cari kata

Kamis, 05 Maret 2015

Santai di Sungai Musi





Bersantai bisa di mana saja, yang penting bisa menikmati waktu luang anda. Saya berkesempatan untuk rehat dan santai sejenak di tepian sungai Musi, Palembang Sumatera Selatan, Jumat (27/2/2015). Pemandangan di tepian sungai Musi ini sungguh elok, dan membuat kita betah untuk menikmati suasananya.

Pemandangan Jembatan Ampera nampak membentang dengan indahnya. Nama Jembatan Ampera atau Amanat Penderitaan Rakyat diberikan oleh Ir. Sukarno untuk mengenang perjuangan rakyat Indonesia mencapai kemerdekaan.



Lokasi yang saya pilih adalah tepat di depan benteng Kuto Besak, karena dari siang hingga malam hari suasana di kawasan depan Benteng Kuto Besak ini benar-benar semarak, oleh aktivitas orang yang lalu- lalang dan para pedagang.

Dari dermaga di tepian sungai Musi ini lah saya kemudian melanjutkan naik speed boat menuju ke Pulau Kemaro.

Saya tuliskan perasaan saya saat di tepian sungai Musi ini karena, jika saya tidak menuliskannya, saya khawatir memori saya akan keindahan sungai Musi akan sirna ditelan oleh kesibukan kehidupan.

Saya amati masih amatlah jarang orang yang bersedia menulisknan pengalamannya saat liburan atau travelling, karena alasan utamanya adalah : "MALAS".

Mengapa malas ? ya karena  saat liburan atau waktu luang kita mungkin akan rajin jeprat-jepret membuat aneka foto, selfa-selfie kesana kemari. namun foto kita itu hanya mengisi ruang media chat sosial saja. Dengan sebaris dua baris narasi. Artinya kita hanya akan memancing komentar dari circle ring kawan kita saja.

Namun jika kita mampu menuliskan pengalaman kita di Blog berdasar disiplin time line yang telah disediakan oleh blog, maka kita telah melatih diri kita untuk menuangkan kembali perasaan dan pengalaman kita menjadi sebuah artikel ringan.

Artikel ringan namun menjadi lebih nostalgic ketika kelak kita baca lagi setelah beberapa tahun mendatang. Kita jadi lebih bersyukur telah diberi Tuhan waktu yang cukup panjang untuk menikmati indahnya kehidupan, jika kita kelak sakit maka kita bersyukur pula telah diberi waktu, dan sembari memohon kesembuhan.

Intinya dengan menuliskan aneka pengalaman kita di blog ini, mencegah data kita tidak mudah hilang, dan lebih mudah bagi kita untuk melihat kembali dan membaca kembali pengalaman yang telah kita lalui.
Semoga bermanfaat, terutama bagi diri saya sendiri dan umumnya bagi para pembaca semuanya.  

Salam adventure jurnalistik. (*)

Minggu, 01 Maret 2015

Bertemu Patung “Pak Harto” di Pulau Kemaro





Mengunjungi Palembang, Sumatera Selatan kurang lengkap rasanya jika kita tidak menyeberang ke Pulau Kemaro di tengah Sungai Musi.  Di pulau ini terdapat kisah legenda Tan Bun An seorang pangeran dari China yang jatuh cinta dan kemudian meninggal bersama putri setempat di perairan dekat pulau ini.

Ya, namanya juga legenda maka belum ada catatan history secara komprehensif disertai dengan data dan fakta misalnya manuskrip asli dari jaman kuno tersebut.
Bagaimanapun, namanya juga legenda. Boleh percaya, dan tidak percaya juga tidak dilarang. Apalagi kita memaksakan percaya, maka juga tidak baik.

Karena itulah di Pulau Kemaro ini kemudian dibuat sebuah Kelenteng untuk mengingat legenda pangeran China tersebut.

Peristiwa di Pulau Kemaro yang membuat saya terkesan adalah saya bertemu dengan patung "Pak Harto” di tengah pulau ini, patung ini besar juga dengan tinggi 3-4 meter tentu saja patung yang dimaksud adalah sebuah patung simbol kepercayaan  tertentu. Saya tidak membahas kepercayaan tertentu.

Namun -sekali lagi-, yang  membuat saya amat terkesan karena wajah patung ini mirip benar dengan Pak Harto. Dan berulangkali saya harus tersenyum geli karena semakin dilihat, maka wajah patung ini adalah benar-benar mirip sekali dengan wajah Pak Harto. Sungguh menarik, anda bisa datang ke Palembang untuk mengetahui hal ini. Saya sarankan jalan-jalanlah ke semua tempat wisata di Palembang ini.

Saya mengunjugi Pulau Kemaro ini pada hari Jumat (27/2/2015) sore hari. Dan untuk mencapai Pulau Kemaro ini kita bisa menggunakan speed boat yang tersedia di  dermaga sungai Musi, kota Palembang.

Sangat indah pemandangan alam Sungai Musi dan Jembatan Ampera yang sudah terkenal semenjak jaman Bung Karno ini.

Mung Pujanarko dan "Patung Pak Harto" -ingat : "Patung Pak Harto" dalam tanda kutip, artinya bukan arti nyata.        foto diambil pada hari Jumat (27/2/2015).


Sebuah pengalaman yang tak terlupakan. Untuk itu saya berusaha membuat memorinya di blog saya ini, karena sebuah memori yang kita simpan saja di otak, kita bisa terlupa kalau tak menuliskannya.

 Kita manusia  juga belum menemukan perangkat canggih yang membuat kita mengingat segala pengalaman kita sejak kecil hingga mati.

Mungkin suatu hari kelak ada alat yang bisa menghubungkan otak dengan device tertentu yang bisa membuat otak bisa disambungkan mirip hard disk yang bisa diakses oleh siapa saja bahkan ketika orang tersebut sudah meninggal. Kita bisa melihat segala pengalaman hidupnya. Kelak saya yakin manusia akan sampai pada jaman Otak menjadi Hard Disk memory.

Namun karena kita belum sampai pada jaman itu, maka memori yang saya simpan di otak ini saya simpan juga back upnya di blog saya agar kapanpun saya bisa melihatnya kembali.

Salam adventure jurnalistik. (*)

Selasa, 24 Februari 2015

Waspada Grandong di sepanjang Jalur Komering

Palembang- “Bagi para pengguna jalan yakni pengemudi kendaraan angkutan barang dan sepeda motor harap hati- hati ketika melintasi jalur Komering, wilayah Ogan Komering Ulu Timur” begitulah pesan Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol R Djarod Padakova ketika ditemui disela-sela pembukaan Pendidikan dan pelatihan jurnalistik Warga kerjasama antara PT.Makin Group dan Humas Polri (23/2).
Menurut  pihak kabid  Humas Polda, “ Pengemudi kendaraan angkutan barang dan sepeda motor lebih baik  selalu waspada ketika  melintasi jalur Komering, terutama pada malam hari  karena ulah Grandong”  ujar Kabid  Humas.
Ditanya lebih lanjut, kabid Humas menjelaskan bahwa Grandong adalah bukan makhluk ghaib namun istilah atau sebutan bagi perampok jalanan yang mengincar kendaraan korban.
Salah satu korban dalam yang tidak disebutkan identitasnya mengatakan bahwa kejadiannya terjadi pada malam hari.
 Ditambahkan oleh Humas Polda Sumatera Selatan  bahwa jalur Komering tersebut juga terdapat kerusakan jalan, puluhan lubang di sepanjang jalan. Apalagi lebar  jalan yang tidak memadai.
Dalam rangka mengatasi dan mencegah terjadinya kejadian tersebut terus menerus terjadi maka Polres Oku Timur dan Polsek di dalam wilayah hukum Polres OKU Timur senantiasa melakukan patroli di Jalur Komering tersebut. Sedangka untuk mengatasi puluhan lubang yang ada dijalan, Polres Oku Timur bersama-sama dengan Dishub Pemkab Oku Timur bergotong royong menutup lubang-lubang tersebut dengan batu. (ali/imung)





Senin, 23 Februari 2015

32 Peserta dari Makin Grup dan Humas Polri Mengikuti Pelatihan Jurnalistik

Peserta pelatihan Jurnalistik dari Makin Grup dan Humas Polda Sumatera Selatan

Mung Pujanarko, salah satu Nara sumber



Palembang- Sebanyak 32 orang peserta dari MAKIN Grup dan Humas Mabes POLRI mengikuti pelatihan Jurnalistik yang difasilitasi oleh pengajar dari PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia). Pelatihan ini digelar di Hotel Grand Zuri, Jl Rajawali no 8 Palembang, Sumatera Selatan dari hari Senin 23 Februari 2015 sampai dengan hari Jumat 27 Februari 2015.
 Pelatihan ini ditujukan bagi para petugas Humas untuk lebih mengenal ilmu jurnalistik, tidak hanya teori namun juga langsung praktek.
Menurut salah seorang peserta yakni AIPTU Awal Muharam dari Polres Ogan Komering Ilir menyatakan bahwa dirinya mengikuti pelatihan ini untuk menambah pengetahuan dan ilmu tentang dunia jurnalistik, serta juga ingin mendalami cara membuat berita secara akurat dan berimbang.
Sedangkan menurut  salah seorang peserta lainnya, yakni  Brigadir Jhoni Albert dari Polres Ogan Komering Ulu Selatan  menyatakan bahwa dengan pelatihan ini dirinya ingin bisa pula membuat berita secara cepat, juga menambah pengalaman di bidang jurnalistik dan menggali secara mendalam mulai dari hal terkecil sampai membuat pemberitaan secara lengkap dan komprehensif.
“Saya ingin bisa membuat berita secara cepat dan mudah tanpa kesulitan,“ ujar Brigadir Jhoni ketika ditemui di  sela-sela acara pelatihan di Hotel Grand Zuri, Senin (23/2).
Sementara itu menurut salah satu nara sumber yakni Wilson Lalengke, selaku Ketua Umum PPWI menyatakan bahwa  barang siapa yang mampu menerapkan ilmu mengolah informasi maka dirinya bisa menguasai seluk-beluk penggunaan media. “Barang siapa yang menguasai informasi maka dia menguasai dunia” ungkap Wilson Lalengke.
Nara sumber dari PPWI yang juga dosen jurnalistik yakni Mung Pujanarko menyatakan bahwa sebenarnya untuk membuat berita yang diperlukan hanyalah konsentrasi dan kemauan. "Dalam ilmu jurnalistik yang penting adalah bagaimana kita menyajikan fakta dan data," ungkap Mung Pujanarko. (*)
baca jugahttp://www.pewarta-indonesia.com/berita/nasional/15697-sejumlah-32-peserta-dari-makin-grup-dan-humas-polri-mengikuti-pelatihan-jurnalistik.html





Sabtu, 07 Februari 2015

Jayabaya dalam Expo Pendidikan Internasional





Bertempat di Hall B Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan Jakarta,  Universitas Jayabaya kembali mengukuhkan diri sebagai Universitas yang diperhitungkan dalam kancah Pendidikan Tinggi baik di Indonesia maupun pada tingkat Internasional regional ASEAN.
Universtas Jayabaya  kembali tampil sebagai pendukung dalam acara Pameran Pendidikan dan Pelatihan International Indonesia 2015 (Indonesia International Education and Training Expo) ke-24. Kegiatan  Expo berskala Internasional ini diikuti 100 peserta dari perguruan tinggi regional, nasional, dan internasional tersebut berlangsung selama empat hari dari Kamis (5/2/15) sampai Minggu, (8/2/15) di Hall B Gedung Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC).
Menurut Humas Jayabaya, Adi Sujana menyatakan bahwa Jayabaya sebagai Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi- akademi senantiasa berkomitmen memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk mendaftarkan diri sebagai mahasiswa di berbagai fakultas yang ada di  Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi Jayabaya.
“Dalam acara Expo Pendidikan Tinggi Internasional ke 24 ini, Universitas Jayabaya menunjukkan komitmen dengan selalu membuka kesempatan luas bagi para calon mahasiswa baru untuk mendaftarkan diri sebegai mahasiswa-mahasiswi pada Univertas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi  Jayabaya,” terang  Drs.Adi Sujana selaku Humas Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi Jayabaya kepada KOPI hari Jumat (6/2/15) di Hall B Jakarta Convention Centre.
Dalam Expo Perguruan Tinggi  ini masyarakat luas juga akan lebih memahami semua jurusan kuliah yang tersedia di Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi di Jayabaya yang sudah berdiri sejak tahun 1958.
“Jangan ragu untuk mendatangi kampus kami  yakni di Jl Pulo Mas Selatan Kav 23 Jakarta Timur pada telp 0214700892, atau di kampus C di Jl Raya Bogor Km 28 Cimanggis, Jakarta Timur pada telp 0218719958, untuk memperoleh informasi, sedangkan jumlah total alumni kami sudah sebanyak empat puluh dua ribu orang dari diploma, strata satu, strata dua dan strata tiga  yang merupakan alumni Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi Jayabaya" pungkas Adi Sujana. 



Mahasiswa FIKOM Jayabaya 
Saat Pembantu Dekan III Bagian Kemahsiswaan FIKOM Jayabaya yakni Mung Pujanarko memantau kegiatan tersebut pada hari jumat. Terlihat pengunjung dengan antusias silih berganti tanpa henti mendatangi stand  Jayabaya yang dijaga oleh para mahasiswa FIKOM Jayabaya dari mulai pukul 10.00 sampai 19.00 WIB. Kondisi tersebut sangat berbeda jika dibandingkan dengan stand perguruan tinggi lain yang pengunjungnya masih bisa dihitung dengan jari.
 
Kegiatan yang bertema "Good Education for Good Future" ini dibuka oleh Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan dihadiri oleh Kedubes Malaysia, Wakil Gubernur Akademi Militer Angkatan Darat, Kepala Penerbangan Angkatan Laut, perwakilan peserta dan Taruna Taruni AD dan AL. 
 
Para mahasiswa FIKOM yang hadiir untuk menjaga stand Universitas Jayabaya adalah antara lain, Sevina, Faradilla Haditya, Dea Ariesta, Yunia Mustikawati,  dan Farid Jamhari.
 
(*)

Minggu, 21 Desember 2014

Pelatihan Jurnalistik bagi Siswa-siswi SMA dan SMK se-DKI

Para peserta pelatihan Jurnalistik untuk Siswa SMU dan SMK pada Pelatihan Jurnalistik di Gedung PMI, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (21/12)


Sejumlah 24 orang siswa-siswi SMA dan SMK se-DKI Jakarta mengikuti pelatihan Jurnalistik yang digelar di Gedung PMI, Jl Kramat Raya No. 47 Jakarta Pusat. Pelatihan ini dilaksanakan selama sehari penuh pada hari Minggu tanggal 21 Desember 2014.

Para peserta pelatihan Jurnalistik untuk Siswa SMU dan SMK pada Pelatihan Jurnalistik di Gedung PMI, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (21/12)


Para Instruktur Ki-Ka Mung Pujanarko dari PPWI , Agus Firmansyah, Dosen Broadcasting sekaligus mantan penyiar Radio Oz Bandung dan Dipta W dari website radio streaming  www.dradioqu.com

Dalam pelatihan ini hadir sebagai pembicara adalah instruktur jurnalistik dari PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) yakni Mung Pujanarko dan juga instruktur dari radio dradioqu yakni Dipta W, hadir pula sebagai pembicara Agus Firmansyah, seorang Dosen Broadcasting dan mantan penyiar Radio Oz Bandung

Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan ini, menurut salah seorang siswa yakni Mahdi (15) dari SMK Negeri 3 Jakarta menyatakan bahwa dirinya ikut pelatihan ini karena ingin menambah ilmu jurnalistik, sebab ilmu 5W dan 1H ternyata sudah diperoleh sejak di bangku SMP.

Sedangkan menurut salah seorang peserta yakni Aprilia (16) dari SMK Negeri 3 Jakarta, menyatakan ingin menambah pengetahuan,dan ingin mempelajai lebih dalam tentang jurnalistik.

“Saya ikut pelatihan ini karena ingin memperdalam bidang media massa dan jurnalistik,”  ujar Aprilia ketika ditemui di lokasi pelatihan di Gedung PMI, kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat, (21/12).

Instruktur jurnalistik dari PPWI yakni Mung Pujanarko dan Dipta W dari www.dradioqu.com sebuah portal radio streaming menyatakan bahwa semenjak SMU sebaiknya siswa sudah bisa menulis dengan menggunakan  disiplin bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Mung Pujanarko dari PPWI dan Dipta W dari www.dradioqu.com saat menjadi pembicara di Pelatihan Jurnalistik di Gedung PMI, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (21/12)
Lebih lanjut, Agus Firmansyah selaku instruktur juga memberi motivasi pada para siswa untuk jangan ragu menekuni dunia media massa dan penyiaran, "Reporter harus berani ngomong, jangan minder, dan berani menulis, yang penting motivasi kalian harus tinggi," ujar Agus.

Mung Pujanarko sebagai pembicara juga menyatakan bahwa dunia jurnalistik terbuka bagi siapa saja, bahkan bagi siswa SMU, asal mau mempelajari ilmu jurnalistik.  “Siswa SMU wajib bisa menulis berita dengan baik dengan bahasa Indonesia yang baku,” ujar Mung Pujanarko. Sementara Dipta menyatakan bahwa untuk menjadi jurnalis radio maka peserta juga wajib membuat sebuah berita untuk dibacakan dalam siaran. (*)

Kamis, 18 Desember 2014

Seminar : "How To Be A Good Citizen Journalist"


Mung Pujanarko (kiri) dan Wilson Lalengke (kanan) sebagai pembicara 



STIKOM Indonesia Maju menggelar acara seminar dengan tajuk "How To Be A Good Citizen Journalist"  pada hari Sabtu tangal 13 Desember 2014, pukul 17:00 WIB hingga pukul 21:00WIB di lantai II, Gedung Kampus STIKOM Indonesia Maju (IMA) Jl Harapan, Lenteng Agung, Jakarta. Seminar ini menghadirkan nara sumber Wilson Lalengke S.Pd, M.Sc, MA selaku ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI).

Seminar ini bertujuan agar mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi "Indonesia Maju" dapat memahami secara jelas tentang fenomena Citizen Journalist serta perkembangan Citizen Journalism di masa depan.

Dalam paparannya Wilson Lalengke menjelaskan bahwa Citizen Journalist atau Pewarta Warga akan semakin berkembang  di Indonesia di masa depan seiring dengan perkembangan dunia Teknologi Informasi.

”Dengan penggunaan media yang semakin mudah dan luas di masa depan, maka media di masa depan akan memudahkan para warga untuk berperan serta dalam mengunggah informasi apa saja yang penting untuk diketahui publik, maka fenomena pewarta warga akan menjadi hal yang menambah maraknya  ragam informasi yang bisa diakses oleh masyarakat  global,” papar Wilson Lalengke.

Ketua panitia seminar, Dian menyatakan bahwa seminar ini adalah  prakarsa mahasiswa secara swadaya.

”Dengan mengadakan seminar ini selain kami belajar membuat event, juga merupakan topik yang menarik tentang jurnalistik warga, apa dan bagaimana citizen journalist itu sebenarnya dan bagaimana prospeknya,” ujar Dian. (*)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons