dijadikan hutan penelitian dan hutan wisata. Dengan potensi flora dan fauna yang ada, maka  terbuka kesempatan bagi pengelola hutan Kerinci Sebelat untuk dijadikan areal wisata alam. Tetapi hal ini sangat diharapkan terhadap pengelola  wisata  untuk memperhatikan keseimbangan alam , sehingga potensi kerusakan alam dapat dicegah.

Taman Nasional Kerinci Sebelat merupakan tempat wisata yang banyak kunjungi oleh para wisatawan baik dari domestik maupun manca negara, karena potensi wisata yang ada di Kerinci Sebelat, termasuk berbagai macam gunung maupun danau dan lembah dan yang sangat terkenal dengan orang pendek yang samapi sekarang masih menjadi misteri keberadaannya, dan akses jalan menuju ke lokasi taman tidak dapat hambatan. Juga banyak mahasiswa yang berkunjung  ke taman nasional Kerinci untuk melakukan riset dan pendakian gunung,

Perlu Perhatian Khusus

Terkait dengan kondisi Taman Nasional Kerinci Sebelat di Propinsi Jambi yang secara umum kondisinya perlu mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah. Khususnya tentang kelestarian lingkungan dan hutan yang harus dipertahankan. Jika Pemerintah tidak mengambil sikap tegas terhadap kelestarian hutan Taman Bukit Nasional Kerinci Sebelat maka di masa yang akan datang kondisi hutan dan taman serta flora fauna di dalamnya akan segera punah.

Keseriusan Pemerintah dalam mengelolan Taman ini harus di prioritaskan. Jangan sampai ada pihak-pihak terkait yang di karenakan kepentingan pribadi atau golongan dapat memusnahkan isi dari taman nasional dimaksud.

Pihak terkait pastinya adalah pihak yang berkepentingan untuk menguasai secara illegal demi keuntungan bisnis dalam jangka pendek. Namun efeknya dalam jangka panjang anak cucu kita tidak akan dapat melihat ataupun menyaksikan Taman yang menjadi kebanggaan Daerah, Nasional bahkan sampai internasional.

Keamanan Terus Dijaga

Sementara itu menurut Kasubag Humas Polres Kerinci yakni Iptu (Pol) Nuriswan menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Taman Nasional Kerinci Sebelat  berada di wilayah hukum Polres Kerinci, wilayah itu diantaranya adalah wilayah Kecamatan Kayu Aro, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kecamatan Gunung Tujuh, Kecamatan Gunung Raya, dan Kecamatan  Batang Merangin. Polres Kerinci telah melakukan upaya- upaya maksimal untuk mencegah  perbuatan melawan hukum yang terjadi di Taman Nasional Kerinci Sebelat, “Kami dari pihak Polres Kerinci telah melakukan bimbingan dan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya keberadaan  Taman Nasional Kerinci Sebelat, agar masyarakat tidak melakukan perambahan hutan, kami juga melaksanakan razia secara rutin terhadap para penebang kayu liar, atau illegal logging” papar Iptu Nuriswan kepada penulis (19/11).

Dijelaskan juga oleh Kasubag Humas Polres Kerinci, Iptu Nuriswan, bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Pihak Polisi Hutan (Polhut) dari Departemen Kehutanan, dengan cara melakukan patroli bersama di kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat.

“Selama ini pihak Polres telah melakukan beberapa kali tindakan hukum terhadap para penebang liar, melalui proses peradilan” tegas Iptu Nuriswan.

Memang pentingnya satu kawasan Taman Nasional bisa menjadi paru-paru dunia. 

Sementara itu Menurut Tatang Kanadi sebagai nara sumber yang berkompeten terhadap masalah Kehutanan menyatakan bahwa syarat Hutan dapat dinyatakan sebagai Hutan Lindung apabila kawasan tersebut masih memiliki beragam flora dan fauna.

“Kawasan yang beragam  flora dan faunanya bisa menjadi sumber pangan dan sumber oksigen serta sumber air yang bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya” urai Tatang Kanadi yang ditemui di Hotel Abadi Suite, Jambi, hari Selasa  (19/11).

Kebanggaan  Nasional dan Dunia

Taman Nasional Kerinci Sebelat sudah menjadi kebanggaan Nasional dan juga Dunia. Terutama sekali menjadi Kebanggaan Daerah Jambi.

Seperti kita tahu di Jambi juga memiliki suatu keunikan etnis, yakni dengan adanya pemukiman daerah orang pedalaman yang di sebut dengan nama SAD yaitu Suku Anak Dalam.
Untuk menjaga hutan, keberadaan suku anak dalam bisa memberikan 2 (dua) efek, pertama yaitu efek yang positif yaitu, efek tersebut keberadaan hutan berupa ekosistem di dalam nya bisa berjalan baik seperti rantau makanan, kenapa bisa dikatakan demikian, karena hewan -hewan liar yang berada di dalam hutan tersebut memangsa hewan -hewan yang yang lebih kecil sementara hewan buas tersebut di buru oleh Suku AnakDalam untuk di konsumsi dan  menjadi kelangsungan hidup berada di hutan. Efek yang negatif terhadap keberadaan suku anak dalam adalah penebangan hutan, banyak orang yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan suku anak dalam untuk mengambil hasil hutan, hal ini tentu saja tidak etis, mengingat  keberadaan Suku Anak Dalam di dalam hutan dilindungi oleh negara. (IKP/ MIR/VIN/TAR/TAD/YDD/ELN/RJP/SPN/ IMO)

Senin, 18 November 2013

Semakin Siang, Peserta Pelatihan Tetap Semangat

Mung Pujanarko, Salah satu nara sumber


Waktu telah menunjukkan pukul 15:00 WIB namun sebanyak 30 peserta pelatihan jurnalistik di Hotel Abadi Suites, Jambi terlihat makin semangat.
Antusiasme peserta pelatihan jurnalistik terbukti dengan penuh perhatian menyimak dan juga melakukan praktek langsung mengetik Quick News.
Menurut AKP Harbunas yang sehari-hari menjabat sebagai Kasubag Humas Polres Bungo, juga sebagai salah satu peserta menyatakan sebaiknya peserta ditantang mengetik berita quick news dengan menggunakan prinsip 5 W dan 1H selama 5 menit. “Pak jangan sepuluh menit terlalu lama, cukuplah kita diberi tugas lima menit, pasti kita bisa pak,”tutur AKP Harbunas, Senin (18/11).
Masih Menurut Kasubag Humas Polres Bungo, AKP Harbunas, dia menyatakan semangat sekali mengikuti pelatihan ini, “Saya suka pelatihan  dengan praktek langsung, tidak banyak ceramahnya“ tegas AKP Harbunas.

Sementara menurut AKP Hotmaida yang sehari-hari menjabat sebagai Kasubag Humas Polres Tanjung Jabung Barat, sebagai salah satu peserta menyatakan dirinya juga tetap semangat mengikuti pelatihan ini,”Karena yang memberikan materinya juga bisa memberikan masukan dan saya harap dapat mengaplikasikan di daerah,” ujar AKP Hotmaida.

Mung Pujanarko sedang memperagakan cara quick news


Sementara iu menurut Mung Pujanarko selaku instruktur menyatakan dirinya sengaja untuk mendorong peserta  menulis berita secara cepat, ”Karena dengan menyusun berita secara cepat, kita mampu mengkonstruksikan pikiran kita,”ujar Mung Pujanarko selaku Instruktur. (*)

Rabu, 13 November 2013

Komunikasi Risiko : Hub dan Spoke dalam Penularan


Sektor public health atau kesehatan masyarakat amat vital untuk kehidupan masyarakat itu sendiri. Dan, cara menyampaikan risiko penyakit menular harus melalui saluran yang sesuai. Saluran dalam penyuluhan tentang bahaya penyakit menular adalah : Bidang Komunikasi Risiko.

Penulis pernah menjadi anggota tim Komunikasi Risiko Komnas FBPI (Flu Burung dan Pandemi Influenza). Yang dikerjakan oleh tim komunikasi risiko saat itu adalah membantu mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang risiko penyakit flu burung, kemudian tim komunikasi risiko juga  membantu menyusun contingency plan  atau rencana kontingensi  dalam menghadapi pandemi.

Pandemi adalah mewabahnya penyakit di seluruh dunia. Kini, yang wajib dipahami oleh mayarakat luas adalah juga  risiko penyakit HIV-AIDS sebagai penyakit menular.

Hub dan Spoke
Hub adalah PSK, dan Spoke adalah para pelanggannya (saya tak menyebutnya hidung belang) tanda panah dua ujung Spoke yakni menerangkan dapat sebagai victim dan sekaligus carrier HIV-AIDS


Kalau dapat dipetakan, -misalnya- di Jakarta sebagai kota besar, orang yang paham  soal komunikasi risiko akan memetakan beberapa hot spot area yang berisiko menjadi tempat Hub dalam penyebaran HIV-AIDS. Lokasi Hub ini diantaranya dan utamanya adalah kawasan prostitusi baik permanen maupun semi permanen ataupun bahkan  liar, dimana yang disebut liar adalah para pekerja seksual komersial tidak terikat  pada tempat khusus.

Ingat,  HIV-AIDS juga berisiko menular melalui hubungan seks antara PSK dan pelangannya. Hub juga bisa para pecandu narkoba suntik.

Sementara Spoke dalam dunia prostitusi ini adalah para pelanggan. Sedangkan Spoke dalam dunia narkoba adalah para pemakai bergantian jarum suntik.

Jakarta sebagai kawasan metropolitan jelas menawarkan apa saja untuk 'dunia romansa senang-senang'. Jakarta sebagai kota besar menjadi tempat yang mudah untuk  tumbuh dan menjamurnya Hub bagi HIV-AIDS, yaitu berbagai tempat prostitusi baik permanen (saya tak bilang legal) dan semi permanen bahkan liar (PSK lepas).

Contohnya ; Tumbuh menjamurnya kini spa-spa dan panti pijat yang gencar menawarkan jasa relaksasi, menjadi tempat yang rawan untuk timbulnya prostitusi yakni berupa : kesepakatan seks personal antara pramu pijat /pramu spa dengan pelanggannya. Inilah kerawanan, karena manajemen spa, panti pijat ataupun karaoke pada umumnya secara legal melarang prostitusi, namun kesepakatan seks personal dapat dengan mudah timbul antara wanita pramu dan pelanggan.

Dalam dunia maya, terutama di forum-forum chat, para petualang seks secara anonim dengan gembira dapat saling bertukar informasi (field report/FR) tentang pengalaman mereka di spa dan panti pijat, dimana para wanita pramunya ‘mau’ menjalin kesepakatan seks singkat dengan aneka istilah dalam dunia chat forum.  Istilah-istilah yang mencitrakan seksuallitas ini bahkan telah dibukukan, dan dikenal cukup luas sebagai kode sandi yang mencitrakan dan menceritakan aneka hubungan seksualitas bebas di aneka lokasi spa, panti pijat dan karaoke.

Dalam dunia komunikasi forum chat ini juga dapat dibaca terdapat istilah 'Suhu' dan 'Agan'  yang secara lugas berbagi pengalaman di aneka spa, panti pijat, lengkap dengan istilah posisi hubungan seksual bebas, foto, alamat, tarif ( istilahnya DC-damage cost sebagai pengganti kata tips) dan nocan (nomer cantik pramu) dengan para 'nubie/newbie' (baru). Mereka ini saling semangat mengompori untuk berkunjung dan melakukan 'terapi senang-senang' di spa, panti pijat, di mana tempat-tempat tersebut, yang tidak lain dapat beresiko menjadi tempat Hub bagi penularan HIV-AIDS. 

Hub bagi penyakit HIV-AIDS pun terbentuk dengan mudah pada tempat spa dan pijat yang sudah bukan rahasia umum lagi jika para wanita pramu  juga dapat 'segera berubah', atau secara tiba-tiba 'dapat langsung menjelma' menjadi PSK tergantung kesepakatan (uang) masing-masing dengan para klien pelangganya (saya juga tidak menyebutnya dengan istilah hidung belang).

Spoke-nya yakni para pelanggan yang -sangat beresiko bila tertular HIV AIDS- untuk menularkannya lagi pada pasangannya, istrinya atau kekasihnya. Jika satu PSK - pekerja seks komersial- atau pelaku transaksi seks bebas melayani 10 pria petualang seks dalam sehari, maka bisa dikatakan 1 Hub menjalin relasi dengan 10 Spoke sehari, dimana 10 Spoke itu beresiko menjadi agent penularan penyakit pada pasangannya. Maka alangkah sengsaranya kehidupan.

Kita tidak bisa mengabaikan kenyatataan bahwa satu pelaku penyedia jasa layanan seks bisa menjadi Hub HIV-AIDS bagi para Spoke pelanggannya. Risiko HIV-AIDS ini sudah seharusnya diwaspadai oleh semua pihak seiring dengan berkembangnya perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab, bahkan menjadi trend- (takutnya menjadi trend di kalangan muda/semi tua yang masih takut menikah, karena takut menikah lalu menjalin relasi seksual dengan para Hub, yakni PSK baik PSK ditempat permanen, semi permanen, atau liar) yang tersebar luas di aneka tempat spa, panti pijat, dan karaoke yang biasa dibisikkan dengan embelan label 'plus' atau 'plus-plus'. (*)

Oleh : Mung Pujanarko, M.I.Kom, - Magister Ilmu Komunikasi alumnus IISIP-Jakarta. Berpengalaman dalam bidang Komunikasi Risiko.  

Selasa, 12 November 2013

Bahasa Indonesia berguna di Dunia Kerja dan Mutlak Menjadi Bahasa Baku Pergaulan

Kuswara (21) mahasiswa Jurusan Manajemen Transportasi laut (kiri), bersama Mung Pujanarko, Dosen Bahasa Indonesia (kanan)

 
Bahasa gaul boleh saja digunakan dalam arena pergaulan anak muda jaman sekarang, namun kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang baku, mutlak harus dipertahankan sebagai bahasa yang lebih efektif. Hal ini diungkapkan oleh Kuswara (21) seorang mahasiswa IBM –ASMI ketika ditemui dalam sebuah kesempatan di kampusnya di kawasan Pulomas Jakarta Tmur pada hari Selasa  tanggal (12/11) lalu. 
Meski dirinya saat kuliah bahasa Indonesia duduk di deretan paling belakang, namun pemuda yang saat ditemui menggunakan sweater warna merah ini terlihat konsentrasi memperhatikan pelajaran Bahasa Indonesia.

Ternyata meskipun banyak bercanda, namun selanjutnya terungkap dalam wawancara, bahwa Kuswara ingin  mahir menulis dengan menggunakan kalimat efektif secara cepat yakni 150 kata selama  7 menit.
 
Mahasiswa jurusan Manajemen Transportasi Laut ini, ingin memperdalam bahasa Indonesia, karena dalam perjanjian shipping nantinya mutlak memerlukan kepandaian berbahasa Indonesia yang benar di samping tentu saja ketrampilan bahasa Inggris.
 
Untuk itu meski Kuswara kini baru duduk di semester 2, namun dirinya berharap dapat segera mempraktekkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan dan tulisan.
 
“Bahasa Indonesia harus mendapat tempat yang terhormat dit engah maraknya bahasa alay dan bahasa gaul,” ungkap Kuswara lagi.
 
Dirinya juga menambahkan bahwa Bahasa Indonesia harus mampu bertahan di tengah gempuran bahasa gaul seperti kemunculan bahasa alay, “Menurut saya bahasa alay itu sangat menggelikan, karena sulit dipahami dan dicerna, juga terkadang tidak sopan, apalagi jika dipergunakan di  tengah kehidupan kampus,” pungkas Kuswara. (*)

Mahasiswa IBM-ASMI praktek Menulis Langsung dengan Kalimat Efektif

Tampak Mung Pujanarko (dosen) sedang Bersama para Mahasiswa di kelas- Selasa 12/11


M
eskipun hari telah menunjukkan pukul 20:00 WIB, namun para mahasiswa IBM- ASMI (Institut Bisnis dan Multimedia-Akademi Sekretaris dan Manajemen Informasi) masih terlihat terus semangat untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Sejumlah 18 orang mahasiswa IBM-ASMI mempraktekkan cara penulisan laporan singkat dengan cara mengetikkan langsung kalimat demi kalimat di dalam media online.
Para mahasiswa ini belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan modul, namun juga praktek langsung yang lebih diutamakan. Menurut Supriyatna (26) mahasiswa semester 2 jurusan Sumber Daya Manusia  IBM-ASMI, dirinya belajar menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk menunjang karir, wawasan dan pengetahuan berbahasa Indonesia,”Karena di dunia kerja sekarang ini mutlak diperlukan skill menulis dengan Bahasa Indonesia baik untuk menulis laporan dan juga kemampuan berbahasa Indonesia secara baku di lingkungan kerja” tutur Supriyatna ketika ditemui di kampus IBM-ASMI di kawasan Pulo Mas, Jakarta Timur hari Selasa (12/11).

Sementara itu menurut Dosen Bahasa Indonesia yakni Mung Pujanarko S.Sos. M.I.Kom, menyatakan bahwa belajar Bahasa Indonesia harus dimulai dari memahami dan mempraktekkan tata cara menulis yang baik, benar dan kalau bisa cepat."Karena jaman sekarang ini adalah jaman  Teknologi Informasi, maka barang siapa yang menguasai informasi maka dia mampu menjadi insan yang unggul,” ungkap Mung Pujanarko. (*)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons