cari kata

Selasa, 24 Februari 2015

Waspada Grandong di sepanjang Jalur Komering

Palembang- “Bagi para pengguna jalan yakni pengemudi kendaraan angkutan barang dan sepeda motor harap hati- hati ketika melintasi jalur Komering, wilayah Ogan Komering Ulu Timur” begitulah pesan Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol R Djarod Padakova ketika ditemui disela-sela pembukaan Pendidikan dan pelatihan jurnalistik Warga kerjasama antara PT.Makin Group dan Humas Polri (23/2).
Menurut  pihak kabid  Humas Polda, “ Pengemudi kendaraan angkutan barang dan sepeda motor lebih baik  selalu waspada ketika  melintasi jalur Komering, terutama pada malam hari  karena ulah Grandong”  ujar Kabid  Humas.
Ditanya lebih lanjut, kabid Humas menjelaskan bahwa Grandong adalah bukan makhluk ghaib namun istilah atau sebutan bagi perampok jalanan yang mengincar kendaraan korban.
Salah satu korban dalam yang tidak disebutkan identitasnya mengatakan bahwa kejadiannya terjadi pada malam hari.
 Ditambahkan oleh Humas Polda Sumatera Selatan  bahwa jalur Komering tersebut juga terdapat kerusakan jalan, puluhan lubang di sepanjang jalan. Apalagi lebar  jalan yang tidak memadai.
Dalam rangka mengatasi dan mencegah terjadinya kejadian tersebut terus menerus terjadi maka Polres Oku Timur dan Polsek di dalam wilayah hukum Polres OKU Timur senantiasa melakukan patroli di Jalur Komering tersebut. Sedangka untuk mengatasi puluhan lubang yang ada dijalan, Polres Oku Timur bersama-sama dengan Dishub Pemkab Oku Timur bergotong royong menutup lubang-lubang tersebut dengan batu. (ali/imung)





Senin, 23 Februari 2015

32 Peserta dari Makin Grup dan Humas Polri Mengikuti Pelatihan Jurnalistik

Peserta pelatihan Jurnalistik dari Makin Grup dan Humas Polda Sumatera Selatan

Mung Pujanarko, salah satu Nara sumber



Palembang- Sebanyak 32 orang peserta dari MAKIN Grup dan Humas Mabes POLRI mengikuti pelatihan Jurnalistik yang difasilitasi oleh pengajar dari PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia). Pelatihan ini digelar di Hotel Grand Zuri, Jl Rajawali no 8 Palembang, Sumatera Selatan dari hari Senin 23 Februari 2015 sampai dengan hari Jumat 27 Februari 2015.
 Pelatihan ini ditujukan bagi para petugas Humas untuk lebih mengenal ilmu jurnalistik, tidak hanya teori namun juga langsung praktek.
Menurut salah seorang peserta yakni AIPTU Awal Muharam dari Polres Ogan Komering Ilir menyatakan bahwa dirinya mengikuti pelatihan ini untuk menambah pengetahuan dan ilmu tentang dunia jurnalistik, serta juga ingin mendalami cara membuat berita secara akurat dan berimbang.
Sedangkan menurut  salah seorang peserta lainnya, yakni  Brigadir Jhoni Albert dari Polres Ogan Komering Ulu Selatan  menyatakan bahwa dengan pelatihan ini dirinya ingin bisa pula membuat berita secara cepat, juga menambah pengalaman di bidang jurnalistik dan menggali secara mendalam mulai dari hal terkecil sampai membuat pemberitaan secara lengkap dan komprehensif.
“Saya ingin bisa membuat berita secara cepat dan mudah tanpa kesulitan,“ ujar Brigadir Jhoni ketika ditemui di  sela-sela acara pelatihan di Hotel Grand Zuri, Senin (23/2).
Sementara itu menurut salah satu nara sumber yakni Wilson Lalengke, selaku Ketua Umum PPWI menyatakan bahwa  barang siapa yang mampu menerapkan ilmu mengolah informasi maka dirinya bisa menguasai seluk-beluk penggunaan media. “Barang siapa yang menguasai informasi maka dia menguasai dunia” ungkap Wilson Lalengke.
Nara sumber dari PPWI yang juga dosen jurnalistik yakni Mung Pujanarko menyatakan bahwa sebenarnya untuk membuat berita yang diperlukan hanyalah konsentrasi dan kemauan. "Dalam ilmu jurnalistik yang penting adalah bagaimana kita menyajikan fakta dan data," ungkap Mung Pujanarko. (*)
baca jugahttp://www.pewarta-indonesia.com/berita/nasional/15697-sejumlah-32-peserta-dari-makin-grup-dan-humas-polri-mengikuti-pelatihan-jurnalistik.html





Sabtu, 07 Februari 2015

Jayabaya dalam Expo Pendidikan Internasional





Bertempat di Hall B Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan Jakarta,  Universitas Jayabaya kembali mengukuhkan diri sebagai Universitas yang diperhitungkan dalam kancah Pendidikan Tinggi baik di Indonesia maupun pada tingkat Internasional regional ASEAN.
Universtas Jayabaya  kembali tampil sebagai pendukung dalam acara Pameran Pendidikan dan Pelatihan International Indonesia 2015 (Indonesia International Education and Training Expo) ke-24. Kegiatan  Expo berskala Internasional ini diikuti 100 peserta dari perguruan tinggi regional, nasional, dan internasional tersebut berlangsung selama empat hari dari Kamis (5/2/15) sampai Minggu, (8/2/15) di Hall B Gedung Balai Sidang Jakarta Convention Center (JCC).
Menurut Humas Jayabaya, Adi Sujana menyatakan bahwa Jayabaya sebagai Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi- akademi senantiasa berkomitmen memberikan kesempatan bagi masyarakat luas untuk mendaftarkan diri sebagai mahasiswa di berbagai fakultas yang ada di  Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi Jayabaya.
“Dalam acara Expo Pendidikan Tinggi Internasional ke 24 ini, Universitas Jayabaya menunjukkan komitmen dengan selalu membuka kesempatan luas bagi para calon mahasiswa baru untuk mendaftarkan diri sebegai mahasiswa-mahasiswi pada Univertas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi  Jayabaya,” terang  Drs.Adi Sujana selaku Humas Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi Jayabaya kepada KOPI hari Jumat (6/2/15) di Hall B Jakarta Convention Centre.
Dalam Expo Perguruan Tinggi  ini masyarakat luas juga akan lebih memahami semua jurusan kuliah yang tersedia di Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi di Jayabaya yang sudah berdiri sejak tahun 1958.
“Jangan ragu untuk mendatangi kampus kami  yakni di Jl Pulo Mas Selatan Kav 23 Jakarta Timur pada telp 0214700892, atau di kampus C di Jl Raya Bogor Km 28 Cimanggis, Jakarta Timur pada telp 0218719958, untuk memperoleh informasi, sedangkan jumlah total alumni kami sudah sebanyak empat puluh dua ribu orang dari diploma, strata satu, strata dua dan strata tiga  yang merupakan alumni Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi Jayabaya" pungkas Adi Sujana. 



Mahasiswa FIKOM Jayabaya 
Saat Pembantu Dekan III Bagian Kemahsiswaan FIKOM Jayabaya yakni Mung Pujanarko memantau kegiatan tersebut pada hari jumat. Terlihat pengunjung dengan antusias silih berganti tanpa henti mendatangi stand  Jayabaya yang dijaga oleh para mahasiswa FIKOM Jayabaya dari mulai pukul 10.00 sampai 19.00 WIB. Kondisi tersebut sangat berbeda jika dibandingkan dengan stand perguruan tinggi lain yang pengunjungnya masih bisa dihitung dengan jari.
 
Kegiatan yang bertema "Good Education for Good Future" ini dibuka oleh Wakil Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan dihadiri oleh Kedubes Malaysia, Wakil Gubernur Akademi Militer Angkatan Darat, Kepala Penerbangan Angkatan Laut, perwakilan peserta dan Taruna Taruni AD dan AL. 
 
Para mahasiswa FIKOM yang hadiir untuk menjaga stand Universitas Jayabaya adalah antara lain, Sevina, Faradilla Haditya, Dea Ariesta, Yunia Mustikawati,  dan Farid Jamhari.
 
(*)

Minggu, 21 Desember 2014

Pelatihan Jurnalistik bagi Siswa-siswi SMA dan SMK se-DKI

Para peserta pelatihan Jurnalistik untuk Siswa SMU dan SMK pada Pelatihan Jurnalistik di Gedung PMI, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (21/12)


Sejumlah 24 orang siswa-siswi SMA dan SMK se-DKI Jakarta mengikuti pelatihan Jurnalistik yang digelar di Gedung PMI, Jl Kramat Raya No. 47 Jakarta Pusat. Pelatihan ini dilaksanakan selama sehari penuh pada hari Minggu tanggal 21 Desember 2014.

Para peserta pelatihan Jurnalistik untuk Siswa SMU dan SMK pada Pelatihan Jurnalistik di Gedung PMI, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (21/12)


Para Instruktur Ki-Ka Mung Pujanarko dari PPWI , Agus Firmansyah, Dosen Broadcasting sekaligus mantan penyiar Radio Oz Bandung dan Dipta W dari website radio streaming  www.dradioqu.com

Dalam pelatihan ini hadir sebagai pembicara adalah instruktur jurnalistik dari PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) yakni Mung Pujanarko dan juga instruktur dari radio dradioqu yakni Dipta W, hadir pula sebagai pembicara Agus Firmansyah, seorang Dosen Broadcasting dan mantan penyiar Radio Oz Bandung

Para peserta terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan ini, menurut salah seorang siswa yakni Mahdi (15) dari SMK Negeri 3 Jakarta menyatakan bahwa dirinya ikut pelatihan ini karena ingin menambah ilmu jurnalistik, sebab ilmu 5W dan 1H ternyata sudah diperoleh sejak di bangku SMP.

Sedangkan menurut salah seorang peserta yakni Aprilia (16) dari SMK Negeri 3 Jakarta, menyatakan ingin menambah pengetahuan,dan ingin mempelajai lebih dalam tentang jurnalistik.

“Saya ikut pelatihan ini karena ingin memperdalam bidang media massa dan jurnalistik,”  ujar Aprilia ketika ditemui di lokasi pelatihan di Gedung PMI, kawasan Kramat Raya, Jakarta Pusat, (21/12).

Instruktur jurnalistik dari PPWI yakni Mung Pujanarko dan Dipta W dari www.dradioqu.com sebuah portal radio streaming menyatakan bahwa semenjak SMU sebaiknya siswa sudah bisa menulis dengan menggunakan  disiplin bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Mung Pujanarko dari PPWI dan Dipta W dari www.dradioqu.com saat menjadi pembicara di Pelatihan Jurnalistik di Gedung PMI, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Minggu (21/12)
Lebih lanjut, Agus Firmansyah selaku instruktur juga memberi motivasi pada para siswa untuk jangan ragu menekuni dunia media massa dan penyiaran, "Reporter harus berani ngomong, jangan minder, dan berani menulis, yang penting motivasi kalian harus tinggi," ujar Agus.

Mung Pujanarko sebagai pembicara juga menyatakan bahwa dunia jurnalistik terbuka bagi siapa saja, bahkan bagi siswa SMU, asal mau mempelajari ilmu jurnalistik.  “Siswa SMU wajib bisa menulis berita dengan baik dengan bahasa Indonesia yang baku,” ujar Mung Pujanarko. Sementara Dipta menyatakan bahwa untuk menjadi jurnalis radio maka peserta juga wajib membuat sebuah berita untuk dibacakan dalam siaran. (*)

Kamis, 18 Desember 2014

Seminar : "How To Be A Good Citizen Journalist"


Mung Pujanarko (kiri) dan Wilson Lalengke (kanan) sebagai pembicara 



STIKOM Indonesia Maju menggelar acara seminar dengan tajuk "How To Be A Good Citizen Journalist"  pada hari Sabtu tangal 13 Desember 2014, pukul 17:00 WIB hingga pukul 21:00WIB di lantai II, Gedung Kampus STIKOM Indonesia Maju (IMA) Jl Harapan, Lenteng Agung, Jakarta. Seminar ini menghadirkan nara sumber Wilson Lalengke S.Pd, M.Sc, MA selaku ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI).

Seminar ini bertujuan agar mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi "Indonesia Maju" dapat memahami secara jelas tentang fenomena Citizen Journalist serta perkembangan Citizen Journalism di masa depan.

Dalam paparannya Wilson Lalengke menjelaskan bahwa Citizen Journalist atau Pewarta Warga akan semakin berkembang  di Indonesia di masa depan seiring dengan perkembangan dunia Teknologi Informasi.

”Dengan penggunaan media yang semakin mudah dan luas di masa depan, maka media di masa depan akan memudahkan para warga untuk berperan serta dalam mengunggah informasi apa saja yang penting untuk diketahui publik, maka fenomena pewarta warga akan menjadi hal yang menambah maraknya  ragam informasi yang bisa diakses oleh masyarakat  global,” papar Wilson Lalengke.

Ketua panitia seminar, Dian menyatakan bahwa seminar ini adalah  prakarsa mahasiswa secara swadaya.

”Dengan mengadakan seminar ini selain kami belajar membuat event, juga merupakan topik yang menarik tentang jurnalistik warga, apa dan bagaimana citizen journalist itu sebenarnya dan bagaimana prospeknya,” ujar Dian. (*)

Jumat, 28 November 2014

Taman Nasional Gunung Salak



Melakukan wisata atau rekreasi sebenarnya harus sering-sering kita lakukan. Alasan pertama karena kegiatan rekreasi sangat menyenangkan, dan yang kedua kita bisa melihat tempat pariwisata yang mungkin selama ini hanya kita baca atau saksikan fotonya saja.

Pada hari Minggu (23/11) lalu saya menyempatkan diri bersama keluarga berwisata ke Taman Nasional Gunung Salak Halimun,  dengan mengambil rute Jalan Kemang Raya (saya menempuh rute jalan tembus Kec Kemang-Ciampea, melalui Kecamatan Kemang Bogor) kemudian ke Jalan Raya Ciampea – Pasar Ciampea – Arah Gunung Bunder – Taman Nasional Gunung Halimun Salak atau populer juga dengan sebutan wisata Gunung Bunder-Bogor.

Kebetulan saya tinggal/berdomisili di kecamatan Kemang, kabupaten Bogor jadi dari arah rumah langsung ke ambil arah ke kanan menuju ke pasar Ciampea.

Saya pikir, selama 7 tahun lebih saya tinggal di kecamatan Kemang, baru kali ini saya jalan-jalan ke kawasan Gunung Bunder, padahal letaknya dari rumah tidak jauh, karena jarak antara kecamatan Kemang dan kecamatan Ciampea relatif dekat, dan waktu tempuhnya juga  2 jam kurang sudah sampai ke lokasi Taman Nasional Gunung Salak Halimun/ Gunung Bunder, dengan menghitung lama kemacetan di Pasar Ciampea.

Anak saya dan temannya di pemnadian air panas Taman Nasional Gunung Salak Halimun



Santai dulu sambil ngeteh di kawasan Taman Nasional Gunung Salak Halimun- Bogor


Di Kawasan Taman Nasional Gunung Salak Halimun ini ada beberapa air terjun, atau curug, yaitu Curug Ngumpet, Curug Pangeran, Curug Cihurang, Curug Seribu, dan Curug Cigamea, dan saya memilih langsung ke pusat sumber air panas bernama Cipanas di Kawasan Taman nasional ini.

Saya berkesempatan berendam air hangat belerang di kawasan TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak) ini atau dikenal juga dengan nama Gunung Salak Endah. Terasa nyaman di badan dan menyehatkan jasmani dan segarkan pikiran kita.




Catatan di blog ini hanyalah sekelumit dokumentasi artikel saya saja, karena ternyata menulis artikel travelling atau wisata itu tidaklah mudah.

Mungkin kita semua pernah berwisata, hingga ke daerah-daerah yang eksotis, dan terpencil, namun sangat sedikit diantara wisatawan yang mau dan mampu menuliskan catatan artikel travelling nya.

Bagi para blogger yang sanggup menulis perjalanan wisatanya, dan sudah sering saya baca milik para blogger semua, saya sungguh mengacungi jempol, karena ada kalanya hambatan khas kita saat menulis perjalanan wisata adalah, : malasnya kita menuliskannya. Setelah pulang wisata ya enaknya makan, tidur atau jalan-jalan atau mempersiapkan diri untuk pekerjaan keesokan harinya, setelah liburan usai.

Setelah musim liburan usai sangat sedikit orang yang menyempatkan diri untuk menulis catatan perjalanannya, kendalanya umumnya adalah : malas dan segan.

Jadi alangkah sayangnya foto-foto yang telah kita buat jika kita tidak memiliki catatan tentang perjalanan wisata kita.  Sayang bagaimana ? Menurut saya sayang karena ingatan kita terbatas akan peristiwa yang pernah kita alami, dan jika itu adalah sebuah event wisata, maka kemampuan kita menceritakan wisata kita adalah terbentur dengan banyaknya kendala dalam penulisannya.
Misalnya bagaimana cara kita menceritakan wisata kita ? dengan sudut pandang orang pertama, atau laporan berita ?

Belum lagi jika kita merasa tidak jago bercerita, takutnya malah nanti jadi membosankan jika dibaca orang.
Inilah mengapa jika kebanyakan orang lebih nyaman menulis 140 karakter di arena micro blogging plus foto, atau cukup unggah di media chat, hanya dua tiga kalimat, sudah. Yang penting ada foto, terus kawan-kawan kita tahu pameran gallery kita waktu jalan-jalan, dapat komentar positif, maka energi positif bertambah, dengan kata lain di arena micro blogging banyak orang 'kehausan energi', mendambakan  respon 'energi' komentar dari yang sudah mereka kenal  saja.




Sebenarnya kita tidak perlu kecil hati merasa tulisan kita buruk, tulis saja apa adanya dengan bahasa yang kita bisa. Karena bagi pembaca yang penting adalah informasi dan rujukan perjalanan wisata anda bisa menjadi bahan bacaan bagi para pembaca secara luas dan lebih inklusif tidak terbatas pada sekadar sharing info pada para kawan, follower dan member saja. (*)

Minggu, 16 November 2014

Narkoba tiada habisnya...



Kesenangan yang berujung dari penyalahgunaan narkotika berbahaya tiada habisnya.  


Hari ini saya baru baca tentang seorang professor dan dosen di Makassar yang tertangkap menggunakan sabu-sabu (crystal meth) bersama mahasiswinya.

Saya bertanya-tanya dalam hati, apa alasan kedua dosen ini menggunakan sabu-sabu atau  crystal methampetamine itu ? 

Umur mereka sudah diatas 40an tahun mungkin lewat 50 tahunan.  Sudah jelas bukan untuk teler, bukan seperti anak muda yang gemar teler.

Ketika peristiwa ditangkapnya dosen dan mahasiswi ini saya diskusikan dengan rekan-rekan saya di kampus, rata-rata jawaban mereka yang awam adalah, "ah itukan untuk teler saja, siapapun kalau doyan teler ya teler ajalah” begitu tukas rekan-rekan yang awam.

Pembaca, pastinya penggunaan narkoba jenia  crystal methampetamine / sabu-sabu bagi para pemakainya ini bukanlah untuk teler, masih banyak narkoba jenis lain yang bikin teler, minum alkohol saja dua botol pasti juga teler.

Kira-kira untuk apa pengunaan narkoba jenis sabu (crystal meth) yang kini kian marak digunakan oleh para kaum pria terutama usia 50tahunan, bahkan seorang pelawak  yang sudah umur 60an tahun juga tertangkap menggunakan sabu-sabu/ crystal meth ?

Saya menduga bagi pria usia paruh baya atau 50 tahunan penyalah gunaan  methamphetamin ini adalah untuk pendongkrak stamina seksual.

Methampetamine, yang saya baca di literatur juga memiliki efek membuat sensitif reseptor syaraf untuk sentuhan. 

Maka stimulan amphetamine dan methampethamine ini membuat pemakainya hypersensitif terhadap rangsangan sentuhan tubuh. 

Maka yang terjadi selanjutnya adalah penyalah guna methamphetamine akan cenderung ingin merasakan sensasi surga dunia berupa hypersensitive sentuhan. 

Sentuhan yang paling ultimate apa? ya seks. 

Sifat narkoba selama ini rakyat awam hanya pahamnya bahwa narkoba untuk teler, untuk mabuk saja, titik. 

Padahal narkoba yang paling laris manis di pasaran adalah narkoba yang berjenis stimulan penguat stamina. Stimulan yang telah diderivatkan hingga tercapai bentuk struktur kimiawi berupa komposisi stimulan yang paling kuat,  inilah yang laku di pasar gelap narkoba.

Jenis stimulan ini macam-macam ada yang membuat orang kuat melek,kuat disko joijing, dan kuat seks.

Stimulan jika jaman perang digunakan untuk perang, methampetamine malah sudah digunakan sebagai pendongkrak stamina sejak jaman Perang Dunia II di Eropa. 

Namun kini stimulan bukan untuk perang, melainkan untuk  kesenangan, kesenangan ini memang tidak ada batasnya, dan setiap manusia pasti cari cara senang-senang.

Tragedi narkoba di Tahun 2015

Di bulan Maret-April tahun 2015 saya saksikan ada terpidana mati Freddy Budiman yang justru mengandalikan peredaran narkoba dari balik penjara. Kemudian ada pensiunan BUMN RI yang kedapatan menyelundupkan kokain 5,2 kilogram. Juga Bea Cukai RI menangkap 3 remaja belia asal Negara China Tiongkok yang menyelundupkan crystal meth. Juga ada 2 oknum wartawan 'abal-abal'  di Meranti yang ditangkap polisi arena memakai crystal meth. daftar ini pasti makin panjang karena, Indonesia menjadi pangsa pasar narkoba terbesar di Asean.
Peristiwa bulan Mei 2015 adalah paling mengenaskan, ketika seorang dosen di Bogor yang rumahnya di Cibubur digrebek warga bersama polisi dan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia). Dosen gemblung ini kecanduan narkoba dan menelantarkan kelima anaknya, gilanya, dosen dan istrinya ini mengaku rutin menggunakan narkoba. Akibatnya lima anaknya terlantar, nyaris dipelihara negara.

Dopamin & Endorfin Dipacu Maksimal

 Semakin absolut kegiatan  senang-senang ini maka semakin membuat orang ketagihan untuk melakukannya. Kesenangan paling mutlak adalah penyatuan segala jenis/macam  kenikmatan  yang ditingkatkan derajatnya.

Jika ada seorang yang sudah merasa senang dan nikmat hanya dengan nasi pecel dan teh manis.

Tapi ada banyak orang yang derajat kesenangannya adalah menggabungkan unsur-unsur kesenangan absolut seperti seks berdoping stimulan, dan bernuansa surga duniawi.

Sebagai gambaran, jika dalam hubungan seks normal, otak mengeluarkan dopamin dalam kadar yang cukup memberikan sensasi kesenangan dan pleasureness yang dapat dirasakan, maka narkotika jenis methamphetamin dapat mengeluarkan dopamin dengan ukuran  lima kali lipatnya. Bayangkan derajat atau level of pleasureness yang diberikan oleh crystal meth ini.

Dopamin, endorfin, adrenalin adalah zat-zat kimiawi yang dikeluarkan oleh otak yang memberikan efek kesenangan, bagi manusia. Dengan penyalahgunaan amphetamin, crystal methamphetamin, maka jumlah level dopamin dan endorfin yang mampu dikeluarkan oleh otak menjadi 5 kali lipatnya.

Ini menurut saya seperti menginjak poll pedal gas kesenangan.Narkoba menjadi bahan bakar pemicu keluarnya dopamin, endorfin yang levelnya lima kali lipat kadarnya. Kesenangan kenikmatan duniawi bagai diuji hingga tingkat paling ekstrem, yakni dengan menggabungkan sekaligus kesenangan seksual, yang berdoping stimulan hingga dopamin & endorfin dalam otak manusia  dapat memicu manusia merasakan kesenangan yang semaksimal mungkin yang dapat dicapai.

Akhirnya memang manusia itu ada (banyak) yang ingin mencapai derajat kesenangan mutlak yang semaksimal mungkin yang bisa dicapai di dunia ini, paling cepat ya pakai narkoba, apalagi bagi sebagian orang yang telah merasakan luar biasanya kesenangan yang cepat dicapai hanya dengan menstimulasi otak dengan zat napza.

Bagi orang normal, seks yang halal dan sehat mungkin sudah cukup menyenangkan, namun bagi sebagian orang lain, kenikmatan 'sedang-sedang' itu tidak cukup, dopaminnya dirasa masih kurang,  maka akan dicoba ditingkatkan lagi dengan penyertaan stimulan narkoba agar tercapai derajat yang lebih senang, lebih senang, dan lebih senang lagi.

Bagi seseorang, kalau berjoget di diskotik saja kalau sudah keringatan sudah cukup menyenangkan, namun bagi sebagian orang joget sampai keringatan itu tidaklah cukup, agar lebih senang lagi, joget harus pakai stimulan entah itu ecstasy, happy five, dll bila perlu dicampur alkohol dan ganja tujuannya agar tidak hanya keringatan saja, namun tahan berjoget tiga hari tiga malam dengan kondisi kesenangan yang ditingkatkan. Jadi banyak orang berburu kenikmatan paling pol-lah yang hendak dicapai.

Maka sejak kesenangan absolut menjadi tujuannya, maka narkoba adalah bahaya laten
Maka sejak kenikmatan absolut menjadi tujuannya, maka narkoba adalah bahaya laten
Maka sejak kelezatan absolut menjadi tujuannya, maka narkoba adalah bahaya laten . (*)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons