cari kata

Senin, 18 November 2013

Semakin Siang, Peserta Pelatihan Tetap Semangat

Mung Pujanarko, Salah satu nara sumber


Waktu telah menunjukkan pukul 15:00 WIB namun sebanyak 30 peserta pelatihan jurnalistik di Hotel Abadi Suites, Jambi terlihat makin semangat.
Antusiasme peserta pelatihan jurnalistik terbukti dengan penuh perhatian menyimak dan juga melakukan praktek langsung mengetik Quick News.
Menurut AKP Harbunas yang sehari-hari menjabat sebagai Kasubag Humas Polres Bungo, juga sebagai salah satu peserta menyatakan sebaiknya peserta ditantang mengetik berita quick news dengan menggunakan prinsip 5 W dan 1H selama 5 menit. “Pak jangan sepuluh menit terlalu lama, cukuplah kita diberi tugas lima menit, pasti kita bisa pak,”tutur AKP Harbunas, Senin (18/11).
Masih Menurut Kasubag Humas Polres Bungo, AKP Harbunas, dia menyatakan semangat sekali mengikuti pelatihan ini, “Saya suka pelatihan  dengan praktek langsung, tidak banyak ceramahnya“ tegas AKP Harbunas.

Sementara menurut AKP Hotmaida yang sehari-hari menjabat sebagai Kasubag Humas Polres Tanjung Jabung Barat, sebagai salah satu peserta menyatakan dirinya juga tetap semangat mengikuti pelatihan ini,”Karena yang memberikan materinya juga bisa memberikan masukan dan saya harap dapat mengaplikasikan di daerah,” ujar AKP Hotmaida.

Mung Pujanarko sedang memperagakan cara quick news


Sementara iu menurut Mung Pujanarko selaku instruktur menyatakan dirinya sengaja untuk mendorong peserta  menulis berita secara cepat, ”Karena dengan menyusun berita secara cepat, kita mampu mengkonstruksikan pikiran kita,”ujar Mung Pujanarko selaku Instruktur. (*)

Rabu, 13 November 2013

Komunikasi Risiko : Hub dan Spoke dalam Penularan


Sektor public health atau kesehatan masyarakat amat vital untuk kehidupan masyarakat itu sendiri. Dan, cara menyampaikan risiko penyakit menular harus melalui saluran yang sesuai. Saluran dalam penyuluhan tentang bahaya penyakit menular adalah : Bidang Komunikasi Risiko.

Penulis pernah menjadi anggota tim Komunikasi Risiko Komnas FBPI (Flu Burung dan Pandemi Influenza). Yang dikerjakan oleh tim komunikasi risiko saat itu adalah membantu mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang risiko penyakit flu burung, kemudian tim komunikasi risiko juga  membantu menyusun contingency plan  atau rencana kontingensi  dalam menghadapi pandemi.

Pandemi adalah mewabahnya penyakit di seluruh dunia. Kini, yang wajib dipahami oleh mayarakat luas adalah juga  risiko penyakit HIV-AIDS sebagai penyakit menular.

Hub dan Spoke
Hub adalah PSK, dan Spoke adalah para pelanggannya (saya tak menyebutnya hidung belang) tanda panah dua ujung Spoke yakni menerangkan dapat sebagai victim dan sekaligus carrier HIV-AIDS


Kalau dapat dipetakan, -misalnya- di Jakarta sebagai kota besar, orang yang paham  soal komunikasi risiko akan memetakan beberapa hot spot area yang berisiko menjadi tempat Hub dalam penyebaran HIV-AIDS. Lokasi Hub ini diantaranya dan utamanya adalah kawasan prostitusi baik permanen maupun semi permanen ataupun bahkan  liar, dimana yang disebut liar adalah para pekerja seksual komersial tidak terikat  pada tempat khusus.

Ingat,  HIV-AIDS juga berisiko menular melalui hubungan seks antara PSK dan pelangannya. Hub juga bisa para pecandu narkoba suntik.

Sementara Spoke dalam dunia prostitusi ini adalah para pelanggan. Sedangkan Spoke dalam dunia narkoba adalah para pemakai bergantian jarum suntik.

Jakarta sebagai kawasan metropolitan jelas menawarkan apa saja untuk 'dunia romansa senang-senang'. Jakarta sebagai kota besar menjadi tempat yang mudah untuk  tumbuh dan menjamurnya Hub bagi HIV-AIDS, yaitu berbagai tempat prostitusi baik permanen (saya tak bilang legal) dan semi permanen bahkan liar (PSK lepas).

Contohnya ; Tumbuh menjamurnya kini spa-spa dan panti pijat yang gencar menawarkan jasa relaksasi, menjadi tempat yang rawan untuk timbulnya prostitusi yakni berupa : kesepakatan seks personal antara pramu pijat /pramu spa dengan pelanggannya. Inilah kerawanan, karena manajemen spa, panti pijat ataupun karaoke pada umumnya secara legal melarang prostitusi, namun kesepakatan seks personal dapat dengan mudah timbul antara wanita pramu dan pelanggan.

Dalam dunia maya, terutama di forum-forum chat, para petualang seks secara anonim dengan gembira dapat saling bertukar informasi (field report/FR) tentang pengalaman mereka di spa dan panti pijat, dimana para wanita pramunya ‘mau’ menjalin kesepakatan seks singkat dengan aneka istilah dalam dunia chat forum.  Istilah-istilah yang mencitrakan seksuallitas ini bahkan telah dibukukan, dan dikenal cukup luas sebagai kode sandi yang mencitrakan dan menceritakan aneka hubungan seksualitas bebas di aneka lokasi spa, panti pijat dan karaoke.

Dalam dunia komunikasi forum chat ini juga dapat dibaca terdapat istilah 'Suhu' dan 'Agan'  yang secara lugas berbagi pengalaman di aneka spa, panti pijat, lengkap dengan istilah posisi hubungan seksual bebas, foto, alamat, tarif ( istilahnya DC-damage cost sebagai pengganti kata tips) dan nocan (nomer cantik pramu) dengan para 'nubie/newbie' (baru). Mereka ini saling semangat mengompori untuk berkunjung dan melakukan 'terapi senang-senang' di spa, panti pijat, di mana tempat-tempat tersebut, yang tidak lain dapat beresiko menjadi tempat Hub bagi penularan HIV-AIDS. 

Hub bagi penyakit HIV-AIDS pun terbentuk dengan mudah pada tempat spa dan pijat yang sudah bukan rahasia umum lagi jika para wanita pramu  juga dapat 'segera berubah', atau secara tiba-tiba 'dapat langsung menjelma' menjadi PSK tergantung kesepakatan (uang) masing-masing dengan para klien pelangganya (saya juga tidak menyebutnya dengan istilah hidung belang).

Spoke-nya yakni para pelanggan yang -sangat beresiko bila tertular HIV AIDS- untuk menularkannya lagi pada pasangannya, istrinya atau kekasihnya. Jika satu PSK - pekerja seks komersial- atau pelaku transaksi seks bebas melayani 10 pria petualang seks dalam sehari, maka bisa dikatakan 1 Hub menjalin relasi dengan 10 Spoke sehari, dimana 10 Spoke itu beresiko menjadi agent penularan penyakit pada pasangannya. Maka alangkah sengsaranya kehidupan.

Kita tidak bisa mengabaikan kenyatataan bahwa satu pelaku penyedia jasa layanan seks bisa menjadi Hub HIV-AIDS bagi para Spoke pelanggannya. Risiko HIV-AIDS ini sudah seharusnya diwaspadai oleh semua pihak seiring dengan berkembangnya perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab, bahkan menjadi trend- (takutnya menjadi trend di kalangan muda/semi tua yang masih takut menikah, karena takut menikah lalu menjalin relasi seksual dengan para Hub, yakni PSK baik PSK ditempat permanen, semi permanen, atau liar) yang tersebar luas di aneka tempat spa, panti pijat, dan karaoke yang biasa dibisikkan dengan embelan label 'plus' atau 'plus-plus'. (*)

Oleh : Mung Pujanarko, M.I.Kom, - Magister Ilmu Komunikasi alumnus IISIP-Jakarta. Berpengalaman dalam bidang Komunikasi Risiko.  

Selasa, 12 November 2013

Bahasa Indonesia berguna di Dunia Kerja dan Mutlak Menjadi Bahasa Baku Pergaulan

Kuswara (21) mahasiswa Jurusan Manajemen Transportasi laut (kiri), bersama Mung Pujanarko, Dosen Bahasa Indonesia (kanan)

 
Bahasa gaul boleh saja digunakan dalam arena pergaulan anak muda jaman sekarang, namun kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang baku, mutlak harus dipertahankan sebagai bahasa yang lebih efektif. Hal ini diungkapkan oleh Kuswara (21) seorang mahasiswa IBM –ASMI ketika ditemui dalam sebuah kesempatan di kampusnya di kawasan Pulomas Jakarta Tmur pada hari Selasa  tanggal (12/11) lalu. 
Meski dirinya saat kuliah bahasa Indonesia duduk di deretan paling belakang, namun pemuda yang saat ditemui menggunakan sweater warna merah ini terlihat konsentrasi memperhatikan pelajaran Bahasa Indonesia.

Ternyata meskipun banyak bercanda, namun selanjutnya terungkap dalam wawancara, bahwa Kuswara ingin  mahir menulis dengan menggunakan kalimat efektif secara cepat yakni 150 kata selama  7 menit.
 
Mahasiswa jurusan Manajemen Transportasi Laut ini, ingin memperdalam bahasa Indonesia, karena dalam perjanjian shipping nantinya mutlak memerlukan kepandaian berbahasa Indonesia yang benar di samping tentu saja ketrampilan bahasa Inggris.
 
Untuk itu meski Kuswara kini baru duduk di semester 2, namun dirinya berharap dapat segera mempraktekkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan dan tulisan.
 
“Bahasa Indonesia harus mendapat tempat yang terhormat dit engah maraknya bahasa alay dan bahasa gaul,” ungkap Kuswara lagi.
 
Dirinya juga menambahkan bahwa Bahasa Indonesia harus mampu bertahan di tengah gempuran bahasa gaul seperti kemunculan bahasa alay, “Menurut saya bahasa alay itu sangat menggelikan, karena sulit dipahami dan dicerna, juga terkadang tidak sopan, apalagi jika dipergunakan di  tengah kehidupan kampus,” pungkas Kuswara. (*)

Mahasiswa IBM-ASMI praktek Menulis Langsung dengan Kalimat Efektif

Tampak Mung Pujanarko (dosen) sedang Bersama para Mahasiswa di kelas- Selasa 12/11


M
eskipun hari telah menunjukkan pukul 20:00 WIB, namun para mahasiswa IBM- ASMI (Institut Bisnis dan Multimedia-Akademi Sekretaris dan Manajemen Informasi) masih terlihat terus semangat untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Sejumlah 18 orang mahasiswa IBM-ASMI mempraktekkan cara penulisan laporan singkat dengan cara mengetikkan langsung kalimat demi kalimat di dalam media online.
Para mahasiswa ini belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan modul, namun juga praktek langsung yang lebih diutamakan. Menurut Supriyatna (26) mahasiswa semester 2 jurusan Sumber Daya Manusia  IBM-ASMI, dirinya belajar menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk menunjang karir, wawasan dan pengetahuan berbahasa Indonesia,”Karena di dunia kerja sekarang ini mutlak diperlukan skill menulis dengan Bahasa Indonesia baik untuk menulis laporan dan juga kemampuan berbahasa Indonesia secara baku di lingkungan kerja” tutur Supriyatna ketika ditemui di kampus IBM-ASMI di kawasan Pulo Mas, Jakarta Timur hari Selasa (12/11).

Sementara itu menurut Dosen Bahasa Indonesia yakni Mung Pujanarko S.Sos. M.I.Kom, menyatakan bahwa belajar Bahasa Indonesia harus dimulai dari memahami dan mempraktekkan tata cara menulis yang baik, benar dan kalau bisa cepat."Karena jaman sekarang ini adalah jaman  Teknologi Informasi, maka barang siapa yang menguasai informasi maka dia mampu menjadi insan yang unggul,” ungkap Mung Pujanarko. (*)

Berangkat dari Nias untuk Cari Ilmu di IBM-ASMI Jakarta


Ningsih (20) Mahasiswi Jurusan Manajemen Keuangan IBM-ASMI, Jakarta

 
Carilah ilmu hingga ke negeri China, agaknya pepatah itu sesuai dengan Ningsih (20) seorang gadis asal Nias yang menuntut ilmu di kampus IBM-ASMI, Jakarta.
 
Ya, Ningsih adalah salah seoarng mahasiswi di Kampus IBM yang  rela meninggalkan kampung halaman, demi mendapatkan kesempatan menimba ilmu secara lebih baik di kampus IBM -ASMI.
Menurut gadis alumus SMK Pemda Nias, Sumatera Utara ini,  dirinya lebih memilih berkuliah di Jakarta di kampus IBM-ASMI ,karena ingin menimba ilmu yang lebih dalam dan mendapatkan pengalaman di Ibu Kota Jakarta.
 
“ Jakarta adalah Ibu Kota negara, tentu saja tidak semua  orang dapat berkuliah di Jakarta, saya bersyukur karena mendapat kesempatan berkuliah di Jakarta sebagai kota metropolitan ini,” tutur Ningsih, ketika ditemui oleh kru media massa di kampusnya di bilangan Pulo mas Jakarta, hari selasa 12/11.
 
 Gadis berwajah oval ini menceritakan pada  tahun 2012 lalu dirinya memberanikan diri pergi ke Jakarta dengan menggunakan pesawat,  dan kemudian tinggal bersama saudaranya. “ Saya tinggal bersama paman, beliau pula lah yang memberi semangat saya agar tekun berkuliah di jakarta” ungkap Ningsih.
 
Ningsih kemudian mengisahkan suka duka hidup di Jakarta yang macet dan panas, lain dari di Nias yang suasananya adalah pantai, “ Namun  di Jakartalebih ramai dan lebih menjanjikan kesempatan serta masa depan yang lebih baik” pungkas Ningsih mengakhiri pembicaraan.(*)

Mahasiswa IBM-ASMI praktek Penggunaan Kalimat Efektif



Mahasiswa IBM-ASMI sedang belajar Bahasa Indonesia, di Kampusnya (12/11)


 Sedikitnya sejumlah 20 orang mahasiswa IBM –ASMI (Institut Bisnis dan Multimedia - Akademi Sekretaris dan Manajemen) praktek menggunakan kalimat efektif, baik  dalam tulisan maupun lisan.

 Praktek menggunakan kalimat efektif ini sangat berguna untuk menyusun laporan dan berita singkat. Praktek menyusun kalimat efektif dilakukan di Kampus IBM-ASMI di Jl Pulomas nomer 125 Jakarta Timur, pada hari Selasa (12/11).

Mengunakan kalimat efektif gampang-gampang susah, karena mahasiswa biasanya tidak menggunakan kalimat Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Apalagi kini jaman media sosial, di mana kalimat efektif menjadi kuno dan ketinggalan jaman.

Menurut Ningsih (20) salah seorang mahasiswi IBM-ASMI mengatakan kalimat efektif penting bagi peningkatan skill mahasiswa karena, digunakan secara luas dalam penyusunan laporan dan berita.  “Kalimat efektif  berarti maknanya tidak rancu dan harus jelas,”tutur Ningsih.

Sementara itu menurut dosen Bahasa Indonesia yakni Mung Pujanarko M.I.Kom, menyatakan bahwa belajar Bahasa Indonesia tidak harus mempelajari dari buku saja, tapi yang lebih baik  adalah langsung praktek dan langsung menerapkan pada tulisan, ”Saya rasa, praktek lebih baik, karena dengan sekali praktek menulis dengan kalimat efektif mahasiswa langsung belajar Bahasa Indonesia yang benar,” pungkas Mung Pujanarko yang akrab disapa Imung. (*)

Open Turnamen Futsal FIKOM Cup 2013


Pertandingan antar Club Futsal Mahasiswa Jayabaya

Mahasiswa harus rajin berolah raga


Di Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Pepatah ini benar adanya, kalau tak percaya, coba kita rasakan dalam kondisi sakit, maka feeling dan mood kita pun juga ikut lesu. Untuk itulah rajin berolah raga menjadi salah satu cara untuk menjaga kebugaran diri kita.

Hal inilah yang dilakukan oleh para mahasiswa FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya dengan mengadakan turnamen Futsal dengan nama Fikom Cup 2013. Turnamen ini rutin digelar setiap tahunnya. Menurut ketua panitia, Reza (21) yang juga mahasiswa semester 5, mengatakan bahwa FIKOM Cup 2013 ini mempertandingkan kejuaraan futsal antar fakultas dan club. “Yang bertanding tim antar fakultas dan ada beberapa club futsal mahasiswa Jayabaya yang juga ikut berlaga,” tutur Reza.

mung pujanarko dan panitia


panitia menerima pendaftaran peserta lomba


Turnamen Futsal ini berlangsung dari tanggal 11-21 November 2013 di Hall Olah Raga, lantai II Universitas Jayabaya, Jl.  Pulo Mas, Jakarta.

Hadiah yang disediakan oleh panitia meliputi Juara I : Rp. 2 juta, Juara II : Rp. 1.5 juta, dan Juara III : Rp. 750 ribu rupiah, serta masih banyak hadiah hiburan dan door prize.

Acara ini juga diprakarsai oleh Wakil Dekan III FIKOM Jayabaya yakni Mung Pujanarko M.I.Kom selaku pembina mahasiswa. "Turnamen olah raga ini positif bagi mahasiswa, sekali lagi jagalah kesehatan mumpung masih muda, jauhi rokok, narkoba dan miras," pesan Mung Pujanarko yang akrab disapa Imung ini.  (*)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons