cari kata

Selasa, 17 Maret 2015

Demam Batu dan Akik 'Nagaraja''









Silahkan klik atau tap pada gambar untuk melihat ukuran asli foto


Silahkan klik atau tap pada gambar untuk melihat ukuran asli foto



Gambar diatas adalah akik yang telah disorot senter, dan muncul bayangan gambar seperti wayang nagaraja

Akik ini alami, karena bukan lukisan. hanya muncul gambarnya setelah disorot lampu.
Bukan digambar batunya sehingga terlihat seperti gambaran seperti yang banyak beredar di pasaran.
Biasanya akik yang digambar, jenisnya akan seragam, cenderung sama ragam, ukuran dan gambar batunya, biasanya dilukis dalam void atau rongga batu atau langsung dilukis di permukaan batu, karena yang buat juga orangnya sama.
Namun jika akik asli maka gambarnya akan unik dan tiada duanya yang kembar sama persis, karena alam tidak membuatnya seperti halnya manusia membuat.


Penampakan Akik Nagaraja yang anggun berbalut galur junjung derajat

Akik saya di bawah ini, didapat anak saya tahun 2012, hanya keluar gambarnya kalau disorot cahaya lampu. gamabarnya saya lihat mirip dengan gambar sosok wayabg nagaraja  di bawah ini yang muncul dalam sebuah film layar lebar :





Dalam blog ini saya kini tuliskan sekelumit sejarah yang terjadi sehari-hari. Kini adalah saat di mana saya melihat bahwa ada fenomena unik yang disebut demam batu.

Tiba-tiba ada artis wanita yang sebelumnya saya tidak pernah dengar namanya mengaku batu akik bacan yang dipunyainya berharga miliaran rupiah.
Kemudian mendadak di berbagai sudut ada lapak baik medium dan small yang menjual aneka batu perhiasan.

Well, saya tidak tahu persis kenapa ada fenomena ini, tapi banyak orang yang bilang bahwa sekarang ini masyarakat Indonesia sedang dilanda trend batu akik, demam batu.

Di mana-mana orang asyik membicarakan harga batu perhiasan atau batu mulia gem stone, bahkan seorang kawan saya bekerja di media majalah yang khusus membahas batu mulia.

Kisah nyata ini bermula saat  tahun 2012 lalu, anak saya  membeli tiga buah batu akik pula, dia beli di kawasan Candi Sukuh, Karanganyar ketika liburan, padahal waktu itu anak saya masih SMP sekarang sudah SMU. Kini ketiga akik yang saya ulas di blog saya ini menjadi koleksi milik saya yang unik dan tiada duanya. Coraknya yang unik turut mewarnai demam batu di negeri ini.

Namun, sebelum anak saya ikut-ikutan tenggelam lebih jauh dalam demam batu akik, saya nasihatkan dulu pada anakku, bukannya apa-apa, kalau dia sudah mampu cari duit sih terserah duitnya mau diapain,

Lha tapi kan sekarang masih pakai duit ortunya (saya), jadi biarlah postingan di blog saya ini adalah sebuah nasihat untuk anak saya untuk bisa : wise, aware dan have a knowledge tentang fenomena  'gema gem stone' yang telah melanda negeri ini.

3 akik yang dibeli  oleh anak saya, tengah : motif junjung derajat bila di-senter ada motif wayang ular naga yang akan saya perjelas dengan foto-foto selanjutnya, kanan jenis fossil mustika galih kelor, kiri fossil mustika galih asem cokelat, semuanya masih saya simpan dengan baik.


Nak ini peraturan pertama dalam membeli hobby.
Kalau ananda hobby batu, ketahuilah bahwa batu mulia secara internasional sudah ada standar bakunya, harganya berapa dan jenis batu sangat terbatas yang diakui secara internasional, yang paling umum harganya standar adalah Intan (rough diamond) atau berlian (cut diamond).

Dan inipun jika seseorang membeli intan/ diamond maka jika ingin value-nya terjamin maka belinya pun (bagi yang tahu) di toko-toko jaringan kelas dunia seperti Tiffany’s, De Beer's dan lain sebagainya. Ini menjamin bahwa batu diamond yang kita beli harganya terjamin, artinya jika kita ingin menjual kembali maka jaringan toko kelas dunia itupun berlaku seperti kalau kita jual-beli emas di toko emas: nilanya tetap dan hanya berubah sedikit untuk margin tokonya.

Kedua bila ananda tertarik untuk membeli batu akik maka kalau beli batu agate misalnya, maka pikirkan apakah nanti jika ananda ingin menjual,  toko penjualnya mau membeli kembali dengan harga yang relatif sama dengan harga yang ananda beli ? Seperti jika ananda beli emas di toko emas dan menjualnya kembali di toko emas yang sama, jarang toko emas yang menolak membeli lagi dengan harga yang relatif sama, melainkan hanya dipotong margin toko.

Ketiga jika ananda rasional, maka ada gejala psikologi seperti trend yang naik-turun jika menyangkut sebuah trend market atau trend pasar.
Dulu, warga pernah dibuat bingung dengan trend market aneka tanaman hias yang harganya miliaran, aneka ikan lohan yang miliaran, dan gilanya aneka tokek ga jelas yang juga miliaran.

Beware, karena ada yang dinamakan Social Contagion Theory (Teori Penularan sosial) yang menyatakan bahwa orang akan mudah tertular perilaku orang lain dalam situasi sosial massa. mereka melakukan tindakan meniru/imitasi.

Dalam market, sebuah trend adalah tidak menetap sifatnya. Hanya sedikit barang yang sifat nilainya umum menetap dan bisa diukur secara mudah, salah satunya adalah harga logam mulia, emas, perak dll.

Coba ananda pikirkan jika membeli (semoga tidak ketipu) jika ananda membeli akik bacan seharga Rp. 3,5 juta rupiah atau sekitar 270 US dollar misalkan, apakah jika ananda pergi ke luar negeri dan jika kebetulan uang ananda habis di negeri orang, maka apakah bacan itu akan laku dijual kembali dengan nilai yang relatif sama di pawn shop di Amerika, atau di toko batu jewellery di Eropa ?

Namun jika ananda kehabisan uang di las vegas misalnya, maka ananda bisa mendatangi pawn shop dan menjual cincin emas ananda dengan harga yang relatif sama dengan di seluruh dunia, minus margin toko, karena harga emas terstandar internasional.

Atau tidak perlu jauh-jauh ke Amerika, jika ananda beli batu gem stone jenis apapun di sentra batu mulia seharga katakanlah -misalkan- seharga Rp.25 juta, kemudian suatu saat ananda perlu uang mendadak, dan kemudian membawa gem stone nanda ke perum pegadaian terdekat, apakah perum pegadaian mau menaksir price gem stone nanda seharga sama dengan harga belinya yakni Rp.25 juta? Setahu saya tidak ada perum pegadaian yang mau menerima gadai akik.

Setahu saya selama ini hanya kantor pusat Perum Pegadaian di kawasan Kramat Raya Jakarta saja yang membuka jasa taksir batu mulia, dengan tarif jasa taksir Rp. 50 ribu per-batu. Tapi hanya jasa taksir batu, bukan gadai akik.

Bila kita baca di  situs resmi pegadaian maka Perum Pegadaian ternyata sangat teliti dan hati-hati dalam urusan menaksir gem stone, dan jangan kecewa jika harga beli nanda ternyata di bawah taksiran harga pegadaian.

Karena perum pegadaian punya fasilitas G-Lab sebuah laboratorium untuk menguji kualitas batu mulia dengan teliti. Saya nyatakan salut dengan kejelian perum pegadaian dalam urusan menaksir harga gem stone secara fair price, bukan harga emosional market semata.

Karena di dalam era demam batu ini ada kecenderungan 'menggoreng' harga beberapa jenis batu tertentu termasuk bacan. Saya menebak, bacan akan jadi seperti anthurium. Namun batu yang lain selain bacan, harganya masih rasional.

Perum Pegadaian setahu saya tidak mau menerima gadai akik karena standarnya tidak ada.

Tiga akik koleksi saya yang dibeli anakku adalah dari kiri ke kanan : motif junjung derajat di tengahnya bila di senter ada motif wayang naga bermahkota naik, tengah fosil mustika galih kelor, kanan mustika galih asem cokelat





Benar juga nasihat Gubernur Aher yang bijak yang menghimbau seyogyanya batu akik/batu mulia/gem stone di lapak-lapak/toko-toko  ada standarnya, tapi dalam hati saya berkata  apa mau dikata ? karena standar itu musykil dicapai, karena setiap pedagang akik menetapkan harganya masing-masing berdasar suka dan tidak sukanya para pembeli, berdasar selera (taste), unique, berdasar booming dan trend market.


Akik Saya ternyata Bergambar wayang Nagaraja

Gallery penampakan wayang 'Nagaraja' (sampai foto-foto di bawahnya)



sungguh akik alamiah yang indah dan tiada duanya





Thank you for watching my remarkable akik stone, containing image of " Nagaraja"


Kembali pada kisah yang saya tulis ini, pada tahun 2012 lalu anak saya yang sulung pergi liburan ke Candi Sukuh, Karanganyar, dari uang sakunya dia membeli 3 buah batu akik, padahal dia dulunya masih SMP, kini sudah duduk di kelas 1 SMU  dan Bulan Juli 2015 naik kelas 2 SMU.

Nah keunikan bermula ketika baru-baru ini tanggal 18 Maret 2015, saya baru menyadari ketika melihat bahwa ternyata ada keunikan alamiah dalam salah satu akik yang sekarang jadi koleksi saya ini, yang putih yang bermotif  'junjung derajat' ternyata di dalamnya ada gambar sosok mitologis wayang "Nagaraja".

Unik, aneh tapi nyata apa adanya.  Di dalam akik artinya, ketika di sorot lampu senter maka sosok Nagaraja yang lagi mesem ini baru muncul. kalau tidak di sorot senter, ya tidak muncul seperti pembaca lihat pada foto.

Bisa dilihat (di klik atau di tap saja gambarnya untuk memperbesar tampilan gambar foto), maka terlihat Mahkota di kepala dan juga sisik di badannya berwarna emas. Mahkota emas dan sisik emas  Nagaraja ini kalau tidak disorot cahaya senter, maka warnanya putih biasa. Seperti ini :



Karena unik itulah saya mengulasnya dalam web log ini.



Setelah di-senter Akik warna putih milik saya bermotif junjung derajat ini di tengahnya ada motif
"wayang ular naga bermahkota emas"
tepat di tengah-tengah motif junjung derajat,
sebuah karya seni alam yang luar biasa.
(foto diambil 18 Maret 2015, oleh : Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom)
Saya akan ambil fotonya lagi seperti pembaca lihat di bawah ini dengan cahaya lebih terang






Keterangan Foto : Setelah di senter nampak sosok mirip wayang 'Nagaraja' pada mitologi Jawa Kuno dalam batu akik putih saya ini,terlihat warna kuning keemasan mulai dari kepala mahkota hingga tubuh dan ekor, gambar sosok Nagaraja ini muncul secara alamiah saja, karena corak alami pada batunya itu sendiri, foto by : Mung Pujanarko S.Sos, M.I.Kom
silahkan di klik fotonya untuk memperbesar tampilan





Keterangan Foto : Setelah di senter nampak sosok wayang Nagaraja  dengan sisik emas, mulai dari mahkota, tubuh dan ekornya, Nagaraja  adalah sosok dalam mitologi jawa Kuno yang kebetulan muncul dalam batu akik putih saya ini, foto diambil tgl 18 maret 2015
silahkan di klik fotonya untuk memperbesar tampilan


Setelah di sorot senter nampak sosok mirip 'Nyi Blorong' sosok mitologi Jawa Kuno yang berwarna emas mulai dari kepala, tubuh dan ekornya, padahal jika tidak disenter warnanya putih susu   dalam batu akik putih saya ini, foto diambil tgl 18 maret 2015


 Akik koleksi saya ini semuanya natural dan apa adanya.

Keunikan pada akik warna putih bergalur 'junjung derajat' baru nampak ketika di senter, maka nampak motif  'wayang ular naga bermahkota emas' atau lebih tepat dikatakan mirip sosok mitologis 'Nagaraja' karena dari mahkota, tubuh dan ekor semua bewarna emas setelah di-senter, tapi jika tidak di-senter warnanya adalah putih susu seperti pembaca lihat pada gambar pertama di atas,  akik unik saya ini saya foto pada tanggal 18 Maret 2015.

Sebenarnya siapa sih Nagaraja ?




(Wayang Nagaraja)


Ini hanyalah tokoh dongeng dalam mitologi Jawa Kuno. Secara kebetulan anak saya membelinya di kawasan Candi Sukuh, Karanganyar, waktu liburan bersama buliknya/tante dan omnya, anak saya waktu di kawasan Candi Sukuh, Karanganyar itu beli 3 akik, ternyata setelah saya lihat seksama, akik-akik ini mengandung keistimewaan tersendiri dari segi jenis dan corak motifnya. Unik dan tiada duanya, yang paling penting : alamiah.

Siluman Ular atau mitos legenda makhluk mistis ular setengah manusia wanita ini muncul dalam beberapa legenda mitos dari beberapa negara. Misal di China daratan ada siluman ular putih, di India ada dewi ular, juga mitos Nagaraja. Ular naga bermahkota raja.

Jadi gambar di akik warna putih ini yang bila disorot cahaya memunculkan gambar wanita setengah ular yang memakai mahkota, maka anda para pembaca dapat melihat betapa jelas gambar Nagaraja, wanita berbadan ular tersebut,

Kehadiran sosok wanita setengah ular dalam akik milik saya ini saya anggap fenomena alam biasa.
Karena jika kita lihat batunya sepintas tidak terlalu istimewa. Warna batunya putih susu ada galuran motif junjung derajat.

Hanya saja, setelah saya sorotkan lampu senter, maka akan terlihat bayangan 'wayang' atau sosok yang jelas itu adalah ular berkepala manusia dan bermahkota emas, badannya terbuat dari warna emas dan buntutnya, -anehnya- pun menjulur sampai ke balik sisi batunya ini.




Bandingkan dengan adegan siluman ular dalam film di bawah ini :



Aneh juga, tapi cukup menyenangkan bagi saya, apalagi di era demam batu 2015 ini.

Kelak kalau demamnya sudah sembuh, tidak panas lagi. Maka akik  Nagaraja ini juga akan tampil terus di blog saya ini kapanpun adanya, karena mewakili sebuah era di Indonesia yakni era demam batu. Atau pantasnya saya sebut sebagai "Era Demam Batu Bacan tahun 2015".

Kenapa ?Karena hanya harga bacan yang irrasional dan tidak internasional.

Kalau ditanya apakah Pak Mung selaku dosen yang ilmiah, lulusan S2 pula, percaya dengan hal-hal mistis ? Saya terus terang tidak percaya tahayul sedikitpun jua, juga tidak mau terjerumus dalam syirik, namun tetap saya percaya bahwa makhluk jin itu ada, alam ghaib dan akhirat juga ada. Semuanya kan ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Kita hanya menyembah Tuhan YME saja dan itu titik alias final, tidak ada sekutu bagi Tuhan Yang Maha Esa.

Kembali pada nasehat bagi anakku, di sisi lain, anakku, suatu waktu ayahmu pernah melihat tayangan di NGC bertajuk 'Scam City' maka di Kolumbia sudah pernah ditayangkan bahwa maraknya emerald dari beling yang di warnai hijau di lab dengan aneka kimiawi,  yang menipu turis-turis yang kepincuk membeli emerald. Saya tidak bicara di Indonesia, saya bicara hal itu di Kolumbia, tempat emerald banyak ditemukan. Harap jangan tersinggung dulu.

So anakku, santai saja, dont get scam by anything, anyone, be wise, spent your money in something international valued, gold or silver, gold will be easier to be valued.

Akik Unik "Nagaraja" sebagai kenang-kenangan sekaligus penanda dari era demam batu Indonesia

tampilan akik berkandungan "Nagaraja" secara apa-adanya

penampakan tanpa di-senter Akik 'bermuatan' Nagaraja


Kalau di-senter muncul gambar wayang Nagaraja.



Padahal akik milik saya itu bukan buatan atau hasil lukisan manusia, dan hanya gambar yang timbul ketika disorot cahaya senter, namun mirip benar ya?

Lihat mahkotanya dan sosok tubuhnya? mengapa bisa begitu ? saya juga ndak paham, karena kan ini hanya alur bayangan dalam sebuah batu akik. Anak saya dapatnya pun sudah tahun 2012 lalu, jauh sebelum era demam batu yang berkepanjangan demamnya.
Dimensi akik bergalur "junjung derajat" yang sekaligus bermuatan "Nagaraja" di dalamnya ini cukup besar, bandingkan dengan koin di sebelahnya-foto Mung P



Akik  saya dengan 'kandungan' imaji Nagaraja bersisik emas, lagi mesem (senyum)






Buntut Nagaraja ini ternyata melipat hingga ke bagian belakang akik warna putih  ini. Saya lihat seksama... loh kok melipat buntutnya hingga ke belakang akik, jadi uniknya buntutnya ini tidak menumpuk dengan badan ular berkepala manusia dan bermahkota ini.
Pembaca bisa melihat foto di bawah ini untuk menyaksikan buntut Nagaraja yang tak terputus dan bersirip seperti ular naga :

Tampak belakang akik dengan buntut Nagaraja

Tampak belakang akik dengan buntut Nyi Blorong

Sedangkan tampak depan apabila tidak di-soroti lampu adalah sebagai berikut, difoto pada siang hari di luar ruangan :

Tampak depan akik Nagaraja


Tampak Belakang akik Nagaraja dengan buntutnya yang melipat dan bersirip

Tampak depan akik Nagaraja ini jika tidak disoroti lampu


Khusus untuk akik 'Nagaraja yang saya miliki ini, -saya cukup senang dan bangga- karena secara cukup luas ternyata juga sudah diketahui oleh para wartawan dan ramai dimuat di berbagai link situs berita di Indonesia, antara lain :

http://www.pewarta-indonesia.com/yang-terpinggirkan/yang-terpinggirkan/15905-unik-akik-nyi-roro-kidul-dan-akik-nyi-blorong.html

http://www.jitunews.com/read/11104/gempar-setelah-akik-nyi-roro-kidul-kini-muncul-nyi-blorong#axzz3Uygh23fe

http://celotehanakbekasi.com/unik-akik-nyi-roro-kidul-dan-akik-nyi-blorong/

http://www.harianterbit.com/hanterlife/read/2015/03/31/23928/38/38/Setelah-Nyi-Roro-Kidul-Kini-Ada-Akik-Nyi-Blorong

http://kolektor-batuakik.blogspot.com/2015/03/setelah-nyi-roro-kidul-kini-ada-akik.html

http://batugiok.id/setelah-nyi-roro-kidul-kini-ada-akik-nyi-blorong/

http://deltaindonesia.co/setelah-nyi-roro-kidul-kini-ada-akik-nyi-blorong/

http://petaniorganik.net/setelah-nyi-roro-kidul-kini-ada-akik-nyi-blorong/

http://batucincin.party/183/setelah-nyi-roro-kidul-kini-ada-akik-nyi-blorong.html

www.batujunjungdrajat.com/junjung-drajat/akik_junjung_derajat_sarana_pesugihan/jenis-batu-akik-junjung-derajat-sarana-pesugihan-nyi-blorong.htm

http://kabarbatuakik.blogspot.com/2015/03/setelah-nyi-roro-kidul-kini-ada-akik.html

http://memalukan.info/setelah-nyi-roro-kidul-kini-ada-akik-nyi-blorong/

http://tokobatu.com/setelah-nyi-roro-kidul-kini-ada-akik-nyi-blorong/

http://akik-kamsa.blogspot.com/2015/05/akik-nyi-blorong-adalah-akik-natural.html

http://www.cakranews.com/read/2015/03/31/623/0/25/Akik-Gambar-Nyi-Blorong

http://bacan.id/edisi-akik-gambar-setelah-nyi-roro-kidul-ada-akik-nyi-blorong/

http://obrolanbatuakik.blogspot.com/2015/03/setelah-nyi-roro-kidul-kini-ada-akik.html

http://blogbaruboss.blogspot.co.id/2015/03/setelah-nyi-roro-kidul-kini-ada-akik.html

Para pembaca sekalian saya persilahkan untuk meng- klik link situs-situs di atas untuk membuktikan bahwa berita akik Nagaraja  ini bukanlah isapan jempol belaka, namun ya inilah kenyataan akik Nagaraja milik saya sebagai sign and signifier atau dalam ilmu semiotika sebagai tanda dan penanda jaman demam batu Indonesia.

Untuk mengetahui diri saya, ada tautan info profil di sini.

Salam Demam Batu Indonesia !
(*)



Oleh : Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom, Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Jayabaya, Jakarta. Ketua I Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Nasional. 




Kamis, 05 Maret 2015

Santai di Sungai Musi





Bersantai bisa di mana saja, yang penting bisa menikmati waktu luang anda. Saya berkesempatan untuk rehat dan santai sejenak di tepian sungai Musi, Palembang Sumatera Selatan, Jumat (27/2/2015). Pemandangan di tepian sungai Musi ini sungguh elok, dan membuat kita betah untuk menikmati suasananya.

Pemandangan Jembatan Ampera nampak membentang dengan indahnya. Nama Jembatan Ampera atau Amanat Penderitaan Rakyat diberikan oleh Ir. Sukarno untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia mencapai kemerdekaan.



Lokasi yang saya pilih adalah tepat di depan benteng Kuto Besak, karena dari siang hingga malam hari suasana di kawasan depan Benteng Kuto Besak ini benar-benar semarak, oleh aktivitas orang yang lalu- lalang dan para pedagang.

Dari dermaga di tepian sungai Musi ini lah saya kemudian melanjutkan naik speed boat menuju ke Pulau Kemaro.

Saya tuliskan perasaan saya saat di tepian sungai Musi ini karena, jika saya tidak menuliskannya, saya khawatir memori saya akan keindahan sungai Musi akan sirna ditelan oleh kesibukan kehidupan.

Saya amati masih amatlah jarang orang yang bersedia menulisknan pengalamannya saat liburan atau travelling, karena alasan utamanya adalah : "MALAS".

Mengapa malas ? ya karena  saat liburan atau waktu luang kita mungkin akan rajin jeprat-jepret membuat aneka foto, selfa-selfie kesana kemari. namun foto kita itu hanya mengisi ruang media chat sosial saja. Dengan sebaris dua baris narasi. Artinya kita hanya akan memancing komentar dari circle ring kawan kita saja.

Namun jika kita mampu menuliskan pengalaman kita di Blog berdasar disiplin time line yang telah disediakan oleh blog, maka kita telah melatih diri kita untuk menuangkan kembali perasaan dan pengalaman kita menjadi sebuah artikel ringan.

Artikel ringan namun menjadi lebih nostalgic ketika kelak kita baca lagi setelah beberapa tahun mendatang. Kita jadi lebih bersyukur telah diberi Tuhan waktu yang cukup panjang untuk menikmati indahnya kehidupan, jika kita kelak sakit maka kita bersyukur pula telah diberi waktu, dan sembari memohon kesembuhan.

Intinya dengan menuliskan aneka pengalaman kita di blog ini, mencegah data kita tidak mudah hilang, dan lebih mudah bagi kita untuk melihat kembali dan membaca kembali pengalaman yang telah kita lalui.
Semoga bermanfaat, terutama bagi diri saya sendiri dan umumnya bagi para pembaca semuanya.  

Salam adventure jurnalistik. (*)

Minggu, 01 Maret 2015

Bertemu Patung “Pak Harto” di Pulau Kemaro





Mengunjungi Palembang, Sumatera Selatan kurang lengkap rasanya jika kita tidak menyeberang ke Pulau Kemaro di tengah Sungai Musi.  Di pulau ini terdapat kisah legenda Tan Bun An seorang pangeran dari China yang jatuh cinta dan kemudian meninggal bersama putri setempat di perairan dekat pulau ini.

Ya, namanya juga legenda maka belum ada catatan history secara komprehensif disertai dengan data dan fakta misalnya manuskrip asli dari jaman kuno tersebut.
Bagaimanapun, namanya juga legenda. Boleh percaya, dan tidak percaya juga tidak dilarang. Apalagi kita memaksakan percaya, maka juga tidak baik.

Karena itulah di Pulau Kemaro ini kemudian dibuat sebuah Kelenteng untuk mengingat legenda pangeran China tersebut.

Peristiwa di Pulau Kemaro yang membuat saya terkesan adalah saya bertemu dengan patung "Pak Harto” di tengah pulau ini, patung ini besar juga dengan tinggi 3-4 meter tentu saja patung yang dimaksud adalah sebuah patung simbol kepercayaan  tertentu. Saya tidak membahas kepercayaan tertentu.

Namun -sekali lagi-, yang  membuat saya amat terkesan karena wajah patung ini mirip benar dengan Pak Harto. Dan berulangkali saya harus tersenyum geli karena semakin dilihat, maka wajah patung ini adalah benar-benar mirip sekali dengan wajah Pak Harto. Sungguh menarik, anda bisa datang ke Palembang untuk mengetahui hal ini. Saya sarankan jalan-jalanlah ke semua tempat wisata di Palembang ini.

Saya mengunjugi Pulau Kemaro ini pada hari Jumat (27/2/2015) sore hari. Dan untuk mencapai Pulau Kemaro ini kita bisa menggunakan speed boat yang tersedia di  dermaga sungai Musi, kota Palembang.

Sangat indah pemandangan alam Sungai Musi dan Jembatan Ampera yang sudah terkenal semenjak jaman Bung Karno ini.

Mung Pujanarko dan "Patung Pak Harto" -ingat : "Patung Pak Harto" dalam tanda kutip, artinya bukan arti nyata.        foto diambil pada hari Jumat (27/2/2015).


Sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Untuk itu saya berusaha membuat memorinya di blog saya ini, karena sebuah memori yang kita simpan saja di otak, kita bisa terlupa kalau tak menuliskannya.

 Kita manusia  juga belum menemukan perangkat canggih yang membuat kita mengingat segala pengalaman kita sejak kecil hingga mati.

Mungkin suatu hari kelak ada alat yang bisa menghubungkan otak dengan device tertentu yang bisa membuat otak bisa disambungkan mirip hard disk yang bisa diakses oleh siapa saja bahkan ketika orang tersebut sudah meninggal. Kita bisa melihat segala pengalaman hidupnya. Kelak saya yakin manusia akan sampai pada jaman Otak menjadi Hard Disk memory.

Namun karena kita belum sampai pada jaman itu, maka memori yang saya simpan di otak ini saya simpan juga back upnya di blog saya agar kapanpun saya bisa melihatnya kembali.

Salam adventure jurnalistik. (*)

Selasa, 24 Februari 2015

Waspada Grandong di sepanjang Jalur Komering

Palembang- “Bagi para pengguna jalan yakni pengemudi kendaraan angkutan barang dan sepeda motor harap hati- hati ketika melintasi jalur Komering, wilayah Ogan Komering Ulu Timur” begitulah pesan Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol R Djarod Padakova ketika ditemui disela-sela pembukaan Pendidikan dan pelatihan jurnalistik Warga kerjasama antara PT.Makin Group dan Humas Polri (23/2).
Menurut  pihak kabid  Humas Polda, “ Pengemudi kendaraan angkutan barang dan sepeda motor lebih baik  selalu waspada ketika  melintasi jalur Komering, terutama pada malam hari  karena ulah Grandong”  ujar Kabid  Humas.
Ditanya lebih lanjut, kabid Humas menjelaskan bahwa Grandong adalah bukan makhluk ghaib namun istilah atau sebutan bagi perampok jalanan yang mengincar kendaraan korban.
Salah satu korban dalam yang tidak disebutkan identitasnya mengatakan bahwa kejadiannya terjadi pada malam hari.
 Ditambahkan oleh Humas Polda Sumatera Selatan  bahwa jalur Komering tersebut juga terdapat kerusakan jalan, puluhan lubang di sepanjang jalan. Apalagi lebar  jalan yang tidak memadai.
Dalam rangka mengatasi dan mencegah terjadinya kejadian tersebut terus menerus terjadi maka Polres Oku Timur dan Polsek di dalam wilayah hukum Polres OKU Timur senantiasa melakukan patroli di Jalur Komering tersebut. Sedangka untuk mengatasi puluhan lubang yang ada dijalan, Polres Oku Timur bersama-sama dengan Dishub Pemkab Oku Timur bergotong royong menutup lubang-lubang tersebut dengan batu. (ali/imung)





Senin, 23 Februari 2015

32 Peserta dari Makin Grup dan Humas Polri Mengikuti Pelatihan Jurnalistik

Peserta pelatihan Jurnalistik dari Makin Grup dan Humas Polda Sumatera Selatan

Mung Pujanarko, salah satu Nara sumber



Palembang- Sebanyak 32 orang peserta dari MAKIN Grup dan Humas Mabes POLRI mengikuti pelatihan Jurnalistik yang difasilitasi oleh pengajar dari PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia). Pelatihan ini digelar di Hotel Grand Zuri, Jl Rajawali no 8 Palembang, Sumatera Selatan dari hari Senin 23 Februari 2015 sampai dengan hari Jumat 27 Februari 2015.
 Pelatihan ini ditujukan bagi para petugas Humas untuk lebih mengenal ilmu jurnalistik, tidak hanya teori namun juga langsung praktek.
Menurut salah seorang peserta yakni AIPTU Awal Muharam dari Polres Ogan Komering Ilir menyatakan bahwa dirinya mengikuti pelatihan ini untuk menambah pengetahuan dan ilmu tentang dunia jurnalistik, serta juga ingin mendalami cara membuat berita secara akurat dan berimbang.
Sedangkan menurut  salah seorang peserta lainnya, yakni  Brigadir Jhoni Albert dari Polres Ogan Komering Ulu Selatan  menyatakan bahwa dengan pelatihan ini dirinya ingin bisa pula membuat berita secara cepat, juga menambah pengalaman di bidang jurnalistik dan menggali secara mendalam mulai dari hal terkecil sampai membuat pemberitaan secara lengkap dan komprehensif.
“Saya ingin bisa membuat berita secara cepat dan mudah tanpa kesulitan,“ ujar Brigadir Jhoni ketika ditemui di  sela-sela acara pelatihan di Hotel Grand Zuri, Senin (23/2).
Sementara itu menurut salah satu nara sumber yakni Wilson Lalengke, selaku Ketua Umum PPWI menyatakan bahwa  barang siapa yang mampu menerapkan ilmu mengolah informasi maka dirinya bisa menguasai seluk-beluk penggunaan media. “Barang siapa yang menguasai informasi maka dia menguasai dunia” ungkap Wilson Lalengke.
Nara sumber dari PPWI yang juga dosen jurnalistik yakni Mung Pujanarko menyatakan bahwa sebenarnya untuk membuat berita yang diperlukan hanyalah konsentrasi dan kemauan. "Dalam ilmu jurnalistik yang penting adalah bagaimana kita menyajikan fakta dan data," ungkap Mung Pujanarko. (*)
baca jugahttp://www.pewarta-indonesia.com/berita/nasional/15697-sejumlah-32-peserta-dari-makin-grup-dan-humas-polri-mengikuti-pelatihan-jurnalistik.html





Sabtu, 07 Februari 2015

Jayabaya dalam Expo Pendidikan Internasional





Bertempat di Hall B Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan Jakarta,  Universitas Jayabaya kembali mengukuhkan diri sebagai Universitas yang diperhitungkan dalam kancah Pendidikan Tinggi baik di Indonesia maupun pada tingkat Internasional regional ASEAN.
Universtas Jayabaya  kembali tampil sebagai pendukung dalam acara Pameran Pendidikan dan Pelatihan International Indonesia 2015 (Indonesia International Education and Training Expo) ke-24. Kegiatan  Expo berskala Internasional ini diikuti 100 peserta dari perguruan tinggi regional, nasional, dan internasional tersebut berlangsung selama empat hari dari Kamis (5/2/15) sampai Minggu, (8/2/15) di Hall B Gedung Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC).
Menurut Humas Jayabaya, Adi Sujana menyatakan bahwa Jayabaya sebagai Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi- akademi senantiasa berkomitmen memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk mendaftarkan diri sebagai mahasiswa di berbagai fakultas yang ada di  Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi Jayabaya.
“Dalam acara Expo Pendidikan Tinggi Internasional ke 24 ini, Universitas Jayabaya menunjukkan komitmen dengan selalu membuka kesempatan luas bagi para calon mahasiswa baru untuk mendaftarkan diri sebegai mahasiswa-mahasiswi pada Univertas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi  Jayabaya,” terang  Drs.Adi Sujana selaku Humas Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi Jayabaya kepada KOPI hari Jumat (6/2/15) di Hall B Jakarta Convention Centre.
Dalam Expo Perguruan Tinggi  ini masyarakat luas juga akan lebih memahami semua jurusan kuliah yang tersedia di Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi di Jayabaya yang sudah berdiri sejak tahun 1958.
“Jangan ragu untuk mendatangi kampus kami  yakni di Jl Pulo Mas Selatan Kav 23 Jakarta Timur pada telp 0214700892, atau di kampus C di Jl Raya Bogor Km 28 Cimanggis, Jakarta Timur pada telp 0218719958, untuk memperoleh informasi, sedangkan jumlah total alumni kami sudah sebanyak empat puluh dua ribu orang dari diploma, strata satu, strata dua dan strata tiga  yang merupakan alumni Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi Jayabaya" pungkas Adi Sujana. 



Mahasiswa FIKOM Jayabaya 
Saat Pembantu Dekan III Bagian Kemahsiswaan FIKOM Jayabaya yakni Mung Pujanarko memantau kegiatan tersebut pada hari jumat. Terlihat pengunjung dengan antusias silih berganti tanpa henti mendatangi stand  Jayabaya yang dijaga oleh para mahasiswa FIKOM Jayabaya dari mulai pukul 10.00 sampai 19.00 WIB. Kondisi tersebut sangat berbeda jika dibandingkan dengan stand perguruan tinggi lain yang pengunjungnya masih bisa dihitung dengan jari.
 
Kegiatan yang bertema "Good Education for Good Future" ini dibuka oleh Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan dihadiri oleh Kedubes Malaysia, Wakil Gubernur Akademi Militer Angkatan Darat, Kepala Penerbangan Angkatan Laut, perwakilan peserta dan Taruna Taruni AD dan AL. 
 
Para mahasiswa FIKOM yang hadiir untuk menjaga stand Universitas Jayabaya adalah antara lain, Sevina, Faradilla Haditya, Dea Ariesta, Yunia Mustikawati,  dan Farid Jamhari.
 
(*)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons