cari kata

Senin, 12 Februari 2024

Lomba Menulis Bertema Pengamanan Aset Digital Ditutup




Jakarta – Panitia lomba menulis dengan tema Pengamanan Aset Digital dinyatakan ditutup per tanggal 10 Februari 2024 pukul 23.59 WIB. Hal itu disampaikan Ketua Team Juri, Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom melalui press release yang dikirimkan ke media ini.


“Sebagaimana diketahui bahwa Persatuan Pewarta Warga Indonesia menggelar lomba menulis bekerjasama dengan SSL Indonesia, sebuah perusahaan terkemuka di Indonesia yang bergerak di bidang teknologi digital dan informatika. Lomba yang kita mulai pada tanggal 8 Desember 2023 lalu, hari ini kita tutup dengan resmi,” tulis Mung Pujanarko dalam keterangan pers-nya, Sabtu malam, 10 Februari 2024.


Berita tentang lomba ini di sini: Bekerjasama dengan SSL Indonesia, PPWI Adakan Lomba Menulis Bertema Pengamanan Aset Digital (https://pewarta-indonesia.com/2023/12/bekerjasama-dengan-ssl-indonesia-ppwi-adakan-lomba-menulis-bertema-pengamanan-aset-digital/)


Dari pantauan media ini pada situs Koran Online Pewarta Indonesia, media massa online yang dikelola PPWI Nasional, diketahui bahwa sejumlah 40 artikel lomba telah masuk ke meja panitia dan siap untuk dilakukan analisis dan penilaian oleh team juri. Jumlah peserta lomba ini terlihat tidak begitu ramai, namun juga tidak mengecewakan.


“Dari pantauan panitia lomba, topik lomba menulis ini memang cukup berat karena berbicara tentang ilmu pengetahuan dan teknologi tinggi. Sementara itu, sasaran peserta lomba yang umumnya menjadi pelanggan lomba di PPWI adalah kalangan masyarakat menengah ke bawah, yang umumnya tingkat pengetahuan ilmiah dan ketertarikan terhadap teknologi tinggi kurang memadai,” tambah Mas Imung, demikian dosen komunikasi Universitas Jayabaya ini akrab disapa.


Namun kata dia, hal ini akan menjadi catatan bagi PPWI agar kedepannya dapat menyelenggarakan lomba serupa dengan persiapan yang lebih matang serta pemetaan sasaran peserta lomba yang lebih tepat. “Ini merupakan tantangan bagi PPWI agar kedepan bisa menyelenggarakan lomba menulis dengan persiapan yang lebih baik dan menyasar peserta yang lebih tepat sasaran,” terang Wakil Ketua Umum PPWI itu.


Selanjutnya, team juri lomba akan segera bekerja untuk mendapatkan nama-nama pemenang lomba berdasarkan hasil penilaian atas hasil karya masing-masing. Dari jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya, direncanakan pengumuman lomba berhadiah tiket pesawat ini akan keluar pada tanggal 15 Februari 2024 mendatang.


“Kita upayakan tepat waktu, jumlah naskah juga tidak terlalu banyak sehingga dalam waktu 4-5 hari ini, kita dapat menuntaskan penilaian atas artikel-artikel yang masuk ke meja panitia lomba,” pungkas Mung Pujanarko. (APL/Red)

Sabtu, 10 Februari 2024

Ironi dan Paradoks

 Tulisan ini sepi.

Sepi dari perhatian.

Karena memang untuk perhatian pribadi saja. Bukan umum.

Paradoks dan Ironi saya tidak hendak menerangkan apa itu paradoks dan ironi secara harfiah.

Googling saja sudah beres mengerti paradoks dan ironi.

Paradoks dan ironi mewarnai kehidupan jika seseorang memperhatikan dan memikirkannya.

Semakin sadar apa paradoks dan ironi yang dia alami, maka semakin paham bahwa alam pikir dan tindakannya hanya bergantung hanya dengan memikirkan bagaimana dia memilih jalan yang lurus dan tetap sabar pada jalan lurus yang dipilihnya.

Dengan demikian dia akan mampu ber-perspektif melihat paradoks dan ironi itu hanya pada samping-samping jalan yang lurus saja. Tidak di depan menghalangi. Karena dia lewat jalan yang lurus. Orang lain niscaya akan melihat dia melewati dan menempuh menembus yang dilihat orang sebagai paradoks dan ironi. 

Dia hanya tahu meminta bimbingan Sang Maha Pencipta dalam menempuh jalan yang lurus. Sungguh sabar yang membatu-sudah sabar yang membatu. Sabar yang sering diasah dalam setiap beberapa waktu dalam beberapa kali sehari.  Orang mungkin melihatnya melewati paradoks dan ironi. Namun dia hanya tahu menempuh jalan yang lurus. Dia akan sadar melihat paradoks dan ironi itu di samping-samping jalan saja, bukan di depan menghalagi jalan yang lurus berbanding lurus dengan kuantita waktu yang ditempuh olehnya.

Jalan yang lurus itu akan relatif cepat terasa dilalui jika menyadari akan bagaimana menyikapi paradoks dan ironi dengan ingat pada untuk apa ada terlihat sadar olehnya untuk apa dia memahami paradoks dan ironi.

Itu saja.

Selasa, 06 Februari 2024

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Fikom Jayabaya tahun 2024 di Yayasan Dua Sakinah

 









Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM)  dilaksanakan oleh FIKOM Universitas Jayabaya pada hari Selasa (6/2/2024) bertempat di Yayasan Dua Sakinah, Cempaka Putih Jakarta.

JUDUL KEGIATAN : 

"STRATEGI BRANDING PEMASARAN SUSU KEDELAI DI  YAYASAN DUA SAKINAH
KELURAHAN CEMPAKA PUTIH TIMUR, KECAMATAN CEMPAKA PUTIH, JAKARTA PUSAT" 

Pelaksana :
Koordinator : Dra.Siti Hasanah, M.Pd
Nama Anggota : Dr. Ika Yuliasari, M.Si
Nama Anggota : Dra.Winarni, M.Si
Nama Anggota : Dra.Hj.Dewi Setyarini, M.S
Nama Anggota : Mega A.Permatasari, S.I.Kom, M.Si
Nama Anggota : Nenden Retno W., S.I.Kom, M.I.Kom
Nama Anggota : Victor A.Simanjuntak, S.Sos, M.Si
Nama Anggota : Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom

Tujuan diadakannya Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini agar ibu-ibu orang tua murid RA Daarul ‘Ilmi di bawah naungan  Yayasan Dua Sakinah dapat merasakan manfaat dari pelatihan ini mengenai susu kedelai ini. Dalam  jangka menengah dapat menambah pemahaman mereka dan menjelaskan pemahamannya kepada teman-teman lainnya, keluarga atau siapa saja yang mereka kenal, sehingga mereka merasakan sama-sama  mempunyai rasa tanggung jawab bahwa untuk mencapai kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat okeh Fakultas Ilmu Komunikasi Jayabaya diperlukan karena menyebarkan penyuluhan kepada masyarakat.

Penyuluhan ialah satu cara yang tepat. Apalagi dalam PKM yang bersinergi dengan Yayasan di masyarakat bisa memanfaatkan potensi lingkungan yang ada.
Dalam hal ini kacang kedelai, yang diolah menjadi beberapa makanan dan minuman diantaranya susu kedelai.

Penyulugan komunikasi ini diperlukan agar para orang tua di lingkungan Yayasan Dua Sakinah dapat merasakan manfaat dari pelatihan ini,  dalam jangka menengah dapat menambah pemahaman mereka dan menjelaskan pemahaman tentang  pembuatan susu kedelai dan pemasarannya.

Sehingga  pamasarannya dapat diterapkan baik oleh diri sendiri dan di lingkungan sekitar dimana mereka berada, memberikan info kepada orang tua lainnya yang tidak sempat mengikuti pelatihan tersebut.

Manfaat Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan para orang tua murid  siswa-siswi tersebut dapat :
Memperoleh pengetahuan praktis tentang  “STRATEGI BRANDING PEMASARAN SUSU KEDELAI DI  YAYASAN DUA SAKINAH
KELURAHAN CEMPAKA PUTIH TIMUR, KECAMATAN CEMPAKA PUTIH, JAKARTA PUSAT"




Para orang tua siswa-siswi dapat melatih dirinya sendiri untuk dapat membuat susu kedelai dan menjualnya secara mandiri.





Secara bertahap para orang tua murid siswa-siswi dapat merubah pandangannya mereka terhadap cara-cara pembuatan dan pemasaran susu kedelai diantara mereka dan lingkungan sekitar.

Dalam jangka panjang, kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan mereka, yakni mereka menjadi faham dan dapat menentukan seperti apa dan bagaimanakah  cara-cara membuat susu kedelai dan pemasarannya yang menarik  dengan  cara yang benar dan baik. (*)

Jumat, 26 Januari 2024

Horology pribadi

 Tadinya postingan ini draft. Blog saya ini mirip jurnal pribadi. Tidak ada yang baca ya bagi saya tidak ada masalah 😄

Bukan tujuannya untuk dibaca massal.

Hanya untuk journalling pribadi intinya.

Ok hari ini saya ingin tuangkan horologi pribadi saya.

Kecintaan saya pada arloji atau jam tangan.

Mula-mula saya ingat secara samar-samar, pertama kali dalam hidup saya memakai jam tangan, maklum waktu itu tahun sekira tahun 1984an, saya waktu SD saat itu dibelikan oleh ibu saya pertama kalinya jam tangan merk Casio. Saya tidak tahu typenya, hanya ingat tipis jamnya, dan saya pakai dengan senang hati karena untuk penanda waktu, maklum anak SD. Sayang saya tidak tahu typenya, tapi digital.

Penting bagi saya untuk mengingatnya. Bagi anak SD tahun 1980-an pakai digital Casio tentu menyenangkan pada jaman itu.😄

Kemudian saat tahun 1990 saat saya SMA saya pernah pakai juga jam Casio, typenya lupa.😌 tapi jam itu ada bullbar pelindungnya.

Kemudian jaman kuliah sekira tahun 1995 saya pakai Casio G-shock GT-001-1 G. 

Jam tersebut saya pakai hingga saat saya sudah menikah dan bekerja sebagai jurnalis sampai tahun 2005 kemudian jam itu hilang. 

Karena G Shock itu hilang, maka saya kemudian beli Casio G-Shock G-300-3AVDR Digital Analog Black Resin Band pada tahun 2007.

Jam Casio G Shock G-300-3A ini Release pertama oleh Casio pada tahun 2005. Module 3750, Series : 300, subseries : G-300.



Kemudian pada tahun 2018 saya pakai Seiko 5 Sports SNZG09K1 Military Automatic Green Dial Green Nylon Strap. Automatic movement ini impresif bagi saya yang saat itu baru memakainya. 

Seling pakai, pada tahun 2020 saya beli Casio Duro MDV-107-1A2 Diver. 

Seling pakai juga beli tahun 2021 Casio AE-1200WH-1AV.

 Ketiganya berperforma baik dan masih tetap saya pakai tanpa ada keluhan. Mungkin ya karena segi originalitasnya, bukan kw. Benar mungkin kata netizen bahwa pakai jam kw sama dengan menipu dan merendahkan diri sendiri.🧐



Horology pribadi ini kenapa saya tulis di jurnal  pribadi, karena sebagai penanda kecintaan pada horologi😊🙂

Saya bukan kolektor, bukan penggila jam kelas berat (berat di harga) 😆, cuma tahu horologi dari pengalaman pribadi saja dan suka pada Casio dan Seiko.

Masih menjadi pertanyaan pribadi dimana pribadi saya juga tak bisa jawab : "kenapa walau punya tiga buah jam tangan yang performanya sangat handal, tapi kok masih ngiler lihat inceran jam lagi😅"

Bukankah jam cuma penunjuk waktu ?

Kenapa jadi ada rasa hawa nafsu ingin punya type baru lagi ?🙄🥲

Ini pertanyaan yang tetap jadi kontemplasi saya. Apakah karena ada rasa kompensasi tertentu yang membekas di hati ?

Jawabnya mungkin pernah pengalaman kehilangan jam G-shock GT-001-1 pada tahun 2005 membuat masih ada rasa lubang dalam hati yang butuh ditambal.😇😁

Atau memang secara jurus marketing dikatakan ada jam "entry level". 

Lah  kalau entry level kan berarti bisa level up dan seterusnya kalau nuruti bunyi iklan jam.😁

Kamis, 18 Januari 2024

Mental Setting

 Mind set itu mengatur setting otak

Di setting tertentu dengan tujuan tertentu

Mental setting adalah mengatur mental agar sesuai dengan kondisi yang tengah dihadapi.

Makin memaksa makin terjerat

Mental harus di atur sejak awal sebelum melakukan hal.

Mental harus mendalami ilmu.

Tidak dalam maka mental tidak siap.

Dalami ilmunya agar mental siap.


Kamis, 04 Januari 2024

Beda nge-blog dan Bermedsos

 Blog ini tergolong awalnya sebagai media sosial yang 'anti social' mengapa ?

Blog bukan medsos yang populer.

Web log mirip seperti log book pribadi yang bisa diakses siapa saja, namun siapa saja yang mengakses tak bisa leluasa berinteraksi meski ada kolom komentar. Blog dipandang kurang hype dan kurang seru untuk saling bertukar komunikasi secara langsung, secara multimedia, dan dengan banyak pengguna sekaligus. Tidak seperti aneka platform medsos yang populer.

Di blog tidak bisa asyik intens berinteraksi seperti halnya medsos yang lain.

Media sosial merupakan platform yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari. Semisal yang populer adalah :

WhatsApp. ...

Instagram. ...

Facebook. ...

Tiktok. ...

Telegram. ...

Twitter. ...

Facebook Messenger...

Itu semua adalah deretan media sosial yang populer dan banyak penggunanya.

Web log atau blog  seperti halnya log note atau log book yang ditulis oleh satu orang atau lebih namun hanya berisi pesan komunikasi yang mirip manifesto-manifesto acak, atau catatan-catatan informasi yang terkumpul dalam sebuah laman web log.

Mengapa ada web log ?

Singkatnya manusia dalam hidupnya yang singkat terkadang dalam hidupnya dia punya buku resep masakan keluarga, punya catatan-catatan nasehat, punya catatan-catatan info yang dulunya ditulis di buku note atau berserak di catatan-catatan random. Dengan ditemukannya web log , semua resep, catatan-catatan, memory, peristiwa yang dialami, dan sebagainya bisa dituangkan secara online.

Tidak lagi takut hilang bahkan bisa ditemukan oleh orang lain melalui mesin pencari.

Para jurnalis online juga rara-rata berlatih menuangkan jurnalnya sebagai bentuk komunikasi baik itu sekadar berita atau feature di laman web lognya. Itulah mengapa menulis di web log penting untuk mengasah ketrampilan jurnalis.


Selasa, 02 Januari 2024

Oversharing

 


Saya menonton film "Bokeh" yang merupakan film fiksi ilmiah arahan Geoffrey Orthwein dan Andrew Sullivan. Bercerita tentang sepasang kekasih, Jenai dan Riley, yang berlibur ke Islandia. Namun, perjalanan mereka tiba-tiba berubah ketika mereka bangun satu pagi dan menemukan bahwa seluruh populasi manusia di planet ini telah menghilang. Mereka ditinggalkan dalam keheningan dan kehampaan, menghadapi pertanyaan-pertanyaan besar tentang arti hidup dan kehidupan mereka yang baru.

Film berjudul "Bokeh" ini saya renungkan, karena si Jenai yang mendadak tidak bisa men-share ke orang-orang atau membagikan apa-apa di medsosnya ke orang-orang terdekatnya, karena tak ada lagi siapa-siapa lagi.

Rupanya sebelumnya Jenai ini suka sharing apapun juga di medsosnya.

Saya menarik nafas sejenak, saya ingat benar sebuah filsafat dari ayahhya ayah saya yakni kakek saya adalah : mingkem.

Ya cukup satu kata : mingkem. Filsafat mingkem ini ditunjukkan oleh kakek saya dengan isyarat kakek saya yang menunjukkan kepada keluarga terdekatnya dengan sebuah isyarat gesture wajah mengatupkan erat kedua bibirnya. Hal ini terus dinasehatkan bahkan pada saat-saat beliau hendak meninggal. Isyaratnya : jagalah lisan-mu. Mingkem. Sunyilah. Menepilah dari keramaian saling menunjukkan. Karena lebih baik diam daripada bicara, over bicara, over sharing, over pamer yang tak ada kebaikannya sama sekali.

Mingkem ini sekarang di era oversharing medsos tentu sulit dilakukan. Semua aspek kehidupan di share.

Makan di-share, tidur di-share, mandi di-share, olahraga di-share, kerja di-share, semua di-share di medsos. Bahkan muncul istilah pula sharenting atau parenting yang di-share di medsos.

Bahkan hal terpenting untuk di-share di medsos adalah : posting foto liburan. Apalagi liburan di luat negeri

Jaman dulu, jaman saya kecil hingga jaman saya sma dan kuliah, foto-foto liburan itu hanya ditaruh di album foto dan ditaruh di lemari saja 😄. Ya jaman pre medsos, album foto bukan untuk dilihat umum bahkan foto liburan bukan untuk seluruh umat manusia. Karena jaman album foto itu, keluarga memotret liburan untuk keluarga melihatnya di album foto saja. Sayapun masih bisa lihat foto-foto liburan keluarga di album foto konica yang ditaruh di rak lemari buku. Hahaha...maklum saya lulus s1 th 1998.

Semua hal di-share sekarang di medsos.

Semua ingin kita pamerkan. Kebutuhan dasar untuk pamer ini belum pernah terjadi sebesar dan se-massif ini dalam sejarah umat manusia sebelum medsos ditemukan 😁

Semua hal yang menurut kita baik dan lucu atau unik, atau keberuntungan kita yang tidak dipunyai orang lain sangat butuh kita pamerkan. Karena ingin menunjukkan bahwa : kita lebih alim, kita lebih pintar, kita lebih beruntung, kita lebih baik dan segala kelebihan. Mirip situasinya ketika seorang kaya mengarak peti-peti berisi kunci-kunci pintu-pintu dan lemari-lemari harta benda. Peti-peti yang diarak dipanggul ratusan orang itu baru berisi kuncinya loh. Bayangkan peti-peti berisi kunci-kunci pintu perbendaharaan harta itu dipikul diarak di sepanjang jalan dipertontonkan kepada orang orang.

 Pamer intinya.

Sebenarnya oversharing terutama sharing tentang idea kita, kita bisa bebas kita lakukan di blog karena tak ada yang keberatan, tidak ada juga yang komen, karena tak ada yang baca juga 🤣. 

iya Ada sih yang baca (duikiit) atau lihat blog tapi batin yang baca : orang yang ngeblog ini ya bukan buat pamer sih tujuannya. Karena ga ada tujuan pamer juga kalau ngeblog seperti ini, kalau pamer ke teman-teman ya ngapain posting di blog 🤣 kan goblog🤣

Ga ada yang protes atau nyinyir atau komen ketika kita share idea kita di blog, mau ide apa saja tidak ada pengaruhnya. Karena ya tidak ada yang baca 😁😁🤣🤣

Juga bagi yang mau komen julid juga tak seru, karena julid juga butuh mass audience. 

Para komentator julid tak ada yang mau komen di blog. Bagi hater atau julider komen julid karena negative, maka butuh ingin impak besar juga.

Kalau komenan hater atau julider ya ga ada yg posting di blog, rugi. Katena hate dan julid butuh energi, butuh perlawanan. Di blog ngapain komen julid ga ada lawannya🤣🤣

Di blog ini tak ada mass audience yang interaktif. Ga ada. Ga ada yang seru perang komenan saling berbalas pro dan kontra. Ga ada. Ini seperti kita teriak di lembah sunyi yang gaung gemanya ya kembali ke si blogger nya lagi.🤣

#saya tak punya akun medsos.😄

Bukan berhenti medsos, melainkan saya memang tidak pernah punya akun medsos (media sosial) seperti Facebook, Twitter (X), Instagram, atau Path, atau medsos2 kekinian baik itu untuk memamerkan aktivitas harian, atau sekadar iseng. 




 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons