cari kata

Senin, 04 November 2013

Pelatihan Jurnalistik untuk Tingkatkan Skill Anggota Paspampres

Mung Pujanarko dan Lettu (CPM) Sahrul (peserta diklat)


Dalam rangka meningkatkan skill anggota TNI terutama anggota Paspampres maka PPWI  bekerja sama dengan pihak panitia  dari pihak Paspampres mengadakan pelatihan Jurnalistik.

Pelatihan jurnalistik ini digelar  di Mako Paspampres di Jl Tanah Abang II no 6 Jakarta Pusat. Pelatihan ini digelar mulai dari tanggal 25- 29juni 2013.

Menurut anggota TNI dari Paspampres yakni Lettu (CPM) Sahrul sebagai peserta mengatakan bahwa dengan pelatihan ini maka diharapkan dapat meningkatkan profesionalitas anggota TNI, “Anggota Paspampres juga sebaiknya tahu seluk beluk pelatihan jurnalistik, karena berguna sekali di lapangan” ujar Lettu Sahrul.

piagam dari paspampres

Menurut Ketua Umum PPWI yakni Wilson Lalengke menyatakan bahwa PPWI amat gembira dan bangga mendapat kesempatan untuk membagi ilmu jurnalistik kepada para anggota TNI, terutama dari angota Paspampres. 




“Kami dari PPWI tentu saja merasakan adanya kepercayaan dari pihak pimpinan TNI terutama dari Pimpinan Paspampres untuk dapat menjalin kerjasama dengan  TNI pada umumnya “ ujar Wilson dalam kesempatan wawancara dengan media.  (*)

Anggota TNI Terampil Membuat Quick News

Letkol (CAJ) Koesmiani -salah satu peserta

    Sebanyak 20 orang anggota dan PNS TNI mendapat pelatihan membuat berita cepat atau spot news di Balai Wartawan Puspen TNI Cilangkap, Jakarta, tanggal 5 September 2012.  Yang dibimbing oleh Mung Pujanarko, S.Sos, M.Ikom. Dosen Jurnalistik Univ Jayabaya.
    Dalam proses belajar mengajarnya  Mung Pujanarko yang juga dosen di Universitas Bung Karno dan Universitas Jayabaya ini mengajarkan para peserta pelatihannya, bagaimana membuat berita secara cepat.  Diawali dengan berlatih menata filkiran dengan belanja 5W + 1H dan menuangkannya kedalam tulisan secara cepat. Para siswa dituntut  untuk dapat langsung mempraktekkan bagaimana membuat berita sebanyak 150 kata dalam waktu tidak lebih dari 10 menit. Menurut Imung panggilan akrab Mung Pujanarko, 150 kata adalah Standar Operasional Prosedur Quick News / berita cepat tayang, untuk beberapa media radio, berita lelevisi maupun beberapa media on line untuk running news.
     Pelatihan yang dilaksanakan Puspen TNI ini dimaksudkan agar dijaman platinum ini Angota dan PNS TNI dapat dengan cepat memberitakan setiap kegiatan yang dilaksanakan satuannya melalui media massa, khususnya media on line maupun running teks di media elektronik. Pelatihan yang dikemas dengan nama Penataran Citizen Journalism ini dilaksanakan selama 1 bulan. (oleh : Lena, Dispen AU)

Senin, 21 Oktober 2013

Pelatihan Jurnalistik Digelar oleh Mabes Polri dan Makin Grup


kenang-kenangan pose bersama peserta pelatihan di Banjarmasin 21-25 Oktober 2013

Divisi Humas Mabes POLRI bekerja sama dengan Makin Grup dan PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) mengadakan pelatihan Jurnalistik dengan tajuk “Pendidikan dan Latihan Jurnalisme Warga”. Pelatihan ini digelar di Hotel Rodhita, Jl Pangeran Antasari, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada hari Senin (21/10) hingga jumat (25/10) tahun 2013.

Menurut narasumber yakni ketua Umum PPWI Wilson Lalengkey menjelaskan bahwa pelatihan ini amat berguna bagi anggota POLRI dan staf MAKIN Group untuk meningkatkan skill dan melatih kepekaan akan peristiwa yang terjadi di lapangan sehingga para anggota dapat segera menuliskan apa yang terjadi di lapangan.

Mung Pujanarko sedang memebrikan materi diklat untuk Humas Polri dan Karyawan Makin Grup


Sementara itu menurut pelatih quick news yakni Mung Pujanarko menyatakan bahwa waktu bukanlah hambatan dalam seseorang untuk menulis. Dengan waktu yang mepet sekalipun, dan meski tidak juga ahli atau piawai dalam mengetik, namun seseorang harus dapat menyusun berita secara cepat hanya dalam 5 menit memperoleh 150 kata,”Quick new yang penting bukan tergesa-gesa melainkan menyusun berita anda dengan tenang untuk menuangkan dalam media yang siap tayang,” pungkas Mung Pujanarko yang akrab dipanggil Imung selaku nara sumber

Suasana  Diklat Penuh Semangat



Dalam lima hari pelatihan Jurnalistik yang diadakan oleh Mabes Polri dan Makin Group, para peserta nampak semakin antusias. Pelatihan jurnalistik yang difasilitasi oleh Mabes POLRI ini menghadirkan nara sumber dari PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia). 
Tujuan utama pelatihan yang digelar di Hotel Rodhita, Banjarmasin, 21-25 Oktober 2013 ini adalah untuk mempraktekan ilmu jurnalistik sebagai ilmu yang tidak eksklusif.

Menurut salah seorang peserta yakni AKP Tadjudin Noor selaku Kasubag Humas Polres Tapin,  Kalimantan Selatan, pelatihan jurnalistik dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang dunia jurnalistik secara lebih mendalam.

Sedangkan menurut Busra Adi (46) sebagai karyawan Makin Grup menyatakan bahwa pelatihan jurnalistik amat berguna dalam pelaksanaan tugas, “Benar, bahwa pelatihan jurnalistik ini dapat membantu tugas di lapangan, karena kebetulan saya bersentuhan langsung dengan masyarakat,” tutur Busra Adi ketika ditemui di lokasi pelatihan Violet Room, Hotel Rodhita, Banjarmasin.




Semua peserta juga mempersilahkan peserta mengisi tulisan di website http://www.pewarta-indonesia.com/
 Ditambah menurut salah seorang nara sumber yakni Mung Pujanarko, menguraikan untuk mampu berkomunikasi secara verbal dan non verbal harus menggunakan tips “REACH” yakni : Respect (respek, hormat) Empathy (empati), Audible, (bisa didengar), Clarity (jelas) dan Humble (kesederhanaan, kerendah hatian) dan menggunakan teknik BIJ (Bahasa Indonesia Jurnalistik), yaitu : SPSLMJ (Singkat, Padat, Sederhana, Lugas, Menarik dan Jelas). “Dengan begitu Humas dapat menjadi insan yang unggul dalam instansi dan masyarakat” pungkas Mung Pujanarko yang akrab dipanggil Imung ini. (*) 




Sabtu, 21 September 2013

Diklat Jurnalistik Digelar oleh Sekolah Dian Didaktika


Mung Pujanarko saat memberikan workshop jurnalistik di Sekolah Dian Didaktika

Sekolah Dian Didaktika mengadakan peltihan Jurnalistik untuk para guru dan civitas akademika sekolah. Pelatihan ini digelar di Lokasi Sekolah Didaktika di Wilayah Cinere, Depok, ( 21/9).

Pelatihan bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan jurnalistik dan pedalaman media online. Dari para peserta tampak antusias, mengikuti pelatihan yang digelar sejak pukul 09:00 WIB pagi.

Menurut Ketua Yayasan Dian Didaktika  Hendroko, M.Sc menyatakan bahwa Dian Didaktika telah memiliki media sekolah, dan ingin mengembangkan media sekolah itu menjadi multi media yang tangguh. “Kami telah memiliki majalah dan dulunya dari berasal bulletin, kemudian kini akan dikembangkan  bentuk websitenya” tutur Hendroko.

Sementara itu menurut Ghufron Hassan selaku guru dan panitia pelatihan, beliau menyatakan bahwa sekarang ini jurnalisme telah menjadi hal yang wajib dipelajari, “Untuk meningkatkan kualitas individu, baik bagi guru, maupun staf sekolah Dian Didaktika,” ujar Gufron.

Bagi Mung Pujanarko selaku instruktur, menyatakan bahwa jurnalisme memang harus berpegang pada kejujuran dan kebenaran. “Karena itu idealisme dalam jurnalisme menjadi syarat pokok  bagi jurnalis yang bekerja di lapangan,” pungkas Mung. (*)

Senin, 09 September 2013

Pelatihan Jurnalistik dan Citizen Jurnalisme digelar oleh Astra International Securities dan PPWI

ki-ka : Mung Pujanarko, Eddy (Astra), dan Ketum PPWI Wilson Lalengke
  
Para peserta pelatihan Jurnalistik yang diadakan oleh Astra Internasional dan PPWI terlihat sangat antusias dalam mengikuti diklat Jurnalistik. Diklat Jurnalistik dan Citizen Jurnalisme digelar di Hotel Kinasih, Sukabumi, Jawa Barat mulai tanggal 8-9 September 2013.  Dalam pelatihan ini bertujuan untuk memberikan kompetensi tambahan guna membuat informasi yang akurat bagi para peserta pelatihan.

Menurut Ketua Umum PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) mengatakan bahwa citizen jurnalisme kini bisa dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja “Baik itu karyawan, petani, pedagang maupun anggota TNI, bisa menjadi pewarta warga sesuai amanat konstitusi UUD 45 28 F,” tukas Wilson Lalengke (9/9).

Selain itu dari peserta yakni Mulyadi mengatakan dirinya sangat tertarik untuk mengikuti pelatihan ini karena ingin agar tujuan hidupnya tercapai. “Saya ingin agar pensiun sudah dapat membuat media sendiri” ujar Mulyadi yang kini sebagai Site Manager di PT United Tractor.

Selain itu menurut Mung Pujanarko sebagai salah satu instruktur menyatakan bahwa kini relatif tidak sulit membuat media, yang diperlukan hanya tulisan, gambar dan auvi untuk mengisi konten media tersebut. (*)

Rabu, 04 September 2013

Pelatihan Kemediamasaan Bagi kelompok Masyarakat Bogor


Bogor- Kelompok masyarakat Bogor mengikuti pelatihan kemediamaasaan yang digelar oleh pihak Diskominfo Kabupaten Bogor. Pelatihan ini dilaksanakan di Graha Pool Merdeka Bogor.
Diikuti oleh kurang lebih 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa, masyarakat umum, dan unsur kepemudaan.
Dalam pelatihan ini terutama dibahas tentang pentignya informasi publik yang amat vital bagi perkembangan masyarakat.
 Dalam sambutannya, yang mewakili Bupati Bogor, Kabid Komunikasi Informasi Publik Kab Bogor dan Juru Bicara Bupati Drs Erwin Suriana M.Si, menyatakan bahwa masyarakat kini harus mulai sadar peranan media dan cara menggunakan media. ”Dalam masyarakat yang demokratis peranan media dan penggunaannya harus dapat dipahami secara baik dan efektif oleh masyarakat,” ujar Erwin
Kemudian Drs. H. Tb. Lutfi  Syam  sebagai Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi menambahkan dalam paparannya, kini UU KIP (Keterbukaan Infomasi Publik) menjamin setiap warga negara untuk memperoleh informasi dari badan Publik,” Siapapun dia, entah itu LSM atau lembaga yang menerima dana APBD atau APBN wajib terbuka pengeloaannya”  ujar Lutfi,  (4/9).

Kemudian menurut moderator yakni Sujana beliau menyatakan kini masyarakat juga harus pandai memilih dan memilah informasi agar menuju masayarakat yang demokratis. (*)

Minggu, 25 Agustus 2013

Bunga Bangkai Warna Ungu


Bunga Bangkai Amorphophallus paeoniifolius warna ungu


Bunga bangkai ada yang nama latinnya Armophallus dan ada yang nama latinnya Raflessia arnoldi. Pada tanggal 25 Agustus 2013 di kebun tetangga saya tumbuh sekuntum bunga Bangkai berwarna ungu. Karena letak kebunnya cukup terpencil, maka lain dari kawasan lain yang begitu tumbuh langsung menghebohkan, bunga bangkai yang tumbuh di lingkungan kami ini tak banyak memancing kehebohan, ya karena bunga bangkai di kawasan dekat rumah saya pernah tumbuh pada tahun 2012 lalu. 
Jadi masyarakat tidak banyak tertarik untuk melihat bunga bangkai di halaman belakang rumah Pak Sugih (60) ini, namun animo anak-anak yang gembira melihat bunga bangkai ini, " kok kayak kol warna ungu ya," ujar anak saya Kayla (12).


(Anak saya Kayla senang bisa melihat bunga bangkai  Amorphophallus paeoniifolius dari dekat)


Bagi anak-anak bunga bangkai menjadi obyek pelajaran yang menarik, jadinya banyak anak yng ingin tahu apa sebenarnya bunga bangkai ini, "ya lihat saja di wikipedia dik" balas saya agar anak saya makin tertarik untuk belajar tanaman.

Karena saya tinggal di desa, di kawasan Bogor, Bunga Bangkai bagi warga Bogor tidaklah mengherankan karena di Kebun Raya Bogor juga sering tumbuh Bunga Bangkai yang jenisnya lebih besar seperti amorphallus titanicus.

Yang juga membedakan dari bunga bangkai di kawasan lain, untuk melihat bunga bangkai di kawasan desa saya ini  gratis saja, tak ada bayaran. " Orang cuma mau lihat aja ngapain bayar, " ujar Bu Sugih pada saya.

Rupanya local wisdom di desa saya di Bogor ini belum banyak luntur. (*)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons