cari kata

Rabu, 25 Januari 2017

Workshop Broadcasting di STIKOM Indonesia Maju





STIKOM IMA (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi - Indonesia Maju) menggelar workshop Broadcasting dengan tajuk ”Membuat program siaran televisi’di kampus STIKOM Indonesia Maju (IMA) yang terletak di Jl. Harapan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (21/1).

Hadir sebaai pembicara adalah Gunanto Bimo, seorang praktisi broadcasting. 

Dalam ulasannya,  Gunanto Bimo menjelaskan bahwa kini untuk menjadi broadcaster, seseorang bisa menggunakan kamera smartphone, serta untuk mengedit gambar video juga menggunakan aplikasi editing yang bisa diunduh via internet.

“Melalui smartphone, kini Anda sudah bisa menjadi pewarta yang memberitakan peristiwa melalui bahasa gambar, kemudian anda edit sendiri dan anda siarkan sendiri, bisa via youtube atau dikirim sebagai video pewarta warga via stasiun televisi nasional yang membuka saluran jurnalisme warga,” tutur Bimo.

Dalam workshop ini Bimo juga menjelaskan bagaimana proses produksi sebuah tayangan yang bisa memakan waktu persiapan yang panjang dan berjenjang di sebuah stasiun televisi besar.

Namun dirinya juga menjelaskan proses siaran itu bisa simpel atau sederhana, terutama dalam proses siaran berita (news).

Penyederhanaan proses produksi ini mungkin dilakukan dalam era digital dan serba terkoneksi seperti sekarang ini dan masa depan.

“Penting bagi Anda para mahasiswa, untuk bisa cara mengambil gambar yang bagus, pelajari teorinya, pelajari teknik shooting gambar yang baik, untuk dapat layak tayang,” ujar Bimo.

Selama berlangsungnya workshop, para mahasiswa STIKOM Indonesia Maju sangat memperhatikan ulasan Gunanto dalam workshop yang digelar di lantai 5 gedung STIKOM mulai pukul 9.30 WIB hingga pukul 15:00 WIB ini.
Mung Pujanarko (batik), Drs. Mustofa, M.Si, Bu Veronica,MA, Bu Hani M,I.Kom, Vinda (MC)


Dalam workhsop ini hadir pula Ketua III STIKOM IMA yakni Drs Mustofa, M.Si, Ketua Program Studi, Bu Hani, M.Si dan ketua D3, Ibu Veronica, M.A serta dosen STIKOM Indonesia Maju pengampu mata kuliah Manajemen Event yakni Mung Pujanarko M.I.Kom.

Ketua panitia workshop yakni Ahmad Minannur Rohman, menyatakan kesuksesan acara ini terselenggara berkat adanya kerjasama seluruh mahasiswa kelas Manajemen Event yang telah berhasil menggelar workshop ini.

“Alhamdulillah, workshop telah berjalan lancar, semoga ilmu yang bermanfaat ini bisa digunakan oleh kami semua nantinya di dunia karir dan pekerjaan," tutur ketua panitia di akhir acara. (*)



Minggu, 15 Januari 2017

Lontong Kupang dan Sate Kerang



Pada awal Januari 2017 ini saya mengunjungi kota kelahiran saya, Surabaya.
Di Kota Surabaya dan sekitarnya, saya selalu mengunjungi tempat kuliner khas Surabaya, terutama tempat-tempat kuliner yang menjual sajian menu Lontong Kupang dan Sate Kerang.

Tempat pertama yang saya selalu coba rasakan sensasi makan Kupang adalah di Pantai Kenjeran Surabaya. 

Di pantai ini kita bisa menikmati sajian kuliner Lontong Kupang dan Sate Kerang sembari menikmati pemandangan pantai dan laut di Pantai Kenjeran sebagai pantai ikonik Surabaya ini.

Di pantai ini sangat menyenangkan untuk anak-anak karena terdapat banyak permainan untuk anak-anak, juga banyak  penjual yang menjual aneka cendera mata khas pantai Kenjeran, Surabaya.

Kita juga bisa menyewa perahu motor untuk pergi ke gosong pasir di lepas pantai  Kenjeran.

Rasa Kupang di pantai Kenjeran ini amat khas dengan ditemani Sate Kerang plus minumannya adalah Es Degan.

Bagi para penggemar kuliner Lontong Kupang dan Sate Kerang, terutama para penggemar yang sudah fanatik dengan menu kuliner yang satu ini akan selalu ingin merasakan nikmatnya makan Kupang.

Kupang yaitu sejenis remis atau  moluska kecil yang biasa hidup di lepas pantai. Biasanya menempel di bebatuan. 

Kupang ini telah ditangkarkan oleh nelayan dengan cara memasang bilah bambu di lepas pantai agar Kupang mau menempel di perairan pinggir pantai.

Kupang ini tidak hidup di pantai Kenjeran, melainkan berasal dari pinggiran pantai di kawasan lain semisal di Sidoarjo.

Puas menikmati Lontong Kupang di Sidoarjo, saya pun belalih menuju ke Sidoajo, untuk apa ?

Ya untuk apa lagi kalau bukan untuk makan Kupang.

 Kupang di Sidoarjo ini juga amat khas rasanya, sehingga penikmat Lontong Kupang dan Sate Kerang seperti saya ini selalau ingin merasakan sensasi nikmatnya sepiring mungkin dua piring sajian menu Lontong Kupang dan Sate Kerang yang rasanya amat khas di lidah ini.

Bagi orang-orang yang telanjur menyukai sajian menu Lontong Kupang dan Sate Kerang, mkaka kami selalu teringat akan rasa sajian menu Lontong Kupang dan Sate Kerang ini.

Hampir sama dengan di pantai Kenjeran, para penjual menu Lontong Kupang dan saet Kerang di Sidoarjo ini juga melengkapi  menu Lontong Kupang dengan menu Lontong Kupang lengkap. Menu Lontong Kupang lengkap yakni : Lontong + Kupang + lentho + Sate Kerang dan minumnya adalah segelas mungkin dua gelas Es Degan.

Es Degan berfungsi pula untuk menetralkan efek Kupang yang mungkin bagi sebagian orang ‘ tidak tawar’ atau tidak terbiasa, atau biasa disebut mabuk Kupang.

 Namun kalau sudah terbiasa makan Lontong Kupang dan Sate Kerang seperti saya maka Alhamdulillah, saya merasakan hanya kenikmatan saja baik di mulut, maupun setelah kenyang menyantap seporsi hingga mungkin dua porsi Lontong Kupang plus lentho dan Sate Kerangnya.

Begitulah kenang-kenangan yang sudah menjadi tradisi ketika berkunjung pulang ke kampung halaman di Surabaya, Jawa Timur.
(*)








Kamis, 22 Desember 2016

Misteri Ikan

Kadang-kadang saya bersyukur saya cuma punya blog untuk mengupload segala sesuatu yang saya alami.

Saya juga bersyukur bahwa blog saya ini tidak banyak pembacanya, hanya satu-dua hit dalam sebulan, jadi saya tak ada beban untuk mengunggah foto ataupun kisah yang saya alami, karena nyaris tak ada impact sama sekali.

Saya juga tak pusing kalau orang tidak percaya bahkan mencemooh melihat isi blog saya ini.

Mengapa ?

Pertama, karena saya memperlakukan blog saya ini sebagai diary saya. Apa yang telah saya alami, saya pikirkan, saya foto, atau tuliskan, maka akan langsung saya unggah.

Untuk apa ?

Untuk saya baca sendiri setelah lama waktu berselang, sama seperti kalau kita punya diary.

Saya tidak pusing jika ada pengunjung yang hanya mampir kemudian misuh-misuh dan mengomel, nggrundhel sendiri, karena isi blog saya di luar harapannya, isinya bukan konten atau hal yang dicarinya ketika dia search di mesin pencari.

Mengapa ?

Karena kan pembaca blog ini hanyalah orang yang tersasar/ kesasar, saja dan bukan sengaja direct ingin lihat blog yang sepele ini.
Saya juga tak pakai SEO yang dengan saya sengaja pasang kata kunci segala, tidak ada kata kunci yang saya siapkan di blog ini, pula untuk pengalaman saya di espisode kali ini, lihat saja judul dan kontennya, 'kan bukan standar SEO.





Foto yang saya jepret ini (ada dua foto) dua-duanya adalah foto seekor ikan besar,

Namun ketika saya melihat hasilnya saya tersadar agaknya ada yang sedikit aneh.

Yah kalau fotografi biasa disebut sun flare, sun glare/glare,  atau bias cahaya.

Namun memang pada saat saya mengambil foto-foto ikan besar ini, saat itu cuaca cerah dan saya tak melihat ada pantulan cahaya di atas air.

Semuanya biasa saja, saya mengambil gambarnya juga cuma iseng untuk memotret ikan besar ini.



Hanya sedikit tidak biasa tampak pada atas kepala ikan-ikan ini ada sosok cahaya yang khusus muncul hanya di kepala ikan besar ini.

Kedua foto semuanya ada sosok cahaya menyilaukan yang ada pada kepala ikan besar ini.

Sekali lagi untungnya pembaca blog saya ini tak banyak orang, dan untungnya pula tersedia penjelasan alamiahnya atau ilmiahnya yakni adanya glare, atau sun flare atau pantulan cahaya matahari di siang yang terik saat saya mengambil gambar ikan besar ini.

Kalau penjelasan non fisiknya, saya kira semuanya hanya berpulang pada diri masing-masing saja, bagi yang melihatnya.






Sabtu, 17 Desember 2016

Anniversary Expose Ke-8 Dihadiri 15 Wartawan dari Berbagai Daerah




Dalam rangka memperingati Anniversary Expose ke 8, Surat Kabar Umum Expose menyelenggarakan seminar jurnalistik yang di selenggarakan di Hotel Dirga, Cibulan, Cisarua - Kab. Bogor. 

Acara tersebut dilaksanakan pada Jumat (16/12) hingga Sabtu (18/12) yang di ikuti 15 wartawan Expose dari berbagai daerah serta Perwakilan peserta dari SMA Negeri 1 Ciseeng.

Mung Pujanarko S.Sos, M.I.Kom sedang memberikan materi jurnalistik quick news




Pada hari pertama Jumat (16/12) acara di selenggarakan pada pukul 19.00 WIB Hingga 22.00 WIB yang dihadiri Mung Pujanarko sebagai narasumber yang juga menjadi dosen di Universitas Jayabaya, dalam kesempatan tersebut Mung menyampaikan materi Quick News (Berita Cepat), Menurut Mung dalam kegiatan tersebut dalam memahami Quick News jika ada kemauan dan semangat sangat mudah memahaminya, ia juga menyampaikan bahwa dasar Quick News ini adalah 5W 1H.

"Quick News dasarnya adalah 5W1H, Who (Siapa), What (Apa), Where (Dimana), When (Kapan), Why (Kapan) dan How (Bagaimana)," katanya.

Dalam penyampaian materi tersebut Mung juga menyampaikan penataan kata dalam membuat Judul dan Berita, menurutnya dalam pembuatan Judul dan Berita idealnya menggunakan prinsip SPSLMJ.

"Dalam membuat Judul dan berita kita gunakan prinsip SPSLMJ yaitu Singkat, Padat, Sederhana, Lugas, Menarik dan Jelas, sehingga dapat dimengerti pembaca," jelasnya.

Pada hari kedua Sabtu (17/12) acara dimulai pada pukul 09.00 WIB yang diawali dengan penyampaian materi cara berkomunikasi oleh Yayang Lesmana yang juga sebagai wartawan Senior Expose, dilanjutkan oleh Daday yang menjelaskan tentang etika wartawan.

Add captionDavid R Nugroho bersama pimred Expose, Irfan Lubis


Pada pukul 14.00 WIB dilanjutkan dengan penyampaian materi Ciri-ciri jurnalis oleh David Rizal Nugroho yang juga sebagai dosen di Universitas Pakuan Fakultas Ilmu Sosial dan Budaya, menurutnya media dan wartawan harus dapat bersaing dengan perkembangan media masa kini salah satunya Online.

"Media cetak dan wartawannya harus lebih Skeptis, Berani Bertindak, Berubah atau berinovasi, lebih inovatif dalam seni di lapangan serta mengerti Peran Pers sehingga media cetak dapat lebih kuat dan berpengaruh," katanya.

David juga mengatakan bahwa wartawan juga harus dapat mengetahui keakuratan data yang dimiliki terkait sebuah berita, sehingga berita tersebut dapat lebih menarik dan mendalam.

"Dengan semakin cepatnya media massa, kita juga harus tetap meneliti dan mendalami data dari setiap pemberitaan, karena semakin akurat dan dalam berita tersebut maka semakin berbobot beritanya," jelasnya.



tampak para peserta seminar jurnalistik bergambar bersama


Pada Pukul 16.00 WIB dilanjutkan dengan praktek Quick News yang dipandu oleh Mung Pujanarko, yang diikuti secara antusias peserta yang hadir pada kesempatan tersebut. (Randi)

Merasakan kenyamanan Hotel Dirga, Cisarua, Puncak



Makanan yang disajikan di Hotel Dirga, Cisarua Bogor masih terbayang hingga kini di benak saya.

Inilah sekelumit berita kenangan, saat saya menjadi nara sumber di Hotel Dirga memenuhi undangan Bapak Irfan Lubis selaku Pimred Tabloid Expose, hari Jumat (16/12) hingga Sabtu (17/12).
Mung Pujanarko dan Irfan Lubis


Raut wajah Pimred atau Pemimpin Redaksi Tabloid Expose itu terlihat santai, namun serius saat memandu jalannya seminar jurnalistik yang diadakan di hotel Dirga, Cisarua, Bogor.

Menurut Irfan Lubis, memang seminar sengaja diadakan di Hotel Dirga ini, hitung-hitung sambil berwisata.

“Yang penting teman-teman bisa santai dan nyaman dalam mengikuti seminar ini, yah hitung-hitung wisata,” ujarnya.

Hawa pegunungan kawasan Puncak, Cisarua Bogor sejuk menyapa para wisatawan yang mengunjungi Hotel Dirga, yang terletak di Cisarua, Bogor.

Pada akhir minggu atau weekend, tempat wisata Puncak Jawa Barat ini selalu dipadati oleh para wisatawan, terutama para wisatawan yang datang dari Ibu Kota Jakarta dan sekitarnya.

Termasuk ketika saya mengunjungi Hotel Dirga ini selama 2 hari dari hari Jumat tanggal (16/12) hingga hari Sabtu tanggal (17/12) di akhir minggu untuk bersantai bersama rekan-rekan media Expose.

Untuk menuju Hotel Dirga di Cisarua, Jawa Barat ini tidaklah sulit.

Anda bisa menempuh jalur Jalan Raya Puncak yang mengarah ke Cisarua.

Letak Hotel Dirga adalah tidak jauh dari Pasar Cisarua. 

Setelah Pasar Cisarua, kira-kira 300 meter, sudah nampak lokasi Hotel Dirga di sebelah kanan jalan.

Hotel ini sangat tenang dan nyaman, juga strategis, karena letaknya di pinggir jalan.

Fasilitas hotel terdapat kolam renang, bungalow dan kamar-kamar yang semuanya masih menyajikan suasana retro atau klasik.

Bagi saya pribadi yang amat berkesan adalah menu masakan di Hotel Dirga ini yang khas masakan Sunda.

Semua rasa menunya lezat, saya mencicipi menu Goreng Ikan Mas plus lalapan, dan makan malam berupa ayam goreng sambal, sayur asem plus lalapan.

Menu makanan yang khas sunda ini menjadi pelengkap kenikmatan bersantai di hotel Dirga, Cisarua, Jawa Barat. 

Tak kan terlupa suasana hotel Dirga yang retro mirip atmosfer tahun '80'an.   (*/imo)

Hari ke-2 Peserta Seminar Jurnalistik, Tetap Semangat

Peserta hari ke-2

 

Menginjak hari ke-2 acara seminar jurnalistik yang digagas oleh Tabloid Expose, para peserta yang berjumlah  15 orang, dengan penambahan 3 peserta yang baru datang, semuanya terlihat sangat serius.

Karena para peserta telah yakin bahwa dengan ketrampilan membuat berita yang bagus dan cepat, maka media massa akan dapat bertahan hidup, serta tetap terbit.

Mung Pujanarko dan Irfan Lubis


Pada hari kedua seminar yang dilaksanakan di Hotel Dirga, Cisarua, Bogor, saatnya para peserta menuliskan apa yang telah didapat selama mengikuti seminar.

Pimred Tabloid Expose yakni Irfan Lubis berharap agar para wartawan Expose makin rajin menulis berita setelah mempelajari ilmu quick news.
Tampak para peserta dan narasumber berfoto bersama


Mung Pujanarko selaku narasumber menyatakan bahwa para bos media massa yang kini menjadi konglomerat, juga dulunya sama-sama mulai dari bawah, yakni rata-rata bos media mulai karir sebagai wartawan yang setiap hari menulis berita.

“Dengan rajin menulis berita, maka koran dapat terus terbit, dan wartawan juga akan memperoleh nama baik, karena dapat menuliskan beritanya secara baik,” ujar Mung Pujanarko. (*)

Jumat, 16 Desember 2016

12 Orang Wartawan Ekspose Ikuti Seminar Jurnalistik

Tampak Mung Pujanarko,sedang memberikan materi dalam seminar jurnalistik 16/12, Cisarua, Bogor.



Sejumlah 12 orang wartawan Expose mengikuti seminar jurnalistik. Seminar ini digagas oleh pemimpin umum tabloid 'Expose' yakni Irfan Lubis, yang menyatakan bahwa seminar ini sekaligus untuk memperingati ulang tahun Expose yang ke-8.

Dalam acara seminar ini pada hari pertama yakni hari Jumat 16/12, hadir sebagai pembicara yakni Mung Pujanarko, yang membahas tentang jurus baru jurnalisme yakni Quick News.

Seminar yang membahas tentang jurnalistik ini sendiri diadakan di Hotel Dirga, Cisarua Bogor.

Hawa Cisarua yang sejuk, diharapkan dapat membuat para peserta seminar makin fokus dan juga segar dalam mengikuti materi.

Menurut salah seorang peserta yakni Andre (19) menyatakan bahwa alasan dirinya ikut seminar ini adalah untuk mengetahui lebih dalam ilmu jurnalistik.

Sedangkan menurut Rudi (23) seorang peserta dari Bogor menyatakan dirinya ingin memahami apa itu seluk beluk jurnalistik, bersama ilmu yang terbaru.

Nara sumber dalam pelatihan ini Mung Pujanarko menyatakan bahwa belajar quick news yang penting adalah niat, dan sungguh-sungguh dalam menuangkan berita apa adanya. (*/imo)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons