Mung Pujanarko memberikan materi diklat dasar Fotografi |
Fotografi adalah sebuah cabang ilmu yang erat kaitannya dengan seni dan teknologi menangkap cahaya dalam selembar karya gambar, menggunakan segala jenis alat penangkap cahaya atau disebut kamera.
Jenis ilmu ini kian dimintai seiring perkembangan dunia teknologi digital kamera yang memudahkan manusia menggunakan kamera. Khalayak masyarakat luas kini semakin dekat dengan kamera, kamera ada di mana-mana, ada di handphone yang digenggam tiap hari ada di laptop, netbook dan tablet juga aneka piranti elektronik lainnya. Kamera bahkan kini bisa berbentuk macam-macam, ada berupa pena, penjepit dasi, dan jam tangan.
Teknologi bukanlah menyulitkan manusia, teknologi justru memudahkan manusia. Seperti dunia fotografi, yang kian lama menjadi hal yang wajar, bukan hal yang ekslusif lagi. Fotografer baru pun lahir seiring jaman, dan fotogfarer senior juga tetap ada dimanapun dia berkarya.
Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom (pembicara) bersama Dr. Euis Komalawati S.Sos, M.Si (moderator) |
Menanggapi semakin tingginya minat mahasiswa untuk belajar dunia fotografi maka pihak FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya mengadakan workshop fotografi guna mengakrabkan mahasiswa dengan dunia fotografi pada 22 Mei 2013.
”Fotografi semakin banyak orang yang menekuninya, baik untuk hobby yang positif dan pekerjaan, karena itu sah-sah saja setiap orang belajar fotografi, tentu saja untuk para fotografer pasti ingin terkenal dan punya karya yang baik, itu tergatung dengan AMOL yakni Ability (Kemampuan), Motivation (Motivasi) Opportunity (Kesempatan) dan Luck (Keberuntungan), tanpa 'rumus' AMOL ini mustahil fotografer -siapapun dia- akan terkenal dan banyak job, namun bagi para mahasiswa jangan ragu-ragu, tekuni saja keilmuan yang menarik minat dan bakatmu, dan anda sebagai mahasiswa akan menemukan jalan anda sendiri,” ujar Mung Pujanarko S.Sos, M.I.Kom yang juga mengajarkan mata kuliah dasar-dasar fotografi di FIKOM Jayabaya ini.
Menurut Mung Pujanarko yang pernah menjadi wartawan Harian pagi SURYA Surabaya, dan redaktur harian Umum Duta Masyarakat juga Branch Manager Majalah Ad Info Bogor menyatakan, selain menulis, kini wartawan juga sebaiknya mahir memotret menggunakan kamera apa saja,”Kuasailah cara penggunaan semua jenis kamera, apakah itu kamera handphone, kamera pocket dan SLR ataupun DSLR, semua jenis kamera sebaiknya wartawan atau calon wartawan mampu menggunakannya dengan baik dan benar,” pungkas Mung Pujanarko.
Nasehat untuk Mahasiswa
Lebih jauh, menurut Pak Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom yang merupakan Magister Kekhususan Ilmu Jurnalistik alumnus IISIP Jakarta ini berpesan pada para mahasiswanya di berbagai kampus bahwa era informasi kini menjadikan dunia fotografi makin mudah dan diminati. Adanya fenomena 'foto selfie', foto pre-wedding dan wedding dan aneka moment dalam media sosial makin menggoda siapa saja yang mampu untuk tejun mendalami fotografi. Maka ada 6 hal yang paling penting harus diingat adalah :
1. Fotografi adalah hobby yang cukup mahal, fotografi dengan kamera DSLR kini setidaknya membuat peminatnya harus membelanjakan sedikitnya empat juta rupiah hingga kisaran enam juta rupiah untuk sebuah kamera kelas pemula atau entry level DSLR. "Mulai era SLR sebelum adanya DSLR, fotografi adalah bukan barang murah, alatnya cukup mahal, ini merupakan hobby yang cukup mahal bagi sebagian besar orang, ada sih yang menganggap murah tapi secara statistik demografi dihitung dari tingkat pendapatan rakyat banyak, ini hobby yang cukup mahal," papar Mung Pujanarko. Dirinya memberi gambaran bahwa seiring laju inflasi per tahun, harga barang import kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) ini cenderung terus mengalami kenaikan, "Dari tahun ke tahun harga DSLR baru selalu naik, karena dihitung valuta US dollar,dan rupiah yang selalu melemah ini harus dipahami bagi peminat fotografi," lanjutnya. Paling tidak menurutnya anak muda harus bisa menabung dulu.
2. Manfaatkan mata kuliah Fotografi dan Fotografi Jurnalistik. Di berbagai kampus kini telah ada mata kuliah Fotografi dan Fotografi Jurnalistik terutama untuk jurusan Ilmu Komunikasi, bahkan ada S1 Fotografi namun masih sepi peminat karena S1 Fotografi sifatnya yang terlalu niche.
Untuk mahasiswa yang ikut mata kuliah fotografi maka manfaatkan praktek dengan kamera DSLR milik kampus. "Dengan praktek dan memahami seluk beluk DSLR dalam fotografi menggunakan kamera praktikum milik fakultas, maka mahasiswa dapat menguasai alat DSLR terlebih dahulu sebelum nanti dapat membelinya," papar Mung Pujanarko. Dengan demikian maka mahasiswa sudah terlebih dahulu kenyang praktek DSLR sebelum memilikinya.
3. Waspadalah saat membeli DSLR di toko-toko. Kini banyak toko menjual DSLR, maka anak muda atau siapa saja peminat pemula, para newbie wajib mengetahui terlebih dahulu DSLR apa yang perlu dibelinya ?, harga pasarannya berapa?, dan ingat DSLR dijual terpisah dengan aneka asesories tambahan seperti UV filter, dll, terkadang ada toko yang tega menjual terpisah dengan memory card. Cek semua asesories keperluan anda, dan pastikan harganya. Jangan sungkan bertanya kepada para Koh penjualnya di toko-toko, meski seringkali penjualnya menggertak pembeli agar terpana secara psikologis, menawarkan asesories tambahan seperti lens converter, pembersih, tas, lens hood, dan aneka asesories yang ternyata kemudian setelah dicek semua harganya kelewat mahal dari harga pasaran, dan ada toko DSLR yang menganggapnya 'seperti perang' saat menjual, kalau ada yang beli berarti dia menang kalau tak jadi beli berarti kalah, hati hati-dengan ideologi toko macam ini.
Ada pula toko sok menolong, pura-pura ramah padahal menjebak, namun ada pula penjual yang baik.
Ingat, waspadalah jika mencari DSLR di mall-mall, karena toko-toko ini tahu mana pembeli yang masih 'hijau' dan harga yang ditawarkan akan cenderung lebih mahal 20% dari harga pasaran normal jika mereka tahu kalau pembelinya adalah awam dan baru pertama cari DSLR. Toko-toko ini juga kerap menabur 'jaring' berupa stand-stand kecil di luar toko di dalam mall, namun intinya sama yakni untuk mencari mana pembeli yang masih 'hijau' untuk menangguk keuntungan yang massif. Namun di mall juga ada beberapa general store yang justru fair dalam memberikan harga untuk DSLR. Saya pernah membeli DSLR di general store, dan harganya sudah fix di price tagnya, tidak perlu lagi repot menghadapi penjual yang tatapan matanya penuh selidik sambil mengira-ngira pembelinya ini newbie atau bukan dengan membuka harga di atas pasaran untuk menantang tawar-menawar harga ber-hustling guna mendapatkan margin yang tinggi. Capek menghadapi polah toko hustler seperti ini.
Karena itu lebih baik ajak teman yang berpengalaman membeli DSLR, atau dapatkanlah rujukan dari orang yang anda percayap Paling penting, ini paling penting : pilihlah toko yang sudah lama (berdirinya) dan terkenal lagi terpercaya. Caranya cari di google mana toko kamera di kota anda yang paling lama berdirinya dan terkenal, biasanya toko macam ini tidak lagi mencurangi mereka yang masih awam terhadap kamera DSLR dan ragam asesoriesnya pada para pembeli-pembeli newbie. Mereka tidak lagi hustler, namun lebih mempertahankan prioritas nama dan reputasi toko kamera yang telah lama berdiri, para pemilik toko lama ini sadar jika sekarang adalah jamannya internet, maka para toko lama akan mempertahankan reputasi mereka sebagai toko kamera yang jujur. Toko-toko dengan nama yang sudah terkenal ini biasanya juga langganan para fotografer senior.
Karena anda mungkin bisa menipu satu dua pembeli newbie, namun jika para pembeli newbie ini kemudian marak mengeluhkan layanan toko anda di internet, saya jamin toko anda akan dijauhi secara diam-diam.
Jadi intinya, adalah hati-hati memilih toko penjual DSLR, cek dahulu di google mana toko DSLR yang curang, dan di kawasan mana saja toko-toko DSLR yang menjebak pembeli bak mafia ini beroperasi, bak jaringan yang rapi yang siap memperdaya 'lalat pemula' para newbie yang awam soal DSLR, punya uang tapi awam, hati-hatilah, cek di google semua sebelum membeli, ketik saja kata kunci "tertipu kamera DSLR", "toko curang penjual DSLR" dan lain-lain kata kunci yang berkaitan dengan kecurangan penjual DSLR. Waspadai barang gelap yang tak ter-cover garansi resmi dealer AgenTunggalPemegangMerek.
Be careful, be creative dont get scam by anybody.
4. Sesuaikan anggaran kemampuan anda dengan kebutuhan akan alat DSLR type apa, jangan mudah terpancing dengan pendapat yang meremehkan anggaran yang anda punyai, karena fotografi adalah hak bagi siapa saja.
5. Jika anda sudah memiliki kamera DSLR, ingatlah bahwa DSLR adalah barang elektronik, bukan seperti SLR jadul yang menggunakan rol film. Sebagai barang elektronik, DSLR memilki delicate parts yang cukup fragile, jatuh bisa rusak, kena debu bisa rusak, kena air bisa rusak. Belum lagi keausan barang elektronik lebih tinggi dibanding non elektronik, mengapa ? Ya karena saat kontak dengan listrik maka komponen elektronik mengeluarkan panas, jadi cepat aus. Jika anda memilki SLR sisa jaman dulu (jadul), maka perhatikanlah perbedaan mendasarnya pada sistem elektrik yang rumit. Jadi jagalah, rawatlah baik-baik DSLR anda yang sejatinya fragile tersebut. Jika anda mahasiswa baru lulus dan bekerja di media sebagai fotografer maka sebaiknya anda menggunakan alat fotografi milik kantor, bukan dengan resiko milik sendiri.
6. Diulang lagi seperti dia atas, menurut Mung Pujanarko S.Sos, M.I.Kom, ada rumus yang paling penting bagi seseorang untuk sukses dalam dunia fotografi, "Prinsipnya adalah anda memiliki apa yang dinamakan AMOL atau Ability yakni kemampuan finansial dan skill fotografi, Motivation atau motivasi untuk tekun dalam dunia fotografi, Opportunity atau anda memilki kesempatan untuk membuktikan skill dan motivasi anda, dan yang terakhir Luck atau anda mendapat cukup keberuntungan dalam upaya anda di dunia fotografi," papar Mung Pujanarko. Jadi menurutnya yang membedakan satu fotografer dapat lebih sukses dibanding fotografer yang lain, padahal alatnya sama, skillnya sama, maka jawabnya ada dalam prinsip AMOL tersebut.
Ability
Motivation
Opportunity
Luck
Good Luck !(*)
(*)
Nasehat untuk Mahasiswa
Lebih jauh, menurut Pak Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom yang merupakan Magister Kekhususan Ilmu Jurnalistik alumnus IISIP Jakarta ini berpesan pada para mahasiswanya di berbagai kampus bahwa era informasi kini menjadikan dunia fotografi makin mudah dan diminati. Adanya fenomena 'foto selfie', foto pre-wedding dan wedding dan aneka moment dalam media sosial makin menggoda siapa saja yang mampu untuk tejun mendalami fotografi. Maka ada 6 hal yang paling penting harus diingat adalah :
1. Fotografi adalah hobby yang cukup mahal, fotografi dengan kamera DSLR kini setidaknya membuat peminatnya harus membelanjakan sedikitnya empat juta rupiah hingga kisaran enam juta rupiah untuk sebuah kamera kelas pemula atau entry level DSLR. "Mulai era SLR sebelum adanya DSLR, fotografi adalah bukan barang murah, alatnya cukup mahal, ini merupakan hobby yang cukup mahal bagi sebagian besar orang, ada sih yang menganggap murah tapi secara statistik demografi dihitung dari tingkat pendapatan rakyat banyak, ini hobby yang cukup mahal," papar Mung Pujanarko. Dirinya memberi gambaran bahwa seiring laju inflasi per tahun, harga barang import kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) ini cenderung terus mengalami kenaikan, "Dari tahun ke tahun harga DSLR baru selalu naik, karena dihitung valuta US dollar,dan rupiah yang selalu melemah ini harus dipahami bagi peminat fotografi," lanjutnya. Paling tidak menurutnya anak muda harus bisa menabung dulu.
2. Manfaatkan mata kuliah Fotografi dan Fotografi Jurnalistik. Di berbagai kampus kini telah ada mata kuliah Fotografi dan Fotografi Jurnalistik terutama untuk jurusan Ilmu Komunikasi, bahkan ada S1 Fotografi namun masih sepi peminat karena S1 Fotografi sifatnya yang terlalu niche.
Untuk mahasiswa yang ikut mata kuliah fotografi maka manfaatkan praktek dengan kamera DSLR milik kampus. "Dengan praktek dan memahami seluk beluk DSLR dalam fotografi menggunakan kamera praktikum milik fakultas, maka mahasiswa dapat menguasai alat DSLR terlebih dahulu sebelum nanti dapat membelinya," papar Mung Pujanarko. Dengan demikian maka mahasiswa sudah terlebih dahulu kenyang praktek DSLR sebelum memilikinya.
3. Waspadalah saat membeli DSLR di toko-toko. Kini banyak toko menjual DSLR, maka anak muda atau siapa saja peminat pemula, para newbie wajib mengetahui terlebih dahulu DSLR apa yang perlu dibelinya ?, harga pasarannya berapa?, dan ingat DSLR dijual terpisah dengan aneka asesories tambahan seperti UV filter, dll, terkadang ada toko yang tega menjual terpisah dengan memory card. Cek semua asesories keperluan anda, dan pastikan harganya. Jangan sungkan bertanya kepada para Koh penjualnya di toko-toko, meski seringkali penjualnya menggertak pembeli agar terpana secara psikologis, menawarkan asesories tambahan seperti lens converter, pembersih, tas, lens hood, dan aneka asesories yang ternyata kemudian setelah dicek semua harganya kelewat mahal dari harga pasaran, dan ada toko DSLR yang menganggapnya 'seperti perang' saat menjual, kalau ada yang beli berarti dia menang kalau tak jadi beli berarti kalah, hati hati-dengan ideologi toko macam ini.
Ada pula toko sok menolong, pura-pura ramah padahal menjebak, namun ada pula penjual yang baik.
Ingat, waspadalah jika mencari DSLR di mall-mall, karena toko-toko ini tahu mana pembeli yang masih 'hijau' dan harga yang ditawarkan akan cenderung lebih mahal 20% dari harga pasaran normal jika mereka tahu kalau pembelinya adalah awam dan baru pertama cari DSLR. Toko-toko ini juga kerap menabur 'jaring' berupa stand-stand kecil di luar toko di dalam mall, namun intinya sama yakni untuk mencari mana pembeli yang masih 'hijau' untuk menangguk keuntungan yang massif. Namun di mall juga ada beberapa general store yang justru fair dalam memberikan harga untuk DSLR. Saya pernah membeli DSLR di general store, dan harganya sudah fix di price tagnya, tidak perlu lagi repot menghadapi penjual yang tatapan matanya penuh selidik sambil mengira-ngira pembelinya ini newbie atau bukan dengan membuka harga di atas pasaran untuk menantang tawar-menawar harga ber-hustling guna mendapatkan margin yang tinggi. Capek menghadapi polah toko hustler seperti ini.
Karena itu lebih baik ajak teman yang berpengalaman membeli DSLR, atau dapatkanlah rujukan dari orang yang anda percayap Paling penting, ini paling penting : pilihlah toko yang sudah lama (berdirinya) dan terkenal lagi terpercaya. Caranya cari di google mana toko kamera di kota anda yang paling lama berdirinya dan terkenal, biasanya toko macam ini tidak lagi mencurangi mereka yang masih awam terhadap kamera DSLR dan ragam asesoriesnya pada para pembeli-pembeli newbie. Mereka tidak lagi hustler, namun lebih mempertahankan prioritas nama dan reputasi toko kamera yang telah lama berdiri, para pemilik toko lama ini sadar jika sekarang adalah jamannya internet, maka para toko lama akan mempertahankan reputasi mereka sebagai toko kamera yang jujur. Toko-toko dengan nama yang sudah terkenal ini biasanya juga langganan para fotografer senior.
Karena anda mungkin bisa menipu satu dua pembeli newbie, namun jika para pembeli newbie ini kemudian marak mengeluhkan layanan toko anda di internet, saya jamin toko anda akan dijauhi secara diam-diam.
Jadi intinya, adalah hati-hati memilih toko penjual DSLR, cek dahulu di google mana toko DSLR yang curang, dan di kawasan mana saja toko-toko DSLR yang menjebak pembeli bak mafia ini beroperasi, bak jaringan yang rapi yang siap memperdaya 'lalat pemula' para newbie yang awam soal DSLR, punya uang tapi awam, hati-hatilah, cek di google semua sebelum membeli, ketik saja kata kunci "tertipu kamera DSLR", "toko curang penjual DSLR" dan lain-lain kata kunci yang berkaitan dengan kecurangan penjual DSLR. Waspadai barang gelap yang tak ter-cover garansi resmi dealer AgenTunggalPemegangMerek.
Be careful, be creative dont get scam by anybody.
4. Sesuaikan anggaran kemampuan anda dengan kebutuhan akan alat DSLR type apa, jangan mudah terpancing dengan pendapat yang meremehkan anggaran yang anda punyai, karena fotografi adalah hak bagi siapa saja.
5. Jika anda sudah memiliki kamera DSLR, ingatlah bahwa DSLR adalah barang elektronik, bukan seperti SLR jadul yang menggunakan rol film. Sebagai barang elektronik, DSLR memilki delicate parts yang cukup fragile, jatuh bisa rusak, kena debu bisa rusak, kena air bisa rusak. Belum lagi keausan barang elektronik lebih tinggi dibanding non elektronik, mengapa ? Ya karena saat kontak dengan listrik maka komponen elektronik mengeluarkan panas, jadi cepat aus. Jika anda memilki SLR sisa jaman dulu (jadul), maka perhatikanlah perbedaan mendasarnya pada sistem elektrik yang rumit. Jadi jagalah, rawatlah baik-baik DSLR anda yang sejatinya fragile tersebut. Jika anda mahasiswa baru lulus dan bekerja di media sebagai fotografer maka sebaiknya anda menggunakan alat fotografi milik kantor, bukan dengan resiko milik sendiri.
6. Diulang lagi seperti dia atas, menurut Mung Pujanarko S.Sos, M.I.Kom, ada rumus yang paling penting bagi seseorang untuk sukses dalam dunia fotografi, "Prinsipnya adalah anda memiliki apa yang dinamakan AMOL atau Ability yakni kemampuan finansial dan skill fotografi, Motivation atau motivasi untuk tekun dalam dunia fotografi, Opportunity atau anda memilki kesempatan untuk membuktikan skill dan motivasi anda, dan yang terakhir Luck atau anda mendapat cukup keberuntungan dalam upaya anda di dunia fotografi," papar Mung Pujanarko. Jadi menurutnya yang membedakan satu fotografer dapat lebih sukses dibanding fotografer yang lain, padahal alatnya sama, skillnya sama, maka jawabnya ada dalam prinsip AMOL tersebut.
Ability
Motivation
Opportunity
Luck
Good Luck !(*)
(*)
0 komentar:
Posting Komentar