cari kata

Jumat, 10 Maret 2017

Filosofi Rumah Betang untuk Kerukunan Kebangsaan



Bhinneka Tunggal Ika, itulah semboyan Bangsa Indonesia. Kita hidup bersama-sama menjunjung tinggi NKRI meski saling berlainan segala aspek kehidupan. Sayapernah berkunjung ke Rumah Betang di Palangka Raya, dan ternyata filosofi Rumah Betang ini amat cocok dengan Kebudayaan Kerukunan Keanekaragaman Bangsa Indonesia.

Huma Betang adalah dalam istilah sehari-hari bahasa Dayak adalah “rumah besar” yang dihuni banyak orang dengan beragam agama dan kepercayaan tetapi tetap rukun nan damai. Dalam “huma betang” tidak pernah terjadi perselisihan yang berarti karena tingkat kekeluargaan atau kekerabatan yang sangat tinggi.

Sehingga Huma Betang adalah sebuah simbol dan filosofis kehidupan masyarakat di Kalimantan Tengah (Kalteng) seperti yang terlihat di Kota Palangka Raya, Ibukota Provinsi Kalteng, Rumah Betang (rumah panjang, rumah besar) merupakan rumah adat Dayak. Sesuai dengan namanya rumah ini berukuran besar yang mampu menampung puluhan orang atau keluarga yang mempunyai ikatan keluarga. Rumah betang sudah jarang ditemui, namun di Kota Palangka Raya terdapat satu rumah betang yang sengaja dibangun sebagai percontohan di Jl. D.I Panjaitan Kota Palangka Raya. Pada momen-momen tertentu, di rumah betang ini sering dijadikan lokasi pertunjukan/festival budaya Dayak. Rumah betang ini juga sering dijadikan tempat/objek foto bagi sebagian masyarakat baik warga pendatang maupun lokal.

Walaupun rumah betang sudah semakin jarang dipergunakan oleh masyarakat Dayak, namun falsafah hidup rumah betang masih tertanam dan berkembang di dalam kehidupan masyarakat Dayak. Masyarakat Dayak misalnya, sangat menghargai perbedaan dan itu cermin dalam kehidupan rumah betang dimana di dalam satu keluarga biasa terdiri dari berbagai macam kepercayaan atau agama. Seperti Islam, Kristen dan Hindu Kaharingan. Mereka dapat hidup rukun dan saling menghargai walaupun berbeda-beda kepercayaan dan agama. Kekeluargaan, kegotong-royongan, persatuan dan kesatuan merupakan sikap dan prilaku kehidupan sehari-hari masyarakat Dayak yang tercermin dalam falsafah hidup Rumah Betang.

Maka itu  saat sayamengunjungi Rumah Betang di Palangka Raya ini, kami  juga merasa bersyukur diberi kesempatan untuk melihat aneka adat istiadat di berbagai belahan bagian Indonesia yang penuh keanekaragaman Budaya ini. Hanya satu kalimat semboyan yang bisa menyatukan kita semua bangsa Indonesia, semboyan ini hanya dipakai oleh Bangsa Indonesia saja dari perbandingan pada cara hidup bangsa-bangsa lainnya di Dunia ini, dan itu adalah semboyan itu adalah Bhinneka Tunggal Ika. (*) 

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons