Saya sedikit tahu Dialektika Materialisme dan aksioma - aksioma yang ada di dalamnya. Saya bersyukur kepada Alloh SWT yang menciptakan alam semesta ini dengan prinsip keseimbangan. Keseimbangan adalah alamiah. Namun Alloh juga menciptakan manusia dengan membekali manusia dengan sifat kesabaran dan ketergesan-gesaan, dengan sifat ketenangan dan kegelisahan. Dengan sifat kebijaksanaan dan ketidak-matangan.
Seorang kawanku ikut berbagai macam pelatihan self help untuk mencapai satu tujuan : berhasil sukses dalam hidupnya. Ia tak mau gagal. Dia kejar terus yang namanya kesuksesan. Dan ketika keberhasilan itu datang maka dia mensyukurinya. Dan satu ketika kegagalan menghampiri, kemudian dia ikut pelatihan-pelatihan self help lagi.
Kebanyakan pelatihan yang diikutinya adalah pelatihan self help, program-program motivasi, pecinta motivator viral nan terkenal, dan semua pelatihan self help yang memberikan obat penawar mujarab berupa : kebangkitan, kesuksesan instan dan keberuntungan serta jauh dari berbagai macam kemalangan. Alias self help motivation.
Saya pernah bertanya kepadanya, “Kenapa anda gemar sekali ikut pelatihan bergenre motivasi, self help, pelatihan anti gagal hidup, hypno-sugestif, instan sukses dll, yang merupakan self help genre motivation gebyar nan mahal punya?
Kenapa bukannya ikut pelatihan program ilmu-ilmu keterampilan tidak mahal bahkan banyak gratis untuk meningkatkan ketrampilan, secara skill misalnya, pertanian, penulisan, komputasi, aneka teknik dan ketrampilan perbengkelan lainnya yang bisa meningkatkan ketrampilan metode skill ?”
Tapi dia mengatakan lebih suka mengisi hidupnya denga pelatihan-pelatihan mental self help (satu, dua sesi pelatihan self help alias motivasi, ini ada yang dipatok sampai 10 juta rupiah sampai mahir). Luar biasanya banyak peminatnya.
Tapi dia mengatakan lebih suka mengisi hidupnya denga pelatihan-pelatihan mental self help (satu, dua sesi pelatihan self help alias motivasi, ini ada yang dipatok sampai 10 juta rupiah sampai mahir). Luar biasanya banyak peminatnya.
Dia tidak memilih pelatihan hard skill
Tapi lebih memilih pelatihan motivasi self help.
Selesai pelatihan self help, keluar ruang pelatihan langsung merasa berhasil sukses.
Kalau nanti sebulan lagi merasa gagal ya ikut pelatihan sukses selp help motivasi lagi.
Memang kegagalan yang menerpa membuat manusia sesaat kehilangan keseimbangannya, maka dia membutuhkan untuk mengisi ruang kosong di sisi yang berlawanan untuk memburu kesuksesan lagi.
Padahal perasaan sukses pun pada hakekatnya adalah menyimpan ketidak-seimbangan. Sukses itu kan tidak selamanya seumur hidup sukses terus. Ada kalanya pensiun atau sakit.
Memang kegagalan yang menerpa membuat manusia sesaat kehilangan keseimbangannya, maka dia membutuhkan untuk mengisi ruang kosong di sisi yang berlawanan untuk memburu kesuksesan lagi.
Padahal perasaan sukses pun pada hakekatnya adalah menyimpan ketidak-seimbangan. Sukses itu kan tidak selamanya seumur hidup sukses terus. Ada kalanya pensiun atau sakit.
Hidup ya kadang sukses ya kadang gagal.
Jaman batu, jaman cave men, sukses dan gagal sama dengan hidup atau mati.
Sukses dapat buruan = hidup. Gagal dapat buruan = metong. Survival.
Hunter gather dan farmer juga demikian. Sukses panen = hidup. Gagal panen = ancaman survival.
Demikian embedded nya survival insting ini sehingga sukses penuh tekanan dan perjuangan.
Terpujilah Alloh SWT Sang Khalik, Sang Maha Pencipta.
Seseorang yang merasa dirinya sukses berada dalam posisi ketidak-seimbangan yang sama dengan orang yang merasa dirinya gagal. Karena kalau merasa sukses bisa sombong. Sombong itu gagal.
Gagal=pahit, sukses=manis.
Gagal=pahit, sukses=manis.
Semua orang ingin manis, tapi kebanyakan manis bisa sakit gula juga. Sukses dapat makanan lezat manis yang banyak, yang dikonsumsi kolesterol dan hyper sweet secara simultan tiap hari sepanjang hidup ya bisa gagal ginjal juga.
Perasaan seseorang yang merasa cukup pada hakekatnya sama posisinya ketika perasaannya mengatakan dia sedang kekurangan.
Artinya sama-sama menyadari bahwa ini semua adalah punya Alloh.
Tuhan Yang Maha Esa telah mengatakan dalam Al Qur’an bahwa Dia akan mencoba manusia dengan sedikit kekurangan dan susah payah. Dan Dia menekankan kata :sedikit. Jadi, Tuhan Yang Maha Esa juga pada hakekatnya telah memberi KhalifahNya kemampuan manajerial yang baik untuk mengelola Bumi ini. Untuk mengelola Bumi ini, Tuhan tidak hanya memberi perasaan sukses dan puas diri tapi dia juga menyuruh untuk membagi kesuksesan dan membagi buah dari hasil jerih payah selama hidup di Dunia.
Tuhan Yang Maha Esa telah mengatakan dalam Al Qur’an bahwa Dia akan mencoba manusia dengan sedikit kekurangan dan susah payah. Dan Dia menekankan kata :sedikit. Jadi, Tuhan Yang Maha Esa juga pada hakekatnya telah memberi KhalifahNya kemampuan manajerial yang baik untuk mengelola Bumi ini. Untuk mengelola Bumi ini, Tuhan tidak hanya memberi perasaan sukses dan puas diri tapi dia juga menyuruh untuk membagi kesuksesan dan membagi buah dari hasil jerih payah selama hidup di Dunia.
Sukses mengandung konsekuensi membagi sesuai presentase.
Bahkan Dia juga berpesan dalam Al Qur’an bahwa : "Memberilah kamu selagi sempit maupun lapang". Karena kemampuan memberi pada saat lapang dan sempit itu pada hakekatnya adalah latihan mental yang baik untuk tidak terjebak dalam perasaan puas karena sukes, dan kecewa karena gagal. Memberi tidak hanya materi, bahkan memberi pertolongan pun merupakan pemberian. Memberikan senyuman di saat kita pahit adalah termasuk luar biasa karena mampu memberi di saat sempit. Menolong orang di saat kita kecewa berat merupakan pemberian yang paling sulit dilakukan.
Dengan memberi di saat sempit memberikan perasaan bahwa kita pun sebenarnya masih diberi kemudahan dalam kesulitan. Dan Tuhan memang selalu memberi kemudahan dalam kesulitan, dan hanya kepada Alloh-lah, berharaplah. Amin.
(mung-mung p_blog ini untuk membedah dialektika materialisme secara simple atau prinsip KISS: Keep it simple and stupid...)
Bahkan Dia juga berpesan dalam Al Qur’an bahwa : "Memberilah kamu selagi sempit maupun lapang". Karena kemampuan memberi pada saat lapang dan sempit itu pada hakekatnya adalah latihan mental yang baik untuk tidak terjebak dalam perasaan puas karena sukes, dan kecewa karena gagal. Memberi tidak hanya materi, bahkan memberi pertolongan pun merupakan pemberian. Memberikan senyuman di saat kita pahit adalah termasuk luar biasa karena mampu memberi di saat sempit. Menolong orang di saat kita kecewa berat merupakan pemberian yang paling sulit dilakukan.
Dengan memberi di saat sempit memberikan perasaan bahwa kita pun sebenarnya masih diberi kemudahan dalam kesulitan. Dan Tuhan memang selalu memberi kemudahan dalam kesulitan, dan hanya kepada Alloh-lah, berharaplah. Amin.
(mung-mung p_blog ini untuk membedah dialektika materialisme secara simple atau prinsip KISS: Keep it simple and stupid...)
5:13 PM
mung pujanarko

.jpg)




0 komentar:
Posting Komentar