This is featured post 2 title
Sangat berkesan pelatihan bagi anggota PPWI di Markas Grup 3 Kopassus Cijantung
This is featured post 3 title
Pelatihan bagi angota PPWI ini dilakukan di Markas Grup 3 Kopassus guna membentuk karakter, disiplin, dan integritas kepribadan
This is featured post 4 title
Peserta diklat bela negara PPWI selalu kompak dalam setiap kesempatan, baik di barak, di lapangan dan arena pelatihan lainnya di dalam markas Grup 3 Sandi Yudha Kopassus
Kamis, 14 September 2017
20 Aparatur Dinas Tenaga Kerja kab Bekasi ikuti Pelatihan Bahasa Inggris
2:35 PM
mung pujanarko
No comments
Sebanyak
20 (duapuluh) orang aparatur Dinas
Tenaga Kerja, Kabupaten Bekasi, mengikuti Pelatihan Bahasa Inggris.
Pelatihan ini diadakan di Hotel Kamojang Green, Garut, Jawa
Barat, pada hari Kamis (14/9).
Dalam pelatihan ini para peserta
diharapkan mampu memiliki skill atau keahlian berkomunikasi secara verbal yakni
secara lisan dan tulisan dalam bahasa Inggris.
Menurut pihak panitia pelatihan yakni
Aji (45) menyatakan bahwa hasil akhir yang diharapkan adalah kemampuan berbahasa
Inggris para aparatur terutama ketika ada tamu asing yang datang.
“Jika nanti ada tamu asing yang
datang ke lingkungan Dinas Tenaga Kerja, maka bisa dilayani berkomunikasi
dengan bahasa Inggris,” jelas Aji.
Sementara itu menurut salah seorang
peserta yakni Zainul (26) menyatakan bahwa dirinya ingin bisa menguasai skill
bahasa Inggris dengan baik.
“Saya ingin bisa bercakap-cakap atau
conversation dalam bahasa Inggris,” ujar Zainul.
Nara sumber dalam pelatihan ini yakni
Mung Pujanarko menyatakan pula bahwa kemampuan berkomunikasi bahasa Inggris dan
bahasa Indonesia haruslah selaras dan sejalan.
Senin, 11 September 2017
Pengalaman Menggunakan Medsos
10:13 AM
mung pujanarko
No comments
Tulisan ini saya ketik, ketika sedang menunggu jadwal masuk kelas. Biasanya waktu luang 10-15 menit saya isi dengan membaca atau menulis.
Inipun adalah jurnal saya pribadi, karena saya yakin bahwa tulisan-tulisan saya, bila saya baca ulang kelak akan menyegarkan ingatan saya kembali.
Saya
berusaha mengingat-ingat kembali
pengalaman saya memakai media sosial (medsos).
Media sosial
tidak banyak saya gunakan.
Akun FB (facebook) saya tidak punya.
Akun Twitter, saya punya, namun tidak aktif.
Akun
Whatsapp punya, karena memang untuk mempermudah berkomunikasi seputar pekerjaan.
Saya lebih suka memilih bentuk media seperti whatsapp obrolan kelompok, karena homogenitas kesamaan dan ikatan primordial sesama anggota kelompok / grup yang saya anggap cocok bagi saya (subyektif).
Saya
mengikuti beberapa grup whatsapp diantaranya grup alumni smp, alumni sma hingga alumni di bangku
universitas.
Semuanya memiliki kesamaan ikatan primordial.
Juga ada grup w.a yang saya ikuti karena selera humor yang relatif sama, kesamaan minat.
Semuanya memiliki kesamaan ikatan primordial.
Juga ada grup w.a yang saya ikuti karena selera humor yang relatif sama, kesamaan minat.
Ada yang
unik ketika saya ikut dalam grup obrolan atau dikatakan grup komunikasi antar anggota yang ada di beberapa grup.
Di grup obrolan kelompok ada pengguna yang cenderung diam yang biasa dinamakan 'silent reader'.
Ada juga
yang biasa mengunggah atau memposting teks, gambar serta video.
Posting yang
biasa diunggah adalah seputar informasi umum seputar lowongan, dll.
Bisa juga
informasi yang lucu-lucu atau humor.
Namun,
memang komunikasi tulis ini merupakan ketrampilan yang sejatinya tidak semua orang pandai
menguasainya.
Masyarakat
sejak sewindu belakangan ini mulai asyik menggunakan bentuk komunikasi verbal secara tertulis untuk mengekspresikan perasaan dan
mengekspresikan pesan.
Komunikasi
tulis ini menurut saya memiliki kekurangan dan kelebihan.
Komunikasi tertulis
yang kini banyak digunakan masyarakat luas secara intens untuk mengobrol dan berkomunikasi
dalam grup, saat berkomunikasi interaktif dengan dua, tiga empat dan lebih orang sekaligus tidak ditunjang dengan komunikasi non verbal seperti gesture atau bahasa
tubuh.
Komunikasi lebih efektif apabila ada dua unsur :
- Komunikasi verbal
- Komunikasi verbal
-Komunikasi non verbal
Mimik wajah gerak tubuh sebagai bentuk komunikasi non verbal amat menunjang komunikasi verbal.
Jadi ketika komunikator mengucapkan kata yang diiringi dengan gesture akan lebih efektif ditangkap oleh komunikan secara sirkuler timbal balik.
Jadi ketika komunikator mengucapkan kata yang diiringi dengan gesture akan lebih efektif ditangkap oleh komunikan secara sirkuler timbal balik.
Namun dalam komunikasi kelompok antar pengguna aplikasi ngobrol atau chat,
kurangnya emoticon yang tersedia menjadi kekurangan aplikasi komunikasi kelompok.
Kekurangan varian emoticon ini terkadang kerap kendala tersendiri.
Jika mengobrol langsung, manusia biasa menggunakan bahasa tubuh seperti gerak, dan mimik untuk melancarkan isi pesan.
Namun dalam bentuk komunikasi tertulis yang diketikkan dengan bahasa tulis, tak jarang ada yang saling tersinggung ketika bahasa ucap berusaha seketika dirubah menjadi bahasa tutur tulisan, yang kekurangan makna gesture (non verbal) di dalamnya.
Berkomunikasi dengan tulisan (teks) tanpa menggunakan bantuan mimik wajah, intonasi, atau bahasa tubuh seperti halnya gerakan, memang tidak semudah seketika merubah bahasa ucapan lisan, seketika dalam bahasa tutur tulisan.
Kekurangannya ada pada 'sense', ada 'rasa' pada makna unik yang hanya bisa didapat ketika seseorang menggunakan bahasa verbal dan non verbal secara saling menunjang.
Maka kadang dalam pola komunikasi yang dituangkan dalam teks terutama ada medsos chat atau pada media teks interaktif, seringkali kehilangan rasa makna yang hendak disiratkan.
Karena tidak semua yang hendak ingin disiratkan bisa tersuratkan.
Tidak semua yang dapat tersirat dalam bentuk komunikasi langsung tatap muka secara langsung bisa seketika disuratkan.
Untuk itulah jaman dahulu ada ilmu surat menyurat guna menyusun surat.
Siratan pesan dalam tulisan verbal dan non tulisan (non verbal) bisa berbeda maknanya seperti halnya pada yang tersurat.
Bahasa tutur dengan makna yang lebih kekinian dengan banyak varian intonasi dan varian idiom akan lebih sulit untuk seketika dirubah menjadi bahasa tulis.
Meski tidak mutlak, melainkan relatif namun bentuk perubahan seketika atau dipaksa-nya bentuk bahasa ucap populer yang seketika diubah menjadi bahasa tulis, ini
banyak membuat miskomunikasi dalam sebuah obrolan di dalam kelompok.
Maka itu banyak orang (lebih banyak) yang memilih menjadi 'silent reader' atau pembaca diam dan tidak
ikut jenjang obrolan karena enggan untuk berpikir dan menimbang beberapa unsur : unsur kepatutan/ kesopanan, juga unsur tenggang rasa, takut salah persepsi dalam menyusun kalimat, guna menyusun pesan yang tersurat.
Ketrampilan tulisan ini memang seyogianya dilatih dengan seringnya mengungkapkan ekpresi pesan melalui tulisan, sehingga berkomunikasi via tulisan akan
menjadi hal yang mudah.
Belum lagi ketika perasaan emosi yang berbeda antara individu dalam menanggapi atau menerjemahkan isi pesan tulisan.
Dalam memahami perasaan ini akan lebih mudah saling memahami ketika komunikasi ditunjang dengan tatap muka langsung, menggunakan bahasa non verbal.
Namun demikian satu dekade belakangan ini masyarakat harusnya menjadi lebih pandai menggunakan bahasa tulis sebagai kebiasaan, karena lebih banyak membaca teks yang bersliweran di medsos. (*)
Sabtu, 26 Agustus 2017
Windy Guru SMP Terpadu Widya Duta yang Gemar Menulis
2:19 PM
mung pujanarko
No comments
Hijab hijau
pupus yang dikenakan Windy seorang guru SMP Widya Duta terlihat serasi dengan balutan
busana yang dikenakannya, saat dia mengikuti pelatihan Jurnalistik di Hotel
Amaris, Bekasi, Sabtu (26/7).
Dalam
pelatihan jurnalistik itu Windy terlihat sangat serius dan tekun menyimak
uraian nara sumber diklat yakni Mung Pujanarko.
Saking tertarik
dengan ilmu yang diberikan tentang quick news, Windy bertanya secara detail tentang
berita hoax yang marak bersliweran di dunia media sosial.
“Saya hendak
bertanya bagaimana cara menangkal berita hoax yang sudah terlanjur muncul di
media sosial, seperti halnya berita hoax garam bercampur kaca, yang ternyata
adalah kebohongan ?,” tanya Windy dengan nada penasaran.
Atas
pertanyaan tersebut, Mung Pujanarko selaku nara sumber menjawab bahwa ketika
kita menjadi korban berita hoax, maka segeralah meng-counter atau menangkal
berita hoax tersebut dengan berita quick news yang disajikan dengan fakta dan
data, kemudian sanggahan itu kita sebar
luaskan untuk menangkal hoax yang telah muncul.
“ Maka
itukita harus rajin dan tidak malas untuk menulis berita secara tepat, cepat
dan akurat,” tutur Mung Pujanarko.
Haidar Siswa SMAN 1 Bekasi Anti Konten Negatif
1:46 PM
mung pujanarko
No comments
Haidar,
begitulah cowok ganteng asal SMAN 1 Bekasi ini disapa.
Ditemui di
tengah acara pelatihan Jurnalistik untuk siswa SMU dan SMP yang berlangsung
selama 1 (satu) hari di Hotel Amaris, Bekasi, Sabtu (26/8), Haidar menyatakan
sikapnya yang anti terhadap konten negatif.
Haidar
menyatakan bahwa konten negatif sangat merugikan anak muda, terutama para
pengguna gadget.
Karena
konten negatif merusak psikis anak muda dan juga bisa berujung ke ranah hukum.
Untuk itu Haidar yang juga seorang blogger ini ingin mengembangkan ilmunya di bidang
tulis menulis konten.
Dibuktikan
dengan blog Raafi Haidar yang berisi tulisan essai miliknya.
“Essai saya
suka menulisnya, karena sangat bermanfaat dan positif tentunya,” Haidar
menjelaskan mengapa dia memiliki media blog untuk menyalurkan tulisannya.
Haidar yang
duduk di bangku kelas XI SMA ini juga mengaku dirinya ingin menjadi seorang
abdi negara.
Untuk itu
dia rajin mengikuti aneka event yang menambah wawasan.
Nara sumber
dalam pelatihan ini yakni Mung Pujanarko (43) menyatakan bangga terhadap sosok
seperti Haidar yang suka dan rajin untuk mengunggah konten positif, serta anti
terhadap konten negatif.
“Saya ingin
agar anak muda lebih menghargai waktu luang dengan menulis konten positif,”
pungkas Mung Pujanarko selaku nara sumber. (*)
23 Orang siswa SMP dan SMA Bekasi Belajar Quick News
1:22 PM
mung pujanarko
No comments
Sebanyak 23 orang siswa SMP dan SMA di Bekasi mengikuti pelatihan Jurnalistik dasar. Pelatihan ini digelar pada hari Sabtu (26/8) bertempat di Hotel Amaris, Bekasi Jawa Barat.
Dalam pelatihan hadir pula ketua Kadin Jawa Barat Agung Suryamal.
Para peserta yang rata-rata masih berusia remaja ini terlihat sangat antusias dalam pelatihan ini.
Salah seorang peserta yakni Haidar (16) menyatakan bahwa dirinya tertarik dengan tema pelatihan jurnalistik.
Sementara itu Ami (20) seorang peserta dari mahasiswa Universitas Muhammadiyah, Jakarta menyatakan bahwa dirinya juga ingin menambah wawasan.
Senada dengan Ami yakni Nanda yang sama-sama ingin juga belajar tentang ilmu jurnalistik.
Nara sumber pelatihan ini yakni Mung Pujanarko menyatakan bahwa untuk menjadi penulis atau wartawan, yang penting adalah kemauan serta sesuai dengan fakta dan data.
Pihak panitia dalam pelatihan ini sangat mengharapkan bahwa ilmu jurnalistik bisa dipraktikkan dengan mudah.
“Saya ingin
agar peserta mudah membuat tulisan berita secara cepat tepat dan akurat,” ujar
Sugiatmico selaku panitia. (*)
Senin, 21 Agustus 2017
Wisata itu Membaca
7:11 PM
mung pujanarko
No comments
Bagi saya... ini bagi saya pribadi lho yah.
Mungkin juga tidak cocok bagi orang lain.
Bagi saya wisata itu sama dengan saya membaca.
Saat Wisata saya upayakan untuk tekun membaca atau menelaah segala pengalaman saat berwisata.
Mulai dari proses perencanaannya, perjalanannya dan sampai di tempat tujuan wisata itu.
Kemudian 5W dan 1 H di tempat wisata itu pun saya 'baca' sebisanya.
Semuanya bagi saya ibarat membaca.
Setelah 'membaca' setiap moment yang saya jalani saat berwisata, Sedapat mungkin saya menyerapnya dalam otak yang terbatas ini.
Kemudian berusaha menuangkan kembali ke dalam sebuah tulisan.
Namun namanya kendala memori mungkin kapasitas memori lah yang harusnya dipertajam ,agar bisa menangkap segala moment penting dalam wisata kemudian menuangkannya ke dalam tulisan lengkap dengan fotonya dan 5 W 1 H-nya.
Tulisan wisata ibaratnya kenangan yang terekam di dalam blog plus foto dan kalau ada video.
Jadi kalau kata orang adalah : "Sebelum Anda jadi penulis ataupun jadi jurnalis yang penting terlebih dahulu banyak membaca atau iqra, "
Saya berpendapat bahwa saat perjalanan hidup kita inilah sejatinya adalah membaca.
Saat momen demi moment hidup ini adalah 'membaca'.
Apalagi saat kita melakukan trip atau perjalanan wisata dalam hidup kita, saat itu pula adalah 'membaca'.
Setelah membaca maka tuliskanlah agar dibaca oleh orang lain.
Hal ini sudah membuat wisata menjadi lebih bermakna ☺☺☺☺☺
Mungkin juga tidak cocok bagi orang lain.
Bagi saya wisata itu sama dengan saya membaca.
Saat Wisata saya upayakan untuk tekun membaca atau menelaah segala pengalaman saat berwisata.
Mulai dari proses perencanaannya, perjalanannya dan sampai di tempat tujuan wisata itu.
Kemudian 5W dan 1 H di tempat wisata itu pun saya 'baca' sebisanya.
Semuanya bagi saya ibarat membaca.
Setelah 'membaca' setiap moment yang saya jalani saat berwisata, Sedapat mungkin saya menyerapnya dalam otak yang terbatas ini.
Kemudian berusaha menuangkan kembali ke dalam sebuah tulisan.
Namun namanya kendala memori mungkin kapasitas memori lah yang harusnya dipertajam ,agar bisa menangkap segala moment penting dalam wisata kemudian menuangkannya ke dalam tulisan lengkap dengan fotonya dan 5 W 1 H-nya.
Tulisan wisata ibaratnya kenangan yang terekam di dalam blog plus foto dan kalau ada video.
Jadi kalau kata orang adalah : "Sebelum Anda jadi penulis ataupun jadi jurnalis yang penting terlebih dahulu banyak membaca atau iqra, "
Saya berpendapat bahwa saat perjalanan hidup kita inilah sejatinya adalah membaca.
Saat momen demi moment hidup ini adalah 'membaca'.
Apalagi saat kita melakukan trip atau perjalanan wisata dalam hidup kita, saat itu pula adalah 'membaca'.
Setelah membaca maka tuliskanlah agar dibaca oleh orang lain.
Hal ini sudah membuat wisata menjadi lebih bermakna ☺☺☺☺☺
Minggu, 06 Agustus 2017
Moment Unik
10:08 AM
mung pujanarko
No comments
Saya ingin mengenang moment selfie saya di atas.
Ketika saya perhatikan....ada 2 orb di atas....dan di belakang di tangga ada sedikit glare photo.
Orang matrialis pasti hanya menganggap hal itu adalah fenomena glare light biasa sebagai fenomena fisika photo.
Saya juga berpikir fisika.
Hanya saja saya ingat bahwa bukankah ada kehidupan lain ciptaan Tuhan YME yang bukan hanya ada di alam dimensi keempat (ruang 3D plus waktu) tempat manusia hidup.
Apakah saya percaya bahwa Tuhan YME menciptakan makhluk selain manusia yaitu makhluk jin (artinya tersembunyi) dan malaikat?
Jawaban saya tegas dan tanpa malu- malu saya mengatakan : Ya saya percaya dan yakin Tuhan Yang Maha Esa menciptakan jin dan malaikat.
Saya juga percaya bahwa Tuhan YME menciptakan 7 langit.
Itu saja.
(*)