cari kata

Kamis, 19 Maret 2020

Dukung Sikap Pemerintah Terkait Corona, PPWI Tunda Pelaksanaan Rakernas



*JAKARTA* -- Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) secara resmi menunda agenda Rapat Kerja Nasional (Rakernas) tahun 2020. Acara yang sedianya digelar pada 4-5 April mendatang itu diputuskan untuk ditunda dan akan dijadwalkan kembali setelahnya.

Penundaan tersebut sehubungan dengan situasi terkini bangsa yang sedang menghadapi bencana nasional wabah Virus Corona (Covid-19).

"Atas persetujuan semua pihak, termasuk arahan dari Sekretariat Wakil Presiden RI, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PPWI yang direncanakan berlangsung dan dibuka secara resmi oleh Bapak Wakil Presiden RI pada tanggal 4-5 April 2020 mendatang, dengan ini kita tunda pelaksaannya," kata Wilson Lalengke, melalui rilis resmi yang diterima pewarta, Rabu (18/3/2020).

Menurut Wilson, penjadwalan kembali Rakernas PPWI akan diinformasikan segera setelah kondisi bangsa Indonesia dinyatakan normal kembali oleh Pemerintah.

Disampaikan Wilson, bahwa proses persiapan Rakernas PPWI tetap berjalan seperti rencana, dengan penyesuaian waktu antara lain, pendaftaran peserta diperpanjang waktunya hingga situasi dinyatakan normal kembali, dan panitia tetap melakukan tugasnya seperti hasil rapat pada 11 Maret 2020 lalu.

"Persyaratan kepesertaan Rakernas dan keterangan lainnya, tetap berpedoman kepada Surat Undangan Rakernas bersama lembaran lampirannya yang dikirimkan terdahulu," terang Wilson.

Untuk komunikasi dan permintaan informasi lebih lanjut, sambung Wilson, dapat dilakukan melalui nomor-nomor kontak: 085772004248 (Wina), 081371549165 (Shony), 085777990005 (Marsono); dan/atau melalui email: panitia.rakernas.ppwi@gmail.com, dan/atau melalui WA Grup internal PPWI. (JML/Red)

Kamis, 12 Maret 2020

PPWI Bakal Gelar Rakernas 2020


Mantapkan Persiapan Rakernas, PPWI Gelar Rapat Khusus




Jakarta - Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) mengagendakan bakal menggelar acara nasional Rakernas PPWI tahun 2020.

 Kegiatan yang akan menghadirkan 300 orang pengurus dan anggota PPWI se-Indonesia ini akan digelar di Gedung Nusantara V komplek Parlemen DPR/MPR, pada 4-5 April 2020 mendatang.

Untuk memantapkan persiapan pelaksanaan Rakernas dimaksud. Pengurus Nasional PPWI mengundang segenap panitia pelaksana dalam sebuah rapat khusus bertempat di Gora Cafe Sarinah, Jakarta, Rabu (11/3/2020). Pada rapat ini dibahas secara serius terkait persiapan teknis untuk kelancaran pelaksanaan acara Rakernas PPWI tahun 2020.



Wilson Lalengke selaku Ketua Umum PPWI menyatakan bahwa Rakernas PPWI yang akan dilaksanakan nanti diagendakan membahas dan mencari solusi tentang 3 (tiga) masalah pokok Bangsa Indonesia yakni: Pembudayaan Ideologi, Ketahanan Pangan, dan Bahaya Narkoba.




"Penting kiranya kita sebagai anak bangsa untuk ikut dapat bekerja sama dan melakukan karya nyata untuk bersama sama mencari solusi agar bangsa Indonesia bisa membudayakan ideologi Pancasila dalam keseharian, ikut bekerja sama dalam membangun ketahanan pangan, dan aktif dalam peran kita sebagai pewarta warga untuk meningkatkan kewaspadaan bersama akan bahaya narkoba" ujar Ketum PPWI Wilson Lalengke.

Pada rapat yang sama, Sekjen PPWI yang juga merupakan Senator DPD asal Aceh, H. Fachrul Razi menyatakan bahwa Rakernas nanti akan menghadirkan pembicara para Tokoh Nasional. Juga Rakernas ini akan dihadiri oleh para pengurus dan perwakilan anggota PPWI dari seluruh daerah di Indonesia.


"Penting untuk PPWI menunjukkan kiprah kita sebagai organisasi pewarta warga, rakernas nanti akan menghadirkan sejumlah tokoh Nasional untuk menyampaikan gagasannya," ujar Fachrul Razi.

Para pejabat tingkat nasional yang akan diundang memberikan arahannya antara lain Ketua MPR RI, Ketua DPR RI, Ketua DPD RI, dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja. Selain itu, panitia juga akan menghadirkan para pembicara ahli di bidang media dan publikasi, manajemen organisasi, dan entrepreneurship.



Selain Ketua Umum dan Sekjen PPWI, tampak hadir juga dalam rapat kali ini beberapa pimpinan PPWI Nasional, Mung Pujanarko, Danny Siagian, dan Winarsih; Penasehat Hukum PPWI Dolfie Rompas, Wakil Ketua Panitia Pelaksana, Yusron Fuadi dan belasan aktivis PPWI di seputaran Jabodetabek. (MUNG/Red)

Rabu, 04 Maret 2020

Catatan Evaluasi Diri selama Nge-blog

Mulai tahun 2011 saya aktif menulis sekadar diary, catatan, atau opini dan pikiran serta apapun yang terlintas dalam benak ini di blog saya ini.



Motivasinya adalah bukan agar tulisan di blog ini dibaca banyak orang sehingga saya jadi terkenal. Tidak mungkin lah itu terlintas jadi motivasi saya nge blog.

Karena blog kan pembacanya sedikit.

Nge blog atau menulis catatan di web log waktu jaman awal saya nge blog tahun 2011 tidaklah populer dilakukan. "Ngapain sih nge blog kurang kerjaan banget,  lebih baik main medsos, main fb, insta dll bisa kenal orang2 terkenal dan lain-lain."

 Begitu mungkin komentar kawan saya yang melihat saya sering ngeblog dan karena sayapun tak punya akun medsos FB dan bukan penggiat media sosial (medsos).

"Untuk apa kurang kerjaan menulis di blog. Toh ga banyak yang baca, toh membuang waktu dan tak ada point nya sama sekali, lucu kalik, " begitu mungkin pikir orang-orang yang suka main medsos yang lebih wow, medsos memang ada faktor "wow" nya, lagipula medsos bisa panjat sosial, biasanya kalau sudah asyik medsos ya tak suka nulis di blog.

Namun dalam perkembangannya kini lambat laun dari tahun ke tahun, blogger milenial ada saja, dan makin ada saja orang yang menggemari menulis di blog.

Motivasi nya jelas bukan menjadi selebgram, selebbook (emang ada seleb book😄😄 dan selebblog 🤣🤣)

Karena kan sifat komunikasi massa di blog ini komunikasinya tidak seketika real time saling menanggapi interaktif seperti halnya di media sosial.

Bahkan menulis di blog ini relatif lebih sulit, karena konten blog ini rata-rata infonya tulisan dan gambar mirip media berita.

Juga blog tidak bisa interaktif yang intens seperti di medsos.

Blog pun masih dianggap tak se -wow medsos.

Jadi blogger yang rutin nulis di blog ya relatif tidak banyak. (*)


Selasa, 03 Maret 2020

EDC Ku





Apa itu EDC ?
EDC adalah every day carry. Atau barang-barang personal yang dibawa setiap hari.

EDC adalah perlengkapan alat personal atau pribadi.

Perlengkapan alat EDC setiap orang tidak lah sama.

Saya bawa EDC adalah : dompet, jam tangan, sepatu all terain,  jaket raincoat serba guna, payung kecil, dan bekal makansiang dalam wadah kecil anti air, botol air compact isi ulang kecil.
Juga tak lupa ada smartphone samsung galaxy (tidak kefoto karena dipakai memfoto😀),  kemudian kunci motor honda supra x saya dengan gantungan pemotong kuku.

Semuanya saya muat di saku raincoat, karena saya tak bawa tas setiap berangkat kerja.





Setiap berangkat kerja, terkadang saya bawa ransel komplet isi laptop, namun ada kalanya saya tidak bawa tas atau laptop, karena tas dan laptop, juga baju cadangan, sepatu kulit, kaos kaki baru, buku-buku, catatan, notes, atk, semua ada kalanya saya simpan di lemari ruangan kantor saya.


Saat saya menulis ini, sekarang tanggal 3 maret 2020, dimana akan dikenang sebagai saat-saat awal (2/3/2020) diumumkan ada dua pengidap virus corona pertama yang diketahui di indonesia.

Hal ini setelah saya baca di media, orang jadi panik dan memborong masker. Bukan hanya masker yang naik harganya melonjak karena diburu warga panik korona, bahkan sembako pun diborong warga yang panik korona. Seakan orang-orang telah menjadi "doomsday preppers".

Saya tak pernah ingin memasukkan masker ke dalam edc saya, karena tak biasa sejak dulu tak biasa pakai masker.

Namun kini saya pakai scuba masker untuk edc sehari-hari pasca pandemi covid-19.

Saya berangkat naik motor dari rumah menuju terminal, disambung kendaraan umum setiap harus menuju tempat kerja di jakarta dari rumah di bogor.

Kehujanan hampir setiap hari pada musim hujan membuat saya harus siap bahwa EDC seperti raincoat, payung kecil, dan sepatu allterrain sangat berguna. Jam tangan saya khusus suka seiko automatic sport 5, karena sangat dapat diandalkan tanpa harus ada baterei.

Terkait EDC yang saya andalkan, harus bisa mengatasi situasi hujan deras yang saya hadapi. Jadi perkembangan item EDC saya berkembang dari cara saya menghadapi situasi setiap hari.

EDC Setiap orang tak harus sama. Saya menngevaluasi keperluan edc saya berdasarkan situasi setiap hari berangkat ke luar rumah.

Saya jarang (amat sangat jarang) beli maksi (lunch: makan siang). Saya bawa bekal untuk saya makan siang. Karena itu mungkin body mass index saya ideal dengan tb 163cm & bb 60kg. Saya jarang jajan makan di tempat kerja.

Sayapun tak merokok, no alcohol sama sekali, ga pernah konsumsi cofee, jarang sekali nongkrong di cafe, juga plus no sugar (gula) untuk minum teh.

Pisau Lipat

EDC tak lengkap tanpa pisau lipat. Untuk pisau lipat saya senang memilikinya. EDC pisau lipat tidak hanya saya bawa saat outdoor saja, namun ada tersimpan juga di dompet kain di dalam ransel.




Saya mengandalkan dua pisau merk victorynox dan beberapa pisau lipat khusus (pocket knife)  dengan beragam jenis bilah.
Kemudian ada pisau beragam merk, seperti Boker yang handal dan pisau Buck milik saya untuk outdoor, ada juga merek Dhaulagiri.








Ini ada koin pisau yg praktis.

Saya juga memiliki mini edc yang praktis.


Hanyasaja bilahnya harus sering diasah agar tajam.


Memiliki pisau lipat yang baik adalah hal yang menyenangkan, terutama bagi penggemar kegiatan alam bebas, karena pisau lipat multitools banyak gunanya.
Sebenarnya untuk EDC saya sudah saya tambah seperti powerbank dan senter taktikal untuk EDC😀


Senter merupakan edc yang vital. Sy pakai jenis senter tactical agar praktis.

Saya lebih suka senter mini kecil namun kompak untuk melengkapi gantungan kunci. Silahkan disimak di   https://mung-pujanarko.blogspot.com/2020/06/edc-di-masa-pandemi.html?m=1


Di ransel saya, selain payung, selalu ada saya bawa dompet kecil ringkas berisi : pisau lipat Dhaulagiri, power bank, dan kabel charge type c, kabel konverter laptop - lcd proyektor hdmi (untuk lcd proyektor presentasi), usb flash disk, juga tak lupa uang koin receh untuk pengamen di bus, karena saya termasuk juga pecinta moda transportasi umum 😁



Demikianlah berbagi jurnal tentang every day carry (edc), baik yang taktikal, dan juga survival, yang bisa digunakan sewaktu butuh. Edc setiap personal pasti berbeda dan berkembang dari pengalaman masing-masing.
Ada pepatah soal edc :   "lebih baik punya alat tapi tak dipakai, daripada saat butuh tapi tak punya alat"

Minggu, 01 Maret 2020

Motivasi



Beberapa kalimat motivasi amat baik untuk dipertimbangkan.

Beberapa kalimat motivasi jika dipertimbangkan, maka orang akan menyuruh orang, jangan cuma mempertimbangkan, namun kerjakanlah !

Beberapa kalimat motivasi akan membangkitkan semangat dalam hidup.

Beberapa kalimat motivasi akan membuat merenung.

Beberapa kalimat motivasi akan menggugah.

Beberapa kalimat motivasi akan menyadarkan.

Beberapa kalimat motivasi tidak akan membuat merasa lebih baik dari orang lain.

Beberapa kalimat motivasi akan membuat waspada dengan cara senantiasa menyebut nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sebelum berpikir, sebelum mempertimbangkan, sebelum berbuat.

Beberapa kalimat motivasi akan membuat  minta kepada Tuhan YME agar diberi petunjuk jalan yang lurus, jalan yang ditempuh orang-orang lain yang telah (sudah) diberi nikmat rahmat Tuhan YME dan bukan jalannya orang-orang yang telah dhalim (merugikan dirinya sendiri).


Selasa, 25 Februari 2020

Mikir

Merenungi kehidupan yang telah diarungi. Menyelami pikiran saat merayap menembus relung-relung imaji.
Bagai berlayar dalam lautan pikiran.



Pikiran saya berjalan. Jika saya mulai berpikir secara hasil kerja otak, maka saya berdoa minta jalan yang lurus, jalan yang diberi nikmat Tuhan dan bukan jalan pikiran orang orang yang dholim.

Maka setiap berpikir atau mengawasi jalan pikiran saya sendiri, saya bacakan Al Fatihah, agar pikiran saya lurus-lurus saja.
Agar pikiran saya tidak tersesat. Sebelum berpikir, saat berpikir dan setelah usai berpikir, saya baca Alfatihah dengan penuh mengemis jalan pada Tuhan 😁

De ja vu





Blog saya ini adalah tumpahan pikiran saya, catatan dari kegiatan yang saya anggap penting, dan blog ini adalah jurnal pribadi saya.

Saya tidak sengaja dengan intensi bahwa blog www. mung-pujanarko.blogspot.com yang asalnya dari nama saya ini adalah untuk menyediakan informasi, tidak. Karena blog ini adalah perpanjangan memory saya saja.

Untuk menyediakan informasi saya ada webnews lain, tidak / bukan blog ini. Saya pun tak pernah harapkan banyak pembaca, karena pusing jika anda mengunjungi pikiran orang, lebih baik anda kunjungi laman instagram selebgram yang lebih sejuk untuk dilihat.

Saya pernah alami de javu.

Saya berpikir bahwa hidup ini pastilah ajaib, hidup ini pastilah bermakna, dan hidup ini pastilah tidak sia-sia.  Meski kita tak minta untuk hidup pada awalnya, namun saya yakin hidup ini penuh makna, hidup ini berguna dan saya yakin hidup ini tidak sia-sia.

De ja vu saya anggap ajaib, bahwa meski ada opini medis di banyak literatur mengatakan bahwa de ja vu mungkin ada hubungannya dengan otak dan mungkin kelainan otak kata medis, namun jika kita berdoa dan berharap umpamanya apakah itu kelainan otak ? Saya rasa otak sendiri penuh 'kelainan', dan manusia belum selesai tamat belajar tentang otaknya sendiri.


De javu dalam opini saya yang suka mikir, bahwa de javu pasti sebuah journey yang asyik dan ajaib, sulit dijabarkan, tapi penuh syukur bagi yang pernah alami de javu.


Déjà vu, dari bahasa Prancis, secara harfiah "pernah dilihat", adalah fenomena merasakan sensasi kuat bahwa suatu peristiwa atau pengalaman yang saat ini sedang dialami sudah pernah dialami di masa lalu. Déjà vu adalah suatu perasaan telah mengetahui dan déjà vécu adalah sebuah perasaan mengingat kembali.

Mengalami de ja vu bagi saya pribadi, ketika saya alami satu de javu kuat, maka saya langsung bersyukur dan berdoa. 

Saya baca Al Fatihah. Saya yakin Tuhan Yang Maha Esa adalah pemilik segala dimensi yang ada. Kekuasaan Tuhan YME meliputi segala dimensi alam yang ada.

Secara refleks jika saya alami de javu yang amat sangat jarang adanya, karena de ja vu ya tidak tiap saat 😁 Saya langsung Mohon ditunjukkan arah jalan yang lurus jalan yang ditempuh orang-orang yang diberi nikmat Tuhan, dan bukan jalan yang dimurkai lagi dholim.

Saya yakin de ja vu bukan hal yang remeh atau sia-sia, seperti halnya saja hidup ini. Hidup ini bukan hal yang remeh dan sia-sia.

Selamat bekerja 😁

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons