cari kata

Senin, 26 Maret 2012

Eskalasi Massa C - R - R - R - C


Crowd, Rage, Raid, Riot, Chaos
adalah urutan dari eskalasi massa. Pengetahuan ini sebaiknya dimengerti oleh segenap pemerhati komunikasi massa.
Dalam ilmu komunikasi massa mahasiswa ilmu komunikasi telah diajarkan sejumlah teori massa. Teori massa (mass theory) kuno yang dikenal manusia dalam sejarah didapat dari para penguasa militer Mesir Kuno 4000 SM. Menurut sejarawan favorit saya Hendrik Van Loon dalam bukunya The History of Mankind (saya punya edisi pertama bukunya terbitan tahun 1926),  mengatakan bahwa bangsa Mesir kuno dengan pimpinan para pharaoh telah sangat memahami teori komunikasi massa, dan teori massa.
Dengan begitu para penguasa mesir kuno bisa membangun piramid dengan mengerahkan tenaga massa yang luar biasa. Diketahui bahwa pembangunan piramid bukan hanya produk kaum kaum budak yahudi di mesir kuno, melainkan juga oleh warga negara mesir yang bebas namun telah dimotivasi dengan komunikasi massa yang baik dari para pharaoh secara turun-temurun memimpin mesir.
Teori Komunikasi Massa ini kemudian dikembangkan oleh bangsa Yunani dengan canon komunikasi Aristoteles. Kemudian dimodernisasi oleh bangsa Aria Jerman di awal abad 20 yang membanggakan dirinya bahwa Aria Uber Alles atau bangsa Aria adalah bangsa yang paling unggul. Josef Goebbels dikenal sebagai komunikator massa Jerman yang ulung.
Dalam eskalasi massa ahli komunikasi Mesir kuno telah memformulakan adanya eskalasi CRRRC atau Crowd (kerumunan) dimana kerumunan  massa atau Crowd ini secara garis lurus dapat berkembang menjadi  Rage (kemarahan) massa dan kemarahan atau Rage berkembang menjadi Raid (penyerangan) dan apabila dibiarkan maka massa akan menuju ke situasi Riot (kerusuhan) dan Riot bila dibiarkan akan menuju ke situasi Chaos.
Eskalasi CRRRC ini lazim dipahami oleh pemerintah di seluruh dunia sekarang ini. Maka itu dalam demo BBM yang marak sekarang ini  pemahaman akan eskalasi massa ini harus dimengerti  oleh kita semua. Bahwa Crowd (kerumunan) massa yang berkumpul  adalah merupakan agregat dari sekumpulan individu. Agregat massa ada dua jenis :
1.Agregat massa teratur (organized)
2Agregat massa tak teratur (non organized)

Agar agregat menjadi kelompok diperlukan kesadaran pada anggota-anggotanya akan ikatan yang sama yang mempersatukan mereka. Kelompok (organisasi, baik organisasi formal dan informal) mempunyai tujuan dan melibatkan interaksi diantara anggota-anggotanya

Sekarang bila kita bicara tentang massa pendemo, memang ada beberapa kelompok pendemo yang terlihat teratur dari organisasi yang teratur, tapi sebenarnya keteraturan kelompok-kelompok massa dalam situasi demonstrasi adalah bersifat fragile (rapuh) dan rentan.
Dalam massa pendemo terjadi noise dalam situasi di dalam diri pendemo dan diluar diri pendemo. Noise itu berasal dari suara megaphone (diktatif) yang disuarakan berulang-ulang dengan volume yang keras agar masuk dalam kesadaran pendemo. Kemudian noise dalam diri pendemo adalah adanya emosi dan disorientasi terhadap situasi yang dirasakan di tengah tekanan massa.
 Ketidakteraturan Crowd  berpotensi untuk tersulut menjadi Rage (kemarahan) kemarahan ini dipicu oleh provokasi baik dari pihak pendemo sendiri maupun dari pihak diluar pendemo yang berinteraksi dengan pendemo. Setelah Rage (kemarahan) yang lazim dinyatakan oleh suara-suara makian dan ajakan penyerangan,  maka yang terjadi menit berikutnya adalah Raid atau penyerangan.
Penyerangan ini bisa berarti melempar batu, sandal, kaleng dan apapun yang bisa digunakan sebagai bahan penyerangan kepada pihak lawan. Dalam bahasa Inggris, pengertian Raid tidak jauh berbeda dengan Assault. Raid dan Assault bisa terjadi secara spontan.
Sasaran Raid dari Crowd secara langsung adalah aparat keamanan yang merepresentasikan sosok pemerintah yang dianggap merugikan, /dianggap memicu demo/ dianggap tidak adil. Jadi semua representasi pemerintah yang dianggap merugikan rakyat  semua melekat pada aparat keamanan baik polisi maupun  tentara yang langsung head-to head berhadapan dengan massa pendemo. 
Dalam  kognisi pendemo / mass / crowd melihat aparat keamanan adalah figure yang keras dan berbicara/berkomunikasi hanya dalam bahasa kekerasan, seperti halnya yang memang didikkan kepada aparat keamanan.
Dan memang kekerasan adalah sebuah hal yang sulit dihindarkan apabila Crowd telah terbentuk. Yang bisa dilakukan oleh aparat keamanan dalam pemahaman ilmu komunikasi massa, hanyalah melokalisir dan mencairkan eskalasi CRRRC secara pelan-pelan.
Eskalasi CRRRC sulit dibendung, dan hanya perwira yang cerdas saja yang dapat mensiasati eskalasi CRRRC mulai dari meminimalisir sumbu-sumbu dalam crowd, dan tidak mulai meng-ignition atau menyalakan sumbu-sumbu dalam Crowd.
Aparat keamanan yang gagal memahami Crowd maka, crowd yang tidak ter-manage dengan baik akan langsung berkembang menuju Raid.
Setelah Raid terjadi maka dalam hitungan detik dapat meletus  menjadi Riot atau kerusuhan dalam skala  terlokalisir. Bila gagal dilokalisir, maka akan berkembang menjadi Chaos atau kerusuhan massal yang meluas. Kita melihat Mesir, Libya dan negara negara timur tengah sereprti Suriah sudah mengalami suasana Chaos yang berkepanjangan. Indonesia juga sudah pernah mengalami Chaos pada Mei 1998.
Jadi sebagai pelajar ilmu sosial, ada keuntungannya apabila kita memahami apa yang selama ini dipahami sebagai eskalasi massa dalam studi Komunikasi Massa tentang seluk-beluk eskalasi massa.
Saya ingat dulu tahun 1998 pembentukan PPRC (pasukan pemukul reaksi cepat) adalah mengingatkan selalu akan potensi CRRRC (Crowd- Rage- Raid- Riot- Chaos) yang hampir selalu terjadi mengiringi beragam  aksi demonstrasi yang melibatkan massa dengan jumlah signifikan.
(Oleh :Mung Pujanarko - belajar di magister jurnalistik IISIP-Jakarta)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons