cari kata

Sabtu, 16 Februari 2019

Kementan: Harga Daging Sapi dan Ayam di Indonesia Bukan Yang Tertinggi di Dunia




Jakarta,- Menanggapi kritik Capres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto yang menyinggung soal harga beras, daging ayam dan daging sapi di Indonesia tertinggi di dunia, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan bahwa harga daging sapi dan ayam di Indonesia bukanlah yang tertinggi di Dunia.

Ia sampaikan, berdasarkan Situs Numbeo (www.numbea.com), terdapat 3  besar negara dari 89 negara dengan harga daging tertinggi, yaitu: Switzerland berada diurutan pertama dengan harga Rp.675.045. Selanjutnya nomor dua adalah Norwegia dengan harga Rp. 383.5854 per kg dan Islandia diurutan ketiga dengan harga Rp.356.602 per kg. “Situs web Numbeo.com ini menyajikan informasi perbandingan harga yang bersumber dari patisipasi khalayak (citizen crowd)”, ungkapnya menjelaskan.

Untuk wilayah Asia,  Korea Selatan berada pada peringkat ke-4 dengan harga Rp. 311.010,57 per kg. Selanjutnya Hongkong  di peringkat ke-5 dengan harga Rp. 276.047,99 per kg dan Jepang di peringkat ke-6 dengan harga Rp. 264.789,74 per kg.

Lebih lanjut I Ketut katakan bahwa berdasarkan pantauan petugas Pengamat Informasi Pasar (PIP) Ditjen PKH di 15 Provinsi pada minggu pertama bulan Februari 2019  harga rata-rata daging sapi Rp. 114.000/kg dan di pasar DKI Jakarta rata-rata sebesar Rp. 116.000 kg.

Dengan harga daging sapi tersebut, Indonesia berada diposisi 50 di kisaran harga Rp.118.029 per kg  jauh di bawah Thailand  (tertinggi di ASEAN) yang bertengger di peringkat 27 dengan harga Rp.155,377.per kg. Sedangkan harga daging terendah terdapat di India, Columbia dan Pakistan dengan kisaran harga Rp 46.000 sampai dengan Rp. 61.000 per kg. Harga daging yang dimaksud merupakan daging yang setara paha.

Selanjutnya untuk harga daging ayam, berdasrakan situs database yang sama bahwa dari daftar 89 negara,  terdapat 3 negara dengan harga daging ayam tertinggi, yaitu: Switzerland dengan harga Rp. 341.158, diikuti oleh Islandia Rp. 241.299 per kg dan Norwegia di harga Rp.189.236 per kg.

Untuk wilayah Asia, Hongkong merupakan urutan tertinggi di harga Rp.143.274 menduduki peringkat ke-7, sedangkan Korea Selatan di peringkat ke-15 dengan harga Rp.125.427. Selanjutnya, Taiwan diurutan ke-30 dengan harga Rp.99.119 per kg dan Jepang  diurutan ke-31 dengan harga Rp.98.157 per kg.

Singapura merupakan tertinggi untuk kawasan ASEAN dengan harga Rp.70.034 per kg di peringkat ke-50, sedangkan Vietnam dan Filipina negara tertinggi berikutnya di wilayah ASEAN yang berada di peringkat 78 dan 79 dengan kisaran harga Rp.46.000,- per kg.

Indonesia sendiri tercatat di peringkat 82 dengan harga Rp.43.577 per kg, sedikit di atas Malaysia yang berada di peringkat 84 di harga Rp.42.894 per kg. Sedangkan Thailand dan Pakistan merupakan negara dengan harga daging ayam terendah di kisaran Rp.32.000 s.d. Rp.39.000 per kg.

Pada kesempatan yang sama, Fini Murfiani Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan menyampaikan, Numbeo adalah database online kolaboratif yang memungkinkan pengguna untuk berbagi dan membandingkan informasi tentang biaya hidup antara negara dan kota.

Ia katakan bahwa situs web Numbeo.com dikelola oleh Perusahaan Numbeo doo yang terdaftar di  Serbia ysng didirikan pada April 2009 oleh Mladen Adamovic.

Contact Person:
Ir. Fini Murfiani, MSi (Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian)

Sabtu, 09 Februari 2019

Ikan Lohan ada Lafadz





Bulan Februari ini istimewa. Saya membeli ikan Lohan ini pada hari Kamis (7/2/2019) malam hari.

Saat pertama kali saya lihat di lapak penjual ikan hias  di parung, saya sudah melihat ada keistimewaan pada ikan lohan yang baru saya beli ini.
Karena saya melihat ada lafadz mirip tulisan arab di sisik samping kanannya.

Dan di sebelah kirinya juga ada satu huruf arab mirip "syin"









Senin, 14 Januari 2019

Event "Public Speaking, Know The Tricks and Make It Easier!"

JAKARTA- Para mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Manajemen Event, dengan Dosen Pengampu Mata Kuliah Manajemen Event yakni Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom berhasil menggelar Event Seminar Nasional Public Speaking bertema "Public Speaking, Know The Tricks and Make It Easier!" 


Seminar ini menghadirkan pembicara antara lain  : Sandika Dewi ( MC Asian Games 2018 Founder Speak Project)  dan Iwel Wel ( Motivator & Founder Stand Up Comedy). 

Seminar yang digelar hari Sabtu, 12 Januari 2019 🕛 10:00 - 12.00 AM di STIKOM - IMA (Gedung HZ)  Jl. Harapan no. 5, Lenteng Agung, Jakarta Selatan ini dipadati para peserta.

Acara berlangsung sukses dan lancar.

Rabu, 26 Desember 2018

Akhir Tahun 2018 Ke Ijen



Blog ini saya pergunakan sebagai back up memory otak saya. 

Tanpa blog ini bagi saya amatlah sulit mengingat secara lebih detail pengalaman-pengalaman unik dan menarik yang pernah saya alami dan jalani.

Jadi menulis untuk jurnal blog ini bagi saya adalah merekam sebuah kisah perjalanan.

Liburan panjang akhir tahun 2018, kami berangkat dari Bogor hari Jumat tanggal 22-12 -2018 malam sekira jam 22:00 WIB. 

Dari Bogor masuk tol menuju arah Bekasi dan langsung masuk tol Cikapali dan terus berkendara via jalan tol hingga exit di Probolinggo Jawa Timur keesokan harinya pada Sabtu siang (23/12).
Tiba di Jember sekira pukul 15:00 wib Sabtu sore (23/12).

Di Jember, kami sekeluarga menyempatkan melihat almamater UNEJ tempat dulu menimba ilmu di FISIP UNEJ.


Pada hari Sabtu (23/12) itu kami menginap di kota Jember.

Kemudian pada  hari Minggu (24/12) barulah kami meneruskan perjalanan menuju ke Gunung Ijen.

Kami sekeluarga menempuh jalur via Bondowoso, Sempolan, Pal Tuding untuk mencapai Gunung Ijen atau juga biasa disebut Kawah Ijen.

Sampailah  kami di pos pemeriksaan kendaraan pada pukul 13:00 WIB hari Minggu (24/12).

Namun ternyata pendakian telah tutup karena memang jadwal pendakian adalah mulai dibuka pada pukul 01:00 wib dini hari dan ditutup untuk pendakian pada pukul 12:00 wib siang saja.





Karena ingin menyaksikan blue fire yang terkenal itu, maka kami sengaja menunggu hingga malam hari pukul 24:00 wib untuk mendaki Gunung Ijen menuju Kawah Ijen.

Untuk menunggu malam hari saat pendakian Ijen buka maka kami menunjungi Kawah Wurung yang berada di kaki Gunung Ijen.




Kawah Wurung sebenarnya adalah sebuah lembah.
Namun spot wisata yang cukup sulit dijangkau naik kendaraan roda empat karena akses jalan yang masih off road.

Meski treknya sulit dilalui spot wisata Kawah Wurung yang adalah lembah ini cukup banyak menyedot minat wisatawan.













Puas melihat lokasi wisata Kawah Wurung, kami memutuskan untuk ke homestay di resort perkebunan Belawan Ijen untuk rehat sembari menunggu malam tiba.



Di resor Belawan ini kami menjajal mandi sumber air panas belerang alami.

Berendam di air panas belerang alam ini cukup membuat badan segar.

Ketika malam tiba pukul 24:00 wib malam, kamipun kembali menyusuri jalan aspal menju ke lokasi Gunung Ijen.

Sesampai di pos loket pendakian, ternyatabelum buka karena dibuka pukul  01:00 wib dini hari.

Para wisatawan pendakipun telah tertib mengantri di loket karcis untuk mendaki Gunung Ijen.

Untuk mengisi waktu sembari menunggu loket buka, kamipun menunggu di warung kopi di sekitar pos loket pendakian.

 Setelah pos pendakian dibuka kamipun mulai mendaki gunung Ijen, berangkat tepat pukul 01:30 wib, hari Senin (24/12), dan setelah mendaki kurang lebih dua jam kami tiba di kawah Ijen sekira pukul 03:00 wib dini hari, Senin (24/12).

Kami beruntung bisa menyaksikan blue fire ijen yang terkenal itu.





Hanya saja dihimbau bagi wisatawan pendaki yang memiliki sakit darah tinggi, jantung, asthma, dan kondisi badan tidak fit jangan dipaksakan naik  gunung Ijen apalagi memaksakan turun ke kawah ijen yang terjal dan curam treknya,  karena asap dan uap belerang yang ada di kawah Ijen tergolong cukup beracun.

Untuk itu kami menyewa masker gas yang disediakan oleh masyarakat setempat di lokasi sebelum menuju kawah 
Ijen.









 Setelah itu pada sekitar 05:30 wib kami memutuskan untuk kembali menuruni ke kaki gunung Ijen dan menyudahi pendakian karena tujuan kami melihat blue fire sudah terpenuhi.














Kami mencoba jalur jalan aspal menuju ke Jambu, Licin, Banyuwangi, untuk pulang, karena naiknya kemarin  hari minggu (23/12) lewat Bondowoso maka hari senin (24/12)  kami turun dengan rute yang berbeda yakni via kawasan Licin, Jambu, Banyuwangi.

Kami sempat lewat pelabuhan ketapang Banyuwangi, kemudian mampir berfoto di patung penari gandrung yang ikonik.



Kemudian mampir pula di kawasan pasir putih Situbondo untuk sekadar berenang di laut.

Kemudian pada pukul 16:30 kami meneruskan perjalanan dengan tujuan Karanganyar jawa tengah.

Kemudian tiba dengan selamat di Karanganyar Jawa Tengah pada Senin malam (24/12) sekitar pukul 22:00 wib. (*)




Jumat, 07 Desember 2018

Pemernah

saya suka kata mutiara kirima wa dari kawan saya ini :

Jagalah pikiranmu, karena pikiranmu akan menjadi ucapanmu
Jagalah ucapanmu, karena ucapanmu akan menjadi perbuatanmu
Jagalah perbuatanmu, karena perbuatanmu akan menjadi sifatmu
Jagalah sifatmu, karena sifatmu akan menjadi karaktermu
Jagalah karaktermu, karena karaktermu akan menentukan nasibmu

Rabu, 05 Desember 2018

Di Lab fotografi STIKOM IMA



Di Hari Rabu tanggal 5 Desember 2018, saya ke laboratorium fotografi di STIKOM Indonesia Maju (IMA) yang terletak di Jl Harapan, Lenteng Agung.

 Saya kini berlatih untuk menuliskan apa saja kegiatan saya yang setidaknya saya sempat menuliskannya di blog ini.

Karena saya yakin jika saya tuliskan kegiatan saya di jurnal pribadi di blog saya ini saya bisa dengan mudah mengingat momen-momen yang saya rasa cukup signifikan untuk menimbulkan daya ingat saya.





Saya anggap kegiatan saya di hari Rabu (4/12) ini cukup istimewa, karena saya menyukai dunia fotografi. Mengnujungi lab fotografi ini saya menambah pengetahuan dan juga, karena tempatnya yang nyaman, komputer yang cukup modern, dan sambungan konektivitas internet yang bagus di lab ini, jadi bisa sambil menulis dan mengisi website situs www.penanegeri.com. (*)



Senin, 03 Desember 2018

Ingatan dan Waktu yang Berlalu Tanpa Memori Melekat



Setahun hampir berlalu kurang tiga minggu lagi menuju tahun 2019 masehi.

Adapun ingatan saya ternyata tidak sebagus yang saya kira. 

Terutama ketika akhir tahun tiba guna melakukan kontemplasi, mengenang, mengingat apa  saja yang pernah saya lakukan di tahun 2018.


 Memori saya untuk mengingat kegiatan-kegiatan yang tidak tercatat secara baik, amatlah susah bagi untuk mengingatnya.

Buktinya di blog ini tak ada kegiatan ataupun buah pikir yang saya tulis di bulan juni juli agustus dan oktober.

Lalu kemarin saya berpikir keras, ngapain saja saya di bulan juni juli agustus dan oktober kegiatan apa saja yang saya lakukan ?

Seraya mengingat saya lihat album foto di hp dan wa grup.

Namun, kalau hanya melihat foto saja hal itu tidak pula menolong banyak guna mengingat segala peristiwa yang terjadi pada saya di bulan juni juli agustus dan oktober.

Berarti ‘hilang ingatan’ begitu saja di bulan-bulan juni, juli, agustus dan oktober.

Mengapa ?

Karena biasanya dan harusnya blog saya ini saya pergunakan sebagai jurnal pribadi.

Gunanya untuk introspeksi diri dan evaluasi diri atas segala kegiatan dan buah pikiran yang saya lakukan.

Kalau kosong tak ada catatan dalam hidup saya ini lalu apa yang mau diingat.

Ingatan manusia itu ternyata pendek juga.

Blog ini sebagai saya menolong saya untuk mengunggah foto dan kisah berita saya alami segala apa yang saya alami, serta buah pikir saya untuk saya evaluasi lagi.

Ternyata mengunggah buah pikir berupa tulisan renungan dan apapun yang kita pikirkan, akan menarik untuk kita sendiri ketika kita baca kelak untuk bahan evaluasi diri.

Mengapa 

Jawabnya karena saya (kita)  manusia. (*)




 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons