cari kata

Kamis, 29 November 2018

Dinilai Berdedikasi Tinggi dalam Tugas, PPWI Dan GAMBATTE Indonesia Berikan Penghargaan kepada Asep Gunawan



Jakarta - Direktur Bina Pemagangan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Ditjen Binalatas) Kementerian Ketenagakerjaan RI, Drs. Asep Gunawan, MM tergolong sukses menjalankan program pelatihan, khususnya di bidang pemagangan ke Jepang. Pria jebolan Magister Manajemen (MM) ini mampu berinovasi mengembangkan program magang ke Jepang dengan membuka seleksi di seluruh provinsi di tanah air. Sehingga kuota peserta magang meningkat drastis selama kurang lebih empat tahun terakhir Beliau memegang jabatan di Binalatas tersebut.

Ditemui oleh Ketua Umum  PPWI Wilson Lalengke, S. Pd, M.Sc, MA, bersama Ketua Umum Gambatte Indonesia Asriel Johan Tatande di ruang kerjanya, Senin (26/11), Asep menceritakan perjalanan kariernya sejak menjabat Kepala Seksi di Balai Latihan Kerja (BLK) Serang Banten, Kepala Bidang di BBPLKDN Bandung, Kepala BLKI Semarang, Direktur Bina Pemagangan, sampai dengan saat ini sebagai Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak (PNKPA) di Kementerian Ketenagakerjaan RI. "Inovasi, kreativitas, sinergitas, tindakan cepat, tepat dan nyata perlu dilakukan demi kemajuan bangsa ini. Saya ingin program ini dilakukan terus, dipertahankan dan dikembangkan lagi supaya tambah maju," tutur Asep yang dikenal supel dan bersahaja itu.

Di kesempatan yang sama, Asep juga berpesan kepada semua alumni magang Jepang agar tetap eksis di usahanya masing-masing demi pembangunan Indonesia. "Saya berharap dan mendorong alumni magang Jepang, terlebih khusus Ikatan Pengusaha Kenshuusei (IKAPEKSI) lebih giat lagi berekspansi dalam usahanya ke daerah-daerah supaya tambah kuat dan erat hubungan antar sesama alumni Jepang yang punya skill, disiplin, semangat orang Jepang," harap Direktur PNKPA yang  baru dilantik seminggu yang lalu ini.

Ditambahkannya pula, "Bangsa ini butuh Sumber Daya Manusia (SDM) yg berdaya saing, pemikir, pekerja keras untuk menopang program pemerintahan Presiden Jokowi sesuai Nawa Cita poin kedua, dan salah satunya SDM itu ada pada alumni Jepang."

Sesungguhnya program magang Jepang, lanjut pria berkumis klimis ini, bisa sekaligus menjadi bagian dari revolusi mental. "Dengan mengikuti Magang  Jepang 3-5 tahun, akan terbentuk karakter pemuda Indonesia yang baik seperti orang Jepang, yang disiplin, tekun, berpikiran positif, sopan, ramah, dan sangat kuat dalam kerja sama," tutup Asep dengan bersemangat.

Usai berbincang-bincang ringan ini, Gabungan Alumni Magang Jepang Berusaha Amat Tekun Taat dan Energik (GAMBATTE) Indonesia berdampingan dengan Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) menyerahkan Piagam Penghargaan kepada Direktur bina pemagangan  kementerian ketenagakerjaan RI Asep Gunawan atas dedikasi beliau saat menjabat Direktur Pemagangan Keluar Negeri, khususnya ke Jepang. "PPWI bersama Gambatte Indonesia dengan tulus hati menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya disertai penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Drs. Asep Gunawan, MM atas dukungan dan kerjasama yang terjalin dengan PPWI dan Gambatte Indonesia selama menjabat sebagai Direktur Pemagangan di Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia," jelas Ketua Umum PPWI Wilson dan Ketua Gambatte Asril bersamaan.

Penyerahan Piagam dilaksanakan di ruang kerja yang baru dan jabatan baru Bapak Asep sebagai Direktur Pengawasan Norma Kerja Perempuan dan Anak (PNKPA). (ASR/Red)

Blog Sebagai Sarana Evaluasi diri



Blog ini ternyata bisa menjadi sarana saya untuk mengevaluasi diri saya.

Narsis kata orang awam.

Namun kata saya orang suka selfie itu mungkin hanya mau mengevaluasi dirinya, namun belum ketemu dasarnya, maka dia baru sebatas di permukaan dengan selfie.




Blog saya ini menjadi sarana evaluasi diri saya yang paling ampuh, setidaknya dalam setahun.

Setelah setahun berlalu biasanya orang akan melakukan kontemplasi diri sudah ngapain aja ya setahun ini ?

Nah blog saya ini menjadi indikator saya sudah ngapain saja ya saya selama setahun ini ?

Paling tidak bisa dilihat dari 'postingan' saya di blog ini.

Ternyata saya tidak bisa disebut orang yang rajin menuliskan apa-apa yang telah saya rasakan, alami, dan perbuat.

Terbukti bayak kegiatan saya yang berlalu tanpa tercatat, hilang kenangan dan hilang datanya seperti angin begitu saja tanpa ada dokumentasinya.

Kegiatan itu berguna buat saya misal pergi wisata, ikut seminar, menambah ilmu lewat workshop dan sebagainya. 

Semuanya banyak yang berlalu tanpa saya mampu tuliskan.

Contohnya saya pada tahun 2018 ini, saya kira saya sangat malas untuk menulis di tahun 2018 ini.

Pada bulan : Juni, Juli Agustus dan Oktober 2018 saya "blank" dalam mengisi blog ini.

Padahal di bulan-bulan itu tentu paling tidak ada kegiatan saya selama setidaknya sebulan sekali, saya ingat ada. Termasuk saya samar-samar ingat ada kegiatan (giat) yang istimewa, misal dengan wisata atau kegiatan yang berguna untuk pengembangan diri.

Namun rasa malas menuliskan apalagi membuat reportase buat diri sendiri ini membuat bulan Juni- Juli - Agustus tidak ada "postingan" satupun di blog ini.

Tidak ada alasan saya selain : malas menulis.

Maka dalam 'postingan' akhir tahun 2018 ini saya bertekad untuk pada tahun  2019 depan saya bisa lebih rajin membuat 'postingan' paling tidak untuk dibaca sendiri guna kontemplasi diri atau bahan evaluasi diri.

Kini saya sadar ternyata menulis blog itu tidak hanya pameo seperti dialog dalam sebuah film : Apa sih seorang blogger itu ? blogger itu hanyalah orang yang menulis tentang kucingnya sendiri di basement rumahnya...” dialog ini ada dalam sebuah film barat, dan itu selalu terkenang bagi saya, tatkala seseorang menggambarkan apa itu seorang blogger.

Saya tidak punya akun FB, Instagram, hanya ada twitter yang non aktif.

Namun bagi saya menjadi blogger, tujuan saya tidak pernah muluk-muluk. 

Sejak tahun 2011 hingga kini jelang tahun 2019 tujuan nge-blog saya hanya menulis apa yang : saya pikir terlintas, apa yang saya rasakan, alami dan perbuat.

Semua ternyata bila dituliskan bisa menjadi sarana evaluasi diri yang ampuh.

Saya harus memaafkan diri saya yang malas menulis di blog ini terutama selama bulan juni, juli agustus dan oktober yang kosong melompong tanpa 'postingan' sama sekali.
Astaghfirullahaladziim... (*)

Rabu, 28 November 2018

Produksi Perdana Semen Beku Gatotkaca

BERITA :

Produksi Perdana Semen Beku Gatotkaca

oleh Menik Setyarini 28 November 2018



Mimpi peternak untuk memiliki sapi belgian blue (BB) yang memiliki otot bak binaraga,  akan segera terwujud. Pada tanggal 15 November 2018 Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari ,telah berhasil memproduksi semen/sperma Gatotkaca. Gatotkaca merupakan, sapi belgian blue (BB) murni pertama di tanah air. Lahir pada tanggal 30 Januari 2017 di Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor  dengan bobot lahir 62,5 kg melalui operasi sesar. Dibandingkan sapi jenis lainnya (Simmental, limousine) Sapi BB memiliki karkas lebih tinggi sekitar 70-80 %.


“Mengingat umur Gatotkaca sudah mencapai 20 bulan maka akan segera dicoba untuk memproduksi semen/sperma, untuk itu Gatotkaca akan dibawa ke BBIB  Singosari,” ujar drh Oloan Parlindungan, MP selaku ketua pelaksana pengembangan sapi BB di Indonesia saat mengikuti acara pameran peternakan dan kontes ternak di Sidoarjo Jawa Timur pada tanggal 28 Oktober 2018.
“Semen inilah yang nantinya  yang akan disebar  ke masyarakat. Dengan cara kawin suntik, masyarakt bisa memiliki sapi BB persilangan yang bisa lahir normal,” lanjutnya.


“Produksi perdana semen Gatotkaca memiliki tingkat motilitas (daya hidup) 70%. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas semen Gatotkaca bagus.   Sampai saat ini telah tersedia sebanyak 200 straw semen beku BB, “ Ujar drh Enniek Herwiyati, M.P. selaku Kepala Balai  di BBIB Singosari.

“Proses Produksi semen Gatotkaca sama dengan proses produksi untuk sapi-sapi yang lain yaitu mengacu pada SNI (Standar Nasional Indonesia) produksi semen.”lanjutnya.

Pengembangan sapi BB di Indonesia merupakan satu upaya untuk meningkatkan jumlah produksi daging sapi dengan cara meningkatkan produktifitas daging sapi per ekor . Dimana untuk karkas sapi lainnya hanya sekitar 45-60% sedangkan sapi BB mencapai 70-80%.  Hingga saat ini telah lahir sapi BB yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) sebanyak 66 ekor hasil Transfer embrio dan 46 ekor hasil Inseminasi Buatan total kelahiran sampai dengan 28 November 2018 sebanyak 110 ekor. Keberhasilan Ditjen PKH mengembangkan sapi BB ini mendapat apresiasi langsung dari Dubes Belgia untuk Indonesia karena secara tidak langsung pemerintahnya berkontribusi mendukung ketahanan pangan di Indonesia. (Menik Setyarini)

Strategi Kehumasan Kementerian Pertanian





Bogor-Kementerian Pertanian Melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH)  menyelenggarakan workshop Optimalisasi Multimedia kepada pegawai kehumasan dalam meningkatkan dan menambah skil dalam pembuatan berita.
Kegiatan ini diikuti dari berbagai  Unit Pelayan Teknis (UPT) Ditjen PKH antara lain 6 Orang Peserta  yaitu Indahwati dan Rifqi Elfajri dari Balai Pembibitan ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak (BPTU HPT) Padang Mengatas, Febi Tri Wahyudi dan Agus Tri Nugroho dari Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) Bekasi serta Basuki Rocmat dan Aditiya BK dari  Balai Besar Veteriner (BBVet)  Wates.
Acara tersebut berlangsung  pada tanggal 27 November 2018 jam 19.00 WIB di Ballroom 2 IPB Internasional Convention Center Baranangsiang Bogor Jawa Barat, dihadiri oleh Kepala Biro Humas dan Informasi Publik selaku salah satu narasumber yaitu  bapak Kuntoro Boga Andri, SP, M.Agr, Ph.D.  Dalam menyampaikana meteri  bapak  Kuntoro  berpesan agar setiap Instansi harus mengalokasikan anggaran khusus untuk kehumasan agar ke depanya penyampaian informasi setiap masing-masing UTP lebih ditingkatkan.
“Selain Kabiro Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian mengharapkan perhatian Khusus disetiap UPT Ditjen PKH dalam hal kehumasan misalnya anggaran, Sumber daya Manusia (SDM), Support  Sistem dari atasan dan Fasilitas Kehumasan” (*)

Bikin Heboh!! Ini Dia Cara Kementerian Pertanian Perkenalkan Kesejahteraan Hewan pada Anak - Anak




JAKARTA- Sebanyak 120 siswa Sekolah Dasar dari kelas 4 sampai kelas 6 yang terdiri dari SDN Ragunan 08, SDN Ragunan 09 dan Madrasah Ibtidayah Nasional 18 Jakarta memenuhi halaman Gedung Pusat Informasi Agribisnis Kementerian Pertanian pada tanggal 23-24 November 2018 dalam acara Agrivaganza.

Siswa-siswa SD tersebut akan mengikuti edukasi tentang konsep dasar kesejahteraan hewan. Edukasi disampaikan melalui story telling oleh Juara 3 Dokter Hewan Cilik Indonesia yang berasal dari Madrasah Ibtidayah Nasional 18 Jakarta, bernama Syifa Nida (10) dan pegawai Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu drh. Luthfi Nur Amalina (27) dan drh. Cut Desna Aptriyana (30). “Konsep dasar kesejahteraan hewan ada 5, yaitu: hewan bebas dari lapar dan haus, hewan bebas dari rasa tidak nyaman, hewan bebas dari luka/penyakit, hewan bebas mengekspresikan perilaku alaminya dan hewan bebas dari rasa takut/stress.

Edukasi dilakukan dengan metode story telling yang membahas tentang bagaimana cara merawat hewan peliharaan yang sehat. Pada kesempatan ini, kami juga mengedukasi tentang pengenalan dan penanganan salah satu penyakit zoonosis yang berbahaya yaitu rabies.

Edukasi dilakukan kepada siswa SD karena pada usia 5-12 tahun merupakan usia yang paling efektif untuk anak menerima informasi baru.” ujar drh. Luthfi. Selain menerima edukasi mengenai konsep dasar kesejahteraan hewan, siswa SD tersebut juga diajak berkeliling di area Pameran Agrivaganza untuk mengenalkan Pangan Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) serta mengetahui diversifikasi pangan. Duta Ayam dan Telur juga dihadirkan pada kegiatan ini untuk memandu dan mengenalkan manfaat Pangan ASUH asal peternakan. (*/ Luthfi Nur Amalina)

 

Istri Melahirkan Ketika Suami Sedang Ikut Workshop Multimedia


Bogor – Hendra Kurniawan (38 tahun) salah seorang peserta Workshop Multimedia yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tanggal 27-29 November 2018 yang berasal dari BPTU-HPT Sembawa, Sumatera Selatan terpaksa harus meninggalkan acara sebelum kegiatan berakhir dikarenakan mendapat kabar dini hari (28/11) bahwa istrinya akan melahirkan.

Awalnya Hendra berangkat dari Sembawa pada tanggal 27/11 ditugaskan oleh kantornya untuk mengikuti Workshop Multimedia dengan tujuan agar dapat menguasai teknik-teknis pembuatan press release, infografis, video grafis dan media-media pemberitaan lainnya untuk keperluan kehumasan kantor. 

Namun, ketika dini hari 28/11 beliau mendapat kabar bahwa istrinya akan melahirkan. Menurut keterangan dari teman sekamarnya, Khairul yang berasal dari BPTU-HPT Indrapuri, Hendra langsung berangkat menuju bandara selepas sholat shubuh atau kira-kira pukul 05.00.
“Kami berharap agar Pak Hendra, istri serta calon anaknya senantiasa sehat dan lahir dengan selamat.” Tutur Khairul dan rekan-rekan kelompoknya.

Workshop Multimedia tersebut sendiri, diselenggarakan oleh Ditjen PKH, Kementan dengan tujuan agar perserta dapat mempublikasikan kegiatan-kegiatan di kantornya masing-masing supaya dapat diketahui oleh masyarakat secara luas, khususnya insan peternakan.

Workshop ini menghadirkan beberapa narasumber yang sangat kompeten di bidangnya, antara lain Wilson Lalengke selaku ketua umum PPWI, Mung Pujanarko yang merupakan dose Komunikasi dan Jurnalistik Universitas Jayabaya dan narasumber-narasumber lainnya . (*)

Sangat Menarik! Trik Mengenalkan Cinta Lingkungan pada Anak-anak ala Serambi Botani







Bogor - Jika kita mengunjungi Botani Square, pas di bagian muka lobby kita akan disuguhkan sebuah toko pertanian unik, bernama Serambi Botani. Seperti penelusuran tim pada hari Rabu (28/11), Serambi Botani nampak dipenuhi oleh pengunjung yang penasaran dengan olahan dan teknologi dari hasil pertanian Indonesia. Yang paling menarik adalah tepat di pojok kiri toko, ada setumpuk permainan unik yang bikin penasaran.

Adalah "ECOFUNOPOLY", cara unik yang ditawarkan oleh Serambi Botanin untuk mengenalkan tentang pentingnya menjaga lingkungan bagi anak-anak. Permainan yang diperuntukan untuk anak usia di atas 7 tahun ini didesain mirip dengan permainan monopoli yang dilengkapi dengan berbagai info-info menarik seputar pengenalan sampah dan bagaimana menanganinya. Seperti penjelasan dari Adel, pramuniaga dari Serambi Botani, "Ecofunopoly merupakan sarana yang baik untuk mengenalkan sampah kepada anak-anak dengan permainan yang mudah dan menyenangkan".

Seperti yang kita tahu, setiap harinya kita dihadapkan dengan permasalahan sampah dan limbah. Penanggulangan dan mengatasi permasalahan sampah dan limbah ini tidak hanya dengan cara pembersihan, daur ulang dan kegiatan - kegiatan lainnya, namun yang tak kalah penting adalah edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya kepada anak-anak. Edukasi bagi anak-anak adalah amat krusial, sebab, pada usia - usia tersebut merupakan saat dimulainya pembentukan mental dan karakter, sehingga dengan ditanamkan rasa pentingnya menjaga lingkungan yaitu penanganan sampah dan limbah, nantinya diharapkan pada masa mendatang permasalah mengenai sampah dan limbah di Indonesia dapat diatasi.

 "Dengan adanya permainan tentang sampah seperti ini, anak-anak akan lebih tertarik, terhibur dan secara langsung dapat memberikan value yang lebih mengenai permasalahan sampah dan cara menanganinya. Paling tidak anak-anak paham untuk tidak membuang sampah di sembarang tempat" lanjut Adel diakhir wawancara. (/red)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons