cari kata

Selasa, 14 Juli 2020

Hari Kedua Diklat Jurnalistik Online PPWI Angkatan II, Diikuti Para peserta yang Sangat Antusias






SOP
TOR (Term of Reference) referensi

5 W 1 H

Who  (Siapa -): Para Peserta baru ada 4 peserta
What (apa) : Pelatihan jurnalistik Online
Where (kapan) : Secara daring
When (kapan) : Selasa (14/7/2020)
Why (why) :  Ridwan data penggalian mengikuti diklat ini untuk menguasai ilmu jurnalistik, untuk itu ingin bisa menulis di media online
Yayat juga menyatakan ingin bisa belajar menulis di portal berita online
How : bagaimana narsum membuat pelatihan berjalan secara realtime atau secara langsung apa adanya.










Hari Kedua Diklat Jurnalistik Online PPWI, Diikuti Para peserta yang Sangat Antusias

KOPI – Para peserta Diklat Jurnalistik Online DJO Hari Merdeka terlihat sangat antusias memasuki hari kedua di hari Selasa (14/7/2020).

Empat peserta bahkan sudah join zoom mulai dari pukul 09.00 pagi. Kemudian menyusul enam peserta join di zoom meeting ppwi.

Meski hanya sepuluh orang di Hari Selasa pagi (14/7), namun tidak menyurutkan semangat para peserta serta narasumber Mung Pujanarko untuk saling sharing atau berbagi tentang ilmu Jurnalistik.




Seorang peserta dari Kaltim yakni Ridwan (40) menyatakan dirinya ingin dapat dengan cepat membuat berita dari belajar ilmu jurnalistik. “ Saya ingin menguasai ilmu jurnalistik secara baik, untuk dapat menulis di media massa” ujar Ridwan.

Sementara itu pseserta yang lain yakni yayat menyatakan bahwa dirinya mengikuti diklat ini agar bisa menjadi seorang pewarta warga yang mampu untuk menaikkan atau menulis berita di media online.

Untuk itu narasumber Mung Pujanarko dalam paparannya mengatakan bahwa seorang pewarta harus bisa membuat quick news atau berita cepat yakni berita 150 kata yang ditulis dalam waktu yang relatig singkat.
“Membuat quick news amat mudah hanya berpatokan pada prinsip 5W dan 1 H “ ujar Mung Pujanarko dalam diklat ini. (*)

Hari Kedua Diklat Jurnalistik Online PPWI Angkatan II, Diikuti Para peserta yang Sangat Antusias








KOPI – Para peserta diklat Jurnalistik Online terlihat sangat antusias memasuki hari kedua di hari Selasa (14/7/2020). Empat peserta sudah join zoom meeting mulai dari pukul 09.00 pagi. Kemudian enam peserta menyusul join di zoom meeting ppwi.

Meski hanya sepuluh orang peserta di Hari Selasa pagi (14/7), namun tidak menyurutkan semangat para peserta serta narasumber Mung Pujanarko untuk saling sharing tentang ilmu Jurnalistik.





Seorang peserta dari Kaltim yakni Ridwan (40) menyatakan dirinya ingin dapat dengan cepat membuat berita dari belajar ilmu jurnalistik. “ Saya ingin menguasai ilmu jurnalistik secara baik, untuk dapat menulis di media massa,” ujar Ridwan.

Sementara itu peserta yang lain yakni yayat menyatakan bahwa dirinya mengikuti diklat ini agar bisa menjadi seorang pewarta warga yang mampu untuk menaikkan atau menulis berita di media online.

Untuk itu narasumber Mung Pujanarko dalam paparannya mengatakan bahwa seorang pewarta harus bisa membuat quick news atau berita cepat yakni berita 150 kata yang ditulis dalam waktu yang relative singkat.

“Membuat quick news amat mudah hanya berpatokan pada prinsip 5W dan 1 H,“ ujar Mung Pujanarko dalam diklat ini. (*)

Minggu, 12 Juli 2020

Sosial Status




Beberapa orang akan mengatakan bahwa status sosial adalah sumber ketertarikan sosial utama masyarakat.

Selama manusia ada di planet ini, baik pria maupun wanita telah mengejar status sosial karena imbalan kesan sosial dan manfaat sosial yang melekat. Kesan permukaan akan melekat pada status sosial.

Status sosial diburu orang, dan dikejar untuk citra imaji dalam kehidupan sosial bermasyarakat.

Status sosial individu menjadi tambatan dari penampil citra di media sosial.

Status sosial disadari atau di alam bawah sadari masyarakat sosial menjadi citra gambaran yang selalu melekat karena kehidupan sosial.

Disadari juga dibawahsadari bahwa status sosial berdampak pada kehidupan sosial di masyarakat.

Sejak jaman kuno penghargaan sosial melekat pada penampilan permukaan sosial status.

Citra dari status sosial selalu berada di permukaan karena masyarakat tak bisa melihat di bawah permukaan. (*)

Sabtu, 11 Juli 2020

Diklat Jurnalistik Online untuk KOPI (Koran Online Pewarta Indonesia)



KOPI- Para peserta Diklat Jurnalistik Online PPWI mengikuti sesi hari ketiga, Sabtu (11/7/2020) dengan waktu pembelajaran cara mengunggah berita di KOPI (Koran Online Pewarta Indonesia).

Sebelum mengunggah berita maka ditunjukkan terlebih dahulu cara membuat quick news secara 5W dan 1 H.
“Yang penting peserta melihat dulu, nanti akan dipandu cara mengunggah berita di KOPI,” ujar Mung Pujanarko, Sabtu (11/7).

Para peserta Diklat Jurnalistik Online kali ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada peserta dari Kawasan Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Artinya, diklat jurnalistik Online ini untuk semua lapisan masyarakat.

Pada hari ketiga Diklat Online (Sabtu 11 juli 2020) Mung Pujanarko selaku instruktur memberikan sesi tentang media Online dan juga web log atau Blog.

“Perlu adanya kebiasaan untuk membuat berita dan mengunggah berita di media online” ujar Mung pujanarko.


Kebiasaan berpikir secara 5W dan 1 H juga harus dipunyai oleh para peserta. (*)

Diklat Jurnalistik Online untuk KOPI (Koran Online Pewarta Indonesia)





Bogor - Para peserta Diklat Jurnalistik Online PPWI mengikuti sesi hari ketiga, Sabtu (11/7/2020) dengan waktu pembelajaran cara menunggah berita di KOPI (Koran online Pewarta Indonesia).

Sebelum mengunggah berita maka ditunjukkan terlebih dahulu cara membuat quick news secara 5W dan 1 H.

“ Yang penting peserta melihat dulu, nanti akan dipandu cara mengunggah berita di KOPI” ujar Mung Pujanarko, sabtu (11/7).

Para peserta Diklat Jurnalistik Online kali ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan ada yang ikut dari Kawasan Indonesia Timur dan Indonesia Barat. Artinya diklat jurnalistik Online ini untuk semua lapisan masyarakat.

Pada hari ketiga Diklat Online (Sabtu 11 juli 2020) Mung Pujanarko selaku instruktur memberikan sesi tentang media Online dan juga web log atau Blog.

“Perlu adanya kebiasaan untuk membuat berita dan mengunggah berita di media online” ujar Mung pujanarko.

Kebiasaan berpikir secara 5W dan 1 H juga harus dipunyai oleh para peserta. (*)

Kamis, 09 Juli 2020

Ketum PPWI : “Setiap Pewarta Warga Harus Mampu Membuat Berita dengan Bahasa yang Baku”



PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) berkomitmen untuk mencerdaskan kehidupan masyarakat dengan cara mengadakan pelatihan jurnalistik.

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke dalam acara Diklat Jurnalistik Online yang digelar secara daring atau virtual pada hari Kamis (9/7/2020).

 Karena itu kemampuan berbahasa Indonesia yang baku mutlak harus dikuasai oleh setiap pewarta.

“Saya hari ini mengajarkan Teknik berbahasa Indonesia yang baik untuk digunakan baik secara lisan dan tulisan agar para peserta bisa menulis berita dengan lancar” ujar Ketum PPWI Wilson Lalengke.



Untuk itu Diklat Jurnalistik Online diadakan guna mengisi gap atau kekosongan skill atau keahlian berbahasa Indonesia. Karena menulis itu membutuhkan skill atau keahlian berbahasa Indonesia yang baku.

Wilson Lalengke juga menegaskan bahwa dengan mengikuti diklat online ini maka peserta nantinya bisa menulis dan mengunggah berita secara langsung.

Ketum PPWI menyatakan bahwa keuntungan diklat jurnalistik Online adalah luasnya jangkauan dan fleksibilitas waktu dan tidak terbatasnya tempat, karena via zoom dan wa grup. (*)




Diklat Jurnalistik Online PPWI Sukses Digelar secara Virtual

PPWI – Organisasi PPWI (Persatuan Pewarta warga Indonesia) menyelenggarakan diklat jurnalistik online pada hari Rabu (9/7) yang digelar secara virtual atau daring.

Diklat jurnalistik ini diprakarsai oleh Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke dan diikuti oleh para peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Prayogo (20) salah seorang peserta menyatakan bahwa dirinya ingin membuat berita secara cepat dan ingin mengetahui cara menjadi penulis berita atau jurnalis. Kemudian dari salah satu peserta yakni Junixon menyatakan bahwa dirinya ingin ikut diklat ini karena ingin menambah wawasan dalam ilmu jurnalistik.
“Saya mengikuti diklat ini karena ingin menjadi jurnalis yang handa” ujar Junixon.

Para narasumber yakni Wilson lalengke dan Mung Pujanarko sama-sama menyarankan agar peserta terus berlatih. “ Terutama dalam kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar” ujar  Wilson Lalengke selaku coordinator narasumber.
Sementara itu dari keterangan narasumber Mung Pujanarko menjelaskan bahwa prinsip berpikir 5W dan 1 H harus selalu dipunyai oleh para jurnalis atau pewarta warga. “Intinya adalah setiap peristiwa selalu mengandung 5W dan 1 H” ujar Mung Pujanarko. (*)


Diklat Jurnalistik Online PPWI Angkatan I Sukses Digelar secara Virtual







PPWI – Organisasi PPWI (Persatuan Pewarta warga Indonesia) menyelenggarakan diklat jurnalistik online pada hari Kamis(9/7/2020) yang digelar secara virtual atau daring.

Diklat jurnalistik ini diprakarsai oleh Ketua Umum PPWI Wilson Lalengke dan diikuti oleh para peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Prayogo (20) salah seorang peserta menyatakan bahwa dirinya ingin membuat berita secara cepat dan ingin mengetahui cara menjadi penulis berita atau jurnalis. 

Kemudian dari salah satu peserta yakni Junixon menyatakan bahwa dirinya ingin ikut diklat ini karena ingin menambah wawasan dalam ilmu jurnalistik.

“Saya mengikuti diklat ini karena ingin menjadi jurnalis yang handa” ujar Junixon.

Para narasumber yakni Wilson Lalengke dan Mung Pujanarko sama-sama menyarankan agar peserta terus berlatih. 

“ Terutama dalam kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar” ujar  Wilson Lalengke selaku Koordinator Narasumber.

Sementara itu dari keterangan narasumber Mung Pujanarko menjelaskan bahwa prinsip berpikir 5W dan 1 H harus selalu dipunyai oleh para jurnalis atau pewarta warga. 





“Intinya adalah setiap peristiwa selalu mengandung 5W dan 1 H” ujar Mung Pujanarko. (*)





Rabu, 01 Juli 2020

Filosofi hasil tak menghianati usaha

Filosofi hasil tak menghianati usaha kerap didengung-dengungkan sebagian orang. Mungkin karena untuk memotivasi bahwa setiap orang harus berusaha untuk meraih keberhasilan. Mungkin agar orang tak berpangku tangan menunggu hasil saja.



Namun pertanyaannya bila hasilnya gagal, apakah usahanya sia-sia?

Ya tidak juga, namun yang paling penting adalah usaha itu bukan kata singular melainkan plural atau jamak.
Juga kata "upaya" atau "usaha" bukan kata yang mati atau saklek. Usaha atau upaya itu bermakna variatif, ekspresif dan luas. Dampak dari usaha kini boleh jadi bukan dinikmati sendiri sekarang, boleh jadi dinikmati kelak oleh lainnya. Ini bentuk keberhasilan juga.

Setelah kerjakan yang satu, kerjakan yang lain, artinya bila upaya awal gagal ya berupaya terus, dan terus.
Hasil yang terjadi adalah keberhasilan mental untuk terus bangkit. Ini merupakan sukses. Karena hakikat sukses adalah pantang menyerah.
Menyerah pasrah hanya kepada Tuhan jika upaya sudah waktunya usai.

Bukan hasilnya yang penting adalah proses upayanya.


-0-

Minggu, 28 Juni 2020

Filosofi nasi sudah jadi bubur

Manusia tak pernah luput dari kesalahan, baik yang disengaja ataupun tidak. Bila sudah terjadi maka pepatah " nasi sudah jadi bubur" pun terbetik.



Sebenarnya bubur juga tidak membuang nutrisi esensi nasi.
Bubur tidak membuang nutrisi nasi.

Kesalahan tidak membuang esensi manusia.

Kesalahan yang dilakukan manusia tidaklah membuang esensi manusia.

Jika Manusia belajar dan belajar, maka manusia belajar dari kesalahan.

Lebih baik lagi jika manusia belajar apa esensi menjadi manusia. Belajar memahami apa esensi kemanusiaan. Sehingga mampu mencegah kesalahan yang disengaja disadari.

-0-

Ronda Malam di situasi New Normal

Pada malam Minggu dini hari (28/6/2020) warga Kampung Sawah di mana saya mukim menggelar ronda malam rutin.

Ronda malam di kampung kami dilaksanakan setiap hari, saya kebagian giliran malam minggu.

Meski kondisi new normal di tengah situasi pandemi covid 19, namun hal ini tak menyurutkan semangat warga untuk menjaga keamanan lingkungan.




Hal positif dari ronda malam adalah warga makin mengenal lingkungannya sendiri, makin mengenal semua warga di lingkungannya, dan dengan ronda malam memupuk jiwa gotong royong antar warga.



Jumat, 26 Juni 2020

Karya Foto Lanskap Mahasiswa STIAMI Kampus Cikarang

Situasi boleh new normal, akan tetapi sebenarnya belum normal. Di tengah berkecamuknya wabah covid 19, berikut deretan karya foto lanskap mahasiswa Kampus Cikarang ini menjadi penanda situasi bagaimana keuletan berkarya fotografi meski kondisi new normal. Memotret lanskap dalam situasi pandemi covid 19.



















































































 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons