cari kata

Kamis, 14 November 2019

Setelah Lulus Kuliah, Menjadi Wirausahawan (Buka Bisnis) atau Bekerja ?





Setelah lulus kuliah dan menyandang gelar sarjana, kini lulusan baru dihadapkan dengan kenyataan hidup, yakni mau apa setelah lulus kelak dari bangku perkuliahan ?

Apakah ingin bekerja di perusahaan swasta, ataukah mencoba peruntungan daftar pns, ataukah anda ingin berwira usaha atau buka bisnis. Jika ingin membuka sebuah usaha, maka usaha apa yang akan anda tekuni, atau anda jalankan.
?






Pertanyaan sederhana ini akan dijawab oleh beberapa mahasiswa berikut ini :

1.   Nama saya Santya, setelah lulus saya ingin mencari pekerjaan terlebih dahulu karena saya ingin mecari pengalaman bekerja di dunia kerja setelah itu ketika saya memiliki gaji yang cukup, mungkin saya akan membuka usaha kecil seperti membuka jastip barang-barang dari luar negeri. Jika saya pun setelah saya lulus ingin bekerja di perusahaan swasta televisi atau bidang penyiaran. Jika saya bekerja dibidang penyiaran televisi saya ingin mengubah diri menjadi pemberani bicara di depan umum. Jika saya misalkan menjadi produser maka saya akan mengubah seorang talent tanpa gimmick. Gimmick yang artinya seorang talent tanpa berpura-pura pacaran dengan artis lain sedangkan artis itu dikenyataan realnya tidak berpacaran hanya sekedar berteman.

2.   Nama saya Donny Rendi. Setelah lulus dari bangku perkuliahan, saya ingin bekerja terlebih dahulu. Bila diperbolehkan oleh kesempatan, maka saya lebih ingin bekerja pada perusahaan/startup kecil. Disana saya ingin berkembang bersama perusahaan tersebut, saling berjuang untuk memajukan perusahaan tersebut. Saya ingin mendorong perusahaan tersebut melalui keahlian saya dalam bidang fotografi dan videografi. Setelah saya merasa sudah memiliki pengalaman dan modal yang cukup, saya ingin mengasah kemampuan fotografi dan videografi saya.  Saya ingin membangun sebuah startup kecil dalam bidang fotografi,videografi ataupun advertisement.

3. Nama saya Regita Intan. Setelah lulus dari bangku kuliah, saya ingin mengembangkan passion saya di bidang menulis dan MC. Saya juga ingin mencoba hal baru seperti bekerja di salah satu perusahaan untuk melatih saya bekerja dalam tekanan. Saya juga memiliki keinginan untuk membuka bisnis di bidang makanan dan minuman yang sedang kekinian dan memiliki peluang yang cukup besar. Setelah itu saya akan melanjutkan tanggung jawab saya sebagai anak untuk melanjutkan usaha yang dibangun oleh keluarga.

4. Nama saya Yonny Deswita Khairina jika sudah lulus nanti saya ingin bekerja di perusahaan swasta terlebih dahulu sekaligus untuk mengumpulkan modal untuk membuka usaha sendiri dibidang kuliner atau event organizing juga saya ingin menjadi seorang motivator.

5.  Nama saya Lioni Nofita, setelah lulus nanti saya akan langsung ingin bekerja di perusahaan yang sesuai dengan passion saya dan menambah pengalaman baru lagi untuk bekal kedepannya, selain itu saya ingin membahagiakan keluarga saya dengan segala perjuangan dan kerja keras yang telah saya lakukan selama ini. Banyak pengalaman baru yang saya dapat dari kuliah sambil bekerja, dan ini merupakan bekal untuk saya agar dapat lebih baik lagi kedepannya.

6.  Tri edca oktaviani, setelah lulus kuliah nanti saya inggin membangun passion saya dibidang modelling, dan terjun langsung menjadi artis, setelah sukses saya akan membuka usaha bisnis seperti dunia kuliner, karna dunia kuliner itu sendiri banyaknya menguntungkan peluang. 


Begitulah sekiranya pandangan dari beberapa mahasiswa dalam memilih masa depannya. (*)



Senin, 11 November 2019

Studium General Jayabaya 2019







Kerjasama empat fakultas di Universitas Jayabaya menghasilkan event Studium Generale yang dihelat pada hari Rabu (13 /11) di kampus Universitas Jayabaya, Pulomas Jakarta.


Empat fakultas yang bekerja sama mengadakan Studium Generale ini adalah : Fakultas Hukum, FISIP, FIKOM dan Fakultas Psikologi.

Studium Generale kali ini bertema Living and Sharing Together In Digital Era,  dimoderatori oleh Wakil Rektor I Universitas Jayabaya Dr. Ika Yuliasari, M.Si.

Studium Generale ini diadakan oleh Universitas Jayabaya digelar di lantai V Gedung Rektorat, menghadirkan para Narsum atau narasumber yaitu  Akiko Horiba, Ph.D. dari The Sasakawa Peace Foundation sebagai narsum utama, kemudian juga menghadirikan Dr. Widura Imam Mustopo dari Fakultas Psikologi Universitas Jayabaya, dan Drs. Imam Mahrudi, M.Si dari Fisip Universitas Jayabaya, serta
Galih Geraldi dari alumni Fikom Jayabaya dan juga narsum Dr. Yurisa Martanti, MH., MKn dari Fakultas Hukum Universitas Jayabaya.

Dalam paparannya Akiko Horiba, Ph.D.  membahas pentingnya perdamaian di kawasan Asia Tenggara. 




Kemudian Dr. Widura membahas mengenai bagaimana menangkal hoax dan menyikapi adanya fake news yang beredar, dimana setiap pribadi bisa menangkalnya dalam perspektif psikologi.

Drs Imam Mahrudi membahas sejarah tentang keberagaman (diversity) bangsa-bangsa di dunia yang merupakan kepastian kehidupan internasional. 

Sementara Dr. Yurisa Martanti, MH., MKn dari Fakultas Hukum Universitas Jayabaya membahas mengenai implementasi aspek hukum yang relevan dengan digital era yakni UU ITE.

Narasumber Galih Geraldi S.I.Kom selaku praktisi kehumasan juga menyoroti bagaimana sebaiknya megenali informasi hoax yang beredar dan juga mengantisipasi penyebaran fake news, karena hoax dan fake news merupakan penyimpangan  (deviations) di era kebebasan informasi.






Jumat, 08 November 2019

lkmm fikom jayabaya 2019









Pada hari Jumat 8/11/2019 hingga hari Minggu 10/11/2019 mahasiswa FIKOM Jayabaya mengadakan LKMM (latihan kepemimpinan dan manajemen untuk mahasiswa) di Villa SS Cisarua, Puncak Jawa Barat.

LKMM ini yang pertama bertujuan untuk menambah wawasan ilmu leadership bagi para mahasiswa dan wawasan manajemen terutama untuk menjalankan proker atau program kerja senat mahasiswa.

LKMM 2019 ini diikuti oleh 25 mahasiswa Baru FIKOM Jayabaya.

Materi LKMM yaitu manajemen ormawa (organisasi mahasiswa) diisi dari para angkatan 2018 dan angkatan 2017 FIKOM Jayabaya.

Kegiatan ini di selenggarakan rutin setahun sekali untuk para mahasiswa baru FIKOM Jayabaya.













Senin, 04 November 2019

Pinisi di Sunda Kelapa




Pelabuhan Sunda Kelapa - pada hari Kamis (17/10/2019) saya ke pelabuhan Sunda kelapa (Jak-ut) untuk memotret beberapa kapal pinisi disana untuk memenuhi tugas mata kuliah fotografi jurnalistik, di foto ini jelas terlihat banyak nya kapal kapal pinisi yang sedang bersandar di pelabuhan Sunda kelapa tersebut.

Di sini juga terlihat banyak nya truk besar atau kontainer yang melintas lalu lalang sekedar untuk membawa barang yang telah di turunkan dari kapal kapal pinisi tersebut.

Walaupun di jaman sekarang dengan ada nya kapal kapal dengan teknologi baru atau mesin yang lebih baru, ternyata kapal pinisi tetap masih menjadi pilihan para pelaut dengan melaut menggunakan kapal tersebut.

Kemungkinan faktor yang dipertimbangkan oleh para pelaut menggunakan kapal tersebut adalah di karenakan jika dibandingkan dengan kapal lainya kapal pinisi sama sekali tidak mengukanan bahan bakar untuk menjalankan kapal tersebut melainkan hanya mengandalkan arah mata angin dengan bentangan layar nya kapal pinisi akan berjalan tanpa harus memikirkan bahan bakar energi.

(foto dan teks oleh : David Cister)

Rabu, 30 Oktober 2019

Humble Brag (Pamer yang Merendah)




Apapun namanya kalau niat pamer biarpun sedikit ya dikatakan pamer.

Bila pamer ibadah disebut riya’.

Naik haji ..ckrek ➡upload, puasa, tahajjud bahkan ngaji dan sholat... cekrek➡ ..upload.

 Itu yang menurut  saya riya’.

Humble Brag adalah pamer yang merendah.

 Contohnya ada kawan kuliah saya tiba-tiba ga ada angin ga ada hujan di whatsapp group memposting kalimat : "Aduh gimana ini, kenapa sih uang spp di sekolah terpadu ini mahal sekali... angkanya bisa tembus belasan juta..dst”

Ini ya dinamakan humble brag alias pamer terselubung atau pamer merendah. 

Mengeluh tapi pamer intinya.

Sifat manusia adalah pamer sebagai aktualisasi diri atau untuk mengerek self esteem.

Hanya saja saya memang tidak ikutan medsos facebook. 

Ikut medsos twitter dan instagram saya hanya sebatas untuk pekerjaan. Di dalamnya pun sepi postingan.

Humble Brag atau humble tapi bragging alias merendah tapi pamer itu ya jelas adalah kegiatan sehari-hari bahkan dianggap wajar. Bahkan jika kaum selebritis tugas mereka dalam kehidupan mereka di dunia ini adalah : pamer. 

Seleb tugasnya dalam kehidupan di dunia fana ini adalah pamer untuk mendapatkan posisi tetap sebagai public figure, pekerjaan seleb ya pamer, dari jaman dulu hingga akhir jaman.

Tidak lain dan tidak bukan.

Hanya saja jika pekerjaan bukan seleb kemudian pamer terus di medsos ya lama-lama bisa jadi seleb, contoh selebgram dan lain sebagainya.

Intinya hawa nafsu pamer itu adalah menjadi subur dipupuk oleh media sosial.

Wisata menjadi kebutuhan saat ini, namun menjadi booming dan nge-hitz karena pameran-pameran foto wisata di medsos.

Wisata jaman dulu ketika belum ada medsos, adalah bukan sebuah hal kegiatan yang yang 'wah' sekali untuk dipamerkan, karena wahananya cuma foto album jadul saja, lagian siapa sih yang mau membuka foto album orang lain yang disimpan di lemari?

Namun kini wisata bahkan ke luar negeri menjadi 'hitz abiezz' karena ya ajang pamer dan ajang membyru 'like'.


Itu saja, era milenial ini dipupuk dengan era pamer di medsos menurut hemat saya.

Pamer jelas mencandu. Sekali kita senang pamer maka hawa nafsu pamer terus membuncah.

Hawa nafsu atau keinginan jiwa untuk terus pamer didorong oleh rasa ingin diakui, ada lubang terlampau dalam di dalam jati diri yang perlu ditambal dengan pamer di medsos.

Ada dendam tersendiri di relung kenangan dan belumnya terpuaskan, kecuali jika sudah diakui oleh para saksi yang memberi apresiasi.

Saya pribadi ketika ingin memposting sebuah foto bernuansa pamer di status satu-satunya medsos dimana saya aktif yakni whatsapp, selalu berupaya berpikir ulang dan ulang : Mengapa saya harus pamer foto ini? Apakah implikasi postingan pamer ini? apa implikasi ke orang lain (baca : kontak whatsapp saya) saat melihat postingan status saya ?

Saya akui saya belum pernah pamer foto memukau menu makanan yang sudah saya makan atau akan saya makan di medsos.

Saya pribadi menganggap kegiatan makan minum apapun menunya adalah hal yang pribadi (sangat pribadi).

Saya tak hendak ingin mengumbar foto pameran menu makanan saya, karena hanya ingin mendapat pengakuan.
Karena hal itu memalukan (bagi saya pribadi).
 Belum lagi saya berpikir bagaimana memikirkan orang lain yang mungkin untuk makan saja susahnya sedemikian rupa dalam hidupnya sehari-hari ?

(imung)


Senin, 28 Oktober 2019

Aneka Prinsip Quotient


Intelligence Quotient : Kecerdasan Pikiran (kognitif) atau ketajaman berpikir, mampu memandang objek jauh ke depan, yaitu bisa memandang pola pikir dan perilakunya sendiri, mampu mengkoreksi perilaku sehari-hari berdasarkan pemikiran ego yang berkembang seimbang.

Emotional Quotient: Kecerdasan perasaan, penghayatan atau kepekaan, kelembutan, kehalusan perasan, mampu menimbang, bertoleransi terhadap kondisi sosial. Di dalam era medsos yang kebanyakan berkisar antara : pamer, pamer dan pamer, mampu memilah dan memilih apa yang di unggah di-share / dibagi ke publik, sehingga dorongan untuk pamer, pamer dan pamer menjadi seimbang dengan dorongan atau kepekaan sosial yang mampu menimbang penderitaan sosial di sekitarnya.

Creativity Quotient : Kecerdasan berkreasi (divergensi), artinya bahwa proses berpikir out of the box itu sebenarnya adalah mampu menjadi divergen dengan tidak terpengaruh monotonisasi (semua yang serba monoton). Mampu mengolah ide dan menjalankan ide dengan mengedepankan act atau tindakan ketimbang banyak berteori.

Social Quotient : Kecakapan bergaul, mampu menempatkan diri (ego) ke dalam kelompok sosial dengan menimbang keluwesan bergaul. Mampu mengedepankan kepentingan sosial diatas kepentingan pribadi.

Adversity Quotient : Kecerdasan daya juang, kemampuan menghadapi tantangan, kesabaran luar biasa dalam menghadapi kesulitan, dan tetap bersabar menghadapi  kesulitan itu meski berat untuk menemukan jalan solusi untuk mengatasinya.

Spiritual Quotient : Kecerdasan hati nurani atau kesetiaan dan kemurnian hati nurani, artinya secara spiritual seimbang, dengan menemukan bahwa dirinya bukan cuma menuruti dorongan material semata, namun juga menemukan keseimbangan dengan dorongan untuk menemukan sisi spiritual dalam hidupnya. (imung)


Jumat, 25 Oktober 2019

Kuliah Siang Pukul 14 :00 WIB





JAKARTA- Para mahasiswa mata kuliah Jurnalisme Online, terlihat sedang tekun menyimak penjelasan dosen tentang definisi jurnalisme online.

Kuliah diadakan siang hari pukul 14:00 WIB, Jumat (25/10/2019)  bertempat di ruang C 43, FIKOM, Jayabaya.

Meski kuliah siang, dan cuaca Jakarta cukup panas akibat lima hari gelombang panas, hingga suhu mencapai 37 derajat celcius, namun para mahasiswa masih tetap bertahan di bangku masing-masing dan serius berkuliah.

Para mahasiswa ini adalah mereka yang mengambil konsentrasi ilmu jurnalistik.

Ilmu jurnalistik sendiri merupakan ilmu yang mempermudah seseorang untuk menuangkan informasi baik secara tulisan maupun berbasis auvi (audio visual).



Para mahasiswa terutama mahasiswa yang menempuh mata kuliah jurnalisme online diharapkan oleh Dosen Mung Pujanarko, agar semua memiliki skill menulis berita, mencakup :  mencari, mengumpulkan, mengolah dan menyimpan serta mempublikasikan tulisan berita informasi secara akurat, cepat dan tepat. (*)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons