cari kata

Jumat, 25 Juli 2014

Bahaya laten Narkoba

Disebut narkotika berbahaya, karena jenis farmasi narkotika yang disalahgunakan (abused) pemakaian dosisnya dan tujuannya sehingga tidak ada kendali bagi pemakainya, sehingga berbahaya. Berbahaya tidak hanya bagi diri pemakai namun juga berbahaya bagi orang-orang di sekitarnya, masyarakat umum, yang dirugikan karena pemakai narkoba yang telah kecanduan akan mungkin sekali berbuat kriminal seperti merampok dan mencuri,melacur untuk  memenuhi kebutuhan membeli narkoba.
 
Awalnya bagi seorang anak muda yang memakai narkoba jenis apa saja, tujuan awalnya adalah langsung mencari kesenangan, dan awalnya mungkin tidak terasa serius akibatnya, terasa hanya recreational drugs, narkotik untuk rekreasi. Yang dicoba untuk entry point umumnya jenis pil oral (telan), untuk rekreasi, dan merasakan sensasinya. Setelah lambat laun, tentu makin serius keadaannya, anak muda itu akan memakai segala macam narkoba dan segala macam cara memperoleh uang demi membeli narkoba. Paling mudah adalah minta uang ke orang tua terus menerus dengan cara berbohong.
 
Jika orang tuanya kaya plus terlalu sayang anak, maka anak muda penyalah guna narkoba akan lebih leluasa. Karena uang selalu ada untuk membeli narkoba. Tujuan hidupnya adalah selalu senang, narkoba bisa dibeli, dan hidup masa muda selalu dalam keadaan senang, gembira tak terkira. State of happiness.
Tak lama kemudian, anak muda itu kemudian menjadi mahasiswa, dan karena pasokan uang tetap lancar, maka level bersenang-senang saat kuliah pun meningkat dengan hiburan malam, dan miras, narkoba juga seks bebas.

Semua anak muda tentu ingin senang, ada yang senang secara wajar saja, ada senang secara ekstrem. Kategori senang secara ekstrem inilah yang mudah menembus batas kewajaran. Tapi toh batas itu sudah kabur (blur) seiring perkembangan jaman, permisivisme masyarakat, pergeseran budaya dan norma.
 
Yang dicari kesenangan  
Hidupnya kemudian hanya memburu kesenangan semata. Senang terus di dunia fana ini. Tapi apakah mungkin senang terus di dunia ini ?
 
Beberapa orang yang memiliki pasokan keuangan yang bagus, mungkin akan tetap dalam kondisi senang selama beberapa dekade. Dan tak lama kemudian anak muda tadi dari mahasiswa kemudian harus bekerja.
Bekerja inginnya gaji besar, tapi apa daya karena kuliahnya hanya membru kesenangan dan lupa rasa kerasnya belajar, maka kemudian rela menempuh jalan apa saja agar bergaji besar, termasuk menyogok agar menjadi aparat negara, nyogok untuk kerja di BUMN bergengsi. Intinya,  tetap saja ingin dalam kondisi yang senang (happy) dan easy terus-menerus.
 
Kemudian tibalah saat berkeluarga. Karena dari mulanya adalah hanya kenal senang, maka jika kondisi rumah tangga goyah sedikit dan kesenangan makin sulit didapat dari pasangan, maka segeralah pemburu kesenangan ini mencari exit atau jalan keluar, escape from reality that bites.
 
Dunia ini dianggapnya adalah tempat kesenangan terus-menerus. Jika sedih atau depresi maka narkoba menjadi jalan pintas, memintas kesedihan menuju kesenangan, melupakan kesedihan. Karena pengalaman awalnya narkoba jenis apa saja adalah obat kesenangan, pemintas segala kesakitan, pemintas segala kesedihan.
 
Narkoba yang awalnya ketika remaja adalah obat rekreasional, menjadi obat pelarian. Dosis pun makin meningkat tak terkendali, apalagi ada jenis narkoba untuk stimulan fisik yang luar biasa (jenis meth), ada yang untuk mendongkrak kemampuan seksual meski beresiko tinggi terhadap kesehatan
Segala macam cara hidup di dunia ini dimaksimalkan untuk memburu kesenangan. Tujuan hidup menjadi satu : senang. Kesedihan menjadi momok yang menakutkan, tragedi, tragis sedapat mungkin dihindari.
Larut terlalu terfokus menghindari kesedihan, maka jika sedih sedikit maka cepatnya mencari obat pemintas kesedihan lagi.
 
Contohnya (subyektif) :
-Suami yang mendapat sedikit kesedihan dari istri, lalu segera   lari ke wanita lain, paling mudah ke PSK. Pulang-pulang mendapat AIDS dan PMS (penyakit menular seksual). Atau pulang-pulang langsung mengumumkan ada alternatif wanita lain yang dirasa mampu memberi kesenangan lebih.
-Anak muda yang sedih karena apa saja, lalu lari ke narkoba, kisahnya akan berulang lagi dari atas tulisan ini.
-Sebagian Pekerja, bisnisman yang mengenal narkoba sebagai stimulan pereda kesakitan hidup, stimulan menuju kesenangan.
 
Maka sejak mental hanya cari kesenangan sesat, narkoba adalah bahaya laten. 
Evolusi Narkoba 
Peredaran narkoba semakin deras saja, data ini bisa ditengok di BNN. Lebih saya khawatirkan adalah jaman informasi deras ini, membuat orang jadi lebih mudah bikin narkoba secara mandiri.
Pada tayangan NGC (national geography channel) yang saya saksikan menggambarkan bagaimana orang di negara maju telah mudah ‘mengocok’ meth. Meth di sini dikenal sebagai shabu-shabu (methamphetamin). Digambarkan mengocok meth dapat dilakukan secara mandiri seorang saja, tanpa butuh pabrik narkoba canggih.
Hanya seotol botol plastik, obat flu yang diambil pseudo efedrinanya, lithium, dan aneka bahan kimia yang dapat mudah diperoleh karena terkandung dalam produk house holds. Resikonya adalah keracunan uap beracun dan terbakar karena reaksi kimia.
Ngeri-lah kalau sudah makin mandiri bikinnya seperti ini. Bagaimana derasnya kalau kemudian dengan adanya evolusi (kalau tak mau disebut revolusi) narkoba ini dalam pandangan saya di Indonesia dalam 5 tahun kedepan. Bukan tak mungkin evolusi narkoba ini membuat Narkoba semakin deras, terdiversifikasi 
(seperti ragam designer drugs seperti yang pernah saya tulis di blog ini juga), makin gampang dibuat mandiri, dan makin menyebar menyasar pengguna anak muda, dan kalangan produktif yang rentan.
 
Maka sejak mental hanya cari kesenangan sesat, narkoba adalah bahaya laten. 
Renungan ini saja dulu yang bisa saya tuliskan, berdasar keprihatinan akan semakin meningkatnya penyalah-guna narkoba di Indonesia. Di saat ekonomi negara makin turun. ---Maaf bukan turun dalam arti perhitungan makro ekonomi yang muluk-muluk-, karena ini mudah dibantah oleh ahli ekonomi, “Mana enggak turun, ini ekonomi negara naik,?” iya naik tapi kan bukan sektor riil kemampuan rakyat, tapi investasi uang yang masuk naik.
 
Data yang saya baca dari data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebutkan bahwa realisasi investasi modal baik lokal maupun asing (combined) pada triwulan II 2014 ini mencapai Rp. 116,2 Triliun, naik drastis bahkan sebagai rekor, namun hal ini tidak diimbangi oleh penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan data BKPM realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pada triwulan II 2014 mencapai 350.803 orang. Sedangkan pada tahun 2013 pada periode yang sama lalu penyerapan tenaga kerja mencapai 626.376 orang.
 
Dengan begitu, maksudnya,  turun secara sederhana saja, artinya bagi rakyat kemampuan ekonominya turun, pendapatan mayoritas tetap, namun harga kebutuhan naik, entah harga naik karena kalah valuta, atau  kesenjangan neraca ekonomi yang makin jauh, ini berarti membuat kemampuan ekonomi rakyat turun. Di sisi lain iming-iming konsumerisme nyata di depan mata rakyat.
 
Biasanya jaman semacam ini akan lebih memicu sakit frustasi di masyarakat. Dan jaman ini adalah jaman sekarang ini. Saat ini meski telah ganti pemerintahan, namun bisa dirasakan aura endapan kemarahan dan frustasi masih menggema di jalan-jalan raya kota besar.
 
Misal, di Jakarta, kemacetan parah menyebabkan kualitas hidup menurun. Dan rakyat di jalan raya pun makin emosional, tidak ada lagi saling menenggang rasa. Yang bermobil mendesak sepeda motor. Yang bermobil lebih mewah malah mendesak transportasi umum jalur bus, karena sok kuasa.
 
 Kelompok masyarakat yang rentan tak dapat menahan kesakitan, frustasi berkepanjangan, akan beresiko lari pada narkoba, klenik bahkan kriminal.
 
Maka sejak mental hanya cari kesenangan sesat, narkoba adalah bahaya laten. (*)

 
Tinggalah kita orang tua memberikan bekal Agama, secara jawaban aman pastilah balik ke Agama.   

Minggu, 20 Juli 2014

Senat Mahasiswa FIKOM Jayabaya mengadakan Buka Puasa bersama dengan Anak Yatim

Suguhan marawis dari para anak yatim undangan

Sahur On The Panti Asuhan, acara khas anak FIKOM Jayabaya


Sebanyak 40 anak yatim diundang ke FIKOM Jayabaya untuk buka puasa bersama. Dalam acara buka puasa bersama ini, para anak yatim yang diundang juga  berkesempatan mementaskan kesenian marawis.

Acara buka puasa bersama dengan anak yatim ini dilakukan pada hari Sabtu (19/7) di Kampus FIKOM Jayabaya di Jl Pulomas, Jakarta Timur, acara buka puasa dengan anak yatim telah biasa dilakukan sebagai agenda tahunan senat FIKOM Jayabaya.

Menurut Ketua Pelaksana acara yakni Syalwa Irhamna (19) menyatakan bahwa selain mengadakan buka puasa bersama dengan anak yatim, mahasiswa FIKOM juga melaksanakan kegiatan sahur bersama di lokasi panti asuhan.

 Syalwa mengutarakan, yang pertama mahasiwa FIKOM Jayabaya mengundang anak yatim karena  ingin menunjukkan kepedulian terhadap para anak yatim. Dan juga memberikan uang saku terhadap anak-anak yatim yang diundang. Dan kedua, mahasiswa FIKOM ganti mendatangi anti asuhan untuk sahur bersama dan kembali memberikan santunan.

“Dengan datang ke Fakultas dan juga mementaskan kesenian marawis di lobby kampus, maka anak yatim yang kami undang dapat mengetahui wawasan tentang bagaimana  kehidupan kampus, karena Insya Alloh para anak yatim ini kan nantinya ada yang menjadi mahasiswa, dan diharapkan setelah mereka menjadi mahasiswa kelak, atau nantinya mereka sudah bekerja, maka juga terbangun kepedulian terhadap sesamanya yang membutuhkan, dan bagi kami mahasiswa yang datang ke panti asuhan anak yatim, memberikan wawasan bahwa di Indonesia masih banyak yang membutuhkan uluran tangan, tanpa kami mengharap pamrih,” tutur Syalwa.

Ketua Badan Perwakilan mahasiswa, Muhammad Raffi juga menjelaskan bahwa acara ini diharapkan dapat memberikan pengalaman positif kepada para mahasiswa terutama mahasiswa FIKOM Jayabaya. "Acara buka puasa bersama atau acara sahur bersama anak yatim ini, lebih pada pengalaman batin, dan memberikan semacam perlawanan terhadap sikap apatis, cuek dan kesombongan yang mungkin masih menghinggapi individu mahasiswa, namun kebersamaan dengan kawan sekampus dan lingkungan yang membutuhkan uluran tangan bisa melawan penyakit hati yang mungkin masih menghinggapi individu yang mungkin merasa telah mapan, telah nyaman berkuliah, padahal semua ini kan milik Alloh semata," pungkas Raffi. (*)





Selasa, 20 Mei 2014

Pemenang Lomba penulisan Esai UNJ dan PPWI


Mung Pujanarko bersama para Dosen FIS di UNJ



Dewan Juri dari PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) bekerja sama dengan panitia "Lomba Menulis Esai Mahasiswa se-Indonesia, dari Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu  Sosial - Universitas Negeri Jakarta (UNJ)  mengumumkan para pemenang lomba.
Pengumuman sekaligus penyerahan penghargaan kepada para pemenang dilakukan dalam lingkup acara "IPS Festival 2014" di Gedung K, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka, Jakarta, hari selasa (20/5).

Proses seleksi naskah esai dan penjurian Lomba Menulis Esai Mahasiswa se-Indonesia yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta ini telah berlangsung dari 3 April 2014 sampai tanggal 15 Mei 2014.

Hadir dalam penyerahan penghargaan kepada para pemenang Lomba Menulis Esai adaah Wakil Ketua PPWI Mung Pujanarko, para Dosen UNJ dan Panitia Lomba dari HIMA Pendidikan IPS, yakni Tri Satria dan Nusa.

Setelah Tim Juri dari PPWI melakukan seleksi esa-esai karya mahasiswa se-Indonesia yang masuk, maka pada lomba Menulis Esai Mahasiswa se-Indonesia 2014 kali ini yang menjadi pemenangnya adalah :

-Juara Pertama diraih oleh Dahlia Mumtazah dari Universitas Brawijaya, Malang.
-Juara II diraih oleh Akrima Dewi dari Universitas Negeri Jakarta.
-Juara III diraih oleh Khanza Sanrang dari Institut Pertanian Bogor.
-Juara Harapan I diraih oleh  Meri dari Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta.
-Juara Harapan II diraih oleh Tita Setiawati dari Universitas Negeri Jakarta.
-Juara Harapan III diraih oleh Eveline mahasiwa Universitas Diponegoro, Semarang.

Wakil Ketua Persatuan Pewarta Warga Indonesia, Mung Pujanarko memberikan sambutannya dalam IPS Festival UNJ 2014

Dalam sambutannya, Wakil Ketua PPWI Mung Pujanarko memberikan ucapan selamat pada para pemenang, dan sekaligus memberikan apresiasi kepada para mahasiswa FIS-UNJ yang telah berhasil membuat acara lomba tingkat nasional. Mung Pujanarko juga memotivasi para mahasiswa yang hadir dalam kegiatas IPS Festival 2014 ini agar jangan ragu untuk membuat esai, karena karya tulis esai adalah karya tulis yang bermutu baik secara keilmuan dan mudah dibaca oleh khalayak luas.”Mahasiswa  sebaiknya biasa menulis esai sebagai karya tulis yang bermutu keilmuan karena didukung adannya fakta dan data yang dapat disandingkan dengan teori ilmiah, namun masih enak dan ringan dibaca tanpa mengerutkan dahi, intinya sederhana namun cerdas membahas sisi kehidupan,” papar Mung Pujanarko selaku Wakil Ketua PPWI  yang akrab dipanggil Imung ini (*)

Jumat, 16 Mei 2014

FIKOM Days 2014

Mung Pujanarko memberikan sambutan pada pembukaan FIKOM Days 2014

Mahasiswa FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya Jakarta menyelenggarakan kegiatan seni dan budaya berkaitan dengan agenda tahunan yang bertajuk "FIKOM Days" di Kampus Universitas Jayabaya, Pulo Mas, Jakarta.

Acara FIKOM Days ini adalah kegiatan yang dilaksanakan setahun sekali oleh mahasiswa FIKOM Jayabaya, dan pada tahun 2014 ini diadakan pada tanggal 13 Mei hingga 16 Mei 2014.

Dalam kegiatan ini pada hari pertama (13/5) diisi dengan workshop seni dan budaya, kemudian tanggal (14/5) diadakan kegiatan seminar yang menghadirkan para alumni FIKOM Jayabaya untuk membagikan ilmunya sekaligus sebagai ajang tanya jawab seputar lapangan kerja lulusan ilmu komunikasi. Alumni FIKOM Jayabaya kini telah tersebar di berbagai lapangan kerja, serta rata-rata bekerja sebagai jurnalis dan humas.

“Kami memilih menjadi jurnalis karena memang lulusan Ilmu Komunikasi sangat laku di pasar kerja dunia media massa,“ ujar  Aden (21) yang kini bekerja sebagai video jurnalis di "Rajawali Televisi" yang dulu bernama "B Channel". Pengalaman sebagai broadcaster juga dikemukakan oleh alumni FIKOM yang lain yakni Bejo (24) dan Sintya (20) yang kini bekerja di TV One, kemudian ada Yatti Febri yang bekerja di Net TV, Rabon bekerja di situs bola.com, Norman fotografer di media Info Gading, dan beberapa alumni lainnya yang bekerja sebagai praktisi Humas.

Pada kegiatan Fikom Days kali ini yang menjadi Project Officer adalah Garry Akitha (19), dibantu oleh panitia mahasiswa FIKOM Jayabaya dari angkatan 2011, angkatan 2012 dan angkatan 2013.


Sedangkan pada acara yang berlangsung pada tanggal 16/5 adalah acara pentas musik baik musik tradisional maupun modern dan parade Band yang berlangsung hingga petang hari, menghadirkan bintang tamu "Beben Jazz".

Dalam sambutan pembukaan FIKOM Days, Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom berpesan agar setiap kegiatan kemahasiswaan harus diawali dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, agar acara mahasiswa bisa diberikan kelancaran, keamanan dan kemudahan. Selain itu setiap acara mahasiswa haruslah membawa energi yang positif yang dapat dirasakan manfaatnya bagi diri setiap mahasiswa yang mengikutinya.(*)

Selasa, 15 April 2014

Launching e-paper PosKota

orasi Harmoko
Rektor Universitas Jayabaya Prof.H. Amir Santoso, M.Soc,Sc, Phd, duduk di tengah diapit mantan Menteri Harmoko, dan Capres PKB Rhoma Irama

dari Ki-Ka : Indra Sirait Ketua Sema FIKOM, Firdaus Nasril, dan Febryan

Delegasi mahasiswa FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya menjadi satu-satunya delegasi mahasiswa yang diundang dalam launching (peluncuran) e-paper Pos Kota yang  bertepatan dengan HUT ke-44, harian Pos Kota di Gedung Arsip, Jalan Gajahmada, Tamansari, Jakbar, Senin (14/4) malam.
Peluncuran berita versi digital ini dihadiri antara lain oleh pihak Gubernur DKI Jakarta, Kapolda Metro Jaya, hadir pula Rektor Universitas Jayabaya Prof.H. Amir Santoso, M.Soc,Sc, Phd, mantan Menteri Harmoko, Capres PKB Rhoma Irama dan sejumlah tokoh politik.

Menurut Bangkit Nugroho selaku ketua Badan Perwakilan Mahasiswa FIKOM Jayabaya yang hadir dalam acara launching e-paper itu menyatakan bahwa dengan diundangnya para mahasiswa FIKOM Jayabaya ini, diharapkan bisa memetik ilmu tentang penggunaan e-paper sebagai bentuk media massa digital.

”Dalam lingkup ini, FIKOM Jayabaya menjadi satu-satunya delegasi mahasiswa yang diundang dalam acara launching e-paper ini, tentu saja hal ini adalah momen untuk lebih mempelajari e-paper sebagai media massa digital dalam ranah new media,” ujar Bangkit Nugroho yang berkuliah semester 6 jurusan jurnalistik ini.

Sedangkan undangan lainnya yakni Indra Sirait selaku Ketua Senat Mahasiswa FIKOM Jayabaya mengapresiasi e-paper Pos Kota sebagai media yang relatif mudah diakses.

“Pos Kota adalah media mainstream yang signifikan dalam kancah industri media di tanah air, kami sebagai mahasiswa tentu ingin mengetahui lebih dalam tentang e-paper Pos Kota ini karena dilihat dari segmentasi pembaca yang menjangkau semua lapisan, dari bawah hingga atas” tutur Indra Sirait yang juga sebagai mahasiswa semester akhir konsentrasi ilmu jurnalistik ini bersama mahasiswa FIKOM lainnya yakni Febrian Nyeta Rahmad dan Firdaus Nasril.

Salah satu pendiri Pos Kota, Harmoko menyatakan berita di Pos Kota, baik versi koran maupun online disajikan secara detil dan obyektif. “Saya selalu mengingatkan wartawan, harus bekerja secara adil,” ujar Harmoko sambil mempresentasikan buku hasil karya pribadinya kepada mantan menteri Rahardi Ramelan, dan kepada Rektor Universitas Jayabaya Prof. Amir Santoso, M.Soc., Ph.D, artis Rhoma Irama,  dan undangan lainnya. (*)



Minggu, 23 Maret 2014

Tingkatkan Kapabilitas, STKIP Purnama Gelar Seminar Jurnalistik




 Sedikitnya 80 orang mahasiswa STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Purnama mengikuti pelatihan jurnalistik di Kampus STKIP Purnama di Jl Tirtayasa II, No 5, Jakarta Selatan. Pelatihan yang digelar pada hari Minggu (23/3) ini untuk meningkatkan kapabilitas dan kemampuan mahasiswa di bidang jurnalistik dan pengenalan pers serta pengenalan peta media massa di Indonesia.
Dalam pelatihan itu tampil sebagai pembicara antara lain adalah Mung Pujanarko selaku akademisi dan praktisi media massa.

Menurut Anhar selaku ketua BEM STKIP Purnama dan salah satu panitia menyatakan dengan pelatihan ini diharapkan nantinya mahasiswa STKIP Purnama mampu membuat media sendiri.
“Kami ingin menghidupkan lembaga pers mahasiswa dan bertujuan untuk membuat media massa sendiri,” ujar Anhar
Sementara itu menurut salah satu narasumber yang hadir yakni Mung Pujanarko, menyatakan bahwa dalam menajemen media kemahasiswaan yang paling penting adalah  mahasiswa itu sendiri mampu menjadi konten manajer dan memiliki media massa sendiri.
“Kini punya media massa sendiri tak sulit karena memiliki blog dan memiliki dotcom mudah dilakukan, yang penting dalam kebebasan bersuara adalah mematuhi hukum yang berlaku serta mengisi konten media itu dengan karya sendiri,” ujar Mung Pujanarko.(*)

Senin, 17 Februari 2014

Iptu Diah Safitri SH : Humas Senantiasa Membangun Citra Positif POLRI


Paur Subbag Humas Polres Bontang Iptu Diah Safitri SH sedang praktek menulis Quick News (17/2) dan Mung Pujanarko selaku Instruktur Diklat


Raut wajah Iptu Diah Safitri SH tampak serius ketika mengikuti sesi pelatihan Jurnalistik yang digelar oleh Mabes POLRI, Makin Grup serta  PPWI pusat di di Hotel Zurich, Balikpapan, Senin (17/2).

 Dalam pelatihan ini tampak Iptu Diah Safitri duduk baris kedua dan sesekali mencatat apa yang dijelaskan oleh instruktur pelatihan.


Tak lama kemudian Iptu Diah Safitri yang akrab dipanggil Iptu Diah inipun didaulat oleh Instruktur Mung Pujanarko, untuk maju kedepan guna diwawancarai sebagai bagian dari sesi pelatihan.


Dalam wawancara yang singkat terungkap bahwa memang Iptu Diah memilki motivasi yang tinggi dalam menyelesaikan setiap tugas yang diperintahkan oleh atasan. Meski baru menjabat sebagai Paur Subbag Humas Polres Bontang selama 3 minggu, namun hal ini tak menyurutkan niat untuk menggali lebih dalam tentang kehumasan terutama tentang penulisan Humas.


“Sebagai Humas, kita harus bisa memberikan informasi yang up to date baik kepada pimpinan dan kepada wartawan, agar informasi tersebut akurat,”urai Iptu Diah ketika dalam wawancara pada pelatihan Jurnalistik di Hotel Zurich, Senin (17/2).


Lebih jauh Iptu Diah menyatakan bahwa dengan mengikuti pelatihan ini, dirinya ingin memperdalam ilmu jurnalistik itu sendiri.

Para peserta pelatihan menyempatkan diri berfoto bersama

“Meski susah-susah gampang namun setiap Humas harus menguasai ilmu Jurnalistik sebagai standar pelaporan berita,” pungkas Iptu Diah sembari tersenyum manis. (*)


Pelatihan Jurnalistik digelar oleh Polda Kaltim dan Makin Grup

Wilson Lalengke (berdiri) sedang memberikan materi pelatihan

Suasana pelatihan saat pembukaan


Sebanyak 30 peserta yang terdiri dari anggota POLRI dari Polda Kalimantan Timur dan juga peserta dari krayawan Makin Grup mengikuti pelatihan jurnalistik yang digelar di Hotel Zurich, Jl. Jendral Sudirman, Balikpapan mulai tanggal 17 Februari 2014 sampai dengan tanggal 21 Februari 2014. Pelatihan ini bertujuan untuk mengasah wawasan dan mengembangkan pengetahuan di bidang jurnalistik.

Menurut Kompol Sumarno yang sehari hari bertugas sebagai Kasubag Renmin Ditlantas Polda Kaltim, sebagai salah seorang peserta mengatakan bahwa selain karena tugas dari Mabes Polri, dalam pelatihan ini dirinya ingin memperoleh wawasan dalam bidang tulis-menulis.

“Saya ingin memperoleh wawasan dan pencerahan tentang bagaimana teknik menulis yang mudah cepat, dan akurat,” papar Kompol  Sumarno ketika ditemui di Hotel Zurich, senin (17/2).

Selain itu menurut Wilson Lalengke selaku ketua umum PPWI yang memberikan materi pelatihan menyatakan bahwa untuk urusan informasi sekarang ini dibutuhkan keahlian personal yang handal dalam menjaring dan menyebarkan informasi.
“Era sekarang ini adalah era informasi yang tidak terbatas, jadi diharapkan Humas bisa menjaring informasi dan menyebarkan informasi yang berguna bagi masyarakat luas,” tutur Wilson Lalengke.

Para instruktur dalam pelatihan ini adalah Wilson Lalengke, Msc, M.A, Mung Pujanarko, M.I.Kom, Danny Siagian, MM, MBA, Supadiyanto, M.I.Kom, dan Imam Suwandi S.Sos (Metro TV).(*)

Baca juga link :

http://media.kompasiana.com/new-media/2014/02/20/diklat-jurnalisme-warga-iv-di-balikpapan-636598.html

Diklat Jurnalistik Rakyat


Bagi masyarakat luas dari golongan apa saja yang berminat untuk mendalami bidang tulis-menulis, jurnalistik, maupun penulisan humas, maka anda dapat mengikuti program pelatihan yang diselenggarakan oleh sekretariat PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia). Pelatihan ini meliputi Quick News yakni bagaimana kita menulis secara cepat, akurat dan menggunakan kaidah Bahasa Indonesia Jurnalistik, kemudian ada teknik quick photo yakni bagaimana cara membuat foto yang baik secara cepat, dan quick video yakni membuat tayangan video secara faktual dan aktual juga ada sesi quick online yakni teknik memanfaatkan segala jenis media online secara cepat dan mengikuti etika serta hukum yang berlaku.

Untuk jelasnya peminat dapat menghubungi Sekretariat PPWI

Yeni Herliani di  081 277 540 997

Tempat pelatihan berlangsung di bilangan Thamrin, Jakarta Pusat

Jumat, 14 Februari 2014

Mahasiswa FIKOM Jayabaya Salurkan Bantuan Korban Banjir Jakarta




Perwakilan mahasiswa FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya terjun langsung menyalurkan bantuan untuk para korban Banjir di Kawasan Kampung Pulo Jakarta Timur, Selasa (28/1). Bantuan  yang disalurkan oleh para mahasiswa FIKOM Jayabaya ini terdiri dari pakaian layak pakai, perlengkapan sekolah, selimut, obat-obatan, dan bahan makanan kering siap saji.
“Kami sengaja memilih menyalurkan bahan makanan kering siap saji agar tahan lama di Posko Pengungsian di RW III Kampung Pulo Jakarta Timur ini, sementara untuk para adik-adik siswa ada paket alat tulis, mungkin ini bisa sedikit meringankan,” tutur Bangkit Nugroho (19) selaku Ketua BPM ( Badan Perwakilan Mahasiswa ) FIKOM  Jayabaya di Posko Pengungsian Kampung Pulo, Jakarta Timur (28/1).
Bantuan langsung disalurkan di Posko RW III di Kampung Pulo Jakarta Timur dan diterima oleh warga serta Sekretaris RT 02/RW III Iwan (40). Iwan menyatakan bahwa setelah sempat surut ternyata, pada Selasa (28/1) air mulai naik lagi seiring dengan derasnya aliran air sungai ciliwung.”Air sempat surut namun, naik lagi semalam “ tutur Iwan.
Aksi penyaluran bantuan para mahasiswa FIKOM ini murni dari hasil swadaya para mahasiswa “Kami mencari dan menampung sumbangan pakaian, alat tulis, selimut , obat-obatan dan makanana kering siap saji dari para rekan mahasiswa, kemudian setelah cukup banyak terkumpul ini ada 9 dos besar, langsung kami bawa ke Kampung Pulo untuk disalurkan ke Posko di RW III ini, karena kita lihat Posko ini masih belum banyak menerima bantuan dibanding Posko lainnya,“ ujar Bangkit Nugroho yang disertai oleh rekan-rekannya yakni Ray Farhan (19), Rizki Mardiansyah (19) juga didampingi oleh Pembantu Dekan III Bagian Kemahasiswaan Mung Pujanarko. (*)

Kamis, 23 Januari 2014

Januari, Hujan tak kunjung Berhenti, Jam Kuliah Terpaksa diganti


Hujan sepanjang hari di bulan Januari ini menjadi kondisi yang relatif sulit bagi sebagian masyarakat, terutama masyarakat Ibu Kota DKI. Di Jakarta akibat banjir, jumlah pengungsi juga telah mencapai kisaran angka 10 ribu jiwa pengungsi akibat tempat tinggal mereka kebanjiran. Terutama di kawasan Jakarta Timur, Kampung Melayu, Kampung Pulo dan kawasan Priok.
Bagi para mahasiswa hujan di Januari ini juga sedikit banyak berimbas pada kegiatan perkuliahan. Seperti yang dialami oleh mahasiswa semester 1 di Kampus IBM-ASMI Jakarta. Meski mayoritas mahasiswa yang ditanya menjawab bahwa mereka bukanlah korban banjir, namun berakibat pada jadwal perkuliahan yang harus diganti, akibat beberapa dosen yang tidak dapat datang ke kampus karena terhalang banjir, atau terhalang kemacetan parah di saat hujan lebat, bahkan ada rumah dosen yang juga terendam banjir.
“Saya tinggal di kawasan Tanjung Priok, Jl Deli, dekat pelabuhan, di sekitar kawasan Rumah Sakit Koja, sementara kampus saya di IBM-ASMI yang terletak di kawasan Pulo Mas,  jadi setiap kuliah saya pasti terhambat, karena ada  genangan banjir di kawasan ITC Cempaka Mas, ternyata bukan hanya saya saja melainkan dosen juga ada yang mengalami kesulitan pergi ke kampus akibat banjir dan curah hujan yang tinggi” tutur Farah (19) mahasiswi Fakultas Ekonomi di Kampus IBM ASMI Jakarta (23/1).
Banjir memang tidak memilih korban, ketika rumah dosen kebanjiran atau dosen yang kesulitan mobilitas untuk datang mengajar, terpaksa mengganti hari akibat cuaca yang buruk.  Salah satu Dosen bernama Pak Imung (40) mengaku cukup kesulitan untuk mengatur jadwal mengajarnya, karena mobiltasnya yang terhambat banjir di Jakarta. “Saya tinggal di Bogor, di kawasan Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, untuk cuaca di Bogor sendiri setiap hari dari malam hingga siang hari terus diguyur hujan, seringkali sepanjang hari hujan tidak putus dengan intensitas cukup deras selama Januari ini, karena saya menggunakan sarana transportasi umum, jadi pasti terjebak macet di Tol dengan waktu tempuh 3 jam bahkan 4 jam dari Bogor ke Jakarta, belum lagi di Bogor sendiri yang kemacetan juga cukup parah, akibat hujan deras, jadi terkadang saya tidak dapat memberi perkuliahan,” ujar Imung. Dirinya menjelaskan solusinya adalah memberikan pengganti perkuliahan atau memberikan tugas pada mahasiswa.  (*)

Selasa, 10 Desember 2013

Pelatihan Jurnalisme Warga digelar oleh Makin Grup dan Mabes Polri di Palangkaraya

para peserta pelatihan berpose bersama


Guna memperdalam  ilmu jurnalistik, maka sebanyak 31 orang peserta yang terdiri dari anggota Polri dan karyawan Makin Grup melaksanakan pelatihan jurnalistik di  Hotel Luwansa, Jl. G.Obos, Palangkaraya, Kalimantan Tengah mulai dari tanggal 10- 14 Desember 2013.
Pelatihan ini difasilitasi oleh pihak Makin Grup dan dengan narasumber dari PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia). Menurut ketua Umum PPWI yakni Wilson Lalengke, menjelaskan bahwa pelatihan ini adalah untuk mengenalkan keahlian pewarta warga yang berguna bagi anggota Polisi juga bagi karyawan Makin Grup.
Menurut Wilson, dalam ranah citizen jurnalisme, semua orang bisa jadi wartawan, “Asal dibekali dengan pelatihan yang cukup mengenai ilmu jurnalisitik, setiap orang bisa menjadi pewarta,” tutur Wilson.
Sementara itu menurut seorang peserta yakni Briptu Talenta yang diberi kesempatan maju ke depan untuk praktek wawancara, menyatakan bahwa ternyata untuk praktek lebih sulit daripada sekedar mendengarkan teori saja, ”Praktek jika sudah biasa, tentu tidak grogi dan tidak gugup," ujar Briptu Talenta selaku salah satu peserta.

Teknik Quick News
Para peserta secara interaktif dan aktif maju ke depan untuk paktek menulis Quic News sebagai dasar penyusunan laporan cepat (Rabu, 11/12/2103)
Para peserta secara interaktif dan aktif maju ke depan untuk paktek menulis Quic News sebagai dasar penyusunan laporan cepat (Rabu, 11/12/2103)
Imam Suwandi (kiri) dan Mung Pujanarko (kanan)

Para peserta secara interaktif dan aktif maju ke depan untuk paktek menulis Quic News sebagai dasar penyusunan laporan cepat (Rabu, 11/12/2103)






Memasuki hari kedua (11/12/13), pembicara yang tampil adalah Mung Pujanarko, M.I.Kom, yang sehari-hari mengajar Ilmu Jurnalistik di FIKOM-Jayabaya, FISIP Univ.Bung Karno-Cikini, Fakultas Ekonomi IBM-ASMI-Pulo Mas, dan STIKOM-Indonesia Maju (IMA), Lenteng Agung untuk melatih teknik khusus "Quick News 150 Kata". Teknik ini sangat berguna utuk menyusun laporan yang cepat dan akurat. Para peserta diajak untuk bersama-sama mempraktekkan teknik khusus ini.  (*)

Selasa, 19 November 2013

Taman Nasional Kerinci Sebelat Kebanggan Dunia dan Nasional



Keberadaan hutan di zaman yang modern sekarang ini sudah menjadi  tempat yang cukup langka untuk hewan-hewan yang dilindungi oleh negara, di suatu daerah di Jambi terdapat suatu hutan lindung yang bernama hutan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS), wilayah ini sebenarnya membentang antara wilayah Kerinci di Propinsi Jambi hingga wilayah Sebelat di Propinsi Bengkulu, di mana hutan tersebut sayangnya wilayahnya sudah banyak yang hilang akibat penebangan liar dan pemburuan hewan liar.  Aneka hewan liar seperti kerbau adalah salah satu jenis hewan liar yang sudah mulai punah akibat perburuan liar, di mana akibat ulah dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan hutan untuk keuntungan pribadinya.

 Taman hutan nasional  Kerinci Sebelat berada di 3 (tiga) Kabupaten di Propinsi Jambi yaitu berada antara Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Bungo. Hutan di wilayah itu sampai saat ini sudah menjadi kebutuhan masyarakat, karena dengan hutan kita bisa menjaga daerah wilayah kita dari ancaman bencana seperti banjir dan tanah longsor. Keberadaan Polisi Kehutanan (polhut) juga sampai saat ini sangat tidak berbanding  antara luas taman nasional dengan personilnya.

Maklumlah, karena Taman Nasional Kerinci Sebelat merupakan taman Nasional dengan wilayah Hutan yang terbesar di Pulau Sumatera, yang membentang di empat propinsi yaitu : Propinsi Jambi, Propinsi Sumatera Barat, Propinsi Sumatera Selatan, dan Propinsi Bengkulu.



Banyaknya Flora dan Fauna

Taman Nasional Kerinci Sebelat terbentang dengan, luas wilayah mencapai 1.486.000 Ha di dalamnya terdapat banyak sekali tempat wisata dan bermacam-macam Flora dan Fauna. Beberapa jenis tempat wisata alami yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Kerinci Sebelat,  terdiri dari beberapa Danau, Gunung, juga Bukit Barisan yang Indah dan juga terdapat Gua-Gua peninggalan Zaman Prasejarah.
Sementara jenis flora di wilayah  TNKS  (Taman Nasional Kerinci Sebelat) yang sangat terkenal adalah Bunga Bangkai dengan Istilah Latin nya adalah Rafflesia Arnoldi, sp.

Sedangkan Faunadi Wilayah TNKS yang namanya sangat mendunia adalah Harimau Sumatera yang sampai saat ini keberadaaannya sudah mulai punah, dan saat ini ada beberapa peneliti dari Belanda yang meneliti keberadaan “Orang Pendek” yang kakinya terbalik yang berada di wilayah Gunung Kerinci menurut pengakuan peneliti dari Belanda sangat susah menemukan Orang Pendek tersebut karena dianggap Makhluk Gaib bagi Warga Kerinci yang pernah melihatnya.

Tantangan yang dihadapi saat ini oleh Pemerintah Daerah maupun pusat adalah dalam menjaga kelestarian alamnya baik itu Flora maupun Faunanya, termasuk yang saat ini juga sedang marak – maraknya Ilegal logging yang masih banyak terjadi di tTaman Nasional Kerinci Sebelat.
Termasuk juga perburuan Hewan Liar yang dilindungi, di mana salah satunya adalah Badak Bercula satu yang saat ini telah berkurang.
Karena itu diharapkan  kepada pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk menindak tegas pada pelaku pemburuan fauna illegal tersebut.

Ketinggian hutan lindung Kerinci Sebelat adalah antara 800 dpl sampai dengan 1500 dpl (diatas permukaan laut). Dan memilki lebih dari 4000 jenis tanaman antara lain didominasi jenis Shorea Sp, atau Kayu Meranti. Juga terdapat jenis kayu unik yakni Kayu Pacat yang sering dibuat oleh kerajinan dan cendera mata terutama seringkali  dijadikan bahan tongkat komando karena corak dan warna kayunya yang indah dan khas.

Potensi Wisata

Hutan lindung Kerinci Sebelat sangat potensial dijadikan hutan penelitian dan hutan wisata. Dengan potensi flora dan fauna yang ada, maka  terbuka kesempatan bagi pengelola hutan Kerinci Sebelat untuk dijadikan areal wisata alam. Tetapi hal ini sangat diharapkan terhadap pengelola  wisata  untuk memperhatikan keseimbangan alam , sehingga potensi kerusakan alam dapat dicegah.

Taman Nasional Kerinci Sebelat merupakan tempat wisata yang banyak kunjungi oleh para wisatawan baik dari domestik maupun manca negara, karena potensi wisata yang ada di Kerinci Sebelat, termasuk berbagai macam gunung maupun danau dan lembah dan yang sangat terkenal dengan orang pendek yang samapi sekarang masih menjadi misteri keberadaannya, dan akses jalan menuju ke lokasi taman tidak dapat hambatan. Juga banyak mahasiswa yang berkunjung  ke taman nasional Kerinci untuk melakukan riset dan pendakian gunung,

Perlu Perhatian Khusus

Terkait dengan kondisi Taman Nasional Kerinci Sebelat di Propinsi Jambi yang secara umum kondisinya perlu mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah Daerah. Khususnya tentang kelestarian lingkungan dan hutan yang harus dipertahankan. Jika Pemerintah tidak mengambil sikap tegas terhadap kelestarian hutan Taman Bukit Nasional Kerinci Sebelat maka di masa yang akan datang kondisi hutan dan taman serta flora fauna di dalamnya akan segera punah.

Keseriusan Pemerintah dalam mengelolan Taman ini harus di prioritaskan. Jangan sampai ada pihak-pihak terkait yang di karenakan kepentingan pribadi atau golongan dapat memusnahkan isi dari taman nasional dimaksud.

Pihak terkait pastinya adalah pihak yang berkepentingan untuk menguasai secara illegal demi keuntungan bisnis dalam jangka pendek. Namun efeknya dalam jangka panjang anak cucu kita tidak akan dapat melihat ataupun menyaksikan Taman yang menjadi kebanggaan Daerah, Nasional bahkan sampai internasional.

Keamanan Terus Dijaga

Sementara itu menurut Kasubag Humas Polres Kerinci yakni Iptu (Pol) Nuriswan menyatakan bahwa sebagian besar wilayah Taman Nasional Kerinci Sebelat  berada di wilayah hukum Polres Kerinci, wilayah itu diantaranya adalah wilayah Kecamatan Kayu Aro, Kecamatan Kayu Aro Barat, Kecamatan Gunung Tujuh, Kecamatan Gunung Raya, dan Kecamatan  Batang Merangin. Polres Kerinci telah melakukan upaya- upaya maksimal untuk mencegah  perbuatan melawan hukum yang terjadi di Taman Nasional Kerinci Sebelat, “Kami dari pihak Polres Kerinci telah melakukan bimbingan dan penyuluhan terhadap masyarakat akan pentingnya keberadaan  Taman Nasional Kerinci Sebelat, agar masyarakat tidak melakukan perambahan hutan, kami juga melaksanakan razia secara rutin terhadap para penebang kayu liar, atau illegal logging” papar Iptu Nuriswan kepada penulis (19/11).

Dijelaskan juga oleh Kasubag Humas Polres Kerinci, Iptu Nuriswan, bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Pihak Polisi Hutan (Polhut) dari Departemen Kehutanan, dengan cara melakukan patroli bersama di kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat.

“Selama ini pihak Polres telah melakukan beberapa kali tindakan hukum terhadap para penebang liar, melalui proses peradilan” tegas Iptu Nuriswan.

Memang pentingnya satu kawasan Taman Nasional bisa menjadi paru-paru dunia. 

Sementara itu Menurut Tatang Kanadi sebagai nara sumber yang berkompeten terhadap masalah Kehutanan menyatakan bahwa syarat Hutan dapat dinyatakan sebagai Hutan Lindung apabila kawasan tersebut masih memiliki beragam flora dan fauna.

“Kawasan yang beragam  flora dan faunanya bisa menjadi sumber pangan dan sumber oksigen serta sumber air yang bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya” urai Tatang Kanadi yang ditemui di Hotel Abadi Suite, Jambi, hari Selasa  (19/11).

Kebanggaan  Nasional dan Dunia

Taman Nasional Kerinci Sebelat sudah menjadi kebanggaan Nasional dan juga Dunia. Terutama sekali menjadi Kebanggaan Daerah Jambi.

Seperti kita tahu di Jambi juga memiliki suatu keunikan etnis, yakni dengan adanya pemukiman daerah orang pedalaman yang di sebut dengan nama SAD yaitu Suku Anak Dalam.
Untuk menjaga hutan, keberadaan suku anak dalam bisa memberikan 2 (dua) efek, pertama yaitu efek yang positif yaitu, efek tersebut keberadaan hutan berupa ekosistem di dalam nya bisa berjalan baik seperti rantau makanan, kenapa bisa dikatakan demikian, karena hewan -hewan liar yang berada di dalam hutan tersebut memangsa hewan -hewan yang yang lebih kecil sementara hewan buas tersebut di buru oleh Suku AnakDalam untuk di konsumsi dan  menjadi kelangsungan hidup berada di hutan. Efek yang negatif terhadap keberadaan suku anak dalam adalah penebangan hutan, banyak orang yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan suku anak dalam untuk mengambil hasil hutan, hal ini tentu saja tidak etis, mengingat  keberadaan Suku Anak Dalam di dalam hutan dilindungi oleh negara. (IKP/ MIR/VIN/TAR/TAD/YDD/ELN/RJP/SPN/ IMO)

Senin, 18 November 2013

Semakin Siang, Peserta Pelatihan Tetap Semangat

Mung Pujanarko, Salah satu nara sumber


Waktu telah menunjukkan pukul 15:00 WIB namun sebanyak 30 peserta pelatihan jurnalistik di Hotel Abadi Suites, Jambi terlihat makin semangat.
Antusiasme peserta pelatihan jurnalistik terbukti dengan penuh perhatian menyimak dan juga melakukan praktek langsung mengetik Quick News.
Menurut AKP Harbunas yang sehari-hari menjabat sebagai Kasubag Humas Polres Bungo, juga sebagai salah satu peserta menyatakan sebaiknya peserta ditantang mengetik berita quick news dengan menggunakan prinsip 5 W dan 1H selama 5 menit. “Pak jangan sepuluh menit terlalu lama, cukuplah kita diberi tugas lima menit, pasti kita bisa pak,”tutur AKP Harbunas, Senin (18/11).
Masih Menurut Kasubag Humas Polres Bungo, AKP Harbunas, dia menyatakan semangat sekali mengikuti pelatihan ini, “Saya suka pelatihan  dengan praktek langsung, tidak banyak ceramahnya“ tegas AKP Harbunas.

Sementara menurut AKP Hotmaida yang sehari-hari menjabat sebagai Kasubag Humas Polres Tanjung Jabung Barat, sebagai salah satu peserta menyatakan dirinya juga tetap semangat mengikuti pelatihan ini,”Karena yang memberikan materinya juga bisa memberikan masukan dan saya harap dapat mengaplikasikan di daerah,” ujar AKP Hotmaida.

Mung Pujanarko sedang memperagakan cara quick news


Sementara iu menurut Mung Pujanarko selaku instruktur menyatakan dirinya sengaja untuk mendorong peserta  menulis berita secara cepat, ”Karena dengan menyusun berita secara cepat, kita mampu mengkonstruksikan pikiran kita,”ujar Mung Pujanarko selaku Instruktur. (*)

Rabu, 13 November 2013

Komunikasi Risiko : Hub dan Spoke dalam Penularan


Sektor public health atau kesehatan masyarakat amat vital untuk kehidupan masyarakat itu sendiri. Dan, cara menyampaikan risiko penyakit menular harus melalui saluran yang sesuai. Saluran dalam penyuluhan tentang bahaya penyakit menular adalah : Bidang Komunikasi Risiko.

Penulis pernah menjadi anggota tim Komunikasi Risiko Komnas FBPI (Flu Burung dan Pandemi Influenza). Yang dikerjakan oleh tim komunikasi risiko saat itu adalah membantu mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang risiko penyakit flu burung, kemudian tim komunikasi risiko juga  membantu menyusun contingency plan  atau rencana kontingensi  dalam menghadapi pandemi.

Pandemi adalah mewabahnya penyakit di seluruh dunia. Kini, yang wajib dipahami oleh mayarakat luas adalah juga  risiko penyakit HIV-AIDS sebagai penyakit menular.

Hub dan Spoke
Hub adalah PSK, dan Spoke adalah para pelanggannya (saya tak menyebutnya hidung belang) tanda panah dua ujung Spoke yakni menerangkan dapat sebagai victim dan sekaligus carrier HIV-AIDS


Kalau dapat dipetakan, -misalnya- di Jakarta sebagai kota besar, orang yang paham  soal komunikasi risiko akan memetakan beberapa hot spot area yang berisiko menjadi tempat Hub dalam penyebaran HIV-AIDS. Lokasi Hub ini diantaranya dan utamanya adalah kawasan prostitusi baik permanen maupun semi permanen ataupun bahkan  liar, dimana yang disebut liar adalah para pekerja seksual komersial tidak terikat  pada tempat khusus.

Ingat,  HIV-AIDS juga berisiko menular melalui hubungan seks antara PSK dan pelangannya. Hub juga bisa para pecandu narkoba suntik.

Sementara Spoke dalam dunia prostitusi ini adalah para pelanggan. Sedangkan Spoke dalam dunia narkoba adalah para pemakai bergantian jarum suntik.

Jakarta sebagai kawasan metropolitan jelas menawarkan apa saja untuk 'dunia romansa senang-senang'. Jakarta sebagai kota besar menjadi tempat yang mudah untuk  tumbuh dan menjamurnya Hub bagi HIV-AIDS, yaitu berbagai tempat prostitusi baik permanen (saya tak bilang legal) dan semi permanen bahkan liar (PSK lepas).

Contohnya ; Tumbuh menjamurnya kini spa-spa dan panti pijat yang gencar menawarkan jasa relaksasi, menjadi tempat yang rawan untuk timbulnya prostitusi yakni berupa : kesepakatan seks personal antara pramu pijat /pramu spa dengan pelanggannya. Inilah kerawanan, karena manajemen spa, panti pijat ataupun karaoke pada umumnya secara legal melarang prostitusi, namun kesepakatan seks personal dapat dengan mudah timbul antara wanita pramu dan pelanggan.

Dalam dunia maya, terutama di forum-forum chat, para petualang seks secara anonim dengan gembira dapat saling bertukar informasi (field report/FR) tentang pengalaman mereka di spa dan panti pijat, dimana para wanita pramunya ‘mau’ menjalin kesepakatan seks singkat dengan aneka istilah dalam dunia chat forum.  Istilah-istilah yang mencitrakan seksuallitas ini bahkan telah dibukukan, dan dikenal cukup luas sebagai kode sandi yang mencitrakan dan menceritakan aneka hubungan seksualitas bebas di aneka lokasi spa, panti pijat dan karaoke.

Dalam dunia komunikasi forum chat ini juga dapat dibaca terdapat istilah 'Suhu' dan 'Agan'  yang secara lugas berbagi pengalaman di aneka spa, panti pijat, lengkap dengan istilah posisi hubungan seksual bebas, foto, alamat, tarif ( istilahnya DC-damage cost sebagai pengganti kata tips) dan nocan (nomer cantik pramu) dengan para 'nubie/newbie' (baru). Mereka ini saling semangat mengompori untuk berkunjung dan melakukan 'terapi senang-senang' di spa, panti pijat, di mana tempat-tempat tersebut, yang tidak lain dapat beresiko menjadi tempat Hub bagi penularan HIV-AIDS. 

Hub bagi penyakit HIV-AIDS pun terbentuk dengan mudah pada tempat spa dan pijat yang sudah bukan rahasia umum lagi jika para wanita pramu  juga dapat 'segera berubah', atau secara tiba-tiba 'dapat langsung menjelma' menjadi PSK tergantung kesepakatan (uang) masing-masing dengan para klien pelangganya (saya juga tidak menyebutnya dengan istilah hidung belang).

Spoke-nya yakni para pelanggan yang -sangat beresiko bila tertular HIV AIDS- untuk menularkannya lagi pada pasangannya, istrinya atau kekasihnya. Jika satu PSK - pekerja seks komersial- atau pelaku transaksi seks bebas melayani 10 pria petualang seks dalam sehari, maka bisa dikatakan 1 Hub menjalin relasi dengan 10 Spoke sehari, dimana 10 Spoke itu beresiko menjadi agent penularan penyakit pada pasangannya. Maka alangkah sengsaranya kehidupan.

Kita tidak bisa mengabaikan kenyatataan bahwa satu pelaku penyedia jasa layanan seks bisa menjadi Hub HIV-AIDS bagi para Spoke pelanggannya. Risiko HIV-AIDS ini sudah seharusnya diwaspadai oleh semua pihak seiring dengan berkembangnya perilaku seksual yang tidak bertanggung jawab, bahkan menjadi trend- (takutnya menjadi trend di kalangan muda/semi tua yang masih takut menikah, karena takut menikah lalu menjalin relasi seksual dengan para Hub, yakni PSK baik PSK ditempat permanen, semi permanen, atau liar) yang tersebar luas di aneka tempat spa, panti pijat, dan karaoke yang biasa dibisikkan dengan embelan label 'plus' atau 'plus-plus'. (*)

Oleh : Mung Pujanarko, M.I.Kom, - Magister Ilmu Komunikasi alumnus IISIP-Jakarta. Berpengalaman dalam bidang Komunikasi Risiko.  

Selasa, 12 November 2013

Bahasa Indonesia berguna di Dunia Kerja dan Mutlak Menjadi Bahasa Baku Pergaulan

Kuswara (21) mahasiswa Jurusan Manajemen Transportasi laut (kiri), bersama Mung Pujanarko, Dosen Bahasa Indonesia (kanan)

 
Bahasa gaul boleh saja digunakan dalam arena pergaulan anak muda jaman sekarang, namun kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang baku, mutlak harus dipertahankan sebagai bahasa yang lebih efektif. Hal ini diungkapkan oleh Kuswara (21) seorang mahasiswa IBM –ASMI ketika ditemui dalam sebuah kesempatan di kampusnya di kawasan Pulomas Jakarta Tmur pada hari Selasa  tanggal (12/11) lalu. 
Meski dirinya saat kuliah bahasa Indonesia duduk di deretan paling belakang, namun pemuda yang saat ditemui menggunakan sweater warna merah ini terlihat konsentrasi memperhatikan pelajaran Bahasa Indonesia.

Ternyata meskipun banyak bercanda, namun selanjutnya terungkap dalam wawancara, bahwa Kuswara ingin  mahir menulis dengan menggunakan kalimat efektif secara cepat yakni 150 kata selama  7 menit.
 
Mahasiswa jurusan Manajemen Transportasi Laut ini, ingin memperdalam bahasa Indonesia, karena dalam perjanjian shipping nantinya mutlak memerlukan kepandaian berbahasa Indonesia yang benar di samping tentu saja ketrampilan bahasa Inggris.
 
Untuk itu meski Kuswara kini baru duduk di semester 2, namun dirinya berharap dapat segera mempraktekkan Bahasa Indonesia yang baik dan benar secara lisan dan tulisan.
 
“Bahasa Indonesia harus mendapat tempat yang terhormat dit engah maraknya bahasa alay dan bahasa gaul,” ungkap Kuswara lagi.
 
Dirinya juga menambahkan bahwa Bahasa Indonesia harus mampu bertahan di tengah gempuran bahasa gaul seperti kemunculan bahasa alay, “Menurut saya bahasa alay itu sangat menggelikan, karena sulit dipahami dan dicerna, juga terkadang tidak sopan, apalagi jika dipergunakan di  tengah kehidupan kampus,” pungkas Kuswara. (*)

Mahasiswa IBM-ASMI praktek Menulis Langsung dengan Kalimat Efektif

Tampak Mung Pujanarko (dosen) sedang Bersama para Mahasiswa di kelas- Selasa 12/11


M
eskipun hari telah menunjukkan pukul 20:00 WIB, namun para mahasiswa IBM- ASMI (Institut Bisnis dan Multimedia-Akademi Sekretaris dan Manajemen Informasi) masih terlihat terus semangat untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Sejumlah 18 orang mahasiswa IBM-ASMI mempraktekkan cara penulisan laporan singkat dengan cara mengetikkan langsung kalimat demi kalimat di dalam media online.
Para mahasiswa ini belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan modul, namun juga praktek langsung yang lebih diutamakan. Menurut Supriyatna (26) mahasiswa semester 2 jurusan Sumber Daya Manusia  IBM-ASMI, dirinya belajar menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar untuk menunjang karir, wawasan dan pengetahuan berbahasa Indonesia,”Karena di dunia kerja sekarang ini mutlak diperlukan skill menulis dengan Bahasa Indonesia baik untuk menulis laporan dan juga kemampuan berbahasa Indonesia secara baku di lingkungan kerja” tutur Supriyatna ketika ditemui di kampus IBM-ASMI di kawasan Pulo Mas, Jakarta Timur hari Selasa (12/11).

Sementara itu menurut Dosen Bahasa Indonesia yakni Mung Pujanarko S.Sos. M.I.Kom, menyatakan bahwa belajar Bahasa Indonesia harus dimulai dari memahami dan mempraktekkan tata cara menulis yang baik, benar dan kalau bisa cepat."Karena jaman sekarang ini adalah jaman  Teknologi Informasi, maka barang siapa yang menguasai informasi maka dia mampu menjadi insan yang unggul,” ungkap Mung Pujanarko. (*)

Berangkat dari Nias untuk Cari Ilmu di IBM-ASMI Jakarta


Ningsih (20) Mahasiswi Jurusan Manajemen Keuangan IBM-ASMI, Jakarta

 
Carilah ilmu hingga ke negeri China, agaknya pepatah itu sesuai dengan Ningsih (20) seorang gadis asal Nias yang menuntut ilmu di kampus IBM-ASMI, Jakarta.
 
Ya, Ningsih adalah salah seoarng mahasiswi di Kampus IBM yang  rela meninggalkan kampung halaman, demi mendapatkan kesempatan menimba ilmu secara lebih baik di kampus IBM -ASMI.
Menurut gadis alumus SMK Pemda Nias, Sumatera Utara ini,  dirinya lebih memilih berkuliah di Jakarta di kampus IBM-ASMI ,karena ingin menimba ilmu yang lebih dalam dan mendapatkan pengalaman di Ibu Kota Jakarta.
 
“ Jakarta adalah Ibu Kota negara, tentu saja tidak semua  orang dapat berkuliah di Jakarta, saya bersyukur karena mendapat kesempatan berkuliah di Jakarta sebagai kota metropolitan ini,” tutur Ningsih, ketika ditemui oleh kru media massa di kampusnya di bilangan Pulo mas Jakarta, hari selasa 12/11.
 
 Gadis berwajah oval ini menceritakan pada  tahun 2012 lalu dirinya memberanikan diri pergi ke Jakarta dengan menggunakan pesawat,  dan kemudian tinggal bersama saudaranya. “ Saya tinggal bersama paman, beliau pula lah yang memberi semangat saya agar tekun berkuliah di jakarta” ungkap Ningsih.
 
Ningsih kemudian mengisahkan suka duka hidup di Jakarta yang macet dan panas, lain dari di Nias yang suasananya adalah pantai, “ Namun  di Jakartalebih ramai dan lebih menjanjikan kesempatan serta masa depan yang lebih baik” pungkas Ningsih mengakhiri pembicaraan.(*)

Mahasiswa IBM-ASMI praktek Penggunaan Kalimat Efektif



Mahasiswa IBM-ASMI sedang belajar Bahasa Indonesia, di Kampusnya (12/11)


 Sedikitnya sejumlah 20 orang mahasiswa IBM –ASMI (Institut Bisnis dan Multimedia - Akademi Sekretaris dan Manajemen) praktek menggunakan kalimat efektif, baik  dalam tulisan maupun lisan.

 Praktek menggunakan kalimat efektif ini sangat berguna untuk menyusun laporan dan berita singkat. Praktek menyusun kalimat efektif dilakukan di Kampus IBM-ASMI di Jl Pulomas nomer 125 Jakarta Timur, pada hari Selasa (12/11).

Mengunakan kalimat efektif gampang-gampang susah, karena mahasiswa biasanya tidak menggunakan kalimat Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Apalagi kini jaman media sosial, di mana kalimat efektif menjadi kuno dan ketinggalan jaman.

Menurut Ningsih (20) salah seorang mahasiswi IBM-ASMI mengatakan kalimat efektif penting bagi peningkatan skill mahasiswa karena, digunakan secara luas dalam penyusunan laporan dan berita.  “Kalimat efektif  berarti maknanya tidak rancu dan harus jelas,”tutur Ningsih.

Sementara itu menurut dosen Bahasa Indonesia yakni Mung Pujanarko M.I.Kom, menyatakan bahwa belajar Bahasa Indonesia tidak harus mempelajari dari buku saja, tapi yang lebih baik  adalah langsung praktek dan langsung menerapkan pada tulisan, ”Saya rasa, praktek lebih baik, karena dengan sekali praktek menulis dengan kalimat efektif mahasiswa langsung belajar Bahasa Indonesia yang benar,” pungkas Mung Pujanarko yang akrab disapa Imung. (*)

Open Turnamen Futsal FIKOM Cup 2013


Pertandingan antar Club Futsal Mahasiswa Jayabaya

Mahasiswa harus rajin berolah raga


Di Dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Pepatah ini benar adanya, kalau tak percaya, coba kita rasakan dalam kondisi sakit, maka feeling dan mood kita pun juga ikut lesu. Untuk itulah rajin berolah raga menjadi salah satu cara untuk menjaga kebugaran diri kita.

Hal inilah yang dilakukan oleh para mahasiswa FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya dengan mengadakan turnamen Futsal dengan nama Fikom Cup 2013. Turnamen ini rutin digelar setiap tahunnya. Menurut ketua panitia, Reza (21) yang juga mahasiswa semester 5, mengatakan bahwa FIKOM Cup 2013 ini mempertandingkan kejuaraan futsal antar fakultas dan club. “Yang bertanding tim antar fakultas dan ada beberapa club futsal mahasiswa Jayabaya yang juga ikut berlaga,” tutur Reza.

mung pujanarko dan panitia


panitia menerima pendaftaran peserta lomba


Turnamen Futsal ini berlangsung dari tanggal 11-21 November 2013 di Hall Olah Raga, lantai II Universitas Jayabaya, Jl.  Pulo Mas, Jakarta.

Hadiah yang disediakan oleh panitia meliputi Juara I : Rp. 2 juta, Juara II : Rp. 1.5 juta, dan Juara III : Rp. 750 ribu rupiah, serta masih banyak hadiah hiburan dan door prize.

Acara ini juga diprakarsai oleh Wakil Dekan III FIKOM Jayabaya yakni Mung Pujanarko M.I.Kom selaku pembina mahasiswa. "Turnamen olah raga ini positif bagi mahasiswa, sekali lagi jagalah kesehatan mumpung masih muda, jauhi rokok, narkoba dan miras," pesan Mung Pujanarko yang akrab disapa Imung ini.  (*)

Kamis, 07 November 2013

Workshop Fotografi di FIKOM Jayabaya


Mung Pujanarko memberikan materi diklat dasar Fotografi

Fotografi adalah sebuah cabang ilmu yang erat kaitannya dengan seni dan teknologi menangkap cahaya dalam selembar karya gambar, menggunakan segala jenis alat penangkap cahaya atau disebut kamera.

Jenis ilmu ini kian dimintai seiring perkembangan dunia teknologi digital kamera yang memudahkan manusia menggunakan kamera. Khalayak masyarakat luas kini semakin dekat dengan kamera, kamera ada di mana-mana, ada di handphone yang digenggam tiap hari ada di laptop, netbook dan tablet juga aneka piranti elektronik lainnya. Kamera bahkan kini bisa berbentuk macam-macam, ada berupa pena, penjepit dasi, dan  jam tangan.
Teknologi bukanlah menyulitkan manusia, teknologi justru memudahkan manusia. Seperti dunia fotografi, yang kian lama menjadi hal yang wajar, bukan hal yang ekslusif lagi. Fotografer  baru pun lahir seiring jaman, dan fotogfarer senior juga tetap ada dimanapun dia berkarya.

Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom (pembicara) bersama Dr. Euis Komalawati S.Sos, M.Si (moderator)


Menanggapi semakin tingginya minat mahasiswa untuk belajar dunia fotografi maka pihak FIKOM (Fakultas Ilmu Komunikasi) Universitas Jayabaya  mengadakan workshop fotografi guna mengakrabkan mahasiswa dengan dunia fotografi pada 22 Mei 2013.

”Fotografi semakin banyak orang yang menekuninya, baik untuk hobby yang positif dan pekerjaan, karena itu sah-sah saja setiap orang belajar fotografi, tentu saja untuk para fotografer pasti ingin terkenal dan punya karya yang baik, itu tergatung dengan AMOL yakni Ability (Kemampuan), Motivation (Motivasi) Opportunity (Kesempatan) dan Luck (Keberuntungan), tanpa 'rumus' AMOL ini mustahil fotografer -siapapun dia- akan terkenal dan banyak job, namun bagi para mahasiswa jangan ragu-ragu, tekuni  saja keilmuan yang menarik minat dan bakatmu, dan anda sebagai mahasiswa akan menemukan jalan anda sendiri,” ujar Mung Pujanarko S.Sos, M.I.Kom yang juga mengajarkan mata kuliah dasar-dasar fotografi di FIKOM Jayabaya ini.

Menurut Mung Pujanarko yang pernah menjadi wartawan Harian pagi SURYA Surabaya, dan redaktur harian Umum Duta Masyarakat juga Branch Manager Majalah Ad Info Bogor menyatakan, selain menulis, kini wartawan juga sebaiknya mahir memotret menggunakan kamera apa saja,”Kuasailah cara penggunaan semua jenis kamera, apakah itu kamera handphone,  kamera pocket dan SLR ataupun DSLR, semua jenis kamera sebaiknya wartawan atau calon wartawan mampu menggunakannya dengan baik dan benar,” pungkas Mung Pujanarko.


Nasehat untuk Mahasiswa

Lebih jauh, menurut Pak Mung Pujanarko, S.Sos, M.I.Kom yang merupakan Magister Kekhususan Ilmu Jurnalistik alumnus IISIP Jakarta ini berpesan pada para mahasiswanya di berbagai kampus bahwa era informasi kini menjadikan dunia fotografi makin mudah dan diminati. Adanya fenomena 'foto selfie', foto pre-wedding dan wedding dan aneka moment dalam media sosial makin menggoda siapa saja yang mampu untuk tejun mendalami fotografi. Maka ada 6 hal yang paling penting harus diingat adalah :

1. Fotografi adalah hobby yang cukup mahal, fotografi dengan kamera DSLR kini setidaknya membuat peminatnya harus membelanjakan sedikitnya empat juta rupiah hingga kisaran enam juta rupiah untuk sebuah kamera kelas pemula atau entry level DSLR. "Mulai era SLR sebelum adanya DSLR, fotografi  adalah bukan barang murah, alatnya cukup mahal, ini merupakan hobby yang cukup mahal bagi sebagian besar orang, ada sih yang menganggap murah tapi secara statistik demografi dihitung dari tingkat pendapatan rakyat banyak, ini hobby yang cukup mahal," papar Mung Pujanarko. Dirinya memberi gambaran bahwa seiring laju inflasi per tahun, harga barang import kamera DSLR (Digital Single Lens Reflect) ini cenderung terus mengalami kenaikan, "Dari tahun ke tahun harga DSLR baru selalu naik, karena dihitung valuta US dollar,dan rupiah yang selalu melemah ini harus dipahami bagi peminat fotografi," lanjutnya. Paling tidak menurutnya anak muda harus bisa menabung dulu.

2. Manfaatkan mata kuliah Fotografi dan Fotografi Jurnalistik. Di berbagai kampus kini telah ada mata kuliah Fotografi dan Fotografi Jurnalistik terutama untuk jurusan Ilmu Komunikasi, bahkan ada S1 Fotografi namun masih sepi peminat karena S1 Fotografi sifatnya yang terlalu niche.
Untuk mahasiswa yang ikut mata kuliah fotografi maka manfaatkan praktek dengan kamera DSLR milik kampus. "Dengan praktek dan memahami seluk beluk DSLR dalam fotografi menggunakan kamera praktikum milik fakultas, maka mahasiswa dapat menguasai alat DSLR terlebih dahulu sebelum nanti dapat membelinya," papar Mung Pujanarko. Dengan demikian maka mahasiswa sudah terlebih dahulu kenyang praktek DSLR sebelum memilikinya.

3. Waspadalah saat membeli DSLR di toko-toko. Kini banyak toko menjual DSLR,  maka anak muda atau siapa saja peminat pemula, para newbie wajib mengetahui terlebih dahulu DSLR apa yang perlu dibelinya ?, harga pasarannya berapa?, dan ingat DSLR dijual terpisah dengan aneka asesories tambahan seperti UV filter, dll, terkadang ada toko yang tega menjual terpisah dengan memory card. Cek semua asesories keperluan anda, dan pastikan harganya. Jangan sungkan bertanya kepada para Koh penjualnya di toko-toko, meski seringkali penjualnya menggertak pembeli agar terpana secara psikologis, menawarkan asesories tambahan seperti lens converter, pembersih, tas, lens hood, dan aneka asesories yang ternyata kemudian setelah dicek semua harganya kelewat mahal dari harga pasaran, dan ada toko DSLR yang menganggapnya 'seperti perang' saat menjual, kalau ada yang beli berarti dia menang kalau tak jadi beli berarti kalah, hati hati-dengan ideologi toko macam ini.
Ada pula toko sok menolong, pura-pura ramah padahal menjebak, namun ada pula penjual yang baik.
Ingat, waspadalah jika mencari DSLR di mall-mall, karena toko-toko ini tahu mana pembeli yang masih 'hijau' dan harga yang ditawarkan akan cenderung lebih mahal 20% dari harga pasaran normal jika mereka tahu kalau pembelinya adalah awam dan baru pertama cari DSLR. Toko-toko ini juga kerap menabur 'jaring' berupa stand-stand kecil di luar toko di dalam mall, namun intinya sama yakni untuk mencari mana pembeli yang masih 'hijau' untuk menangguk keuntungan yang massif. Namun di mall juga ada beberapa general store yang justru fair dalam memberikan harga untuk DSLR. Saya pernah membeli DSLR di general store, dan harganya sudah fix di price tagnya, tidak perlu lagi repot menghadapi penjual yang tatapan matanya penuh selidik sambil mengira-ngira pembelinya ini newbie atau bukan dengan membuka harga di atas pasaran untuk menantang tawar-menawar harga ber-hustling guna mendapatkan margin yang tinggi. Capek menghadapi polah toko hustler seperti ini.



Karena itu lebih baik ajak teman yang berpengalaman membeli DSLR, atau dapatkanlah rujukan dari orang yang anda percayap Paling penting, ini paling penting : pilihlah toko yang sudah lama (berdirinya) dan terkenal lagi terpercaya. Caranya cari di google mana toko kamera di kota anda yang paling lama berdirinya dan terkenal, biasanya toko macam ini tidak lagi mencurangi mereka yang masih awam terhadap kamera DSLR dan ragam asesoriesnya pada para pembeli-pembeli newbie. Mereka tidak lagi hustler, namun lebih mempertahankan prioritas nama dan reputasi toko kamera yang telah lama berdiri, para pemilik toko lama ini sadar jika sekarang adalah jamannya internet, maka para toko lama akan mempertahankan reputasi mereka sebagai toko kamera yang jujur. Toko-toko dengan nama yang sudah terkenal ini biasanya juga langganan para fotografer senior.
Karena anda mungkin bisa menipu satu dua pembeli newbie, namun jika para pembeli newbie ini kemudian marak mengeluhkan layanan toko anda di internet, saya jamin toko anda akan dijauhi secara diam-diam.

Jadi intinya, adalah hati-hati memilih toko penjual DSLR, cek dahulu di google mana toko DSLR yang curang, dan di kawasan mana saja toko-toko DSLR yang menjebak pembeli bak mafia ini beroperasi, bak jaringan yang rapi yang siap memperdaya 'lalat pemula' para newbie yang awam soal DSLR, punya uang tapi awam, hati-hatilah, cek di google semua sebelum membeli, ketik saja kata kunci "tertipu kamera DSLR", "toko curang penjual DSLR" dan lain-lain kata kunci yang berkaitan dengan kecurangan penjual DSLR. Waspadai barang gelap yang tak ter-cover garansi resmi dealer AgenTunggalPemegangMerek.
Be careful, be creative dont get scam by anybody.

4. Sesuaikan anggaran kemampuan anda dengan kebutuhan akan alat DSLR type apa, jangan mudah terpancing dengan pendapat yang meremehkan anggaran yang anda punyai, karena fotografi adalah hak bagi siapa saja.

5. Jika anda sudah memiliki kamera DSLR, ingatlah bahwa DSLR adalah barang elektronik, bukan seperti SLR jadul yang menggunakan rol film. Sebagai barang elektronik, DSLR memilki delicate parts yang cukup fragile, jatuh bisa rusak, kena debu bisa rusak, kena air bisa rusak. Belum lagi keausan barang elektronik lebih tinggi dibanding non elektronik, mengapa ? Ya karena saat kontak dengan listrik maka komponen elektronik mengeluarkan panas, jadi cepat aus. Jika anda memilki SLR sisa jaman dulu (jadul), maka perhatikanlah perbedaan mendasarnya pada sistem elektrik yang rumit. Jadi jagalah, rawatlah baik-baik DSLR anda yang sejatinya fragile tersebut. Jika anda mahasiswa baru lulus dan bekerja di media sebagai fotografer maka sebaiknya anda  menggunakan alat fotografi milik kantor, bukan dengan resiko milik sendiri.

6. Diulang lagi seperti dia atas, menurut Mung Pujanarko S.Sos, M.I.Kom, ada rumus yang paling penting bagi seseorang untuk sukses dalam dunia fotografi, "Prinsipnya adalah anda memiliki apa yang dinamakan AMOL atau Ability yakni kemampuan finansial dan skill fotografi, Motivation atau motivasi untuk tekun dalam dunia fotografi, Opportunity atau anda memilki kesempatan untuk membuktikan skill dan motivasi anda, dan yang terakhir Luck atau anda mendapat cukup keberuntungan dalam upaya anda di dunia fotografi," papar Mung Pujanarko. Jadi menurutnya yang membedakan satu fotografer dapat lebih sukses dibanding  fotografer yang lain, padahal alatnya sama, skillnya sama, maka jawabnya ada dalam prinsip AMOL tersebut.

Ability
Motivation
Opportunity
Luck

Good Luck !(*)

(*)

Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar, Raih Masa Depan yang Cemerlang.

para mahasiswa IBM-ASMI giat belajar Bahasa Indonesia

 
Guna meraih masa depan yang cemerlang dan pekerjaan yang baik, maka dibutuhkan ketrampilan berbahasa Indonesia secara baik dan benar.
Hal ini dikatakan oleh Mung Pujanarko selaku dosen bahasa Indonesia di kampus IBM- ASMI di kawasan Pulo Mas, jakarta pada hari Kamis (7/11).
Mahasiswa IBM ASMI yang mengikuti pendalaman materi bahasa Indonesia menyatakan bahwa berbahasa Indonesia amatlah penting untuk mempergunakan bahasa Indonesia secara sempurna di tempat kerja.
Selanjutnya farah ( 18) selaku mahasiswi IBM urusan manajemen keuangan menyatakan pentingnya bahasa Indonesia untuk meningkatkan mutu bagsa Indonesia dan memperbaiki kualitas sumber daya manusia.” Berbahasa Indonesia yang baik dan benar sangat diperlukan didunmia kerja karena jika ingin mendapat karir yang baik, ketrampilan berbahasa, mau tiak mau harus sempurna, karena berbahasa menunjukkan siapa kita” ujar Farah yang kini duduk di semester 1 ini dengan penuh semangat.
Dea (19) selaku mahasiswi IBM menyatakan bahwa bebahasa Indonesia wajib dipelajari dan dpergunakan di dunia kampus” Untuk menyusun karya ilmiah mutlak diperlukan keyrampilan menulis yang baik berdasarkan ejaan yang sempurna dan kalimat bahasa Indonesia yang benar” pungkas Dea.(*)
(*)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons