cari kata

Jumat, 26 Januari 2024

Horology pribadi

 Tadinya postingan ini draft. WebBlog saya ini mirip jurnal pribadi. Tidak ada yang baca ya bagi saya tidak ada masalah 😄

Bukan tujuannya untuk dibaca massal.

Hanya untuk journalling pribadi intinya.

Ok hari ini saya ingin tuangkan horologi pribadi saya.

Kecintaan saya pada arloji atau jam tangan.

Mula-mula saya ingat secara samar-samar, pertama kali dalam hidup saya memakai jam tangan, maklum waktu itu tahun sekira tahun 1984an, saya waktu SD saat itu dibelikan oleh ibu saya pertama kalinya jam tangan merk Casio. Saya tidak tahu typenya, hanya ingat tipis jamnya, dan saya pakai dengan senang hati karena untuk penanda waktu, maklum anak SD. Sayang saya tidak tahu typenya, tapi digital.

Penting bagi saya untuk mengingatnya. Bagi anak SD tahun 1980-an pakai digital Casio tentu menyenangkan pada jaman itu.😄

Kemudian saat tahun 1990 saat saya SMA saya pernah pakai juga jam Casio, typenya lupa.😌 tapi jam itu ada bullbar pelindungnya.

Kemudian jaman kuliah sekira tahun 1995 saya pakai Casio G-shock GT-001-1 G. 

Jam tersebut saya pakai hingga saat saya sudah menikah dan bekerja sebagai jurnalis sampai tahun 2005 kemudian jam itu hilang. 

Karena G Shock itu hilang, maka saya kemudian beli Casio G-Shock G-300-3AVDR Digital Analog Black Resin Band pada tahun 2007.

Jam Casio G Shock G-300-3A ini Release pertama oleh Casio pada tahun 2005. Module 3750, Series : 300, subseries : G-300.



Kemudian mulai tahun 2018 saya pakai Seiko 5 Sports SNZG09K1 Military Automatic Green Dial Green Nylon Strap. Automatic movement ini impresif bagi saya yang saat itu baru memakainya. 

Seiko automatic ini handal. Tidak perlu baterai. Cukup gerakan tangan sudah membuat jam ini beroperasi normal.

Seiko automatic 5, awet sekali. Beli sekali untuk selamanya😁


Seling pakai, pada tahun 2020 saya beli Casio Duro MDV-107-1A2 Diver. 



Seling pakai juga beli tahun 2021 Casio AE-1200WH-1AV.


Casio AE-1200WH-1AV ini daily saya pakai karena ringan dan durable.

 Ketiganya berperforma baik dan masih tetap saya pakai tanpa ada keluhan. Mungkin ya karena segi originalitasnya, bukan kw atau fake. Benar mungkin kata netizen bahwa pakai jam kw /fake sama dengan menipu dan merendahkan diri sendiri.🧐



Horology pribadi ini kenapa saya tulis di jurnal  pribadi, karena sebagai penanda kecintaan pada horologi😊🙂

Saya bukan kolektor, bukan penggila jam kelas berat (berat di harga) 😆, cuma tahu horologi dari pengalaman pribadi saja dan suka pada Casio dan Seiko.

Masih menjadi pertanyaan pribadi dimana pribadi saya juga tak bisa jawab : "kenapa walau punya tiga buah jam tangan yang performanya sangat handal, tapi kok masih ngiler lihat inceran jam lagi😅"

Bukankah jam cuma penunjuk waktu ?

Kenapa jadi ada rasa hawa nafsu ingin punya type baru lagi ?🙄🥲

Ini pertanyaan yang tetap jadi kontemplasi saya. Apakah karena ada rasa kompensasi tertentu yang membekas di hati ?

Jawabnya mungkin pernah pengalaman kehilangan jam G-shock GT-001-1 pada tahun 2005 membuat masih ada rasa lubang dalam hati yang butuh ditambal.😇😁

Atau memang secara jurus marketing dikatakan ada jam "entry level". 

Lah  kalau entry level kan berarti bisa level up dan seterusnya kalau nuruti bunyi iklan jam.😁

Kamis, 18 Januari 2024

Mental Setting

 Mind set itu mengatur setting otak

Di setting tertentu dengan tujuan tertentu

Mental setting adalah mengatur mental agar sesuai dengan kondisi yang tengah dihadapi.

Makin memaksa makin terjerat

Mental harus di atur sejak awal sebelum melakukan hal.

Mental harus mendalami ilmu.

Tidak dalam maka mental tidak siap.

Dalami ilmunya agar mental siap.


Kamis, 04 Januari 2024

Beda nge-blog dan Bermedsos

 Blog ini tergolong awalnya sebagai media sosial yang 'anti social' mengapa ?

Blog bukan medsos yang populer.

Web log mirip seperti log book pribadi yang bisa diakses siapa saja, namun siapa saja yang mengakses tak bisa leluasa berinteraksi meski ada kolom komentar. Blog dipandang kurang hype dan kurang seru untuk saling bertukar komunikasi secara langsung, secara multimedia, dan dengan banyak pengguna sekaligus. Tidak seperti aneka platform medsos yang populer.

Di blog tidak bisa asyik intens berinteraksi seperti halnya medsos yang lain.

Media sosial merupakan platform yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari. Semisal yang populer adalah :

WhatsApp. ...

Instagram. ...

Facebook. ...

Tiktok. ...

Telegram. ...

Twitter. ...

Facebook Messenger...

Itu semua adalah deretan media sosial yang populer dan banyak penggunanya.

Web log atau blog  seperti halnya log note atau log book yang ditulis oleh satu orang atau lebih namun hanya berisi pesan komunikasi yang mirip manifesto-manifesto acak, atau catatan-catatan informasi yang terkumpul dalam sebuah laman web log.

Mengapa ada web log ?

Singkatnya manusia dalam hidupnya yang singkat terkadang dalam hidupnya dia punya buku resep masakan keluarga, punya catatan-catatan nasehat, punya catatan-catatan info yang dulunya ditulis di buku note atau berserak di catatan-catatan random. Dengan ditemukannya web log , semua resep, catatan-catatan, memory, peristiwa yang dialami, dan sebagainya bisa dituangkan secara online.

Tidak lagi takut hilang bahkan bisa ditemukan oleh orang lain melalui mesin pencari.

Para jurnalis online juga rara-rata berlatih menuangkan jurnalnya sebagai bentuk komunikasi baik itu sekadar berita atau feature di laman web lognya. Itulah mengapa menulis di web log penting untuk mengasah ketrampilan jurnalis.

Bagi saya ngeblog ini benar-benar membebaskan.

Begini saya sebagai manusia sosial tentu juga ingin bercerita, berbagi kisah. Mencurahkan pengalaman dan pengetahuan.

Kadang juga saya setelah mengunjungi sebuah lokasi ingin juga berbagi atau share foto.

Tapi berbagi foto video dan kisah ini bagi saya, saya pikir dalam-dalam lagi.

Seandainya saya punya medsos atau katakan saya betbagi foto-foto di status whatsapp. Saya berpikir apakah sy nanti dianggap pamer oleh para kontak saya ?

Nah, di blog ini saya bebas dari anggapan pamer itu 😂😅😁



Selasa, 02 Januari 2024

Oversharing

 


Saya menonton film "Bokeh" yang merupakan film fiksi ilmiah arahan Geoffrey Orthwein dan Andrew Sullivan. Bercerita tentang sepasang kekasih, Jenai dan Riley, yang berlibur ke Islandia. Namun, perjalanan mereka tiba-tiba berubah ketika mereka bangun satu pagi dan menemukan bahwa seluruh populasi manusia di planet ini telah menghilang. 



Mereka ditinggalkan dalam keheningan dan kehampaan, menghadapi pertanyaan-pertanyaan besar tentang arti hidup dan kehidupan mereka yang baru.

Film berjudul "Bokeh" ini saya renungkan benar, karena si Jenai yang mendadak tidak bisa men-share ke orang-orang atau membagikan apa-apa di medsosnya ke orang-orang terdekatnya, karena tak ada lagi siapa-siapa lagi.

Rupanya sebelumnya Jenai ini suka sharing apapun juga di medsosnya.

Jenai terlihat memang sudah tak bisa hidup tanpa media sosial. Hampa terlihat hidupnya ketika dia tak bisa dapat respon dari postingan medsosnya

 Mau sharing ke siapa dia lhawong tak ada siapa-siapa lagi.

Itu gambaran film Bokeh yang saya tonton.

🏝🏜🏞⛰️

Saya menarik nafas sejenak, saya ingat benar sebuah filsafat dari ayahnya ayah saya yakni kakek saya adalah : mingkem.

Ya cukup satu kata : mingkem. Filsafat mingkem ini ditunjukkan oleh kakek saya dengan isyarat kakek saya yang menunjukkan kepada keluarga terdekatnya dengan sebuah isyarat gesture wajah mengatupkan erat kedua bibirnya. Hal ini terus dinasehatkan bahkan pada saat-saat beliau hendak meninggal. Isyaratnya : jagalah lisan-mu. Mingkem. Sunyilah. Menepilah dari keramaian saling menunjukkan. Karena lebih baik diam daripada bicara, over bicara, over sharing, over pamer yang tak ada kebaikannya sama sekali.

Mingkem ini sekarang di era oversharing medsos tentu sulit dilakukan. Semua aspek kehidupan di share.

Makan di-share, tidur di-share, mandi di-share, olahraga di-share, kerja di-share, prestasi di-share, achievement wow ya di-share sampai licin tandas, semua di-share di medsos. Bahkan muncul istilah pula sharenting atau parenting yang di-share di medsos.

Bahkan hal terpenting untuk di-share di medsos adalah : posting foto liburan. Apalagi liburan di luat negeri

Jaman dulu, jaman saya kecil hingga jaman saya SMA dan kuliah, foto-foto liburan itu hanya ditaruh di album foto dan ditaruh di lemari saja 😄. Ya jaman pre-medsos, album foto bukan untuk dilihat umum bahkan foto liburan bukan untuk seluruh umat manusia. Karena jaman album foto itu, keluarga memotret liburan untuk keluarga melihatnya di album foto saja. Sayapun masih bisa lihat foto-foto liburan keluarga di album foto konica yang ditaruh di rak lemari buku. Hahaha...maklum saya lulus S1 th 1998.

Semua hal di-share sekarang di medsos.

Semua ingin kita pamerkan. Kebutuhan dasar untuk pamer ini belum pernah terjadi sebesar dan se-massif ini dalam sejarah umat manusia sebelum medsos ditemukan 😁

Semua hal yang menurut kita baik dan lucu atau unik, atau keberuntungan kita yang tidak dipunyai orang lain sangat butuh kita pamerkan. Karena ingin menunjukkan bahwa : kita lebih alim, kita lebih pintar, kita lebih beruntung, kita lebih baik dan segala kelebihan. Mirip situasinya ketika seorang kaya mengarak peti-peti berisi kunci-kunci pintu-pintu dan lemari-lemari harta benda. Peti-peti yang diarak dipanggul ratusan orang itu baru berisi kuncinya loh. Bayangkan peti-peti berisi kunci-kunci pintu perbendaharaan harta itu dipikul diarak di sepanjang jalan dipertontonkan kepada orang orang.

 Pamer intinya.

Sebenarnya oversharing terutama sharing tentang idea kita, kita bisa bebas kita lakukan di blog karena tak ada yang keberatan, tidak ada juga yang komen, karena tak ada yang baca juga 🤣. 

iya Ada sih yang baca (duikiit) atau lihat blog tapi batin yang baca : orang yang ngeblog ini ya bukan buat pamer sih tujuannya. Karena ga ada tujuan pamer juga kalau ngeblog seperti ini, kalau pamer ke teman-teman ya ngapain posting di blog 🤣 kan goblog adanya🤣

Ga ada yang protes atau nyinyir atau komen ketika kita share idea kita di blog, mau ide apa saja tidak ada pengaruhnya. Karena ya tidak ada yang baca 😁😁🤣🤣

Juga bagi yang mau komen julid juga tak seru, karena julid juga butuh mass audience. Julid online adalah api yang butuh minyak bakar dari saling komen yang panas antar netizen.

 Sampai keringetan dan jantung emosi tatkala saling julid-emosi-nyinyir berbalas nyinyir, saling bersautan di hutan medsos. 

Saya tak punya insta, fb, x dan aneka permedsosan, saya hanya punya blog ini untuk share secara searah, tapi saya bisa membayangkan suasana hutan medsos dengan suara riuh saling bersahutan.

 ...dan membayangkan saja sudah cukup bagi saya...

Para komentator julid tak ada yang mau komen di blog. Bagi hater atau julider komen julid karena negative, maka butuh ingin impak besar juga.

Kalau komenan hater atau julider ya ga ada yg posting di blog, rugi. Karena hate dan julid butuh energi, butuh perlawanan. Di blog ngapain komen julid ga ada lawannya🤣🤣

Di blog ini tak ada mass audience yang interaktif. Ga ada. Ga ada yang seru perang komenan saling berbalas pro dan kontra. Ga ada. Ini seperti kita teriak di lembah sunyi yang gaung gemanya ya kembali ke si blogger nya lagi.🤣

#saya tak punya akun medsos.😄

Bukan berhenti medsos, melainkan saya memang tidak pernah punya akun medsos (media sosial) seperti Facebook, Twitter (X), Instagram, atau Path, atau medsos2 kekinian baik itu untuk memamerkan aktivitas harian, atau sekadar iseng. 


Oversharing yang super garing adalah :

1. Your goals. 

2. Your relationships. 

3. Your finances. 

4. Your problems. 

5. Your weaknesses. 

6. Your lifestyle. 

7. Your philosophy towards life. 

8. Secrets and gossip!

9. Keluhanmu !

10. Resahmu dan gelisahmu !


80% ga ngurus, 20% selintas info😄

80% orang ga pduli 20% orang mensyukuri. Mirip anak - anak kecil bilang : sukur kon, sukurin luh!

😆😅🤩

Post 2

Shadow character people ya sedapat mungkin pura2 simpati pada oversharing mu🙃

Minggu, 24 Desember 2023

Kronik Benggol 2,5 Cent

 Tulisan ini menyambung ulasan lalu.

Koin benggol 2 1/5 cent yang berbahan tembaga ini dicetak sejak tahun 1856 sampai dengan tahun 1945 dan berlaku hingga tahun 1950-an.

Dalam kurun waktu 16 tahun cetakan, koin benggol dicetak dengan jumlah yang bervariasi setiap tahunnya. Pencetakan paling sedikit terjadi pada tahun 1896 sejumlah 1.120.000 buah dan terbanyak pada tahun 1945 sebanyak 200.000.000 buah.

Di bawah ini saya tunjukkan secara lengkap ke-16 emisi tahun cetakan koin benggol nederlandsch indie dari kronik tahun perdana th 1856 hingga cetakan 2 1/2 cent terakhir tahun 1945.

Emisi cetakan ke-enambelas yang merupakan emisi cetakan terakhir koin nederlandsch indie pecahan 2,5 cent tahun 1945

Emisi cetakan ke-lima belas koin nederlandsch indie pecahan 2,5 cent tahun emisi th 1920


Emisi cetakan ke-tigabelas koin nederlandsch indie pecahan 2,5 cent tahun cetakan 1914

Emisi cetakan ke-empat belas koin nederlandsch indie pecahan 2,5 cent tahun 1915

Emisi cetakan ke-duabelas koin nederlandsch indie pecahan 2,5 cent tahun 1913

Emisi cetakan ke-sebelas koin nederlandsch indie pecahan 2,5 cent tahun 1909

Emisi cetakan ke-sepuluh koin nederlandsch indie pecahan 2,5 cent tahun 1908

Emisi cetakan ke-sembilan koin nederlandsch indie pecahan 2,5 cent tahun 1907

Emisi cetakan ke-delapan koin nederlandsch indie pecahan 2,5 cent tahun 1902

Emisi cetakan ke-tujuh koin nederlandsch indie pecahan 2,5 cent tahun emisi 1899

Emisi cetakan ke-enam koin nederlandsch indie pecahan 2,5 cent tahun 1898

Emisi cetakan ke-lima koin nederlandsch indie pecahan 2,5 cent tahun 1897

Emisi ke-empat 1896


Emisi cetakan ke-dua koin benggol 1857
Dan emisi cetakan ke-tiga 1858

1856 awal emisi perdana uang koin benggol nederlandsch indir  2,5 cent tahun emisi pertama 2,5 cent tahun 1856



Kronik Koin Benggol 2,5 (2 1/2) cent Nederlandsch Indie

Emisi perdana awal koin benggol pecahan nominal 2,5 cent nederlandsch indie diterbitkan di masa gubernur jenderal Charles Ferdinand Pahud de Mortanges (18 April 1803 – 31 Agustus 1873), ia adalah Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke 51. Ia memerintah antara tahun 1856 – 1861.

Emisi bersejarah koin 2,5 cent
 Emisi tahun 1856 merupakan emisi perdana awal cetakan koin benggol nederlansch indie "kerikan/kerokan" 


Emisi ke-dua th 1857 dan emisi ke-tiga 1858


Pada masa pemerintahan Charles Ferdinand Pahud ini pula praktik perbudakan di Hindia Belanda dilarang sejak 1 Januari 1860.

Charles Ferdinand Pahud adalah anak seorang kepala sekolah yang berasal dari Lausanne, Swiss.

Tahun 1856 ini sejarah juga mencatat adanya Aturan Penerbitan yang memberikan kekuasaan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk melakukan sensor pra-penerbitan terhadap pers tanpa kesempatan naik banding atau peninjauan kembali.

Maret 1856, sejarah mencatat Eduard Douwes Dekker dipecat dari posisinya di pemerintahan di Jawa Barat setelah menuduh para bupati setempat melakukan korupsi. 

(Belakangan pada 1860, dengan nama pena "Multatuli", ia menulis novel "Max Havelaar", yang mengungkapkan kondisi-kondisi dan penindasan di Jawa oleh pemerintah kolonial kepada para pembaca di Belanda.)

Tercatat pula dalam sejarah pada tanggal 23 Oktober 1856, dimulai pengoperasian layanan jasa telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dengan Buitenzorg (Bogor).

Khusus koin benggol pecahan 2,5 cent ini diterbitkan perdana pada tahun 1856. Disusul emisi kedua tahun terbitan 1857 dan emisi ke tiga koin benggol 2,5 cent tahun 1858.


Benggol langka 1896


Emisi 1897

1898

1899


Benggol 2,5 cent tahun 1896 dicetak hanya sebanyak 1.120.000 keping yang merupakan jumlah paling sedikit.

Benggol 2,5 cent emisi cetakan ke-empat tahun 1896, emisi ke-lima 1897, emisi ke-enam 1898, emisi ke-tujuh 1899 dicetak pada masa gubernur jenderal Carel Herman Aart van der Wijck.

Ia diangkat menjadi Gubernur-Jenderal oleh Ratu Emma van Waldeck-Pymont pada tanggal 15 Juni 1893. Ia lalu mulai memerintah antara tanggal 17 Oktober 1893 sampai tanggal 3 Oktober 1899. Pada masa pemerintahannya dilakukan operasi "pengendalian Lombok" (Lombok pacificatie) karena orang Lombok (Sasak) memberontak terhadap orang Bali yang menguasai daerah itu. Belanda membantu Lombok menyerang istana Cakranegara di Ampenan. Setelah kerajaan ini takluk dan istananya dibakar, Belanda mengklaim Lombok sebagai wilayahnya. Dari operasi inilah Naskah Negarakretagama diselamatkan dari pembakaran dan dibawa ke Belanda.

Pada tahun 1921, namanya diabadikan sebagai nama kapal mewah yang tenggelam di perairan Jawa pada tahun 1936. Kisah ini diceritakan kembali oleh Hamka dalam bukunya yang berjudul 'Tenggelamnya Kapal Van der Wijck'. Namanya juga diabadikan dalam saluran irigasi yang membentang 17 km di wilayah DI Yogyakarta (Saluran Van der Wijck).


Tabel lengkap seri emisi koin benggol 2,5 sen





Emisi Benggol 2,5 cent tahun 1902

Emisi benggol 1902 dicetak sebagai emisi ke - delapan cetakan nominal 2 1/2 cent pada masa gubernur jenderal Willem Rooseboom.
Ia memerintah antara tanggal 3 Oktober 1899 sampai tanggal 1 Oktober 1904.

.

2 1/2 cent tahun 1902

Ada catatan sejarah yang lucu pada tahun 1902 ini yakni Pada akhir November 1902, terjadi perampokan di De Javasche Bank (bank sentral) di Batavia.  Pelaku dari aksi perampokan ini adalah sepasang kakak beradik, Herman Gentis dan Cornelis Mauris Gentis.  Keduanya membobol De Javasche Bank tepat di siang bolong. Setelah mendapat sejumlah uang, keduanya kabur menggunakan delman yang mereka bajak.  
Mereka membawa delman tersebut ke Jembatan Merah dan lanjut kabur menuju Menteng.  Saat sampai di Kramat, mereka mengganti delmannya dengan kereta yang ditarik dua kuda dan kabur ke arah Bogor. Polisi pun terus berusaha untuk mengejar mereka dengan dibantu masyarakat.  Salah satu pelakunya berhasil ditangkap, yaitu Herman, sedangkan Cornelis berhasil meloncat kabur.  
 Proses Interogasi Setelah Herman Gentis berhasil ditangkap, ia segera diinterogasi oleh Adolf Wilhelm Verbond Hinne, kepala polisi wilayah Tenabang saat tahun 1902.  Saat proses interogasi, mereka menemukan sejumlah 4.000 gulden di dalam sakunya, sedangkan di dalam kereta ditemukan uang sebesar 8.750 gulden.  Di tempat lain, Cornelis juga rupanya berhasil ditangkap ketika sedang melarikan diri ke arah Bogor.  Ia berhasil dikepung oleh Camat Sukasari sampai akhirnya ia berhasil tertangkap.  Namun, saat sampai di kepolisian, kondisi kepala Cornelis sudah dalam keadaan buruk. Rupanya saat proses penangkapan, ia terus berusaha melawan, akhirnya kepala Cornelis dipukul oleh salah seorang penduduk menggunakan tongkat hingga terluka parah. Akhirnya, Herman dan Cornelis dijebloskan ke penjara selama 15 dan 10 tahun, sesuai keputusan Raad van Justitie di Batavia. 
Ada-ada saja ya 😅


Emisi benggol tahun 1907, 1908, 1909


 Emisi benggol pecahan 2,5 cent th 1907 adalah cetakan emisi ke -sembilan, kemudian pemerintah hindia belanda mencetak koin 2,5 sen emisi ke -sepuluh tahun 1908, dan emisi ke -sebelas tahun 1909 dicetak pada masa gubernur jenderal Johannes Benedictus van Heutsz yang diangkat menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda mulai tahun 1904 sampai 1909, menggantikan W. Rooseboom (1898-1904). Oleh karena prestasinya yang dianggap gemilang dan kemampuannya memahami serta mengatasi kerumitan di Hindia Belanda, dia dianugerahi jabatan tertinggi di Hindia Belanda, yaitu gubernur jenderal.

Dia memperkenalkan sekolah dasar di desa-desayang mana pengajarannya diwajibkan menggunakan bahasa Indonesia (menggunakan dialek Melayu).
Emisi bersejarah tahun 1908. Saya pribadi suka koin ini karena tahun 1908

Masa tahun 1908 ini spesial bagi saya, karena dalam sejarah ditandai dengan peristiwa penting yaitu berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908).


Emisi benggol 1913, 1914 dan 1915





Emisi benggol pecahan 2,5 cent emisi ke -dua belas tahun 1913,  emisi ke -tiga belas 1914 dan emisi ke - empat belas tahun 1815 dicetak pada masa gubernur jenderal hindia belanda bernama Alexander Willem Frederik Idenburg.
Ia menjabat dari tanggal 18 Desember 1909 sampai tanggal 21 Maret 1916.

Sebelum menjadi Gubernur-Jenderal Hindia Belanda, Idenburg pernah menjadi Gubernur Suriname, dari tahun 1905 - 1908. Sekitar 20 tahun setelah ia berhenti, menantunya Abraham Arnold Lodewijk Rutgers juga menjadi Gubernur Suriname.

Sejarah mencatat pada tahun 1912 berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij. Pada tahun itu juga Haji Samanhudimendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang. Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia ditandai berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908 , dengan sebelumnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo.


Benggol emisi 1920

Benggol 2,5 cent emisi tahun 1920 dicetak sebagai emisi pecahan 2,5 cent cetakan ke -limabelas pada masa Gubernur jenderal hindia belanda Johan Paul van Limburg Stirum

Johan Paul van Limburg Stirum pada 1924
Gubernur Jenderal Hindia Belanda
Masa jabatan 21 March 1916 – 21 March 1921.


Emisi 2 1/2 cent tahun 1945

Emisi terakhir yakni emisi ke -enambelas adalah koin benggol 2,5 cent hindia belanda tahun 1945.
Emisi benggol koin 2,5 cent nederlandsch indie cetakan tahun 1945 ini dicetak dengan jumlah terbanyak tercatat 200.000.000 keping. Emisi ke -enambelas inilah yang paling banyak untuk kerokan /kerikan rakyat yang masuk angin. Ini masuk angin sebenarnya bukan kategori jenis penyakit yaa😅. Mungkin fatigue yang ketika dikerok jadi mendingan😄😁🙏

Emisi terbitan tahun 1945 ini menjadi cetakan koin benggol 2,5 cent terakhir. Koin unik bersejarah ini adalah cetakan benggol kerokan terakhir pada emisi penerbitan koin pecahan 2,5 cent tahun 1945 pada era Gubernur jenderal hindia belanda Hubertus Johannes van Mook dengan masa jabatan 1942 – 28 Oktober 1948. Uniknya koin ini masih berlaku di masyarakat hingga tahun 1950-an.

Sejarah membuktikan kita Bangsa Indonesia 🇲🇨 merdeka pada 17 Agustus 1945.
Namun belanda masih melakukan serangan perang kepada Republik Indonesia hingga tahun 1949.
 Kemudian akhirnya tepatnya pada tanggal 27 Desember 1949 Belanda mengakui kedaulatan NKRI.

Belanda menganggap kemerdekaan Indonesia baru terjadi pada 27 Desember 1949, yaitu ketika soevereiniteitsoverdracht (penyerahan kedaulatan) ditandatangani di Istana Dam, Amsterdam. Di Belanda selama ini juga ada kekhawatiran bahwa mengakui Indonesia merdeka pada tahun 1945 sama saja mengakui tindakan politionele acties (agresi militer) pada 1945-1949 adalah ilegal.

 (*)

Jumat, 22 Desember 2023

Magnet

 Vibes seseorang mampu menarik orang lainnya.

Vibrasi orang yang gembira mampu menarik orang lainnya untuk ikut gembira / ikut merasakan kegembiraan.

Vibes orang sukses mampu menarik bak magnet bagi orang-orang yang ingin sukses. Sukses dalam hal apa saja.

Wisata juga demikian.

Magnet tempat visata vibrasinya digaungkan dari vlog-blog dan foto-foto influencer.

Kesan damai, sejuk dan lapang (spatial place) membuat sebuah tempat menjadi magnet bagi orang orang yang sumpek dalam kesehariannya.

Tahun 2024 depan jika kesumpekan orang makin menghimpit keseharian maka hiburan-hiburan baik orang, dan tempat menjadi magnet kuat menarik perhatian orang-orang yang sumpeg.

Minggu, 17 Desember 2023

Wisata Akhir Pekan dan Musim Liburan Tahun Baru

 

Jl pajajaran bogor, hari minggu (17/12
) macet parah 😄


Cisarua, Bogor, macet pol

Rata - rata pendapatan penghasilan kaum menengah dan karyawan diistilahkan dalam istilah : middle income trap. Artinya jumlahnya tidak terlalu sedikit namun juga tidak terlalu banyak. Stagnan di posisi penghasilan middle income.

Menimbang pendapatan maka pengeluaran biaya Wisata biasanya dipilih yang :

1. Ramah budget /murah meriah.

2. Instagramable (oke untuk diupload di medsos).

3. Tidak terlalu jauh pulang - pergi.

4. Ada kuliner murah meriah => mengenyangkan *full carbo & sugar.

5. Pakai motor masih oke dengan jarak tempuh tidak terlalu jauh.

Sementara pertumbuhan jumlah tempat wisata jelas tidak sebanding dengan pesat tambahnya jumlah penduduk.

Tempat wisata tidak banyak bertambah tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang ingin berwisata.

Anak-anak bocil ya pengen wisata bersama-sama. 

Penduduk kota besar di akhir minggu apalagi akhir tahun jelas pasti membanjiri tempat- tempat wisata seperti semut berbondong keluar dari sarangnya yang sumpek.

Penatnya hidup dengan jargon viral " hidup lagi capek-capeknya..." membuat semangat wisata murah meriah makin membara 🔥

Hal ini tertanam di benak orang-orang.

Maka ekspektasi setelah melihat foto-foto wisata yang diunggah estetik instagramable namun justru berbanding terbalik dengan realiti saat wisata itu sendiri😅

Suasana macet liburan di jalan Cisarua Puncak Bogor


Cendol dawet adalah fenomena overtourism di mana saja tempat wisata yang full pengunjung pada weekend dan yearend.

Macet, bensin tipis, overcrowded, overtourism, antri kuliner, adalah suasana tempat wisata viral yang kontennya seolah menjanjikan spot foto yang instagramable = layak dipamerkan. 😁

Ini kebetulan saya nulisnya saat hari minggu (17/12), dimana setelah lihat kemacetan saya pilih untuk wisata batin di rumah saja 😅😅😄😄.

Wisata batin itu ya membaca, tambah ilmu pengetahuan, hati tenang.

Hari sabtu-minggu atau long weekend sekalipun pilih di rumah santai, tenang hemat energi, sambil lihat youtube tentang ramai dan over crowdednya tempat-tempat wisata di Bogor. Terimakasih para vlogger youtuber untuk liputan wisata akhir pekan dimana menunjukkan orang lihat banyak orang😅

Foto jempol kaki saya pun saat saya duduk santai di teras pasti tak layak dipamerkan di instagram. Kebetulan pun saya tak punya fb juga tak punya insta, pun nihil x dan tiktok, cuma blog ini saja yang juga pembaca juga tak ada, jadi tak bisa dibilang pamer. Kenapa ?

Pamer itu ada targetnya. Targetnya biasanya keluarga sanak dan teman yang dulu meremehkan dan membully 😅😅😁😁

Target pamer adalah teman agar valid. Lha kalok ini blog targetnya ga ada. Untuk siapa juga ga ada paling banter untuk saya baca sendiri sambil ketawa😁😁😅😅


Wisata untuk pamer di medsos, jargon viral : "wisata biar kayak orang-orang😅😁" bila uangnya ga ada ya pinjol atau gesek kredit buat wisata biar kayak orang-orang😁


Quote : "Wisata dengan uang utangan lebih menyedihkan daripada wisata over tourism dengan uang tabungan 😅" Aiww sedih ga sih uang hasil tabungan untuk wisata orang lihat orang banyak mencendol dawet😅😅

"Mantai ah biar kayak orang-orang...ehh bener dah semua orang pada ke pantai...😅😅🤣🤣"



Sejarah mencatat liburan akhir tahun 2023 ini diwarnai dengan overtourism. Massa turis lokal berbondong-bondong serentak bergerak membanjiri tempat-tempat destinasi wisata yang favorit misal di Lembang dan Ciwidey Bandung.

Bromo jatim juga dilaporkan sangat overtourism.



Semua tempat wisata yang fave dan hype menjadi cendol dawet 😅😅

Tujuannya satu : "untuk foto wisata estetik di medsos agar kayak orang-orang" 🤣🤣🤣😅😅




Dieng libur nataru 2023 ke 2024




Ekspektasi Niat piknik cantik estetik, realiti adalah : jumlah wisatawan tidak sebanding kapasitas dan jumlah tempat wisata.

Hitung saja begini : penduduk satu kota besar hampir misal penduduk Jakarta 2023 diproyeksikan sebanyak 10.679.951 jiwa. Nah, itu baru satu kota. Jika dikombinasi antara probabilitas wisatawan satu kota ditambah wisatawan dari daerah lain dengan satu tujuan destinasi, maka jelas terjadi ketimpangan antara pertambahan atau jumlah destinasi wisata favorit dengan bertambah signifikannya jumlah wisatawan dari tahun ke tahun.

Semua ada satu tujuan : foto wisata estetik nan ciamik 🙏😁

Ingat macet horror Puncak Bogor setiap long weekend.

Ingat lah wahai semua bahwa setiap long weekend maka Puncak Bogor akan horror macet pol.

Bisa-bisa belasan jam di tengah lautan macet di Puncak.
Jalur Puncak itu buka tutup dan ganjil genap ketika weekend. Parah lebih parah ketika long weekend semisal jumat- sabtu- minggu ndilallah senin pun libur pisan.
 Wah maka bisa dipastikan kawasan Puncak Bogor akan horror akan lock in arus bertumbuk arus bertemu macet. 
Kendaraan itu jumlahnya bisa 100 ribu di Puncak ketika long weekend.
Overtourisme

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons