cari kata

Sabtu, 04 Maret 2017

Tentang Konten Website



Warning : Tulisan ini adalah pemikiran saya untuk saya baca sendiri. Blog aing kumaha aing. Blogku yo yok opo jare ku. Nek ngeyel jaremu, opo kowe nduwe pikiran liyo, yo nggaweo blogmu dhewe, tulisen pikiranmu dhewe, tak iye.

Konten dalam website yang memiliki nilai informasi selalu dibagi menjadi dua garis besar menurut saya.

Pertama : Breaking news atau konten yang berisi informasi terbaru yang memiliki magnitude atau daya tarik secara instan kuat. 

Berita-berita ini biasanya termasuk peristiwa yang baru saja terjadi yang mempengaruhi hidup banyak orang. Kejadian-kejadian luar biasa dalam dunia ini biasanya diinformasikan dalam bentuk breaking news/hard news.

Konten yang bersifat hard news atau breaking news ini saya lihat jarang dipakai dalam sebuah kata kunci yang bisa berlaku sepanjang waktu dalam jangka waktu pencarian konten yang relatif latent.

Dalam riset saya mengenai kata kunci, kata kunci umum yang diketikkan orang adalah sangat tergantung (depend on) sedang trend apa sekarang. 

Misal akhir-akhir ini sedang trend wisata, kuliner, jalan-jalan. Maka kata kunci yang sering diketikkan orang adalah berkaitan dengan hal-hal itu.

2. Jenis Konten web yang kedua adalah konten yang berisi informasi yang bersifat soft news. Konten yang bersifat soft news ini bisa menjadi tulisan artikel ringan yang kemudian juga bisa disebut soft news.

Konten jenis, soft news, feature, artikel populer biasanya tak lekang oleh waktu, sifatnya timeless.

Konten yang time less ini sebaiknya juga jeli dalam melihat trend yang sedang disukai oleh masyarakat luas. Misal kini massa sedang suka membangun sejarahnya pribadinya sendiri dengan banyak swa photo dalam waktu moment hidupnya.

Kini semakin  banyak warga masyarakat yang sadar pentingnya mengabadikan moment-moment hidupnya dalam kisaran umur rentang hidupnya ini kemudian diunggah dalam aneka media sosialnya. 

Seakan setiap orang ingin menciptakan swa-autobiografinya masing-masing, dengan data-data foto, tempat dan aktivitas.
Paling mudah indikator waktu orang membuat swaautobiografinya adalah saat-saat libur atau weekend. 

Di mana orang-orang kelas menengah beramai-ramai menyasar tempat-tempat wisata yang pernah dilihatnya di internet untuk kemudian membuat swafoto dan swaauotobiografinya yang terdiri dari rangkaian foto dan komentar sebaris dua baris text, yang intinya ingin menunjukkan eksistensi “di sini aku berada berarti aku ada”, entah bahasa latinnya apa.

Jika trendnya demikian maka konten untuk web yang memungkinkan dicari kata kunci adalah tentang tempat wisata, tempat makan serta tempat mengisi leisure time.

Web yang terjebak dalam rutinitas berita launching aneka produk karena memang wartawannya memberitakan berita launching product /peluncuran produk karena yang pertama wartawan tersebut telah mendapat imbalan dari penyelenggara acara launching product, maka berita launching product itu hanya lebih berguna pada sang pemilik produk yang melihat ;”oh berita launching product perusahaan kita sudah diberitakan sesuai imbalan yang kita berikan pada wartawan”.

Kemudian tanpa mengurangi rasa hormat saya pada para wartawan peliput acara launching product/peluncuran produk.

Info tentang hal tersebut sangat sedikit pengaruhnya pada kata kunci yang diketik masyarakat luas. 

Karena berita launching product yang sering saya baca tak mengindahkan kaidah SEO, dan luput mengunggah apa kemauan masyarakat yang diketikkan masyarakat via kata kunci.

Maka saya lihat web yang kontennya mayoritas hanya merilis berita-berita launching product ini sering tak mendapat rating ranking di alexa.com, alias rankingnya di Indonesia tak terdeteksi sama sekali.

Mungkin dipikir oleh wartawannya hanya : "oh berita launching produk saya kan murni saya ketik sendiri tanpa copy paste, alias kontennya organik." 

Tapi kalau tak ada impact-nya pada kata kunci yang kerap diketikkan orang ya percuma saja. Itukan hanya lebih pada arah berita servis untuk perusahaan yang me-luncurkan poduknya saja.

Pada prinsipnya konten web 'kan untuk melayani kebutuhan masyarakat luas akan informasi. Maka menurut saya, fokusnya tetap pada konten. 

Sementara untuk konteks hanya satu saja : hal-hal yang sedang trend di masyarakat. (*)  






0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons