cari kata

Selasa, 12 November 2013

Berangkat dari Nias untuk Cari Ilmu di IBM-ASMI Jakarta


Ningsih (20) Mahasiswi Jurusan Manajemen Keuangan IBM-ASMI, Jakarta

 
Carilah ilmu hingga ke negeri China, agaknya pepatah itu sesuai dengan Ningsih (20) seorang gadis asal Nias yang menuntut ilmu di kampus IBM-ASMI, Jakarta.
 
Ya, Ningsih adalah salah seoarng mahasiswi di Kampus IBM yang  rela meninggalkan kampung halaman, demi mendapatkan kesempatan menimba ilmu secara lebih baik di kampus IBM -ASMI.
Menurut gadis alumus SMK Pemda Nias, Sumatera Utara ini,  dirinya lebih memilih berkuliah di Jakarta di kampus IBM-ASMI ,karena ingin menimba ilmu yang lebih dalam dan mendapatkan pengalaman di Ibu Kota Jakarta.
 
“ Jakarta adalah Ibu Kota negara, tentu saja tidak semua  orang dapat berkuliah di Jakarta, saya bersyukur karena mendapat kesempatan berkuliah di Jakarta sebagai kota metropolitan ini,” tutur Ningsih, ketika ditemui oleh kru media massa di kampusnya di bilangan Pulo mas Jakarta, hari selasa 12/11.
 
 Gadis berwajah oval ini menceritakan pada  tahun 2012 lalu dirinya memberanikan diri pergi ke Jakarta dengan menggunakan pesawat,  dan kemudian tinggal bersama saudaranya. “ Saya tinggal bersama paman, beliau pula lah yang memberi semangat saya agar tekun berkuliah di jakarta” ungkap Ningsih.
 
Ningsih kemudian mengisahkan suka duka hidup di Jakarta yang macet dan panas, lain dari di Nias yang suasananya adalah pantai, “ Namun  di Jakartalebih ramai dan lebih menjanjikan kesempatan serta masa depan yang lebih baik” pungkas Ningsih mengakhiri pembicaraan.(*)

Mahasiswa IBM-ASMI praktek Penggunaan Kalimat Efektif



Mahasiswa IBM-ASMI sedang belajar Bahasa Indonesia, di Kampusnya (12/11)


 Sedikitnya sejumlah 20 orang mahasiswa IBM –ASMI (Institut Bisnis dan Multimedia - Akademi Sekretaris dan Manajemen) praktek menggunakan kalimat efektif, baik  dalam tulisan maupun lisan.

 Praktek menggunakan kalimat efektif ini sangat berguna untuk menyusun laporan dan berita singkat. Praktek menyusun kalimat efektif dilakukan di Kampus IBM-ASMI di Jl Pulomas nomer 125 Jakarta Timur, pada hari Selasa (12/11).

Mengunakan kalimat efektif gampang-gampang susah, karena mahasiswa biasanya tidak menggunakan kalimat Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Apalagi kini jaman media sosial, di mana kalimat efektif menjadi kuno dan ketinggalan jaman.

Menurut Ningsih (20) salah seorang mahasiswi IBM-ASMI mengatakan kalimat efektif penting bagi peningkatan skill mahasiswa karena, digunakan secara luas dalam penyusunan laporan dan berita.  “Kalimat efektif  berarti maknanya tidak rancu dan harus jelas,”tutur Ningsih.

Sementara itu menurut dosen Bahasa Indonesia yakni Mung Pujanarko M.I.Kom, menyatakan bahwa belajar Bahasa Indonesia tidak harus mempelajari dari buku saja, tapi yang lebih baik  adalah langsung praktek dan langsung menerapkan pada tulisan, ”Saya rasa, praktek lebih baik, karena dengan sekali praktek menulis dengan kalimat efektif mahasiswa langsung belajar Bahasa Indonesia yang benar,” pungkas Mung Pujanarko yang akrab disapa Imung. (*)

Open Turnamen Futsal FIKOM Cup 2013


Pertandingan antar Club Futsal Mahasiswa Jayabaya

Mahasiswa harus rajin berolah raga


Di Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Pepatah ini benar adanya, kalau tak percaya, coba kita rasakan dalam kondisi sakit, maka feeling dan mood kita pun juga ikut lesu. Untuk itulah rajin berolah raga menjadi salah satu cara untuk menjaga kebugaran diri kita.

Hal inilah yang dilakukan oleh para mahasiswa FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya dengan mengadakan turnamen Futsal dengan nama Fikom Cup 2013. Turnamen ini rutin digelar setiap tahunnya. Menurut ketua panitia, Reza (21) yang juga mahasiswa semester 5, mengatakan bahwa FIKOM Cup 2013 ini mempertandingkan kejuaraan futsal antar fakultas dan club. “Yang bertanding tim antar fakultas dan ada beberapa club futsal mahasiswa Jayabaya yang juga ikut berlaga,” tutur Reza.

mung pujanarko dan panitia


panitia menerima pendaftaran peserta lomba


Turnamen Futsal ini berlangsung dari tanggal 11-21 November 2013 di Hall Olah Raga, lantai II Universitas Jayabaya, Jl.  Pulo Mas, Jakarta.

Hadiah yang disediakan oleh panitia meliputi Juara I : Rp. 2 juta, Juara II : Rp. 1.5 juta, dan Juara III : Rp. 750 ribu rupiah, serta masih banyak hadiah hiburan dan door prize.

Acara ini juga diprakarsai oleh Wakil Dekan III FIKOM Jayabaya yakni Mung Pujanarko M.I.Kom selaku pembina mahasiswa. "Turnamen olah raga ini positif bagi mahasiswa, sekali lagi jagalah kesehatan mumpung masih muda, jauhi rokok, narkoba dan miras," pesan Mung Pujanarko yang akrab disapa Imung ini.  (*)

Kamis, 07 November 2013

Workshop Fotografi di FIKOM Jayabaya


Mung Pujanarko memberikan materi diklat dasar Fotografi

Fotografi adalah sebuah cabang ilmu yang erat kaitannya dengan seni dan teknologi menangkap cahaya dalam selembar karya gambar, menggunakan segala jenis alat penangkap cahaya atau disebut kamera.

Jenis ilmu ini kian dimintai seiring perkembangan dunia teknologi digital kamera yang memudahkan manusia menggunakan kamera. Khalayak masyarakat luas kini semakin dekat dengan kamera, kamera ada di mana-mana, ada di handphone yang digenggam tiap hari ada di laptop, netbook dan tablet juga aneka piranti elektronik lainnya. Kamera bahkan kini bisa berbentuk macam-macam, ada berupa pena, penjepit dasi, dan  jam tangan.
Teknologi bukanlah menyulitkan manusia, teknologi justru memudahkan manusia. Seperti dunia fotografi, yang kian lama menjadi hal yang wajar, bukan hal yang ekslusif lagi. Fotografer  baru pun lahir seiring jaman, dan fotogfarer senior juga tetap ada dimanapun dia berkarya.

Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom (pembicara) bersama Dr. Euis Komalawati S.Sos, M.Si (moderator)


Menanggapi semakin tingginya minat mahasiswa untuk belajar dunia fotografi maka pihak FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya  mengadakan workshop fotografi guna mengakrabkan mahasiswa dengan dunia fotografi pada 22 Mei 2013.

”Fotografi semakin banyak orang yang menekuninya, baik untuk hobby yang positif dan pekerjaan, karena itu sah-sah saja setiap orang belajar fotografi, tentu saja untuk para fotografer pasti ingin terkenal dan punya karya yang baik, itu tergatung dengan AMOL yakni Ability (Kemampuan), Motivation (Motivasi) Opportunity (Kesempatan) dan Luck (Keberuntungan), tanpa 'rumus' AMOL ini mustahil fotografer -siapapun dia- akan terkenal dan banyak job, namun bagi para mahasiswa jangan ragu-ragu, tekuni  saja keilmuan yang menarik minat dan bakatmu, dan anda sebagai mahasiswa akan menemukan jalan anda sendiri,” ujar Mung Pujanarko S.Sos, M.I.Kom yang juga mengajarkan mata kuliah dasar-dasar fotografi di FIKOM Jayabaya ini.

Menurut Mung Pujanarko yang pernah menjadi wartawan Harian pagi SURYA Surabaya, dan redaktur harian Umum Duta Masyarakat juga Branch Manager Majalah Ad Info Bogor menyatakan, selain menulis, kini wartawan juga sebaiknya mahir memotret menggunakan kamera apa saja,”Kuasailah cara penggunaan semua jenis kamera, apakah itu kamera handphone,  kamera pocket dan SLR ataupun DSLR, semua jenis kamera sebaiknya wartawan atau calon wartawan mampu menggunakannya dengan baik dan benar,” pungkas Mung Pujanarko.


Nasehat untuk Mahasiswa

Lebih jauh, menurut Pak Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom yang merupakan Magister Kekhususan Ilmu Jurnalistik alumnus IISIP Jakarta ini berpesan pada para mahasiswanya di berbagai kampus bahwa era informasi kini menjadikan dunia fotografi makin mudah dan diminati. Adanya fenomena 'foto selfie', foto pre-wedding dan wedding dan aneka moment dalam media sosial makin menggoda siapa saja yang mampu untuk tejun mendalami fotografi. Maka ada 6 hal yang paling penting harus diingat adalah :

1. Fotografi adalah hobby yang cukup mahal, fotografi dengan kamera DSLR kini setidaknya membuat peminatnya harus membelanjakan sedikitnya empat juta rupiah hingga kisaran enam juta rupiah untuk sebuah kamera kelas pemula atau entry level DSLR. "Mulai era SLR sebelum adanya DSLR, fotografi  adalah bukan barang murah, alatnya cukup mahal, ini merupakan hobby yang cukup mahal bagi sebagian besar orang, ada sih yang menganggap murah tapi secara statistik demografi dihitung dari tingkat pendapatan rakyat banyak, ini hobby yang cukup mahal," papar Mung Pujanarko. Dirinya memberi gambaran bahwa seiring laju inflasi per tahun, harga barang import kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) ini cenderung terus mengalami kenaikan, "Dari tahun ke tahun harga DSLR baru selalu naik, karena dihitung valuta US dollar,dan rupiah yang selalu melemah ini harus dipahami bagi peminat fotografi," lanjutnya. Paling tidak menurutnya anak muda harus bisa menabung dulu.

2. Manfaatkan mata kuliah Fotografi dan Fotografi Jurnalistik. Di berbagai kampus kini telah ada mata kuliah Fotografi dan Fotografi Jurnalistik terutama untuk jurusan Ilmu Komunikasi, bahkan ada S1 Fotografi namun masih sepi peminat karena S1 Fotografi sifatnya yang terlalu niche.
Untuk mahasiswa yang ikut mata kuliah fotografi maka manfaatkan praktek dengan kamera DSLR milik kampus. "Dengan praktek dan memahami seluk beluk DSLR dalam fotografi menggunakan kamera praktikum milik fakultas, maka mahasiswa dapat menguasai alat DSLR terlebih dahulu sebelum nanti dapat membelinya," papar Mung Pujanarko. Dengan demikian maka mahasiswa sudah terlebih dahulu kenyang praktek DSLR sebelum memilikinya.

3. Waspadalah saat membeli DSLR di toko-toko. Kini banyak toko menjual DSLR,  maka anak muda atau siapa saja peminat pemula, para newbie wajib mengetahui terlebih dahulu DSLR apa yang perlu dibelinya ?, harga pasarannya berapa?, dan ingat DSLR dijual terpisah dengan aneka asesories tambahan seperti UV filter, dll, terkadang ada toko yang tega menjual terpisah dengan memory card. Cek semua asesories keperluan anda, dan pastikan harganya. Jangan sungkan bertanya kepada para Koh penjualnya di toko-toko, meski seringkali penjualnya menggertak pembeli agar terpana secara psikologis, menawarkan asesories tambahan seperti lens converter, pembersih, tas, lens hood, dan aneka asesories yang ternyata kemudian setelah dicek semua harganya kelewat mahal dari harga pasaran, dan ada toko DSLR yang menganggapnya 'seperti perang' saat menjual, kalau ada yang beli berarti dia menang kalau tak jadi beli berarti kalah, hati hati-dengan ideologi toko macam ini.
Ada pula toko sok menolong, pura-pura ramah padahal menjebak, namun ada pula penjual yang baik.
Ingat, waspadalah jika mencari DSLR di mall-mall, karena toko-toko ini tahu mana pembeli yang masih 'hijau' dan harga yang ditawarkan akan cenderung lebih mahal 20% dari harga pasaran normal jika mereka tahu kalau pembelinya adalah awam dan baru pertama cari DSLR. Toko-toko ini juga kerap menabur 'jaring' berupa stand-stand kecil di luar toko di dalam mall, namun intinya sama yakni untuk mencari mana pembeli yang masih 'hijau' untuk menangguk keuntungan yang massif. Namun di mall juga ada beberapa general store yang justru fair dalam memberikan harga untuk DSLR. Saya pernah membeli DSLR di general store, dan harganya sudah fix di price tagnya, tidak perlu lagi repot menghadapi penjual yang tatapan matanya penuh selidik sambil mengira-ngira pembelinya ini newbie atau bukan dengan membuka harga di atas pasaran untuk menantang tawar-menawar harga ber-hustling guna mendapatkan margin yang tinggi. Capek menghadapi polah toko hustler seperti ini.



Karena itu lebih baik ajak teman yang berpengalaman membeli DSLR, atau dapatkanlah rujukan dari orang yang anda percayap Paling penting, ini paling penting : pilihlah toko yang sudah lama (berdirinya) dan terkenal lagi terpercaya. Caranya cari di google mana toko kamera di kota anda yang paling lama berdirinya dan terkenal, biasanya toko macam ini tidak lagi mencurangi mereka yang masih awam terhadap kamera DSLR dan ragam asesoriesnya pada para pembeli-pembeli newbie. Mereka tidak lagi hustler, namun lebih mempertahankan prioritas nama dan reputasi toko kamera yang telah lama berdiri, para pemilik toko lama ini sadar jika sekarang adalah jamannya internet, maka para toko lama akan mempertahankan reputasi mereka sebagai toko kamera yang jujur. Toko-toko dengan nama yang sudah terkenal ini biasanya juga langganan para fotografer senior.
Karena anda mungkin bisa menipu satu dua pembeli newbie, namun jika para pembeli newbie ini kemudian marak mengeluhkan layanan toko anda di internet, saya jamin toko anda akan dijauhi secara diam-diam.

Jadi intinya, adalah hati-hati memilih toko penjual DSLR, cek dahulu di google mana toko DSLR yang curang, dan di kawasan mana saja toko-toko DSLR yang menjebak pembeli bak mafia ini beroperasi, bak jaringan yang rapi yang siap memperdaya 'lalat pemula' para newbie yang awam soal DSLR, punya uang tapi awam, hati-hatilah, cek di google semua sebelum membeli, ketik saja kata kunci "tertipu kamera DSLR", "toko curang penjual DSLR" dan lain-lain kata kunci yang berkaitan dengan kecurangan penjual DSLR. Waspadai barang gelap yang tak ter-cover garansi resmi dealer AgenTunggalPemegangMerek.
Be careful, be creative dont get scam by anybody.

4. Sesuaikan anggaran kemampuan anda dengan kebutuhan akan alat DSLR type apa, jangan mudah terpancing dengan pendapat yang meremehkan anggaran yang anda punyai, karena fotografi adalah hak bagi siapa saja.

5. Jika anda sudah memiliki kamera DSLR, ingatlah bahwa DSLR adalah barang elektronik, bukan seperti SLR jadul yang menggunakan rol film. Sebagai barang elektronik, DSLR memilki delicate parts yang cukup fragile, jatuh bisa rusak, kena debu bisa rusak, kena air bisa rusak. Belum lagi keausan barang elektronik lebih tinggi dibanding non elektronik, mengapa ? Ya karena saat kontak dengan listrik maka komponen elektronik mengeluarkan panas, jadi cepat aus. Jika anda memilki SLR sisa jaman dulu (jadul), maka perhatikanlah perbedaan mendasarnya pada sistem elektrik yang rumit. Jadi jagalah, rawatlah baik-baik DSLR anda yang sejatinya fragile tersebut. Jika anda mahasiswa baru lulus dan bekerja di media sebagai fotografer maka sebaiknya anda  menggunakan alat fotografi milik kantor, bukan dengan resiko milik sendiri.

6. Diulang lagi seperti dia atas, menurut Mung Pujanarko S.Sos, M.I.Kom, ada rumus yang paling penting bagi seseorang untuk sukses dalam dunia fotografi, "Prinsipnya adalah anda memiliki apa yang dinamakan AMOL atau Ability yakni kemampuan finansial dan skill fotografi, Motivation atau motivasi untuk tekun dalam dunia fotografi, Opportunity atau anda memilki kesempatan untuk membuktikan skill dan motivasi anda, dan yang terakhir Luck atau anda mendapat cukup keberuntungan dalam upaya anda di dunia fotografi," papar Mung Pujanarko. Jadi menurutnya yang membedakan satu fotografer dapat lebih sukses dibanding  fotografer yang lain, padahal alatnya sama, skillnya sama, maka jawabnya ada dalam prinsip AMOL tersebut.

Ability
Motivation
Opportunity
Luck

Good Luck !(*)

(*)

Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar, Raih Masa Depan yang Cemerlang.

para mahasiswa IBM-ASMI giat belajar Bahasa Indonesia

 
Guna meraih masa depan yang cemerlang dan pekerjaan yang baik, maka dibutuhkan ketrampilan berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
Hal ini dikatakan oleh Mung Pujanarko selaku dosen bahasa Indonesia di kampus IBM- ASMI di kawasan Pulo Mas, jakarta pada hari Kamis (7/11).
Mahasiswa IBM ASMI yang mengikuti pendalaman materi bahasa Indonesia menyatakan bahwa berbahasa Indonesia amatlah penting untuk mempergunakan bahasa Indonesia secara sempurna di tempat kerja.
Selanjutnya farah ( 18) selaku mahasiswi IBM urusan manajemen keuangan menyatakan pentingnya bahasa Indonesia untuk meningkatkan mutu bagsa Indonesia dan memperbaiki kualitas sumber daya manusia.” Berbahasa Indonesia yang baik dan benar sangat diperlukan didunmia kerja karena jika ingin mendapat karir yang baik, ketrampilan berbahasa, mau tiak mau harus sempurna, karena berbahasa menunjukkan siapa kita” ujar Farah yang kini duduk di semester 1 ini dengan penuh semangat.
Dea (19) selaku mahasiswi IBM menyatakan bahwa bebahasa Indonesia wajib dipelajari dan dpergunakan di dunia kampus” Untuk menyusun karya ilmiah mutlak diperlukan keyrampilan menulis yang baik berdasarkan ejaan yang sempurna dan kalimat bahasa Indonesia yang benar” pungkas Dea.(*)
(*)

Bahasa Indonesia menjadi Ketrampilan Mutlak bagi Mahasiswa

Civitas Akademika IBM-ASMI dari kiri ke kanan : Suci, Yudi, Tyan, Eka,Gerry, Mutia, Farah, Mung Pujanarko (berdiri), Ayda, Satriadi, Erika, Ayu


 Pentingnya Bahasa Indonesia menjadi bahasa yang dipergunakan dalam karya ilmiah juga percakapan sehari-hari amat mutlak dibutuhkan bagi para mahasiswa. 

Karena sekarang ini pada jaman media sosial yang semakin menyentuh dalam berbagai sendi kehidupan, penggunaan Bahasa Indonesia menjadi seringkali diabaikan, bahkan ditinggalkan dan dijauhi oleh masyarakat pada umumnya,  terutama bagi anak muda yang sering menggunakan media sosial.

Untuk itu mahasiswa harus dibekali dengan kemampuan Bahasa Indonesia yang baik, seperti yang dilakukan oleh para mahasiswa  IBM - ASMI (Institut Bisnis dan Multimedia - Akademi Sekretaris dan Manajemen Indonesia)  yang berkampus di kawasan Pulomas Jakarta Timur pada Kamis (7/11).

Para mahasiswa ASMI kini sedang giat mendalami Bahasa Indonesia untuk digunakan dalam tulisan, baik tulisan ilmiah dan populer.

Menurut Dosen Bahasa Indonesia yakni Mung Pujanarko menyatakan bahwa mahasiswa harus mampu mempergunakan bahasa Indonesia sesuai KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) serta mampu menyusun kalimat dalam ragam bahasa Indonesia yang telah disempurnakan.

”Dalam bahasa Indonesia dikenal ragam dan laras bahasa, untuk itu mahasiswa harus paham tentang ragam terutama laras bahasa yang baik” ujar Mung Pujanarko yang akrab dipanggil Imung ini.

Menurut mahasiswa ASMI semester 1 yakni Ayda (18) mengatakan bahwa Bahasa Indonesia yang baik dan benar, mutlak penting dalam pergaulan sehari-hari, meskipun terkadang remaja jaman sekarang meninggalkan ragam bahasa yang benar, namun tetap penting digunakan dalam menulis karya ilmiah.

”Bahasa Indonesia saya pelajari secara mendalam karena saya adalah orang Indonesia, dan di tempat kerja nanti saya ingin bisa sempurna berbahasa Indonesia secara lisan dan tulisan” urai Ayda. (*)

Workshop Fotografi Jurnalistik di STIKOM Indonesia Maju


Mung Pujanarko menerima piagam penghargaan dan Ketua Panitia Rahmat Irwansyah


Menjadi fotografer adalah sebuah pilihan profesi yang makin diminati dewasa ini di Indonesia pada khususnya. Di dunia kampus sendiri makin banyak saja mahasiswa yang tertarik untuk menekuni dunia fotografi,baik sebagai hobby maupun kegiatan yang dapat menghasilkan uang. 
Agar menjadi  fotografer yang profesional harus sering-sering mempertajam ilmu dan seringlah mengikuti workshop fotografi. Hal ini dikatakan oleh Eddy Henurjanto atau akrab dipanggil Edo seorang fotografer senior dalam kesempatan workshop fotogafi jurnalistik di kampus STIKOM (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi) Indonesia Maju di bilangan Jl Harapan lenteng Agung, Jakarta pada hari Rabu tanggal 6 November 2013.“Fotogafer kini adalah sebuah profesi yang semakin banyak diminati, baik sebagai fotografer  freelance atapun full time yang bekera secara mandiri, punya studio ataupun bekerja di media massa,” tutur Edo.
 Menurut Edo,  fotografer harus mutlak mencintai ilmu fotografi, dan memilki keinginan untuk terus memperdalam ilmunya, “Carilah ilmu fotografi baik secara formal mapun informal, seringlah kumpul bersama fotografer yang lebih senior dan lebih matang ilmunya baik dalam kegiatan komunitas ataupun saat lomba-lomba foto digelar” papar Edo.



Maksud kegiatan workshop ini selain untuk memperdalam ilmu juga  menjadi ajang uji kemampuan event management bagi mahasiswa STIKOM yang menempuh mata kuliah manajemen event,”Kami selaku panitia mengadakan event ini secara serius, mulai dari merencanakan, merancang dan melaksanakan kegiatan workshop ini, semuanya butuh waktu, dana dan tenaga yang memakan waktu satu bulan lebih untuk melaksankan event ini” tutur Rahmat Irwansyah selaku ketua panitia dari mahasiswa STIKOM IMA.
Sementara itu Mung Pujanarko selaku dosen pada STIKOM IMA dan juga mengampu mata kuliah manajemen event menyatakan, bahwa  dalam melaksanakan sebuah event  mahasiswa memperoleh dua keuntungan sekaligus, “Yang pertama adalah memperoleh ilmu dari kegiatan event itu sendiri misalnya seperti workshop  fotografi ini, dan kedua; mahasiswa juga belajar membuat event dan melaksanakan event acara semacam ini hingga sukses dan bahkan memperoleh keuntungan finansial dari peserta,sponsor dan donasi,” papar Mung Pujanarko yang akrab dipanggil Imung ini.

Nasehat untuk Mahasiswa

Menurut Pak Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom yang merupakan Magister Kekhususan Ilmu Jurnalistik alumnus IISIP Jakarta ini berpesan pada para mahasiswanya di berbagai kampus bahwa era informasi kini menjadikan dunia fotografi makin mudah dan diminati. Adanya fenomena foto selfie, foto pre-wedding dan wedding dan aneka moment dalam media sosial makin menggoda siapa saja yang mampu untuk tejun mendalami fotografi. Yang paling penting harus diingat adalah :

1. Fotografi adalah hobby yang cukup mahal, fotografi dengan kamera DSLR kini setidaknya membuat peminatnya harus membelanjakan sedikitnya empat juta rupiah hingga kisaran enam juta rupiah untuk sebuah kamera kelas pemula atau entry level DSLR. "Mulai era SLR sebelum adanya DSLR, fotografi  adalah bukan barang murah, alatnya cukup mahal, ini merupakan hobby yang cukup mahal bagi sebagian besar orang, ada sih yang menganggap murah tapi secara statistik demografi dihitung dari tingkat pendapatan rakyat banyak, ini hobby yang cukup mahal," papar Mung Pujanarko. Dirinya memberi gambaran bahwa seiring laju inflasi per tahun, harga barang import kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) ini cenderung terus mengalami kenaikan, "Dari tahun ke tahun harga DSLR baru selalu naik, karena dihitung US dollar, ini harus dipahami bagi peminat fotografi," lanjutnya. Paling tidak menurutnya anak muda harus bisa menabung dulu.

2. Manfaatkan mata kuliah Fotografi dan Fotografi Jurnalistik. Di berbagai kampus kini telah ada mata kuliah Fotografi dan Fotografi Jurnalistik terutama untuk jurusan Ilmu Komunikasi, bahkan ada S1 Fotografi namun masih sepi peminat karena S1 Fotografi sifatnya yang terlalu niche.
Untuk mahasiswa yang ikut mata kuliah fotografi maka manfaatkan praktek dengan kamera DSLR milik kampus. "Dengan praktek dan memahami seluk beluk DSLR dalam fotografi menggunakan kamera praktikum milik fakultas, maka mahasiswa dapat menguasai alat DSLR terlebih dahulu sebelum nanti dapat membelinya," papar Mung Pujanarko. Dengan demikian maka mahasiswa sudah terlebih dahulu kenyang praktek DSLR sebelum memilikinya.

3. Waspadalah saat membeli DSLR di toko-toko. Kini banyak toko menjual DSLR,  maka anak muda atau siapa saja peminat pemula, wajib mengetahui terlebih dahulu DSLR apa yang perlu dibelinya ?, harga pasarannya berapa?, dan ingat DSLR dijual terpisah dengan aneka asesories tambahan seperti UV filter, dll, terkadang ada toko yang tega menjual terpisah dengan memory card. Cek semua asesories keperluan anda, dan pastikan harganya. Jangan sungkan bertanya kepada para koh penjualnya di toko-toko, meski seringkali penjualnya menggertak pembeli agar terpana secara psikologis, menawarkan asesories tambahan seperti lens converter, pembersih, tas, lens hood, dan aneka asesories yang semua harganya kelewat mahal dari harga pasaran, dan ada toko DSLR yang menganggapnya 'seperti perang' saat menjual, kalau ada yang beli berarti dia menang kalau tak jadi beli berarti kalah, hati hati-dengan ideologi toko macam ini. Ada pula toko sok menolong, pura-pura ramah padahal menjebak, namun ada pula penjual yang baik.
Karena itu lebih baik ajak teman yang berpengalaman membeli DSLR, hati-hati memilih toko, cek dahulu di google mana toko DSLR yang curang, dan di kawasan mana saja toko-toko DSLR yang menjebak pembeli bak mafia ini beroperasi, bak jaringan yang rapi yang siap memperdaya 'lalat pemula' yang awam soal DSLR, punya uang tapi awam, hati-hatilah, cek di google semua sebelum membeli, ketik saja kata kunci "tertipu kamera DSLR", "toko curang penjual DSLR" dan lain-lain kata kunci yang berkaitan dengan kecurangan penjual DSLR.
Be careful, be creative dont get scam by anybody.

4. Sesuaikan anggaran kemampuan anda dengan kebutuhan akan alat DSLR type apa, jangan mudah terpancing dengan pendapat yang meremehkan anggaran yang anda punyai, karena fotografi adalah hak bagi siapa saja.

5. Jika anda sudah memiliki kamera DSLR, ingatlah bahwa DSLR adalah barang elektronik, bukan seperti SLR jadul yang menggunakan rol film. Sebagai barang elektronik, DSLR memilki delicate parts yang cukup fragile, jatuh bisa rusak, kena debu bisa rusak, kena air bisa rusak. Belum lagi keausan barang elektronik lebih tinggi dibanding non elektronik, mengapa ? Ya karena saat kontak dengan listrik maka komponen elektronik mengeluarkan panas, jadi cepat aus. Jika anda memilki SLR sisa jaman dulu (jadul), maka perhatikanlah perbedaan mendasarnya pada sistem elektrik yang rumit. Jadi jagalah, rawatlah baik-baik DSLR anda yang sejatinya fragile tersebut.

6. Menurut Mung Pujanarko S.Sos, M.I.Kom, ada rumus yang paling penting bagi seseorang untuk sukses dalam dunia fotografi, "Prinsipnya adalah anda memiliki apa yang dinamakan AMOL atau Ability yakni kemampuan finansial dan skill fotografi, Motivation atau motivasi untuk tekun dalam dunia fotografi, Opportunity atau anda memilki kesempatan untuk membuktikan skill dan motivasi anda, dan yang terakhir Luck atau anda mendapat cukup keberuntungan dalam upaya anda di dunia fotografi" papar Mung Pujanarko. Jadi menurutnya yang mebedakan satu fotografer dapat lebih suskes dibanding  fotografer yang lain, padahal alatnya sama, skillnya sama, maka jawabnya ada dalam prinsip AMOL tersebut.

Ability
Motivation
Opportunity
Luck

Good Luck !(*)



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons