cari kata

Jumat, 28 November 2014

Taman Nasional Gunung Salak



Melakukan wisata atau rekreasi sebenarnya harus sering-sering kita lakukan. Alasan pertama karena kegiatan rekreasi sangat menyenangkan, dan yang kedua kita bisa melihat tempat pariwisata yang mungkin selama ini hanya kita baca atau saksikan fotonya saja.

Pada hari Minggu (23/11) lalu saya menyempatkan diri bersama keluarga berwisata ke Taman Nasional Gunung Salak Halimun,  dengan mengambil rute Jalan Kemang Raya (saya menempuh rute jalan tembus Kec Kemang-Ciampea, melalui Kecamatan Kemang Bogor) kemudian ke Jalan Raya Ciampea – Pasar Ciampea – Arah Gunung Bunder – Taman Nasional Gunung Halimun Salak atau populer juga dengan sebutan wisata Gunung Bunder-Bogor.

Kebetulan saya tinggal/berdomisili di kecamatan Kemang, kabupaten Bogor jadi dari arah rumah langsung ke ambil arah ke kanan menuju ke pasar Ciampea.

Saya pikir, selama 7 tahun lebih saya tinggal di kecamatan Kemang, baru kali ini saya jalan-jalan ke kawasan Gunung Bunder, padahal letaknya dari rumah tidak jauh, karena jarak antara kecamatan Kemang dan kecamatan Ciampea relatif dekat, dan waktu tempuhnya juga  2 jam kurang sudah sampai ke lokasi Taman Nasional Gunung Salak Halimun/ Gunung Bunder, dengan menghitung lama kemacetan di Pasar Ciampea.

Anak saya dan temannya di pemnadian air panas Taman Nasional Gunung Salak Halimun



Santai dulu sambil ngeteh di kawasan Taman Nasional Gunung Salak Halimun- Bogor


Di Kawasan Taman Nasional Gunung Salak Halimun ini ada beberapa air terjun, atau curug, yaitu Curug Ngumpet, Curug Pangeran, Curug Cihurang, Curug Seribu, dan Curug Cigamea, dan saya memilih langsung ke pusat sumber air panas bernama Cipanas di Kawasan Taman nasional ini.

Saya berkesempatan berendam air hangat belerang di kawasan TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak) ini atau dikenal juga dengan nama Gunung Salak Endah. Terasa nyaman di badan dan menyehatkan jasmani dan segarkan pikiran kita.




Catatan di blog ini hanyalah sekelumit dokumentasi artikel saya saja, karena ternyata menulis artikel travelling atau wisata itu tidaklah mudah.

Mungkin kita semua pernah berwisata, hingga ke daerah-daerah yang eksotis, dan terpencil, namun sangat sedikit diantara wisatawan yang mau dan mampu menuliskan catatan artikel travelling nya.

Bagi para blogger yang sanggup menulis perjalanan wisatanya, dan sudah sering saya baca milik para blogger semua, saya sungguh mengacungi jempol, karena ada kalanya hambatan khas kita saat menulis perjalanan wisata adalah, : malasnya kita menuliskannya. Setelah pulang wisata ya enaknya makan, tidur atau jalan-jalan atau mempersiapkan diri untuk pekerjaan keesokan harinya, setelah liburan usai.

Setelah musim liburan usai sangat sedikit orang yang menyempatkan diri untuk menulis catatan perjalanannya, kendalanya umumnya adalah : malas dan segan.

Jadi alangkah sayangnya foto-foto yang telah kita buat jika kita tidak memiliki catatan tentang perjalanan wisata kita.  Sayang bagaimana ? Menurut saya sayang karena ingatan kita terbatas akan peristiwa yang pernah kita alami, dan jika itu adalah sebuah event wisata, maka kemampuan kita menceritakan wisata kita adalah terbentur dengan banyaknya kendala dalam penulisannya.
Misalnya bagaimana cara kita menceritakan wisata kita ? dengan sudut pandang orang pertama, atau laporan berita ?

Belum lagi jika kita merasa tidak jago bercerita, takutnya malah nanti jadi membosankan jika dibaca orang.
Inilah mengapa jika kebanyakan orang lebih nyaman menulis 140 karakter di arena micro blogging plus foto, atau cukup unggah di media chat, hanya dua tiga kalimat, sudah. Yang penting ada foto, terus kawan-kawan kita tahu pameran gallery kita waktu jalan-jalan, dapat komentar positif, maka energi positif bertambah, dengan kata lain di arena micro blogging banyak orang 'kehausan energi', mendambakan  respon 'energi' komentar dari yang sudah mereka kenal  saja.




Sebenarnya kita tidak perlu kecil hati merasa tulisan kita buruk, tulis saja apa adanya dengan bahasa yang kita bisa. Karena bagi pembaca yang penting adalah informasi dan rujukan perjalanan wisata anda bisa menjadi bahan bacaan bagi para pembaca secara luas dan lebih inklusif tidak terbatas pada sekadar sharing info pada para kawan, follower dan member saja. (*)

Minggu, 16 November 2014

Narkoba tiada habisnya...



Kesenangan yang berujung dari penyalahgunaan narkotika berbahaya tiada habisnya.  


Hari ini saya baru baca tentang seorang professor dan dosen di Makassar yang tertangkap menggunakan sabu-sabu (crystal meth) bersama mahasiswinya.

Saya bertanya-tanya dalam hati, apa alasan kedua dosen ini menggunakan sabu-sabu atau  crystal methampetamine itu ? 

Umur mereka sudah diatas 40an tahun mungkin lewat 50 tahunan.  Sudah jelas bukan untuk teler, bukan seperti anak muda yang gemar teler.

Ketika peristiwa ditangkapnya dosen dan mahasiswi ini saya diskusikan dengan rekan-rekan saya di kampus, rata-rata jawaban mereka yang awam adalah, "ah itukan untuk teler saja, siapapun kalau doyan teler ya teler ajalah” begitu tukas rekan-rekan yang awam.

Pembaca, pastinya penggunaan narkoba jenia  crystal methampetamine / sabu-sabu bagi para pemakainya ini bukanlah untuk teler, masih banyak narkoba jenis lain yang bikin teler, minum alkohol saja dua botol pasti juga teler.

Kira-kira untuk apa pengunaan narkoba jenis sabu (crystal meth) yang kini kian marak digunakan oleh para kaum pria terutama usia 50tahunan, bahkan seorang pelawak  yang sudah umur 60an tahun juga tertangkap menggunakan sabu-sabu/ crystal meth ?

Saya menduga bagi pria usia paruh baya atau 50 tahunan penyalah gunaan  methamphetamin ini adalah untuk pendongkrak stamina seksual.

Methampetamine, yang saya baca di literatur juga memiliki efek membuat sensitif reseptor syaraf untuk sentuhan. 

Maka stimulan amphetamine dan methampethamine ini membuat pemakainya hypersensitif terhadap rangsangan sentuhan tubuh. 

Maka yang terjadi selanjutnya adalah penyalah guna methamphetamine akan cenderung ingin merasakan sensasi surga dunia berupa hypersensitive sentuhan. 

Sentuhan yang paling ultimate apa? ya seks. 

Sifat narkoba selama ini rakyat awam hanya pahamnya bahwa narkoba untuk teler, untuk mabuk saja, titik. 

Padahal narkoba yang paling laris manis di pasaran adalah narkoba yang berjenis stimulan penguat stamina. Stimulan yang telah diderivatkan hingga tercapai bentuk struktur kimiawi berupa komposisi stimulan yang paling kuat,  inilah yang laku di pasar gelap narkoba.

Jenis stimulan ini macam-macam ada yang membuat orang kuat melek,kuat disko joijing, dan kuat seks.

Stimulan jika jaman perang digunakan untuk perang, methampetamine malah sudah digunakan sebagai pendongkrak stamina sejak jaman Perang Dunia II di Eropa. 

Namun kini stimulan bukan untuk perang, melainkan untuk  kesenangan, kesenangan ini memang tidak ada batasnya, dan setiap manusia pasti cari cara senang-senang.

Tragedi narkoba di Tahun 2015

Di bulan Maret-April tahun 2015 saya saksikan ada terpidana mati Freddy Budiman yang justru mengandalikan peredaran narkoba dari balik penjara. Kemudian ada pensiunan BUMN RI yang kedapatan menyelundupkan kokain 5,2 kilogram. Juga Bea Cukai RI menangkap 3 remaja belia asal Negara China Tiongkok yang menyelundupkan crystal meth. Juga ada 2 oknum wartawan 'abal-abal'  di Meranti yang ditangkap polisi arena memakai crystal meth. daftar ini pasti makin panjang karena, Indonesia menjadi pangsa pasar narkoba terbesar di Asean.
Peristiwa bulan Mei 2015 adalah paling mengenaskan, ketika seorang dosen di Bogor yang rumahnya di Cibubur digrebek warga bersama polisi dan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia). Dosen gemblung ini kecanduan narkoba dan menelantarkan kelima anaknya, gilanya, dosen dan istrinya ini mengaku rutin menggunakan narkoba. Akibatnya lima anaknya terlantar, nyaris dipelihara negara.

Dopamin & Endorfin Dipacu Maksimal

 Semakin absolut kegiatan  senang-senang ini maka semakin membuat orang ketagihan untuk melakukannya. Kesenangan paling mutlak adalah penyatuan segala jenis/macam  kenikmatan  yang ditingkatkan derajatnya.

Jika ada seorang yang sudah merasa senang dan nikmat hanya dengan nasi pecel dan teh manis.

Tapi ada banyak orang yang derajat kesenangannya adalah menggabungkan unsur-unsur kesenangan absolut seperti seks berdoping stimulan, dan bernuansa surga duniawi.

Sebagai gambaran, jika dalam hubungan seks normal, otak mengeluarkan dopamin dalam kadar yang cukup memberikan sensasi kesenangan dan pleasureness yang dapat dirasakan, maka narkotika jenis methamphetamin dapat mengeluarkan dopamin dengan ukuran  lima kali lipatnya. Bayangkan derajat atau level of pleasureness yang diberikan oleh crystal meth ini.

Dopamin, endorfin, adrenalin adalah zat-zat kimiawi yang dikeluarkan oleh otak yang memberikan efek kesenangan, bagi manusia. Dengan penyalahgunaan amphetamin, crystal methamphetamin, maka jumlah level dopamin dan endorfin yang mampu dikeluarkan oleh otak menjadi 5 kali lipatnya.

Ini menurut saya seperti menginjak poll pedal gas kesenangan.Narkoba menjadi bahan bakar pemicu keluarnya dopamin, endorfin yang levelnya lima kali lipat kadarnya. Kesenangan kenikmatan duniawi bagai diuji hingga tingkat paling ekstrem, yakni dengan menggabungkan sekaligus kesenangan seksual, yang berdoping stimulan hingga dopamin & endorfin dalam otak manusia  dapat memicu manusia merasakan kesenangan yang semaksimal mungkin yang dapat dicapai.

Akhirnya memang manusia itu ada (banyak) yang ingin mencapai derajat kesenangan mutlak yang semaksimal mungkin yang bisa dicapai di dunia ini, paling cepat ya pakai narkoba, apalagi bagi sebagian orang yang telah merasakan luar biasanya kesenangan yang cepat dicapai hanya dengan menstimulasi otak dengan zat napza.

Bagi orang normal, seks yang halal dan sehat mungkin sudah cukup menyenangkan, namun bagi sebagian orang lain, kenikmatan 'sedang-sedang' itu tidak cukup, dopaminnya dirasa masih kurang,  maka akan dicoba ditingkatkan lagi dengan penyertaan stimulan narkoba agar tercapai derajat yang lebih senang, lebih senang, dan lebih senang lagi.

Bagi seseorang, kalau berjoget di diskotik saja kalau sudah keringatan sudah cukup menyenangkan, namun bagi sebagian orang joget sampai keringatan itu tidaklah cukup, agar lebih senang lagi, joget harus pakai stimulan entah itu ecstasy, happy five, dll bila perlu dicampur alkohol dan ganja tujuannya agar tidak hanya keringatan saja, namun tahan berjoget tiga hari tiga malam dengan kondisi kesenangan yang ditingkatkan. Jadi banyak orang berburu kenikmatan paling pol-lah yang hendak dicapai.

Maka sejak kesenangan absolut menjadi tujuannya, maka narkoba adalah bahaya laten
Maka sejak kenikmatan absolut menjadi tujuannya, maka narkoba adalah bahaya laten
Maka sejak kelezatan absolut menjadi tujuannya, maka narkoba adalah bahaya laten . (*)

Kamis, 13 November 2014

Workshop Jurnalistik di FIS EXPO 2014 Universitas Negeri Jakarta



Mung Pujanarko sebagai pembicara (kanan) bersama Nurhayati (kiri) sebagai moderator dalam acara Workshop Jurnalistik (13/11)






Mung Pujanarko (tengah) berfoto sejenak bersama para panitia Workshop Jurnalistik pada FIS EXPO 2014, Kamis (13/11)

Sebagai calon guru, para mahasiswa kependidikan harus mampu membuat karya tulis, baik itu ilmiah ataupun karya tulis berupa berita ataupun feature.
Kemampuan menulis para calon guru ini penting karena nantinya dapat menggugah semangat menulis anak didiknya.

Untuk itu maka  sedikitnya 30 orang mahasiswa FIS (Fakultas Ilmu Sosial) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mengadakan workshop jurnalistik

Workshop jurnalistik ini digelar dalam  rangka acara FIS EXPO 2014, yang berlangsung di Gedung Serba Guna FIS UNJ, Kampus A, Rawamangun, Jakarta, pada hari  Kamis (13/11).

Hadir sebagai pembicara adalah Mung Pujanarko. S.Sos, M.I.Kom sebagai instruktur jurnalistik dari organisasi PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia).

Menurut para  peserta, workshop jurnalistik ini dirasa sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan di bidang jurnalistik. “Saya mengikuti workshop ini untuk mengetahui cara menjadi seorang jurnalis,” ujar Afda (18) seorang mahasiswi pendidikan IPS ketika ditemui di kampus UNJ, Kamis (13/11).
Sementara itu peserta yang lain yakni Rina (18), juga membenarkan, bahwa dirinya ingin pula mengetahui tentang ilmu jurnalistik.
Hal senada juga diungkapkan oleh Romi (20) seorang mahasiswa jurusan Geografi yang datang ke Ruang Serba Guna FIS UNJ dan bergabung menjadi peserta dalam workshop jurnalistik tersebut.


Mung Pujanarko, menerima plakat penghargaan dari panita FIS EXPO 2014, Universitas Negeri Jakarta (UNJ),                    di Kampus A, Rawamangun Jakarta, Kamis 13/11



Narasumber dalam workshop ini yakni Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom menyatakan bahwa sebenarnya semua orang bisa menjadi jurnalis, asal mau mempelajari ilmunya, dan tidak malas untuk menulis.

Karena dengan panduan teoritis dan praktik, maka kita sudah mampu membuat berita dan feature. “Sebenarnya tidak sulit menjadi jurnalis, hanya tinggal niat dan kemauan untuk menulis,” pungkas Mung Pujanarko. (*)




Nurhayati , Aktivis Education Watch BEM UNJ :
“Pemerintah harus Mempertimbangkan ulang Plattform Kurikulum 2013”
 

Nurhayati (21), Aktivis  Education Watch BEM UNJ
Pemerintah harus memikirkan kembali  efektifitas penerapan kurikulum 2013,  sebaiknya jangan terlalu tergesa-gesa, tapi harus terlebih dahulu memperbaiki  kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan).

Hal tersebut diungkapkan oleh aktivis Education Watch BEM UNJ Nurhayati (20) di kampus Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta, pada hari Kamis 13/11.

Lebih lanjut Nurhayati dan rekan-rekan sesama aktivis Education Watch- BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Universitas Nasional Jakarta juga  rutin mengadakan kajian dalam sebuah tim. Tim ini rutin mengkaji plattform pendidikan Indonesia, serta mengadakan simposium.

Sebagai calon tenaga pendidik,  Nurhayati berharap agar pemerintah juga bisa hadir dalam simposium  yang akan diadakan oleh Education Watch dan departemen Pendidikan BEM UNJ.

 “Education Watch dan departemen pendidikan BEM UNJ ingin memaparkan pada pemerintah, tentang bagaimana pendidikan Indonesia secara ideal,” ungkap Nurhayati yang juga bertindak sebagai moderator dalam acara Workshop Jurnalistik dalam FIS EXPO 2014 ini menjelaskan aktivitasnya di lembaga Education Watch BEM UNJ.

Menurut dara manis yang juga calon guru mata pelajaran Sejarah ini, ide pembentukan Education Watch BEM UNJ adalah untuk memantau dan mengkaji perkembangan dunia pendidikan, menganalisis kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan.

“Contohnya pada kurikulum 2013atau Kurtilas ini menurut saya merupakan barang mewah, terlalu sempurna, banyak guru yang belum mengerti, karena disusun secara cepat, agak tergesa-gesa menurut saya, lebih baik kalau pemerintah menyempurnakan dulu KTSP, ” pungkas Nurhayati dengan nada serius. (*)



Rabu, 12 November 2014

Kepanitiaan PPWI dalam Lomba Foto Pilpres 2014





Hari Jumat (09/1)1 saya bergegas berangkat dari rumah di Bogor menuju Mall Kota Kasablanka-Jakarta, untuk menghadiri pameran lomba foto Pilpres 2014 yang diadakan oleh PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) bekerja sama dengan Divisi Humas POLanRI.
 Di Lantai dasar (ground) mall Kota Kasablanka, Jakarta inilah hasil-hasil karya lomba foto Pilpres 2014 dipajang.

Sebagai bagian dari kepanitiaan lomba, saya sangat antusias dengan adanya ajang pengasahan bakat di bidang fotografi. Apalagi lomba foto ini dibuka luas untuk kalangan umum.

Kebetulan, saya sendiri adalah dosen mata kuliah fotografi di Universitas Jayabaya Jakarta, karena itu saya sangat mendukung ketika organisasi yang saya ikuti yakni PPWI bekerja sama dengan POLRI mengadakan lomba fotografi yang bersejarah ini.

Dunia fotografi bagi saya merupakan hal yang penting karena menyangkut keilmuan, dan dokumentasi dari peristiwa sejarah.

Banyak dari kita yang sering mendokumentasikan acara-acara atau tempat yang kita kunjungi, dan itu menjadi bagian sejarah dari diri kita, namun sangat sedikit yang menerapkan Jurnalisme Foto.

Saya sendiri juga mengajar mata kuliah jurnalistik foto, yakni sebuah cabang  ilmu untuk menggabungkan moda komunikasi visual dan moda komunikasi verbal sekaligus di dalam sebuah media.

Media massa era sekarang ini, merupakan media massa yang viral. Tak peduli apapun jenis medianya, apakah media sosial, atau media online, sifat viral ini membuat fotografi jurnalistik menjadi sebuah hal yang menarik.

Dalam keahlian jurnalistik foto seorang pewarta tidak akan hanya menampilkan karya fotografinya  saja, namun juga disertai teks atau caption photo. Secara praktis caption photo juga haruslah memuat sedikitnya keterangan tentang siapa (who) atau apa (what) kemudian dimana (where), kapan (when) dalam sebaris kalimat (line).

Jika sudah termuat 4 W tadi sebagai caption photo,  maka teks berita atau narasinya, adalah pendalaman dari keterangan why dan how peristiwa itu terjadi.

 Intinya, fotografi jurnalistik amat menyenangkan untuk digeluti, dan bukan hanya milik para wartawan media massa saja, namun pada prinsipnya ilmu fotogragi jurnalistik ini bisa diterapkan oleh siapa saja, di media sosial apa saja.

Bagi pembaca yang tertarik untuk mengetahui siapa saja pemenang lomba foto Pilpres 2014,  keterangan lebih lengkap tentang lomba foto Pilpres 2014, dapat di baca di link  :

http://www.pewarta-indonesia.com/special-event/warta-ppwi/14673-pengumuman-inilah-pemenang-lomba-foto-pilpres-2014.html

(*)

Senin, 03 November 2014

Wisata Kuliner di Rice Bowl

Febryanti Erna Mian Hanna, Kavic Aditya, Joko Heriyadi melakukan wisata kuliner di Restoran Rice Bowl (1/11).

Suasana resto Rice Bowl

Aneka Menu di Rice Bowl



Kami dari Mahasiswa IBM Asmi yang terdiri dari 3 anggota Febryanti Erna Mian Hanna, Kavic Aditya, Joko Heriyadi melakukan wisata kuliner di akhir pekan. Kami berjalan-jalan di Mall Atrium Jakarta Pusat dan di Restoran Rice Bowl menjadi pilihan kami untuk mencari informasi  kuliner pada Sabtu, 1 November 2014


 Restoran Rice Bowl ini sering disebut dengan restoran keluarga. Restoran ini menyajikan berbagai hidangan termasuk Chinese dengan rasa istimewa. Restoran Rice Bowl juga memiliki menu andalannya adalah bebek panggang dan ayam rebus Singapore hainanyang banyak disukai pengunjung. Restoran ini semakin menarik dengan menu pilihan seperti : Noodle, Sharing, Spicy Chicken BBQ Fried Rice, Yang Chau Fried Rice, Kung Pao Chicken Fried Rice, Singapore Hainanese Chicken,  Hongkong Hainanese Rice Bowl, Aneka Sayuran, Aneka Mie, Drinks, Dessert, dll. Untuk menu rice bowl tersedia pilihan nasi dengan orange chicken yaitu ayam yang disiram dengan suas orange berupa nanas dan sayur-sayuran atau nasi dengan daging sapi lada hitam yang menjadi salah satu favorit restoran yang berada di dalam Mall Atrium Jakarta Pusat.


Nah untuk hidangan mie, ini yang spesial. Hidangan Mie di Rice Bowl memuaskan selera kami dengan sajian mienya yang beragam. Di Restoran ini tersedia mie daging iga sapi, ayam saus kungpao yakni ayam tanpa tulang yang diberi tepung dan disajikan dengan saus dan cabai kering, bawang bombai, serta kacang goreng sebagai campurannya. Mie yang disajikan di Restoran Rice Bowl ada yang merupakan buatan sendiri. Ada dua pilihan, yaitu mi home made dan mie hongkong yang ukurannya lebih kecil dan halus. Bumbu mi yang ditawarkan restoran ini cukup gurih. Kuahnya walau bening, namun gurih. Kuah ini terbuat dari tulang-tulang ayam dan udang yang dimasukkan ke dalam kain. Jadi, inilah mengapa kuah tetap bening namun meninggalkan rasa gurih. Tak komplet jika makan tanpa sayuran brokoli jamur hitam atau kailan daging sapi. Harga di Restoran Rice Bowl (Family Restaurant) sangat terjangkau untuk kantong mahasiswa, Harga di restoran terdiri dari Rp.29.000,- sedangkan Rp.194.000,- saja untuk paket keluarga. Selain itu bisa Delivery tanpa ada minimum order. Restoran Rice Bowl buka setiap hari dari Pukul 09.00 – 22.00 WIB
   
    Di Restoran ini kami sangat menikmati dan merasa puas atas menu hidangan. Kami juga menyukai pelayanan di restoran ini yang terlihat nyaman dan kami juga bisa melihat langsung cara penyajiaannya tapi sayang kita tidak di izinkan untuk melakukan sesi foto. Karena wisata kuliner yang kita lakukan adalah bagian dari tugas dosen jadi kami lakukan secara suka cita. Sangat terlihat suasana yang sangat nyaman dan di restoran ini merupakan restoran yang sering di kunjungi terkhususnya oleh pengunjung keluarga.” ujar salah satu pelayan. (*)

    


 


Dapoer Oven




"Dapoer Oven"  adalah salah satu cafe yang mempunyai daya tarik tersendiri bagi masyarakat, khususnya bagi para pecinta kue dan pasta, karena di cafe ini menjual berbagai macam kue dan pasta dengan beragam rasa yang khas membuat lidah anda menjadi ketagihan. Cafe Dapoer Oven sangat pas untuk ajang  berkumpul bersama kerabat, keluarga, atau pacar. Cafe yang berada di Jl. Walang Baru Raya No.20B Jakarta Utara ini cocok untuk orang-orang yang hobby dengan kuliner dan hampir setiap harinya cafe ini selalu ramai dikunjungi oleh pengunjung yang ingin menikmati menu-menu secara langsung.

Khususnya bagi Rivana Alfaudi (18) seorang mahasiswi baru IBM ASMI jurusan Manajemen Transportasi Laut, bersama teman-temannya ia mengunjungi Dapoer Oven ini pada  hari Jumat (31/10) sore hari sepulang dari kampusnya. Alfa begitu nama panggilan yang sering disapa oleh teman-temannya ini merasa sangat senang memilih cafe Dapoer Oven menjadi salah satu tempat tongkrongan favorit bersama teman-temannya.

"Cafe di sini selain tempatnya nyaman dan enak untuk menjadi tempat nongkrong bareng temen, menu-menunya pun banyak dan tentunya sangat pas di kantong pada saat akhir bulan seperti ini, terus ada wifi gratisnya juga yang bikin kita betah disini, ” ungkap Alfa. Menikmati kuliner sambil berkumpul dengan teman-teman menjadi kegiatan rutinnya, “ Gue ke sini biasanya sama temen kampus gue, kalau lagi main aja ke rumah temen gue si Yeri soalnya rumah dia deket sih dari sini, gue juga tau tempat ini dari dia,”  ujar Alfa saat ditemui di cafe Dapoer Oven bersama teman-temannya.



Menu yang ada di Dapoer Oven selain menjual kue dan pasta, cafe ini juga menjual menu-menu yang unik dan menarik. Seperti chicken soup, lasagna, pizza, roti bakar dan berbagai minuman yang menyegarkan lidah.


Ivan Sukma Wijaya (18) atau akrab disapa Ivan, kerabat dekat Alfa ini mengatakan bahwa menu chicken soup dan milk shake chococino dipilih sebagai menu favoritnya karena rasanya sangat enak dan menggeliat di lidah.pagea.jpg“ Gue sih biasa pesen chicken soup dan milk shake chococino, abis rasa kuah kaldunya itu loh pas banget buat lidah gue dan enak disantap saat masih panas ditambah minumannya milk shake chococino, wedeeeeeeh ajib,” tutur Ivan saat sedang menikmati hidangan tersebut.



Alfa bersama teman-temannya yaitu Ivan (18), Enen (18), Onye (18), Nanda (18), Kokoh (19) dan Yeri (18) sedang asik menikmati santapannya masing-masing sambil bercanda ria. Mereka mengakui bahwa cafe Dapoer Oven ini sebagai tempat wisata kuliner yang asik dan menyenangkan.

Bagi anda pecinta kuliner khususnya penyuka kue dan pasta, jangan sungkan untuk datang ke Dapoer Oven ini, karena terdapat berbagai macam menu dengan harga yang sangat terjangkau dan tersedia wifi gratis untuk menemani makan anda. (*)



Liputan Kuliner oleh Mahasiswa FE IBM-ASMI
Ivan Sukma Wijaya
Rivana Alfaudi

CAFE LA DHANA


Menu Nasi GorengLa Dhana, foto by : Faradilla



"Cafe La Dhana" mempunyai arti tersendiri, kata "La" diambil dari kata "Lampiri", karena cafe ini bertempat di daerah Lampiri, Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Dan kata "Dhana" diambil dari nama anak pemilik  cafe ini.

Untuk lokasinya sendiri, tempat ini sangat terjangkau, karena cafe ini terletak di depan jalan arteri dan sangat strategis. Awal mulanya, cafe ini terletak di kawasan Medical, Pondok Kelapa, Jakarta Timur dan diberi nama Coffee Lampiri, karena cafe ini lebih identik dengan minuman kopi, jelas Lia (40) Wakil owner Cafe La Dhana.

"Cafe ini juga memiliki cabang di daerah Bekasi tepatnya di Mall Mega Bekasi," lanjut  Lia saat di temui di lokasi cafe, Jumat (31/10). Sedangkan untuk menu favorit di sini bermacam-macam, untuk menu beef  lebih favorit dengan menu beef chop steak.

"Kita menggunakan daging lokal, dan pembuatannya hanya sekitar 10 menit, rasanya berbeda dari cafe lain karena kita menggunakan bahan-bahan tradisional," ujar Chef Angga seorang Chef di Cafe ini. "Sementara untuk nasi gorengnya sendiri di sini lebih khas dengan Nasi Goreng La Dhana, yang mempunyai khas tersendiri yaitu dengan ditambahnya sate ayam bumbu kacang, telur mata sapi dan kerupuk udang untuk pelengkap hidangan nasi goreng itu," imbuhnya.

Minuman Ice Mocca Mint, Foto by Okti

Menu Beef Chop Steak, foto by : Verdilla
Di Cafe ini terdapat pula menu spesial yang biasa disebut dengan Chicken Teriyaki, Sop Buntut, Tuna Risol, BBQ Chicken Finger dan Cheese Pizza. Itulah beberapa menu yang tersedia di Cafe yang bertempat di Jl. Raya Pondok Kelapa Blok E.9 No.3B Pondok Kelapa – Jakarta Timur.


Sedangkan, untuk menu minuman di Cafe ini lebih favorit dengan ragam coffee antara lain Coffee Latte Special, Coffee Burn, Coffee Latte Plain dan Mexicano Latte. Selain itu, di Cafe ini juga tersedia Iced La Dhana Chocolate, Iced Chocolate Mint, Iced Mocha Mint dan Iced Peach Tea. Minuman inilah yang lebih khas dari Cafe La Dhana.

Sedangkan menurut salah seorang pengunjung dan juga mahasiswa  bernama Sendy Rama (22), dia mengatakan bahwa dirinya sering berkumpul bersama teman-temannya bahkan sampai tidak ingat waktu jika sedang berkunjung ke Cafe ini. Selain, harganya yang terjangkau, setiap tiga bulan sekali Cafe ini memberikan promo kepada pengunjung khususnya pelajar dan mahasiswa. Dan untuk saat ini sampai akhir tahun sedang ada potongan harga sebesar 5% hanya dengan menunjukkan kartu pelajar atau kartu tanda mahasiswa, jelas Sendy saat ditemui di Cafe La Dhana.
  
 Pengunjung lainnya, seorang karyawan bernama Adnan (30) dengan pasangannya Dinda (26) berkomentar bahwa mereka biasa dinner di Cafe ini dan lebih sering memesan coffee art dengan bentuk hati diatas kopinya. Sedangkan untuk makanannya pasangan ini lebih suka dengan Sop Buntut dan Cheeseroll Pancake sebagai hidangan penutup mereka.

  Kami sendiri yakni Verdilla Alila (18), Faradilla Sukmawanti(18) dan Okti Andani (18), datang ke Cafe ini untuk membuat tugas liputan kuliner, yang akan dipresentasikan saat mata kuliah Bahasa.

 Menurut kami Cafe ini lokasinya terjangkau, tempatnya pun menarik sangat cocok sekali buat kami yang suka hangout bersama teman-teman dan disini juga dilengkapi dengan Wi-Fi, karaoke dan beberapa alat musik lainnya yang bisa digunakan. Kalau untuk menu kami lebih suka dengan menu beefnya. (*)


Liputan Kuliner Oleh Mahasiswi FE IBM-ASMI, Jakarta :
OKTI ANDANI (3140053)
VERDILLA ALILA (3140161)
FARADILLA SUKMAWANTI (3140162)






Jumat, 31 Oktober 2014

Memperingati Hari Blogger Nasional

Pada tanggal 27 Oktober secara spesial diperingati sebagai hari Blogger Nasional. Bermula saat pesta blogger tahun 2007,  Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) waktu itu Mohammad Nuh spontan mendeklarasikan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Blogger Nasional. Momentumnya dibuat seiring Pesta Blogger 2007 lalu. Ide ini dicetuskannya saat memberikan sambutan dalam Pesta Blogger 2007 (PB2007), sebuah acara gathering blogger nasional yang diadakan di Blitz Megaplex, Jakarta, Sabtu (27/10/2007) lalu.

Kini pada 27 Oktober 2014 ini saya juga turut memperingatinya dengan memberikan ulasan tentang pentingnya membuat catatan jurnal di blog.

Web Log atau media blog ini merupakan jenis media dotcom juga, yang menginduk pada penyedia layanan blog yang bersifat gratis.

Masyarakat Indonesia kebanyakan lebih suka sebagai pengguna micro-blogging berupa twitter atau face book sebagai media sosial sehari-harinya. Masih amat jarang yang suka menulis di Blog, alasannya adalah menulis di Blog memerlukan konsep, serta durasi kalimat yang lebih panjang, dari pada hanya mengetik karakter-demi karakter di jejaring microblogging seperti facebook atau twitter yang hanya ratusan buah karakter (huruf) saja sudah jadi.

Pentingnya membuat catatan jurnal di media blog membutuhkan ketrampilan tersendiri, paling tidak menyusun konsep, membuat story/ cerita atau catatan jurnal kronologis yang kesemuanya itu lebih kompleks daripada hanya sekedar membuat status, komentar status balik, atau cuitan atau men -cuit balik di area micro-blogging.

Saya sendiri tidak aktif di micro-blogging seperti facebook dan saya pasif pula di arena micro-blogging twitter, namun di media Blog ini saya senang untuk membuat catatan-catatan jurnal.

Dengan membiasakan diri saya sendiri untuk  membuat catatan jurnal, maka saya rasa amat berharga untuk diri saya sendiri, karena dengan membiasakan menulis catatan jurnal secara langsung di Blog membuat saya tidak malas untuk mendokumentasikan penggalan catatan sejarah diri sendiri.

Pada hakekatnya, kita semua adalah pelaku sejarah. Pelaku sejarah bukan hanya artis atau pejabat saja, namun setiap orang pada dasarnya adalah pelaku sejarah. Dan sejarah ini terkoneksi antara orang satu dan orang lainnya. Tinggal bagaimana orang tersebut mampu membuat catatan sejarahnya sendiri berdasarkan apa yang dia alami, atau dia review sebagai catatan pinggir. 

Untuk diri saya pribadi, jika tidak saya biasakan menulis catatan jurnal peristiwa yang saya alami di blog, maka penggalan catatan sejarah ini hanya akan lewat begitu saja, tanpa ada catatan 5W dan 1 H-nya, padahal event-event di mana saya terlibat, (untuk saya)  penting untuk kronologi catatan pribadi saya.

Untuk itu sejak tahun 2011 lalu saya selalu membiasakan diri membuat foto, dan tulisan untuk saya unggah di blog saya ini. Meskipun kadang-karena malas dan terlewat oleh kesibukan-, maka ada saja event-event yang terlewat, tidak sempat saya catat dalam jurnal blog saya ini.

Misalnya saja ada yang dalam sebulan saya cuma menulis satu posting saja di Blog. Padahal sebenarnya di bulan itu ada  beberapa  event menarik yang saya ikuti, fotonya juga sudah saya dokumentasikan, namun karena terlambat dan menunda menulisnya, maka moment itu hanya terlewat begitu saja. Kinipun saya sudah lupa pula bagaimana 5W dan 1H peristiwa event yang terlewat itu, diunggah lagi juga sia-sia, karena postingan blog perbulannya sudah tidak pas dengan bulan terjadi peristiwa itu, mengingat blogspot mengklasifikasi postingan berdasarkan bulan. 

Jadi membuat jurnal saya di Blog ini secara 5W dan 1H buat saya cukup penting, karena jika event yang saya terlibat di dalamnya itu terlewat dan tidak saya catat, maka ingatan saya akan moment tersebut kerap terlupa. Juga akan tertinggal oleh timeline blog yang terindeks setiap bulan.

Maka pada Hari Blogger Nasional pada tanggal 27 Oktober ini saya jadikan pengingat agar diri ini selalu tidak malas untuk membuat catatan jurnal, makin rajin mendokumentasikan setiap event yang saya ikuti.

Untuk apa dan untuk siapa ?

Jawabnya : untuk membuat catatan sejarah diri pribadi, dan untuk info pada anak cucu atau para pembaca kelak, karena saya mati kelak tidak meninggalkan gading atau kulit.  (*)

Senin, 27 Oktober 2014

Menikmati Kelezatan ‘Iga Penyet’ di Warung Leko


Suasana Warung Leko, foto by : Melani




Bagi para pencinta  menu masakan iga sapi mungkin sudah tidak asing lagi dengan Rumah Makan “Warung Leko” atau biasanya disebut "WALEK". Warung Leko cabang Bekasi  berlokasi di Plaza Pondok Gede, komplek Ruko Blok H no. 7A di lantai 2, tepatnya di atas Pizza Hut bersebelahan dengan Bank BCA.

Resto yang luasnya sekitar 200 meter persegi ini merupakan tempat yang sangat asyik dan nyaman buat nongkrong atau kumpul berlama-lama guna menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman.

“Saya sering sekali makan di sini untuk sekedar kumpul, dan acara keluarga atau teman. Karena interior dan konsep tata letak ruang yang sangat bagus serta elegan,  membuat saya nyaman untuk berlama-lama dan menjadikan saya pelanggan setia di Rumah Makan Warung Leko ini,” komentar dari Fani Trisnawan (20) salah satu pelanggan dari Rumah Makan Warung Leko ketika ditemui di lokasi, Sabtu (25/10).

Pemilik Rumah Makan Warung Leko, Joko Utomo (50) mengatakan, bahwa Warung Leko ini telah dibuka sejak tanggal 23 Agustus 2010 lalu. Dan resto adalah salah satu dari beberapa cabang yang sudah tersebar di Indonesia.

"Di rumah makan kami telah tersedia berbagai macam makanan dan minuman ice cream, dan jangan khawatir harganya terjangkau dan lokasinya pun strategis," kata Joko.  Menu makanan di Rumah Makan Warung Leko memiliki kurang lebih 70 jenis  makanan dan memiliki kurang lebih 50 jenis minuman.

Menu Iga Penyet, foto by : Melani

"Dari semua pelanggan yang datang ke rumah makan ini, paling banyak pelanggan memesan menu iga penyet dan es jeruk nipis-degan,”, kali ini ujar Santi (18), salah satu pelayan di Rumah Makan Warung Leko.

Ternyata yang membuat banyak pelanggan  memesan Iga Penyet ini adalah dagingnya yang begitu empuk, bumbu yang begitu meresap, lezat dan sangat khas sekali, membuat kita yang memakan akan ketagihan untuk memakannya.

 Dan juga sambal yang begitu pedas tapi tidak membuat kita sakit perut. Menurut salah satu dari Chef Rumah Makan Warung Leko, Tommy (30) mengatakan “Iga yang kami sajikan ini, kami masak secara matang supaya dagingnya empuk dan juga bumbu-bumbu meresap pada daging tersebut.” paparnya.

Jadi, ternyata rahasia dari Iga Penyet tesebut adalah seni pengolahan saat memasak iga tersebut dan bumbu-bumbu yang digunakan menambah kelezatan dari Iga Penyet.

Penulis telah membuktikan sendiri, semua komentar dari pelayan, pelanggan yang lain ataupun Chef memang sudah terbukti kebenarannya. Karena penulis sendiri pun juga sering bahkan ketagihan untuk ke Rumah Makan Warung Leko untuk menyicipi bagaimana kelezatan dari Iga penyet tersebut. (*)

Liputan Kuliner Oleh : Melani Aprilasuci

Honey Juice, Jus yang fresh !




 
Sop Buah merupakan kuliner segar yang cukup kondang saat ini di berbagai daerah di Indonesia terutama outlet yang bernama  Honey Juice. Istimewanya  buah-buahan serta batu es yang steril dan bersertifikat dengan berbagai macam rasa dan semua jenis buah yang ada didalam satu mangkok sop buah juga dengan kuah dari jus buah sendiri.

Honey juice ini memiliki 12 outlet yang tersebar di daerah Jakarta dan memiliki pelayanan yang sangat memuaskan, yang berdiri sejak tahun 2007 dengan membuka 1 outlet terlebih dahulu dengan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik buat pembeli dengan berbagai macam jenis buah-buah yang segar dan yang bersetifikat halal.

Seperti yang sudah diceritakan diatas outlet Honey Juice mempunyai juice unggulan yang disebut dengan sop buah yang terdiri dari berbagai macam buah ditambah dengan kuah buah dari  juice itu sendiri dan satu lagi keunggulannya es batu yg bersetifikat halal, juga baik untuk tubuh . Dengan produk sop buah ini ingin membuktikan tidak hanya dengan juice saja tetapi kita bisa menemukan varian baru dan menjadi primadona.

Sop buah ini memiliki rasa yang segar dan bisa membuat orang ketagihan akan dengan rasa kuah dari sop nya terbuat dari jus buah itu sendiri dan perpaduan macam-macam buah Aneka potongan buah seperti strawberry, mangga, melon, semangka, lengkeng, sawo, kelapa muda, buah naga, sirsak, jambu batu dan masih banyak lagi, berpadu cantik dengan es yang sudah ditambahkan sirup gula,  susu kental manis.

 Kalau anda suka durian, bisa juga minta sop buah durian yang akan ditambahkan butiran buah durian ke dalamnya menambahkan selera tersendiri dan rasa es batunya yang terbuat dari bahan steril dan higenis serta bersetifikat . namun masih ada macam-macam sop buah diantaranya : ada rasa Mangga, Jeruk, Jambu, Strawberry, Apel, Pear, Tomat, Markisa, Melon, Terong Belanda, Nangka, Buah Naga, Sirsak, Alpukat, Durian, Bluberry, Kiwi, Sunkist, Belimbing, Pisang dan juga bisa ditambahkan dengan keju sebagai menu pelengkap.

penampilan sop buah Honey Juice , Foto by : Putri

 
Honey Juice mengkombinasikan cita rasa yang klasik dengan modern sehingga menjadi suatu sop buah yang dapat menggiurkan kepada siapa pun yang memakannya dan dengan harga yang cukup terjangkau , tak heran jika banyak yang dateng ke outlet  ini dari yang bapak-bapak, ibu-ibu, anak remaja, sampai anak kecil yang ketagihan akan rasanya sop buah ini dan mereka tidak hanya menjual yang berhubungan dengan juice saja tetapi mereka menambahkan menu pelengkap seperti : roti bakar, kentang goreng, dan spaghetti sehinnga membuat orang tidak begitu bosan dengan menu meraka  yang berbuhungan dengan buah saja. Biasanya outlet  ini mulai melayani para pembelinya dari jam 10 pagi sampai jam 10 malam setiap hari.

 Meskipun sudah memiliki 12 outlet, namun saat akhir pekan atau musim liburan outlet honey juice ini selalu ramai jadi harus sedikit lebih sabar mengantri pada moment-moment tersebut.

Honey juice ini memiliki 12 outlet yang tersebar di daerah seleruh Jakarta. 7 outlet di Jakarta Utara , 2 outlet Jakarta Pusat , 2 outlet Jakarta Timur dan 1 outlet di Jakarta Selatan . Berikut alamat outletnya : Jl. Titipan Ilahi Muncang no.17 , Jl. Walang Raya no.12 , Jl. Warakas Timur no.19 ,   Jl. Kebantenan Raya No.32 , Jl. Tanjung Priok no.1 , Jl. Cilincing Raya no.19 dan Jl. Swasembada Raya no.3 . Semua outlet ini berada didalam gang sehingga jauh dari kemacetan kota Jakarta dan tak heran outlet ini memilki banyak pengunjung yang mampir untuk melepas kecapekan dan rasa lelah karena bekerja seharin dengan minuman juice yang berkualitas ini. (*)

Diliput oleh  Putri Cahyati,


Mie Garing Singapore "QQ Kopitiam"

Tim liputan Kuliner mahasiswa IBM-ASMI yakni Anggita (18), Intan (18), Ririn (17) juga Jessina (18), di Lokasi Mall Gading 5 pada hari Jumat (31/10)

Menu "Mie Garing Singapore" ini disajikan dalam  pot hotplate, foto by Anggi

Lokasi QQ Kopi Tiam, foto by Jessina

  
"QQ Kopitiam" merupakan salah satu tempat pilihan hangout  bagi anak muda atau pun mereka yang suka wisata kuliner. Seperti halnya hasil liputan kuliner berikut ini oleh para mahasiswa IBM-ASMI yakni Anggita (18), Intan (18), Ririn (17) juga Jessina (18), pada hari Jumat (31/10).


Sepulang kuliah, keempat mahasiswi ini menyempatkan untuk berjalan-jalan ke  kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, tujuan para mahasiswi ini adalah hunting tempat kuliner untuk dibuat liputan sebagai tugas Mata Kuliah Bahasa.

 "QQ Kopitiam" yang berlokasi di Mall Gading 5, menjadi sasaran liputan kuliner para mahasiswi ini. "QQ Kopi Tiam" terletak di area outdoor dari Mall Gading 5, tempatnya pun cukup luas terdiri dari 2 lantai.

Walapun outdoor, namun susana resto ini lumayan adem , karena ada kipas angin, serta air conditioner. Dekorasi tempat ini pun menarik, dengan hiasan berupa lampu taman, juga ada juga lampu kuning gantung gaya klasik. Warna dekorasi resto dominan warna hitam putih. Sementara  untuk meja dan bangku tersedia cukup banyak.

Di resto ini pelayanannya juga lumayan bagus, waiter-nya ramah dan informatif. Ketika para mahasiswi ini bertanya menu yang sering dipesan, pelayan resto pun menjelaskan menu-menu favorit para pengunjung.

  Untuk bisa melukiskan rasa menu dalam tulisan kulinernya, maka keempat mahasiswi ini pun  langsung memesan menu "Mie Garing Singapore" plus "Teh Peng" untuk minumannya.

Menu "Mie Garing Singapore" ini disajikan dalam  pot hotplate untuk  menjaga suhu makanan agar tetap panas dan tak mudah menjadi dingin. Mie garing ini disajikan bersama potongan tomat, jamur, ayam, sayur, udang, wortel, dan ada kuahnya juga. Rasanya wih mak nyussss banget. Tekstur rasa Mie-nya garing dan  ketika disiram kuah langsung jadi kenyal, kuahnya juga enak gurih, manis, asin, di samping daging ayamnya juga empuk, udang lumayan fresh rasanya.

Berhubung perut masih lapar,  maka keempat mahasiswi inipun juga memesan menu "Nasi Goreng Ayam Bakso", dan juga menu "Nasi Goreng Ayam Pedas".
Bagaimana rasanya ? " Wah rasanya top markotopp banget. Nasi gorengnya pulen, ada suwiran ayamnya, bakso ikan juga ada, pedesnya juga mantapp. Pokoknya yummy deh nih makanan. Wajib dicoba guys..!" ujar Anggi, disambut anggukan setuju oleh Intan, Ririn dan Jessina, keempatnya merupakan mahasiswi semester 1 Fakultas Ekonomi, IBM-ASMI, Jakarta. (*)


 
                         

Minggu, 26 Oktober 2014

Mahasiswa Kelas Karyawan IBM ASMI dalami Kuliah Bahasa Indonesia


Keterangan Foto : para mahasiswa IBM ASMI kelas karyawan sedang tekun ikuti mata kuliah Bahasa Indonesia, Minggu (26/10) Foto by : Zainal Abidin-mahasiswa kelas Karyawan


Jakarta- Sebanyak 41orang mahasiswa kelas karyawan kampus IBM- ASMI Jakarta sedang tekun mengikuti perkuliahan Bahasa Indonesia. Perkuliahan ini diadakan di ruang 501 lantai 5 Kampus IBM-ASMI di kawasan Pulo Mas Jakarta.

Meski perkuliahan dihelat di hari Minggu namun para mahasiswa tampak antusias dalam mengikuti perkuliahan. Hal ini dikarenakan mata kuliah Bahasa Indonesia adalah mata Kuliah wajib untuk mahasiswa semester II.

“Saya secara pribadi ingin mendapatkan ilmu pengetahuan, dan terutama ingin mendapat gelar sarjana,” ujar Zainal (25) selaku mahasiswa kelas karyawan yang juga bekerja di PT. Madiccah Jaya di kawasan Tanjung Priok ini.

Dirinya menyatakan ingin meningkatkan kualitas bahasa, dan ingin belajar bahasa dengan lebih baku.
”Saya ingin belajar Bahasa Indonesia dengan lebih baik agar bahasa Indonesia saya lebih baku dan sesuai dengan EYD (Ejaan yang Disempurnakan-red),” tutur Zainal ketika ditemui di kelas 501 hari Minggu (26/10).

Sementara itu menurut Dosen Bahasa Indonesia Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom menjelaskan bahwa mahasiswa jaman sekarang wajib menggunakan Bahasa Indonesia secara baku.” Karena terkadang mahasiswa sering terbiasa dengan gaya bahasa medsos  atau media sosial yang banyak mengumbar kata-kata singkatan dan akronim yang tidak baku,” pungkas Mung Pujanarko, atau akrab disapa pak Imung ini. (*)

"Selfie Low Key”

Foto selfie low key



Foto selfie low key 

Foto  by : Ade Sulaiman, mahasiswa kelas fotografi FIKOM Jayabaya

Selfie (self portrait) makin digemari oleh masyarakat pengguna gadget. Selfie bisa memakai kamera jenis apa saja. Hobby ini bagus juga untuk menumbuhkan kesadaran ber-dokumentasi. Dokumentasi kehidupan kita nantinya amat berguna baik bagi kita maupun keluarga kita.

Apalagi gadget smartphone rata-rata telah dilengkapi dengan fitur kamera yang canggih. Tips dan trik selfie pun makin beragam, contohnya dengan teknik ‘selfie low key’ yang memanfaatkan cahaya seminimal mungkin. Karena cahaya makin minim maka hanya kamera beresolusi tinggi yang dapat dipakai untuk foto selfie low key.

Contoh-contoh foto di atas diambil di lokasi studio FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi)  Universitas Jayabaya, PuloMas Jakarta, dengan menggunakan teknik dim light (lampu temaram).
Dosen fotografi FIKOM Jayabaya, Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom menjelaskan bahwa ada beberapa teknik pencahayaan yang dapat dipraktekkan oleh mahasiswa yang mengikuti kelas fotografi. (*)



LKMM FIKOM Jayabaya di Coolibah-Cipanas

Mung Pujanarko memberikan penyuluhan kepada para Maba FIKOM 2014

Menanamkan materi pembentukan karakter bagi Maba FIKOM 2014




Mahasiswa FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya mengadakan LKMM (Latihan Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa)  di kawasan Coolibah, Cipanas, Jawa Barat pada tanggal 10-12 Oktober 2014. Latihan ini bertujuan untuk membina jiwa korsa, kekompakan dan kepedulian mahasiswa terhadap lingkungan, bangsa juga negara.

Menurut Ketua Panitia, Tria Sianipar (20) diadakannya LKMM ini agar para mahasiswa baru semakin sadar bahwa mereka memiliki tanggung jawab yang cukup besar dengan menjadi mahasiswa, “Mahasiswa baru ini kan kebanyakan fresh gaduate dari SMU, nah LKMM ini melatih jiwa manajemen dan tanggung jawab mahasiswa baik tanggung jawab pada diri sendiri dan lingkungan,” papar Tria Hal ini dianggap perlu mengingat sistem dan metode belajar dan penggunaan fasilitas kampus untuk mahasiswa berbeda dengan sewaktu masih sekolah di SMU.
Jumlah mahasiswa baru FIKOM Jayabaya  yang mengikuti LKMM ini sebanyak 52 orang, ditambah dari panitia angkatan 2012, dan angkatan 2011 dan yang menyertai para mahasiswa baru pada event LKMM ini.

Dalam LKMM ini diajarkan materi tentang tentang pentingnya melatih kepedulian terhadap sesama. Mahasiswa diharapkan tidak terjebak menjadi narsistik atau mengagumi diri sendiri, dan selalu mengingat bahwa masyarakat ada pula yang masih hidup serba terbatas dan memerlukan uluran tangan.

Pembantu Dekan III FIKOM  Universitas Jayabaya  Mung Pujanarko S.Sos, M.I.Kom yang juga mengawasi para mahasiswa saat LKMM  menyatakan bahwa sebaiknya mahasiswa seimbang dalam mengejar bidang akademis dan juga berkegiatan sosial kemasyarakatan. "Menjadi mahasiswa aktif, bukan hanya aktif kuliah saja, namun juga perlu aktif dan peduli terhadap kegiatan sosial, baik yang diadakan kampus maupun ormawa (organisasi mahasiswa) dan lingkungan mahasiswa," jelas Mung. (*)

Senin, 15 September 2014

19 Peserta Pelatihan Jurnalisme Belajar Membuat Quick News



Mung Pujanarko sedang memberikan paparan materi senin (15/9)

Jakarta- Sebanyak 19 orang  peserta pelatihan jurnalistik belajar cara membuat quick news.  Pelatihan ini digelar oleh PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) yang bertugas untuk memberikan materi.
Dalam pelatihan yang digelar di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan ini berlangsung selama 4 hari yakni dari tanggal 15- 18 September 2014.

Para peserta tampak sangat antusias, karena dalam peatihan ini  nantinya peserta akan langsung praktek membuat quick news.
Menurut Wilson Lalengke dari PPWI menyatakan bahwa pelatihan ini berguna untuk menghasilkan karya reportase yang cepat dan akurat. Karena barang siapa menguasai informasi maka dia menguasai dunia, “ Memang di jaman informasi teknologi ini barang siapa yang menguasai informasi maka dia menguasai dunia,” tukas Wilson lelangke.
Sedangkan menurut pembicara selanjutnya yakni Mung Pujanarko menyatakan bawa semua orang pada dasarnya bisa membuat quick news, “hanya saja harus rajin berlatih dan menumbuhkan kepekaan terhadap situasi yang dihadapi” tukas Mung
Salah seorang peserta yakni Joko (39) menyatakan ingin memperdalam teknik quick news dan mengembangkan media online seperti blog. Maka pada hari itu pula semua peserta diajarkan cara membuat dan mengembangkan blog sebagai media efektif.
Link peserta diklat yang hari itu juga membuat blog adalah

http://fotopersadanusantara.blogspot.com/

http://www.batara99.blogspot.com/

http://penaburrasa.blogspot.com/ 
(*)

Senin, 08 September 2014

Unjuk Gelar Pencak Silat di Kampus Jayabaya



Para peserta kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) Pencak Silat melakukan Unjuk Gelar di hadapan para mahasiswa baru di Kampus Jayabaya pada sore hari Senin (8/9) bertempat di kampus Jayabaya Jl. Pulo Mas Kav 23 Jakarta Timur.

Dalam gelar unjuk gelar ini para anggota UKM Pencak Silat melakukan demo jurus, atraksi permainan senjata dan unjuk kebolehan ketrampilan bela diri pencak silat khas Indonesia.

Menurut Djonie WA selaku pelatih menyatakan bahwa pencak silat di Jayabaya sudah pernah meraih gelar juara nasional, juga anggota UKM Pencak Silat pernah mewakili DKI Jakarta pada PON 2012 yang lalu.


“ UKM pencak Silat melatih kedisiplinan, mental dan yang paling melestarikan budaya asli Indonesia berupa seni bela diri pencak silat, untuk itu para mahasiswa baru  Jayabaya kita harapkan untuk tertarik dan mengikuti seni bela diri ini” ujar Djonie ketika ditemui di kampus Jayabaya (8/9).

Sedangkan buat Ade Lutfi (20) selaku fotografer yang juga turut mengabadikan atraksi pencak silat ini menyatakan bahwa secara momen, atraksi pencak silat adalah objek yang menarik untuk difoto, “Pencak silat ini bagus buat melatih gerak dan kelenturan, saya juga sempat mengabadikan beberapa moment dalam foto hasil jepretan saya yang menampilkan atraski pencak silat di Jayabaya” tutur Ade Lutfi (20) yang juga mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jayabaya (*)

Pelantikan Mahasiswa Baru Universitas Jayabaya

Sebanyak 508 mahasiswa baru Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi  Jayabaya, mengikuti pelantikan (8/9) Foto by : Ade Lutfi

Sejumlah  508 orang orang calon mahasiswa baru dilantik menjadi mahasiswa Universitas, Sekolah Tinggi dan Akademi-akademi  Jayabaya, Jakarta pada hari Senin  (8/9) di Kampus A Jayabaya Jl. PuloMas Kav 23 Jakarta Timur. Hadir dalam pelantikan ini pihak Yayasan Jayabaya dan jajaran Rektorat Universitas Jayabaya.

Dalam sambutannya, Ketua Yayasan Jayabaya Prof. Dr. Hj. Yuyun Moeslim Taher,SH menyatakan bahwa menjadi mahasiswa baru adalah sebuah awal dari meraih cita-cita di masa depan, “Anda diharapkan mampu menjadi sosok yang berguna di masyarakat, dan anda semua adalah orang-orang yang beruntung, karena mampu melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi,” tutur Prof. Dr. Hj. Yuyun Moeslim Taher,SH.

Sementara  Pembantu Rektor III Universitas Jayabaya  Drs. Mansyur Kardi , M.Si berpesan bahwa mahasiswa baru sebaiknya mempertimbangkan baik-baik langkah pertama menjadi mahasiswa baru agar dapat sukses dan berhasil dalam studinya,”Langkah pertama anda adalah semester 1, upayakan langkah pertama anda ini adalah langkah anda yang terbaik, Indeks Prestasi anda harus baik, karena langkah pertama menentukan tahapan studi anda di kampus Jayabaya, jangan anda lengah dan tidak serius dalam berkuliah,” pesan  Drs. Mansyur Kardi, M.Si

Mahasiswa Baru FIKOM Jayabaya

Dari sebanyak 508 mahasiswa baru,  52 orang diantaranya adalah mahasiswa baru pada FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Jayabaya. Maka  hari pada hari Selasa 9-9-2014 FIKOM Jayabaya memberikan pembekalan akademik yang dilaksanakan di ruang C43, Fakultas Ilmu Komunikasi Jayabaya. Dalam pembekalan akademik ini mahasiswa baru diajarkan cara mengisi Kartu Rencana Studi, dan dijelaskan semua prosedur perkuliahan dan tata cara administrasi di FIKOM Jayabaya.

Sebanyak 52 mahasiswa baru FIKOM Jayabaya mengikuti Pembekalan Akademik di Fakultas Ilmu Komunikasi Jayabaya Hari Selasa (9/9)

Hadir memberikan pembekalan akademik Dekan FIKOM Dra.Hj.Dewi Setyorini MS (kanan), Pudek II FIKOM Ika Yuliasari St,S.IP, M.Si (duduk pegang laptop), Pudek III FIKOM Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom (berdiri), Pudek I FIKOM Euis Komalawati, S.Sos, M.Si, selasa (9/9)

Pada pelantikan mahasiswa baru angkatan tahun akademik 2014/2015 ini, tercatat sebanyak 52 orang mahasiswa baru terdaftar menjadi mahasiswa FIKOM Jayabaya.  Mahasiswa FIKOM Jayabaya dibagi menjadi dua konsentrasi studi yakni ilmu Jurnalistik dan Ilmu Humas.

Pada pembekalan akademik ini Dekan FIKOM Jayabaya Dra.Hj.Dewi Setyorini MS berpesan agar mahasiswa dapat cermat dalam mengisi kartu rencana studi, dan disiplin dalam perkuliahan. (*)

Sabtu, 09 Agustus 2014

Blogger sebagai Solo Journalist

Mung Pujanarko (40) bersama anaknya yang kedua Kayla Putri Maharani, siswi kelas 2 smp



Era komunikasi modern semakin membuka peluang bagi para blogger untuk bekerja mandiri sebagai seorang Solo Journalist. Jika bukan kini atau belum saat ini, tapi pasti nanti akan menuju kepada kemungkinan bahwa seorang blogger mampu menjadi solo journalist yang mengisi celah niche dalam pasar informasi.

Solo journalist sejatinya adalah mengasah kemampuan jurnalistik  yang tidak perlu secara muluk-muluk mumpuni, karena menjadi mumpuni adalah proses panjang, namun yang dapat diterima oleh publik sebagai fakta dan data yang nyata. Karyanya bisa dibaca oleh publik sebagai karya yang informatif dan kreatif.

Jika mengikuti tegangan para pakar old journalism yang mungkin kini telah mapan duduk dalam sistem jurnalisme mainstream yang dibayar oleh perusahaan media tempatnya bernaung, maka tentu pemahamannya sedikit berbeda. Saya menyebutnya sebagai ‘tegangan’ pendapat. Karena setiap kali saya berdiskusi dengan para pakar jurnalistik di Indonesia yang kini telah mapan duduk di struktrur perusahaan media, mereka ini selalu tegang dan berintonasi tinggi saat ‘membela’ dan beradu argument dalam memihak sistem jurnalistik yang bersistem : ‘digaji untuk memberitakan’ atau disebut pula jurnalis profesional.

Pemahaman saya, seorang Solo Journalist adalah seorang jurnalis yang bisa dan sangat mungkin untuk memproduksi karya jurnalistiknya secara gradual non regular. Yang saya maksud dengan gradual non reuler itu adalah seorang Solo Journalist dapat kapan saja mengunggah karya jurnalistiknya tanpa mengikuti mentah-mentah aturan old journalism.
Aturan old journalism adalah gradual terstrukur seperti report by minute or by hour (laporan dalam hitungan per berapa menit dan per berapa jam/ pada news dot com) report by daily (harian), weekly (mingguan), biweekly (dua mingguan), monthly (bulanan), dan annually (tahunan).

Sistem pemberitaan jurnalisme ini mengacu pada umumnya sistem kerja wartawan yang digaji. Jadi harus senantiasa berkarya secara reguler untuk memperoleh gajinya. Wartawan yang bekerja di kanal news dotcom tentu harus mengunggah berita dalam hitungan menit atau jam yang telah ditentukan oleh perusahaan, dan berita yang diunggahnya adalah bukti dirinya bekerja dan berhak mendapatkan gaji. Wartawan yang bekerja di koran harian seperti yang penah saya alami dahulu adalah membuat beritanya perhari, sekian berita per-hari, dan berita itulah sebagai absensi kita, membuktikan jika sang wartawan layak memperoleh gaji dan tunjangan prestasi utuk julah berita yang ditulisnya dan dimuat.

Di televisi yang lebih rigid, jurnalis juga diwajibkan untuk bekerja dengan disiplin jurnalistik dalam waktu yang telah dipilih oleh kantornya untuk dilakukan oleh sang wartawan.

Sementara gradual non regular itu adalah Jurnalis memiliki kebebasan waktu untuk mengungah karya jurnalistiknya, kapan saja dia mau mengunggahnya dan memilih persitiwa yang hendak diunggahnya secara mandiri. Blogger sangat memungkinkan untuk memiilki kebebasan ini, blogger dapat dengan bebas dan kapan saja sesuai waktu yang dimilikinya menulis artikel atau berita laporannya di dalam blog-nya dan menjadi Solo Journalist bagi media blognya sendiri.

www.mung-pujanarko.blogspot.com sebagai salah satu media blog/dotcom yang diundang dalam salah satu acara

Blogger sebagai solo journalist kelak adalah konsekuensi masa depan era Technology Information. Seperti halnya Citizen Journalist adalah konsekuansi logis dari demokrasi yang semakin berkembang dan era kebebasan berekspresi melalui saluran informasi.

Saya kerap mendengar para pakar berteriak bahwa kebebasan berekspresi  melalui kebebasan bermedia harus dibatasi.
Saya sepakat dengan pembatasan asalkan pembatasan berinformasi ini sesuai pembatasan dalam segala jenis Undang-undang yang telah berlaku. Misalnya untuk yang bernuansa pemecah belah dan penghasutan atas SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) kemudian informasi bertendensi kriminal seperti pencemaran nama dan fitnah dan pornografi seperti yang telah diatur dalam segala UU mulai UU ITE, UU KUHP, atau UU no 40 th 1999.

Namun saya tidak sependapat jika kebebasan berekspresi melalui saluran jurnalistik dibatasi hanya milik media yang besar secara ekopol (ekonomi politik) media. Kemudian mendorong kesombongan tidak logis dari jurnalis yang digaji oleh media besar, dan jurnalis yang digaji oleh media besar ini biasanya dengan congkak mengusir jurnalis yang lebih independen, jurnalis yang berasal dari media belum ternama.

Atas fenomena ini saya sedikit paham, karena saya pernah bekerja di sebuah harian ternama di Surabaya dan Jawa Timur dan kemudian bekerja sebagai jurnalis di biro Jakarta yang memungkinkan saya bertemu dengan berbagai jurnalis dari berbagai media.

Jurnalis dari media besar kemudian biasanya menjadi congkak dan di beberapa kesempatan berani mengusir jurnalis dari media yang tak terkenal. Pengusiran ini kerap terjadi  jika ada kepentingan tertentu menyangkut ala kadarnya yang diberikan. Namun jika liputan biasa saja tanpa ada embel-embel imbalan, maka pengusiran tidak terjadi. Intinya bisa jadi sebatas primal insting rebutan resorces.

Atas aktifitas jurnalistik yang pernah saya lakukan, saya kerap ditanyai oleh rekan sesama jurmnalis, "Mas dari media mana?" saya jawab "Saya dari www.mung-pujanarko.blogspot.com, media milik saya sendiri".

Rekan wartawan tadi menatap bingung dan curiga, "Media apa ? Kok bisa diundang? kok boleh meliput ?" Yah terpaksalah saya menjelaskan tentang pasal 28 F UUD 1945, tentang prinsip elemen journalism, tentang citizen journalist di negara maju dan kini tengah berkembang di Indonesia, tentang solo journalist, akhirnya beberapa rekan wartawan mendengarkan penjelasan saya, seperti halnya kuliah dadakan dengan durasi 2 sks.

Saya tidak menjelaskan jika saya adalah magister jurnalistik lulusan IISIP Jakarta dan juga dosen jurnalistik di sejumlah universitas, dimana para alumni mahasiswa saya juga telah menjadi jurnalis di berbagai media, juga editor dan kolumnis di www.pewarta-indonesia.com milik PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) sebuah organisasi citizen journalist/ pewarta warga yang diakui oleh NKRI. Buat apa saya menjelaskan hal yang justru membuat para  rekan wartawan makin bengong?

 Saya hanya memaparkan bahwa kegiatan jurnalistik mungkin dilakukan oleh orang yang telah paham ilmu jurnalistik, kegiatan jurnalistik secara solo juga mungkin dilakukan oleh seorang blogger sesuai dengan UU dan konstitusi yang berlaku. 

Karena setuju atau tidak, pada hakekatnya kebebasan berekspresi adalah juga milik rakyat yang tengah belajar jurnalistik meski proses belajarnya panjang, pula milik para blogger yang semangat menulis.

Kebebasan ini memang bisa dibendung, namun bendungan itu akhirnya nantinya toh jebol juga karena air dari kebebasan indvidu ini semakin deras. Sebuah negara totaliter dapat membendung  kebebasan indvidu untuk berpendapat, namun negara itu menjadi tempat yang tidak enak untuk ditinggali bagi para kreator informasi yang kreatif. (*)




 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons